Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Ciri-Ciri Ilmu yang Bermanfaat

Isruwanti Ummu Nashifa oleh Isruwanti Ummu Nashifa
19 September 2021
di Manhaj
0
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Landasan ilmu syar’i
  • Harus ikhlas
  • Dampak positif ilmu yang bermanfaat

Setiap Mukmin berharap bisa meraih ilmu yang bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhiratnya. Ilmu-ilmu yang membuat pelakunya semakin bertakwa dan membuahkan amal shalih, bukan ilmu yang justru menjadikannya durhaka kepada Allah Ta’ala.

Landasan ilmu syar’i

Ilmu yang bermanfaat yang pondasinya dibangun di atas Al-Qur’an dan sunnah shahihah. Itulah ilmu syar’i yang menjamin keselamatan hidup sampai bertemu Allah Ta’ala.

Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah berkata, “Ilmu yang bermanfaat dari semua ilmu adalah mempelajari seksama dalil-dalil dari Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta (berusaha) memahami kandungan maknanya, dengan mendasari pemandangan tersebut dari penjelasan para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, para tabi’in (orang-orang yang mengikuti petunjuk para sahabat), dan orang-orang yang mengikuti (petunjuk) mereka dalam memahami kandungan Al-Qur’an dan hadis, (begitu pula) dalam (memahami penjelasan) mereka dalam masalah halal dan haram, pengertian zuhud, amalan hati (pensucian jiwa), pengenalan (tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah Azza wa Jalla). Dan pembahasan-pembahasan ilmu lainnya dengan terlebih dahulu berusaha untuk memisahkan dan memilih (riwayat-riwayat) yang sahih (benar) dan (meninggalkan riwayat-riwayat) yang tidak benar, kemudian berupaya untuk memahami dan menghayati kandungan maknanya.” (Fadhlu ‘Ilmis Salaf ‘ala ‘Ilmil Khalaf, hal. 6)

Agar ilmu itu benar-benar berfaedah, maka perlu selektif dan berhati-hati dalam mengambil ilmu. Imam Malik bin Anas rahimahullah menjelaskan, “Tidak boleh mengambil ilmu (agama) dari empat tipe manusia dan boleh mengambil ilmu dari selain mereka. Tidak boleh mengambil ilmu dari mubtadi’ (ahli bid’ah) yang mengajak orang lain kepada bid’ahnya; tidak boleh mengambil ilmu dari orang dungu yang menampakan kedunguannya terang-terangan; tidak boleh mengambil ilmu dari orang yang selalu berdusta ketika berbicara dengan orang lain, meskipun ia jujur dalam menyampaikan hadis-hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam; dan tidak boleh mengambil ilmu dari orang yang tidak mengetahui (ahli dalam) ilmu agama.” (Dinukil oleh Al-Khathiib dalam Al-Kifayah, hal. 160 dan Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lamin Nubala, 8: 67)

Ketika ilmu diambil dari bukan ahlinya, niscaya ilmu itu akan merusak dunia akhiratnya dan menjerumuskan kepada kesesatan.

Donasi Muslimahorid

Harus ikhlas

Ikhlas merupakan pondasi dasar agar ibadah diterima oleh Allah Ta’ala. Termasuk dalam menuntut ilmu syar’i. Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ تَعَلَّمَ عِلْمًا مِمَّا يُبْتَغَى بِهِ وَجْهُ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ لَا يَتَعَلَّمُهُ إِلَّا لِيُصِيبَ بِهِ عَرَضًا مِنَ الدُّنْيَا، لَمْ يَجِدْ عَرْفَ الْجَنَّةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Barang siapa menuntut ilmu yang seharusnya dihadapkan dengannya wajah Allah Azza Wa Jalla, tetapi ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan sedikit dari kenikmatan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga pada hari kiamat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib, no. 105)

Dari Ka’ab bin Malik radhiallahu ’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ طَلَبَ العِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ العُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ يَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ

“Barang siapa menuntut ilmu untuk menandingi para ulama, atau mendebat orang-orang bodoh, atau memalingkan pandangan-pandangan manusia kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke neraka.” (HR. At-Tirmidzi, disahihkan Al-Albani dalam Shahih At-Targhib, no. 106)

Dengan ikhlas dan ittiba’ kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ilmunya akan menjadi ilmu yang bermanfaat.

Dampak positif ilmu yang bermanfaat

Idealnya semakin banyak belajar ilmu agama maka semakin kokoh imannya, bagus adab dan ibadahnya, dan rasa takutnya pada Allah Ta’ala semakin besar. Ilmu menaikkan kualitas sekaligus kuantitas iman dan amal salehnya. Bukan ilmu yang membuat pelakunya semakin sombong dan merendahkan orang lain.

Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, “Dahulu, jika seseorang menuntut ilmu agama, maka tidak lama kemudian terlihat (pengaruh positif ilmu tersebut) pada sifat khusyuknya (tunduk kepada Allah), tingkah lakunya, ucapannya, pandangannya, dan (perbuatan) tangan (anggota badan)nya.” (Dinukil oleh Imam Al-Khatib Al-Baghdadi dalam kitab Al-Jami’ li Akhlaqir Rawi wa Adabis Sami’, 1: 215)

Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk meraih ilmu yang bermanfaat dan menjauhkan kita dari kebodohan, kesesatan, dan penyimpangan dalam mempelajari ilmu syar’i. Ilmu yang mengubah kita menjadi lebih baik, lebih saleh dan salehah di mata Allah Ta’ala.

***

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Muslimah.or.id

 

Referensi:

Majalah As-Sunnah, Edisi 06/ Tahun XX/ 1437 H.

Majalah As-Sunnah, Edisi 12/ Tahun XX/ 1438 H.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Isruwanti Ummu Nashifa

Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Terkait

Merasa “Rendah” dalam Dakwah

oleh Musyaffa Ad Dariny, Lc., MA.
17 Februari 2015
0

Anggaplah diri Anda lebih "rendah" harganya dari seekor lalat, jika untuk memperjuangkan agama Allah. Ibnul Jauzi ketika mensifati Imam Ahmad...

Pembela Al-Haq Bukanlah Pencela

oleh Muslimah.or.id
8 November 2014
0

Jika engkau melihat seseorang yang membela Al Haq, namun ia menggunakan celaan, cacian dan sambil marah-marah, maka ketahuilah bahwa ada...

Haruskah Taqlid? (Bag. 3)

oleh Ummu Sa'id
7 Oktober 2011
2

Baca pembahasan sebelumnya: Haruskah Taqlid (Bag. 2) Wajibnya ittiba' kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam Allah Subhanahu wa Ta‘ala telah mewajibkan...

Artikel Selanjutnya

Faedah Hadits "Sebaik-baik Shaf Adalah Yang Pertama"

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.