Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Kisah Sufyan Bin Uyainah Dengan Anak Kecil

Isruwanti Ummu Nashifa oleh Isruwanti Ummu Nashifa
13 November 2022
di Kisah
0
Share on FacebookShare on Twitter

Dikisahkan suatu ketika Sufyan bin Uyainah rahimahullah (wafat 198H) menyampaikan pelajaran. Di sela-sela menyampaikan pelajaran ada anak kecil masuk, si anak membawa kertas dan tinta. Saat melihat anak kecil ini semua orang menertawakannya. Maka Sufyan membacakan ayat kepada mereka,

???????? ???????? ????? ?????? ??????? ??????? ?????????? ???????????????

“Begitu jugalah keadaan kamu dahulu, lalu Allah memberikan nikmat-Nya kepadamu, maka telitilah” (QS. An-Nisa: 94).

Maksud beliau, kalian dahulu ketika masih kecil juga seperti anak ini.

Setelah itu Sufyan menoleh ke arah Ahmad bin Nadhir -penutur kisah ini- dan berkata, “Nadhir! Andai dulu kau melihatku saat tinggiku masih lima jengkal, kepalaku laksana uang dinar. Aku seperti obor, lengan bajuku pendek sekali, sandalku selebar telinga tikus, berkali-kali Aku mengunjungi para ulama seluruh negeri, seperti Az-Zuhri dan Amru bin Dinar. Aku duduk di tengah-tengah mereka laksana paku, tintaku laksana buah kenari. Tempat penaku laksana buah pisang dan penaku laksana buah badam. Saat aku masuk orang-orang bilang, ‘Beri tempat untuk Syaikh kecil‘. Mereka semua lantas tertawa.“ (Siyar A‘lam An-Nubala, 7/459).

Donasi Muslimahorid

Demikianlah kisah penuh hikmah yang nyata dialami Sufyan bin Uyainah rahimahullah, bahwa perjalanan hidupnya sejak kecil telah dihiasi semangat membara untuk mencari ilmu syar’i. Beliau rahimahullah juga sangat menghargai sosok anak kecil yang sangat antusias menghadiri majelis ilmu di tengah-tengah perkumpulan orang dewasa. Bahkan menceritakan dirinya saat kecil yang tak jauh beda dengan kondisi anak kecil yang berbaur dalam halaqah ilmiahnya.

Banyak hikmah menarik yang dapat digali dari kisah di atas diantaranya adalah,

Pertama:

Bahwa seorang pendidik hendaknya selalu menghargai anak didiknya, memahami semangat anak atau muridnya meskipun mereka masih kecil dan memiliki kemampuan berbeda dengan anak dan murid pada umumnya. Justru pendidik harus memberi apresiasi yang bagus, memotivasinya dan mendukungnya dengan ucapan doa dan tidak memperlakukan dengan kurang terpuji dalam majelis ilmunya. Dialah guru yang tawadhu, lembut dan cerdas karena betapa banyak yang justru menjadi ulama besar yang saat kecilnya suka menghadiri majelis ilmu. Semua karena karunia Allah Ta’ala. Allah Ta‘ala berfirman:

??????? ???????? ????? ??????? ?????? ?????? ? ?????? ?????? ?????? ???????? ????????? ????????????? ???? ???????? ?

“Dengan sebab rahmat Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar tentu mereka menjauh dari sekelilingmu.“ (QS. Ali Imran: 159).

Kedua:

Agar dimudahkan memiliki karunia berupa anak saleh, maka orang tua maupun pendidik hendaknya menjadi figur saleh dan mencintai majelis ilmu. Ajaklah anak menghadiri kajian ilmu, bimbinglah mereka untuk selalu mencintai kebaikan serta jadikan semua ini sebagai kebiasaan hidupnya. Karena ketika sejak dini diarahkan untuk mencintai ilmu syar’i niscaya ketika besar ia akan tumbuh sebagaimana pembiasaan yang diarah orang tua maupun pendidiknya. Fitrah anak kecil itu bersih dan polos, ia cenderung mudah dibimbing dan mudah menurut. Seorang penyair berkata, “Seorang pemuda di antara kamu tumbuh seperti apa yang dibiasakan oleh ayahnya atasnya“.

Shalih bin Abdul Quddus berkata, “Sesungguhnya orang yang engkau biasakan ketika kecil seperti ranting yang disinari air ketika ditanam. Sampai engkau melihatnya segar dan berdaun setelah sebelumnya dikeringkan oleh seseorang.“ (Dikutip dari Kesalahan Dalam Mendidik Anak (Terjemah), Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, hal. 77).

Imam Al-Ghazali berkata, “Metode melatih anak merupakan perkara yang terpenting dan paling utama. Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya, hatinya yang suci merupakan perhiasan yang sangat berharga. Bila ia dilatih untuk mengerjakan kebaikan, ia akan tumbuh menjadi orang yang baik dan bahagia di dunia dan akhirat. Sebaliknya bila ia dibiarkan mengerjakan keburukan dan dibiasakan begitu saja bagaikan hewan, ia akan hidup sengsara dan binasa.“ (Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali : III/62).

Ketiga:

Pada dasarnya manusia menyukai kisah nyata yang diceritakan dengan menarik, apalagi pelakunya ada di hadapan muka. Kisah nyata sangat besar pengaruhnya di jiwa anak atau penuntut ilmu untuk memperkokoh ingatan. Lebih mudah untuk diingat, dicerna dan dipahami dan bisa mempengaruhi perasaan atau emosi dengan kuat. Kisah yang diceritakan dengan dinamis tidak monoton akan menghidupkan suasana dan membuat pendengar bahagia karena merupakan sarana pendidikan yang efektif untuk merubah pola pikir dan perilaku dalam kebaikan. Allah Ta‘ala berfirman,

???????? ???????? ???????? ???? ??????????? ????????? ??? ????????? ???? ????????? ?????????? ???? ?????? ???????? ???????????? ?????????? ????????????????

“Dan semua kisah rasul-rasul kami ceritakan kepadamu (Muhammad) agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu yang di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran nasehat dan peringatan bagi orang yang beriman“ (QS. Hud : 120).

Semoga kita bisa meneladani kisah di atas, mencintai beliau serta menjadi mukmin yang semangat belajar agama agar meningkat ketakwaan, ilmu dan amal saleh selaras dengan Islam.

Wallahu a’lam.

 

Referensi:

1. Islamic Parenting (Terjemah), Syaikh Jamal Abdurrahman, Aqwam, Solo, 2020.

2. Biografi Istri-Istri Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam (Terjemah), Solo, 2014.

3. Kesalahan Dalam Mendidik Anak (Terjemah), Muhammad Bin Ibrahim Al-Hamd, Tibyan, Solo.

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Isruwanti Ummu Nashifa

Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Terkait

Kesederhanaan Kehidupan Ummahatul Mukminin

oleh Ummu Sa'id
13 Februari 2012
8

Kehidupan rumah tangga yang dijalani Rasulullah shallallalhu 'alaihi wa sallam bersama Ummahatul Mukminin mencerminkan kehidupan yang terhormat, mapan dan harmonis....

Asiyah, Wanita yang Ditampakkan Surga Untuknya

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
24 November 2009
58

Muraja'ah: ustadz Abu Ukkasyah Aris Munandar Wanita, sosok lemah dan tak berdaya yang terbayangkan. Dengan lemahnya fisik, Allah tidak membebankan...

dua istri nabi ismail

Dua Istri Nabi Isma’il

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
10 September 2013
0

Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim 'alaihissalam datang ke Mekkah untuk mengunjungi anaknya, yaitu Nabi Isma'il 'alaihissalam. Akan tetapi, Nabi Isma'il...

Artikel Selanjutnya

Sebesar Antusias Nabi Musa 'alaihissalam Dalam Menuntut Ilmu

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.