Di antara akidah Ahlussunnah wal Jama’ah adalah memuliakan para sahabat Nabi, mencintai mereka dan tidak berbicara tentang mereka kecuali dengan kebaikan. Bahkan Ahlussunnah berkomitmen untuk beragama sebagaimana cara beragama para sahabat Nabi. Berikut ini adab-adab yang hendaknya kita miliki terhadap para sahabat Nabi:
1. Mengikuti manhaj mereka dalam beragama
Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata: “Barangsiapa yang ingin mencari teladan, hendaknya ia mengikuti para sahabat Rasulullah. Karena sesungguhnya hati mereka adalah sebaik-baik hati manusia. Ilmu mereka adalah sedalam-dalam ilmu manusia. Mereka paling sedikit bebannya (tidak mengadakan urusan-urusan yang memberatkan diri). Paling lurus jalan (hidup) nya. Dan paling baik keadaan akhlaknya. Suatu kaum yang dipilih oleh Allah untuk menjadi sahabat nabi-Nya dan menegakkan agama-Nya. Ketahuilah keutamaan mereka dan ikutilah jejak langkahnya karena mereka berada di atas jalan yang lurus.” (I’lamul Muwaqi’in, Ibnu Jauzi, IV: 139).
Imam Malik bin Anas radhiyallahu ‘anhu berkata: “Generasi akhir umat ini tidak akan bisa menjadi baik kecuali dengan mengikuti generasi pertama mereka” (Asy-Syifa’ Qodhi ‘Iyadh, II: 88).
Demikianlah betapa mulia kedudukan para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, generasi yang direkomendasikan Allah Ta’ala untuk diikuti dalam memahami dan mengamalkan agama agar tetap dalam jalan yang lurus selaras dengan islam.
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an Al-Karim:
??????????????? ?????????????? ???? ??????????????? ?????????????? ???????????? ?????????????? ???????????? ??????? ??????? ???????? ????????? ?????? ????????? ?????? ??????? ???????? ????????? ??????????? ?????????? ???????? ??????? ??????? ????????? ???????????
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung” (QS. At Taubah: 100).A
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Letak pengambilan dalil terhadap wajibnya mengikuti para sahabat dalam ayat ini, sesungguhnya karena Allah memuji orang-orang yang mengikuti mereka, yang apabila para sahabat berkata maka mereka akan serta merta mengikutinya, walaupun belum mengetahui kedudukan riwayatnya. Hal ini tetap dipuji Allah dan berhak mendapatkan rida dari-Nya” (I’lam al-Muwaqqi’in 4/155)
Merupakan jalan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat adalah mengikuti para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika kaum muslimin berpaling dari jalan hidup beragama mereka maka mereka akan tersesat. Maka ittiba’ pada para sahabat yang telah dipuji Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan bentuk kecintaan pada Islam karena para sahabat adalah generasi terbaik setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2. Tidak mencela atau merendahkan kemuliaan para sahabat
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
??? ????????? ?????????? ?????? ????? ?????????? ???????? ?????? ?????? ??????? ??? ?????? ????? ?????????? ????? ?????????
”Jangan kalian mencaci para sahabatku. Seandainya salah seorang diantara kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud sekalipun, dia tidak akan bisa menyamai derajat satu mud salah seorang sahabatku, bahkan tidak setengahnya” (HR. al-Bukhari no.3673).
Ath-Thahawi menegaskan, “Kita mencintai para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak bersikap berlebihan dalam mencintai seseorangpun di antara mereka, namun juga tidak bersikap antipati terhadap seorangpun di antara mereka. Kita membenci siapapun yang membenci mereka atau siapa saja yang menjelek-jelekkan mereka. Kita hanya menyebutkan mereka secara baik saja. Mencintai mereka adalah agama, keimanan, dan perbuatan ihsan. Membenci mereka berarti kekufuran, kemunafikan dan sikap melampaui batas” (Syarhul Aqidah ath-thahawiyah, 2/869).
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
???? ????? ?????????? ?????????? ???????? ????? ???????????????? ?????????? ????????????
“Barangsiapa mencaci para sahabatku, maka ia akan menerima laknat Allah, para malaikat, serta laknat seluruh umat manusia” (HR. Ath Thabarani no.12740, dihasankan Al Albani dalam Silsilatul Ahadits Ash-Shahihah no.2340).
Abu Zar’ah ar-Razaq rahimahullah menegaskan: “Kalau kita melihat seseorang melecehkan salah satu sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam harus diketahui bahwa ia adalah zindiq. Karena rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah benar adanya, al-Qur’an juga benar adanya. Lalu yang menyampaikan ajaran al-Qur’an dan sunnah Rasul tidak lain adalah para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang-orang kafir berniat mencoreng kehormatan para saksi ajaran kitabullah sehingga hilanglah ajaran kitabullah dan sunnnah Rasul. Padahal merekalah yang lebih layak dilecehkan, karena mereka adalah zindiq” (Al-Kifayah fi’ Ilmir Riwayah oleh al-Khatib al-Baghdadi, hal. 97).
3. Adab yang tidak kalah penting terhadap para sahabat yakni berdiam diri serta tidak mengungkit-ungkit perselisihan yang terjadi diantara mereka.
Allah ta’ala berfirman:
?????? ??????? ???? ?????? ? ????? ??? ???????? ???????? ???? ?????????? ? ????? ????????????? ?????? ???????? ????????????
“Itulah ummat yang telah lalu, baginya apa yang diusahakannya, dan bagimu apa yang kamu usahakan dan kamu tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang mereka kerjakan” (QS. Al-Baqarah: 141).
Ibnu Katsir rahumahullah berkata: “Tidaklah berguna bagi kalian, menyandarkan diri kalian kepada mereka, sehingga kalian seperti mereka dalam melaksanakan perintah-perintah Allah dan mengikuti Rasul-Nya” (Tafsir Ibnu Katsir, I/118).
Ibnu Baththah berkata: “Kita harus menahan diri dalam menyikapi perselisihan di kalangan para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka telah mengikuti berbagai peperangan bersama beliau, dan telah mendapatkan keutamaan sebelum generasi Muslim lainnya. Allah telah mengampuni dosa mereka dan mendekat ke arah mereka dengan cinta kasih mereka, dan memang cinta tersebut diwajibkan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kita jangan memandang seluruh pertikaian yang terjadi di antara mereka sedemikian rupa. Demikian yang disepakati oleh para ulama terkemuka umat ini. (Al-Ibanah ash-Syughra, hal. 268, 269).
Demikian beberapa adab yang hendaknya kita terapkan terhadap para sahabat Nabi. Semoga Allah ta’ala memberi taufik.
Penulis; Isruwanti Ummu Nashifa
Referensi:
1. Khutbah Jum’at Pilihan Setahun (Jilid 1) Tim Editor: Zaenal Abidin Syamsuddin, Fariq Qasim Anuz, Agus Hasan Bashori, Abu Ihsan Al-Atsari, Darul Hak Jakarta, Jakarta, 2013
2. Menjawab Modernisasi Islam (Terjemah), Muhammad Hamid an-Nashir, Darul Hak, Jakarta, 2004.
Artikel Muslimah.or.id