Dapat bersanding dengan pasangan yang shalih serta dimudahkan Allah Ta’ala untuk merasakan indah dan bahagianya pernikahan, ini sebuah anugerah luar biasa. Namun, ketika takdir-Nya menetapkan di usia yang tidak muda, seorang wanita belum dipertemukan dengan jodohnya, sehingga ia menapaki masa lajang yang terasa begitu panjang. Ketika kereta pernikahan belum menjemputnya, seorang muslimah hendaklah senantiasa memupuk diri untuk tidak putus asa. Tertundanya cita-cita untuk menikah tidaklah membuatnya galau. Yakinlah ketika kita selalu bertakwa dan beramal shalih niscaya Allah akan memberi kelapangan meski terkadang melalui jalan terjal berliku.
Sebuah nasehat berharga Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah. Beliau pernah ditanya: “Saya ingin meminta saran kepada syaikh. Saya dan teman-teman sepertinya ditakdirkan untuk tidak merasakan nikmatnya menikah. Sementara itu umur hampir menginjak masa putus harapan untuk menikah alhamdulillah saya dan teman-teman senasib memiliki akhlak yang cukup dan berpendidikan sarjana, tapi mungkin inilah nasib kita. Para pria tidak mau melamar kami disebabkan kondisi ekonomi yang kurang mendukung. Pernikahan di daerah kami biasanya dibiayai kedua mempelai. Saya memohon nasehat, Syaikh!”.
Beliau menjawab: “Nasehat saya untuk yang terlambat menikah hendaknya selalu berdoa kepada Allah dengan penuh harap dan rasa ikhlas. Bersiaplah untuk siap menerima lelaki shalih. Apabila seseorang berlaku jujur dan sungguh-sungguh dalam doanya, disertai dengan adab doa, maka akan dikabulkan. Allah berfirman:
??????? ???????? ???????? ?????? ???????? ??????? ??????? ???????? ???????? ????? ??????? ????????????????? ??? ?????????????? ??? ??????????? ???????????
“Dan hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku maka (jawablah), bahwasanya Aku Adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS. Al Baqarah: 186).
Allah ‘Azza wa Jalla juga berfirman:
??????? ????????? ????????? ??????????
“Dan Tuhanmu berfirman:“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan bagimu” (QS. Al Mukmin: 60).
Dalam ayat tersebut, Allah menggantungkan terkabulnya doa hamba setelah dipenuhi panggilan dan perintah-Nya, saya melihat tidak ada sesuatu yang lebih baik kecuali berdoa dan memohon kepada Allah serta menunggu pertolongan-Nya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
?????… ? ????? ???? ???????? ??? ????????? ? ???? ?????? ??? ??????? ? ???? ??? ?????? ?????
“Ketahuilah sesungguhnya pertolongan diperoleh bersama kesabaran, kemudahan selalu disertai kesulitan, dan bersama kesulitan ada kemudahan” (HR. Ahmad no.2804).
Saya memohon kepada Allah untuk kalian dan yang lainnya agar dimudahkan oleh-Nya dalam seluruh urusan. Semoga kalian segera dipertemukan dengan pria yang shalih, yang tidak menikah kecuali untuk kebaikan dunia dan agamanya” (Fatawa al-Mar’ah, halaman 58).
Demikianlah untaian nasehat seorang alim rabbani yang dengan izin-Nya akan mampu mencerahkan hati dan sebagai penguat iman ketika penantian itu semakin membuat resah dan gelisah. Jalani takdir Allah Ta’ala dengan berbaik sangka dan selalu optimis. Ketika kita memiliki asa dan harapan untuk memiliki pendamping hidup yang shalih, insyaallah akan diberikan yang terbaik untuk hamba-Nya. Cita-cita dan keinginan untuk menikah karena Allah harus diiringi tekad kuat untuk selalu memproses diri menjadi muslimah shalihah dalam aqidah, akhlak, ibadah dan juga muamalah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
?? ???? ???? ?????
“Bila engkau bersikap jujur kepada Allah maka dia akan mewujudkan keinginanmu” (HR. An-Nasa’i IV/60, dinilai oleh Al-Albani sebagai hadits shahih dalam Ahkamul Janaiz hal. 61).
Penantian yang entah kapan akan berakhir dalam menjemput impian untuk membangun mahligai pernikahan hendaklah dihiasi dengan memperbanyak doa. Ini akan mengokohkan stabilitas iman dan membuat hati tenang. Dari Ubadah bin Shamit Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
?? ???? ???????? ??????? ?????????? ?????? ?????? ?????? ????? ????????? ?????? ?????? ????????? ??????? ????? ??????? ??????? ?????? ???? ????????? ???? ?????????? ???????? ???? ???????????? ???? ??? ????????? ???????? ???? ???????? ?????? ???? ???????? ????????? ??????? ????? ????????. ????? ??????? ????????
”Tidaklah seorang muslim di muka bumi ini yang meminta sesuatu kepada Allah kecuali Dia akan memberinya, atau dia akan menjauhkan darinya kejelekan selama dia memintanya tidak dengan cara dosa atau memutuskan tali silaturrahim.” Salah seorang diantara para sahabat berkata,”Kalau begitu, kita akan banyak-banyak meminta.” Rasulullah menjawab,”Allah akan banyak-banyak memberi” (HR. Tirmidzi dan Ahmad di dalam kitab Musnadnya. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami‘ no.1633).
Selain berdoa, seorang muslimah perlu untuk menyibukkan diri dalam ketaatan pada Allah Ta’ala. Menuntut ilmu syar’i dan lebih fokus menelaah buku-buku tentang seluk beluk pernikahan dan membangun keluarga islami yang selaras dengan Al-Qur’an dan memanfaatkan masa-masa penantian untuk lebih banyak belajar seperti belajar memasak, belajar menjahit, belajar manajemen keluarga, pengasuhan anak, dan lainnya. Juga mempersiapkan mental dan psikis agar mampu menjalani roda kehidupan rumah tangga dengan baik merupakan bekal penting bagi sosok ibu yang bijak.
Hendaknya juga menjauhi perkara yang dilarang syariat seperti pacaran, mencari jodoh dengan bantuan dukun, atau perkara-perkara haram lainnya.
Semoga kaum muslimin selalu istiqamah di atas al-haq. Aamiin.
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Referensi:
– Majalah Fatawa, Vol III/10/2007
– Majalah As-Sunnah, edisi 12, Jumadil Akhir 1437 H
– Doa Dan Sholat Istikharah (terjemah), Samir Qorni Muhammad Rizq, Media Hidayah, Yogyakarta, 2002
Artikel Muslimah.or.id
Bismillah ,ijin bertanya bila sudah dalam penantian dan tiba” ada laki” yang datang untuk meminang tetapi dia blm paham tentang agama,dan berniat untuk memperbaiki nya setelah menikah ,,haruskah seorang akhwat menerimanya? syukon jazakillah khayr
Carilah yang agamanya sudah baik, bukan yang baru mau memperbaiki setelah nikah. Mengapa memperbaiki agama harus menunggu setelah nikah? Padahal hari ini dan detik ini ia bisa bertaubat dan berubah?
Bismillah. Izin ambil salah satu dalilnya