Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
قَلْبُ الشَّيْخِ شابٌّ علَى حُبِّ اثْنَتَيْنِ: طُولُ الحَياةِ، وحُبُّ المالِ
“Hati orang yang sudah tua renta itu sama dengan hati pemuda dalam kecintaan pada dua perkara: [1] panjang usia [2] cinta harta” (HR. Muslim no. 1046).
Dalam Syarah Mausu’ah Durar Saniyah dijelaskan:
وفي الحَديثِ: أنَّ حُبَّ الدُّنيا وكَراهيةَ الموتِ يَتساوى فيه الشَّبابُ والشُّيوخُ
“Dalam hadits ini terdapat faedah bahwa kecintaan pada dunia dan kebencian pada kematian, kadarnya sama antara orang muda dengan orang tua”.
Syaikh Sa’id bin Wahf Al Qahthani menjelaskan makna hadits di atas:
أن قلب الشيخ الكبير كامل الحب للمال محتكم في ذلك كاحتكام قوة الشباب في شبابه، وفيها ذم الحرص على الدنيا وحب المكاثرة بها، والرغبة فيها، ولايزال حريصاً على الدنيا حتى يموت
“Hati orang yang sudah tua renta tetap benar-benar cinta harta dan menancap kuat seperti kekuatan seorang pemuda. Dalam hadits ini ada ancaman bagi orang yang berambisi pada dunia, senang untuk menumpuk-numpuk dunia, dan senantiasa mengharap-harapkan dunia. Orang seperti ini akan terus berambisi pada dunia sampai ia mati” (Az Zakah fil Islam, hal.337).
Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga menjelaskan hadits di atas:
والمقصود من هذا كله: الحذر من الانشغال بالمال، والفتنة بالمال، وأن المؤمن ينبغي أن يكون أكبر همه العمل للآخرة، وألا يُشغل بالدنيا وشهواتها؛ فهو لم يخلق لها
“Maksud dari semua hadits ini adalah agar tidak menyibukkan diri dengan harta. Dan waspada terhadap fitnah (godaan) harta. Seorang mukmin hendaknya ambisi terbesarnya adalah beramal untuk akhirat. Dan bukan menyibukkan diri dengan dunia dan semua syahwatnya. Karena ia tidak diciptakan untuk itu” (Az Zakah fil Islam, hal.337 – 338).
Semoga Allah ta’ala memberi taufik.
—
Penulis: Yulian Purnama
Artikel muslimah.or.id