Kehidupan Rasulullah senantiasa relevan dijadikan teladan baik untuk orang kaya ataupun orang miskin. Mukmin bertakwa hendaklah mengimani takdir dengan keadaan hidupnya, tetap optimis meskipun hidupnya serba kekurangan dengan konsisten menjalankan ibadah kepada Allah ta’ala. Ketika dianugerahi nikmat kekayaan, ia bersyukur dan komitmen dalam menjalankan agama.
Keyakinan yang kuat akan kemaha-adilan Allah akan menjadikan mukmin selamat hati dan amalannya tatkala fitnah dunia hadir di hadapannya. Ada nasehat agung agar mukmin mampu bertahan di tengah badai prahara dunia yang badai itu pernah menenggelamkan umat terdahulu dalam kebinasaan. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
??????? ?????? ?? ?????? ?????? ?? ????? ???? ????? ????? ???? ????? ?? ???? ?????? ????? ??? ???? ?? ?? ??? ????? ????????? ??? ???????? ?????? ??? ???????
“Bergembiralah dan berharaplah apa yang menyenangkan kalian. Demi Allah bukan kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian tetapi aku khawatir jika dunia (kekayaan) dibentangkan (diluaskan) atas kalian sebagaimana yang pernah dihamparkan atas orang-orang sebelum kalian, kemudian kalian berlomba-lomba memperoleh kekayaan itu. Seperti yang mereka lakukan dan akhirnya kekayaan itu membinasakan kalian sebagaimana telah membinasakan mereka” (HR. al-Bukhari no. 3158, 4015, 6425 dan Muslim no. 2961, dari ‘Amr bin ‘Auf al-Anshari radhiyallahu ‘anhu).
Kekayaan sering kali menjerumuskan pada kehancuran dan kebinasaan ketika tak dilandasi iman yang kokoh pada kemahakuasaan Allah. Saat sibuk dengan urusan dunia dan melalaikan negeri akhirat hingga hartanya tak mampu menyelamatkannya dari azab akhirat. Harta yang digunakan untuk sedekah, membantu dakwah Islam, dan untuk berjihad di jalan Allah itulah harta yang baik. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
??? ????? ?????? ????? ??????
“Harta yang terbaik ialah yang dimiliki oleh seorang yang shalih” (HR.Ahmad IV/197, no. 202).
Ketika Allah takdirkan miskin, seorang mukmin hendaklah selalu berprasangka baik, menjalankan kewajibannya, dan berupaya selalu mencari rezeki halal. Dan ketika Allah bentangkan dunia di hadapannya hendaknya ia tidak rakus dan menjadikan dunia sebagai obsesinya.
Kemuliaan itu terletak pada iman dan amal shalih. Kesibukan dunia jangan sampai melalaikan dari beribadah pada Allah. Rasululah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
?? ???????? ????????? ????????? ?? ????????
“Janganlah kalian menumpuk-numpuk kekayaan sehingga kalian akan cenderung cinta kepada dunia” (HR at-Tirmidzi no 2328, Ahmad 9I/377, 426, 443. At Tirmidzi menghasankannya).
Terlebih lagi saat usia tak lagi muda maka hendaklah ia lebih fokus beribadah dan senantiasa mengisi hidupnya dengan ilmu, iman, serta amal shalih. Dari abu Hurairah radiyallahu’anhu bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
??? ????? ???? ??? ??? ??????: ??? ?????? ? ??? ?????
“Hati orang yang tua renta senantiasa muda dalam mencintai dua perkara: hidup yang panjang dan cinta terhadap harta”(HR. al-Bukhari no. 6420, Muslim no. 1046).
Mukmin pecinta negeri akhirat hendaklah lebih konsentrasi dalam mengumpulkan bekal untuk kehidupan akhirat. Bisa jadi orang miskin harta namun hatinya dipenuhi dengan tamak dunia maka akhir buruklah yang akan diperoleh karena menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya.
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkata: ”Sudah sepantasnya manusia tidak tamak terhadap dunia dan menjadikan dunia di tangannya bukan di hatinya, sampai ia mengharap Allah ‘azza wa jalla dengan hatinya dan ini merupakan kesempurnaan zuhud bukan berarti anda tidak mengambil bagian di dunia, akan tetapi ambil bagian anda di dunia apa yang dihalalkan dan jangan melupakan bagian yang lain. Akan tetapi jadikanlah dunia di tangan anda dan jangan jadikan di hati anda. Ini yang paling penting. Kita mohon keselamatan di dunia dan di akhirat.” (Syarah Riyadhus Shalihin III/369).
Wallahu a’lam.
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
***
Referensi:
1. Dunia Lebih Jelek Daripada Bangkai Kambing, Ustadz Yazid bin Abdil Qodir Jawas, Pustaka at-Taqwa, Bogor, 2018
2. Kiat-Kiat Islam Mengatasi Kemiskinan, Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas, Pustaka At-Taqwa, Bogor, 2015
Artikel Muslimah or.id