Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Kiat Menghilangkan Sifat Hasad

Isruwanti Ummu Nashifa oleh Isruwanti Ummu Nashifa
16 Maret 2021
di Akhlak dan Nasihat
0
Share on FacebookShare on Twitter

Syaikh Shalih bin al-Fauzan rahimahullah pernah ditanya, “Bagaimana cara bagi seorang muslim agar tidak bersifat hasad? Bagaimana seorang muslim menolak hasad yang datang kepada diri dan keluarganya?

Syaikh Shalih Al Fauzan memberikan jawaban bahwa hasad adalah keinginan agar kenikmatan orang yang dihasadi hilang. Inilah sifat yang tercela, karena merupakan sifat iblis dan orang-orang Yahudi serta orang-orang jahat dan jelek budi pekertinya, baik yang dahulu maupun sekarang. Hal ini dikarenakan ia protes kepada Allah akan takdir dan ketetapan-Nya serta tidak ridha dengan pembagian-Nya.

Seorang muslim mestinya mencegah dirinya dari bersifat hasad dengan perasaan ridha terhadap takdir dan ketetapan Allah serta mencintai bagi saudaranya apa yang ia cintai bagi dirinya. Hal ini sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidak beriman seseorang di antara kalian, hingga ia mencintai bagi saudaranya apa yang ia cintai bagi dirinya.” (HR. Muslim)

Adapun menolak hasad dari orang-orang yang hasad kepada diri dan keluarganya adalah dengan memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari kejahatan mereka. Juga bisa dengan sedekah dan berbuat baik kepada orang-orang fakir dan yang membutuhkan. Terlebih saat ia mendapatkan harta yang dilihat oleh orang-orang di sekelilingnya yang membutuhkan. Maka hendaknya ia bersedekah kepadanya dan menghindarkan pandangan manusia dan penglihatan mereka terhadap apa yang ada padanya (berupa harta atau semisalnya). Wallahu a’lam. (Al-Muntaqa min Fatawa Syaikh Shahih al-Fauzan, jilid 46/7)

Maraknya hasad atau kedengkian di antaranya disebabkan adanya persaingan dengan orang lain untuk tujuan tertentu, seperti orang berilmu lainnya. Pedagang makanan iri dengan sesama pedagang makanan dan lain sebagainya. Semua ini kadang berpangkal masalah untuk memperebutkan bagian dari kenikmatan dunia. Hasad bisa sebatas lintasan pikiran di hati, tetapi bisa juga berwujud perkataan, bahkan menjadi amalan, seperti menzalimi orang lain yang dia benci dengan media perdukunan, seperti sihir dan santet. Tujuannya adalah sirnanya nikmatnya dan ia mendapatkan kenikmatan yang diinginkannya. Di antara kiat-kiat lain agar terhindar dari hasad adalah:

Donasi Muslimahorid
  1. Sibukkan diri untuk memikirkan apa yang telah diperintahkan Allah ‘Azza wa Jalla.
  2. Hindari terlalu sibuk memikirkan apa yang dimiliki orang lain. Berupaya menyadari bahwa hasad akan menyengsarakannya, menambah dosa, dan membahayakan akhiratnya.
  3. Lawanlah dengan sekuat tenaga dengan berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, bahkan dengan memberi hadiah untuk orang yang dihasadi agar sifat itu sirna.

Semoga dengan kebaikan ini, Allah ‘Azza wa Jalla membalikkan hatinya yang tadinya memiliki hasad menjadi bersifat baik dan mencintai saudaranya. Jangan balas kedengkiannya dengan ucapan dan perilaku serupa, tetapi berikanlah maaf dan bersikaplah lembut. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam ayat-Nya yang Mulia.

?????? ????? ?? ???????? ?????????? ????? ????? ??????? ??? ???????? ???????????

“Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura : 40).

Baca juga: Mengikir Hati Yang Berkarat

Hendaklah seseorang mengetahui bahwa menjauhi sifat hasad bisa mengubah suatu keadaan yang Allah ‘Azza wa Jalla sudah takdirkan. Hasad hanya menambah kerusakan dan kerugian baginya.

Hendaklah seseorang mengetahui bahwa menjauhi sifat hasad dapat memasukkan seseorang ke dalam surga, sebagaimana yang pernah terjadi pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya beliau mengabarkan adanya seseorang yang kelak masuk surga, padahal para sahabat melihatnya tidak banyak melakukan amalan shalih. Dia masuk surga dengan sebab sifat yang dimilikinya, yaitu tidak hasad terhadap nikmat Allah Ta’ala berikan kepada orang lain. (Musnad Imam Ahmad, III/166)

Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah berkata: “Apabila Anda melihat orang dikaruniai nikmat oleh Allah, maka Anda jangan membencinya, tetapi ucapkanlah, “Ya Allah, tambahkan kepadanya karunia-Mu dan berikan kepadaku yang lebih utama daripada apa yang telah Engkau berikan kepadanya.” (Kitabul ‘Ilmi, hlm. 74).

Wallahu a’lam.

***

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa

Referensi:
1. Majalah El-Fata, edisi 07, vol. 15/2015.
2. Kiat-Kiat Islam Mengatasi Kemiskinan, Yazid Abdul Qodir Jawas, Pustaka at-Takwa, Bogor, 2015.
3. Majalah Al-Furqon, edisi 169, Vol.10 th ke-15.

 

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Isruwanti Ummu Nashifa

Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Terkait

Hendaknya Tidak Mendahului Orang Yang Lebih Tua

oleh Yulian Purnama
12 Agustus 2013
2

Diantara akhlak yang mulia adalah tidak mendahului orang yang lebih tua dalam perkara-perkara mubah atau perkara duniawi. Tidak mendahului maksudnya...

tanda akhlak yang baik

Tanda Akhlak Yang Baik

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
4 Maret 2014
6

Seseorang yang ingin menggapai jalan Ilahi bagi jiwanya, memungkinkan baginya bermujahadah untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan keji dan setiap kemaksiatan

Jangan Pernah Bosan Dalam Berdoa

Jangan Pernah Bosan Dalam Berdoa

oleh Annisa Auraliansa
6 Juni 2024
0

Sebagai seorang insan yang menjalani kehidupan ini, kita senantiasa membutuhkan pertolongan dari Allah ta’ala, baik untuk mendapatkan perkara yang kita...

Artikel Selanjutnya

Hukum Menyebut Seorang Kafir Dengan Panggilan Saudara?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.