Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Pemuda, Kau Muda, Kau Beda

Insani Rahmawati oleh Insani Rahmawati
25 Juli 2021
di Keluarga dan Wanita
0
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Pemuda Muslim di Puncak Asa
  • Berbeda Dengan Yang Lain

Pemuda adalah pemegang tongkat estafet kepemimpinan bagi sebuah umat. Pemuda juga menjadi barometer baik buruknya umat ini. Apabila mereka berbuat baik, maka atas izin Allah umat akan terwarnai menjadi baik pula. Namun sebaliknya, bila pemudanya loyo, tidak memiliki ghirah untuk menebar kebaikan dan semisalnya maka umat di masanya pun tidak jauh berbeda dengan pemudanya. Karenanya, tidak berlebihan bila ada pepatah Arab yang mengatakan: “Pemuda hari ini adalah para pemimpin di masa yang akan datang”. So, pemuda itu adalah sang penakluk masa kini. Bila kita sebagai pemuda, jadikanlah diri kita menjadi pemuda yang dapat membawa perubahan kebaikan terhadap kondisi umat masa kini, sebagai generasi yang hebat dengan siap menyongsong peradaban Islam yang akan datang.

Pemuda Muslim di Puncak Asa

Memang sangat manusiawi dan sesuai fitrahnya setiap kalangan muda sangat menginginkan prestasi yang hebat, impian yang tinggi dan mengagumkan serta kehidupan yang sukses. Seorang ulama Salaf, Ibnul Jauzi rahimahullah, beliau berkata, “Semestinya bagi orang yang berakal berupaya untuk menyempurnakan dirinya sampai pada batas maksimal yang dia mampu. Seandainya digambarkan kepada anak Adam dirinya dapat naik ke atas langit, sungguh aku memandang keridaannya tinggal di bumi ini merupakan kekurangan terburuk. Jika saja kenabian dapat diperoleh dengan usaha yang sungguh-sungguh, niscaya aku menilai orang-orang yang enggan mendapatkannya berada dalam puncak kerendahan. Perjalanan hidup yang baik, menurut para ahli hikmah, adalah keluarnya suatu jiwa menuju puncak kesempurnaan yang mungkin dalam keilmuan dan amalan”. Beliau rahimahullah melanjutkan, “Secara ringkas, tidaklah ia tinggalkan suatu keutamaan pun yang mungkin bisa dia raih melainkan ia berusaha mendapatkannya. Karena sesungguhnya merasa cukup dengan kondisi dirinya adalah kondisi orang-orang yang rendah. Maka jadilah dirimu seorang yang kedua kakinya berpijak di atas tanah, akan tetapi cita-citanya berada pada bintang Tsurayya” (Awa’iquth Thalab, hlm 51-52). Intisari dari ucapan beliau yaitu bahwa sebagai seorang pemuda Muslim jangan mau berhenti pada kondisi saat ini, namun harus memiliki asa puncak di dalam kehidupan ini.

Kita lihat sebagaimana orang yang sudah sepuh dan berumur yang usianya sudah tidak lagi produktif, orang awam dengan segala keterbatasan dan pemahaman agama yang minim, bahkan orang kafir sekalipun memiliki cita-cita dan keinginan yang melangit. Itu artinya mereka memiliki impian besar untuk mencapai dan mewujudkan dalam kehidupannya, dan tidak jarang mereka pun juga berhasil dalam meraihnya. Hebat bukan? Lalu bagaimana dengan kita? Tentunya kita juga tidak ingin ketinggalan bukan? Kita pun harus memancangkan asa dan memiliki mimpi mulia serta menunjukkan bahwa kita sebagai pemuda berperan sebagai generasi muslim yang hebat. Seorang muslim adalah yang memiliki himmah utama dan tekat yang kuat untuk meraih segala mimpinya.

Dan seorang muslim selalu bersemangat untuk meraih segala hal yang bermanfaat bagi kehidupan dunia dan akhiratnya dengan penuh kesungguhan. Sejalan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,

??????? ????? ??? ?????????? ??????????? ????????? ????? ????????

Donasi Muslimahorid

“Bersemangatlah untuk meraih apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan janganlah bersikap lemah.” (HR. Muslim).

Berbeda Dengan Yang Lain

Tentunya untuk menjadi generasi muda yang hebat harus mampu menaklukkan dunia, harus berani berbeda dengan yang lain untuk bisa unggul dalam berbagai hal, di antaranya:

a. Pemuda yang menjunjung tinggi tauhid

Allah Ta’ala telah berfirman dalam Al Qur’an Al Karim,

????? ???????? ???????? ?????????? ?????? ?????????????

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56).

Seorang pemuda muslim dalam hidupnya bila tanpa landasan tauhid adalah nol, betapapun hebatnya dia. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang sangat hebat tauhidnya sehingga bisa menguasai peradaban dunia. Begitu pula dengan para sahabat dan para imam yang tauhidnya sangat kuat. Mereka pernah menjadi pemimpin yang andal di masa keemasannya. Atas izin Allah segalanya dapat tercapai dengan sempurna.

b. Berilmu, persisten terhadap bidangnya dan tidak cepat puas

Mustahil bila seluruh manusia di dunia menjadi ustadz atau ulama atau profesi tertentu seperti dokter, dosen, ahli teknik lainnya. Manusia diberi kelebihan masing- masing, bahkan para sahabat pun memiliki aktivitas dan profesi yang berbeda-beda. Ada yang bertani sebagaimana kebanyakan masyarakat Anshar, ada pula yang gemar berdagang seperti masyarakat Muhajirin, dan profesi lainnya yang ditemukan kala itu. Profesi dan aktivitas boleh beragam, namun prinsip utama yaitu menjadi pribadi yang memberikan manfaat pada orang lain, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa sallam, 

?????? ???????? ???????????? ?????????

“Sebaik-baik orang adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (Hadits yang dihasankan oleh Syaikh al Albani di dalam Shahihul Jami’ no. 3289).

Namun demikian bila sudah mencapai suksesnya, jangan sesekali cepat merasa puas dalam berkarya. Jadilah pemuda yang selalu berinovasi dan terus berkarya menghasilkan sesuatu yang unggul daripada yang lainnya. Inilah salah satu hikmah dari firman Allah Ta’ala,

??????? ???????? ???????? ???????? ??????? ????????

“Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Rabb-mu kamu berharap” (QS. Al Insyirah: 7-8).

c. Doa sebagai senjata

Seberapa kuatnya seorang pemuda, sejatinya dia sangatlah dhaif alias lemah. Ada faktor yang membuat dia kuat, begitu pula ada yang membuat dia hebat. Dialah Allah, yang Maha Kuat. Sebagaimana yang Allah firmankan,

????????? ???? ??????? ????????? ???????? ??? ?????????? ???????? ????? ???????????? ???????? ??????? ??????? ????????

“Dan diantara mereka ada orang yang berdoa; ‘Ya Rabb kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan akhirat serta peliharalah kami dari siksa neraka’” (QS. Al Baqarah : 201).

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa sallam disebutkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu banyak mengucapkan doa yang lengkap ini, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Al Bukhari.

Wahai pemuda, jadilah generasi yang dirindu kedatangannya sebagai agent of change, yang imannya berbalut taqwa. Teringat seuntai nasehat dari Syaikh Bin Baz rahimahullah yang berkata, “Para pemuda pada setiap umat manapun, mereka adalah tulang punggung yang membentuk unsur pergerakan dan dinamisasi. Pemuda memiliki kekuatan yang produktif, kontribusi yang terus menerus. Tidak akan bangkit suatu umat umumnya kecuali ada di pundak (ada kepedulian dan sumbangsih) para pemuda yang punya kepedulian dan semangat yang menggelora.” (Majmu’ Fatawa Bin Baz, 27/274).

Pemuda, dengan segala potensimu benar bila disebut kau muda, kau beda dan kau berkarya. Gantungkanlah cita-cita di dunia ini sebagai sarana untuk meraih cita-cita di akhirat. Siapkan bekalmu menjadi generasi hebat di dunia dan juga hebat di akhirat.. bi’idznillah..

***

Penulis: Ummu Abdurrahman Insani Rahmawati

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Insani Rahmawati

Insani Rahmawati

Artikel Terkait

Dianjurkan Memberi Nama Anak Dengan Satu Kata Atau Idhafah

oleh Yulian Purnama
30 Desember 2020
3

Dianjurkan memberi nama anak itu mufrad (satu kata) atau idhafah (bentuk penyandaran). Nama anak yang terdiri dari satu kata, contohnya...

Fatwa Ulama: Apakah Istri Wajib Membantu Ibu Mertua?

oleh Yulian Purnama
11 Juni 2014
4

Fatwa ulama: Apakah wajib bagi saya (seorang istri) untuk membantu ibu mertua, atau ibu dari suaminya?

Wanita yang Berkah, Kamukah Itu?

oleh Ammi Nur Baits, ST., BA.
7 Februari 2016
0

Keberadaan istri terkadang menjadi sumber keberkahan bagi seorang lelaki. Karena lelaki yang menjadi suami, dia harus menanggung nafkah istri dan...

Artikel Selanjutnya

Berharganya Waktu dalam Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.