Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Hukum Merayakan Hari Ibu

Deni Putri Kusumawati oleh Deni Putri Kusumawati
19 November 2020
di Manhaj
1
Share on FacebookShare on Twitter

Pertanyaan :
Bagaimana hukum memperingati hari ibu?

Jawab :
Setiap perayaan yang bertentangan dengan ketentuan syariat termasuk perbuatan bid’ah yang diada-adakan. Di samping itu, peringatan tersebut tidaklah dikenal di masa salafush shalih rahimahumullah. Bahkan kemungkinan perayaan tersebut bersumber dari non Muslim. Sehingga di dalamnya mengandung unsur penyerupaan dengan musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun hari raya yang syar’i telah diketahui oleh penganut Islam, yaitu Idul Fitri, Idul Adha, serta hari Jum’at sebagai hari raya pekanan. Dalam Islam, tidak ada perayaan selain tiga hari raya tersebut. Dengan demikian, semua peringatan yang dibuat-buat di luar itu, maka perbuatannya tersebut tertolak serta tidak sah di dalam syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

?? ???? ?? ????? ??? ?? ??? ??? ??? ??

“Barangsiapa membuat inovasi dalam perkara agama kami ini, yang bukan bagian darinya, maka amal tersebut tertolak.” (HR. Bukhari no. 2697).
Dalam redaksi yang lain,

Donasi Muslimahorid

?? ??? ???? ??? ???? ????? ??? ??

“Barangsiapa melakukan amal yang bukan bagian dari syariat agama kami, maka amal tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718).

Apabila hal itu telah gamblang, maka tidak boleh merayakan peringatan yang disebutkan dalam pertanyaan, yang dinamakan dengan hari ibu. Tidak diperkenankan berinovasi sedikit pun dalam syiar hari raya. Semisal menampakkan kegembiraan dan kebahagiaan, menyerahkan hadiah, dan yang serupa dengan itu.

Seorang Muslim wajib merasa mulia nan bangga dengan agamanya serta mencukupkan diri dengan batasan yang telah digariskan oleh Allah Ta’ala maupun Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam agama yang lurus dan diridhai Allah Ta’ala ini. Ia tidak boleh menambah maupun menguranginya.

Seorang Muslim selayaknya juga tidak latah dalam mengikuti setiap propaganda. Namun, ia semestinya membangun identitasnya sesuai dengan syariat Allah Ta’ala. Sehingga ia menjadi tokoh yang diikuti, bukan sekedar mengekor. Ia pun menjadi panutan yang diteladani, bukan semata-mata meniru. Sebab, ketentuan Allah mencakup semua aspek. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

????? ????? ??? ????? ?????? ????? ????? ????? ??? ??????? ????

“Pada hari ini aku sempurnakan agama kalian, aku lengkapi nikmat kalian, dan aku rihai Islam sebagai agama kalian.” (QS. Al-Maidah: 3).

Tentu ibu amat layak untuk dihormati lebih dari sekedar setahun sekali. Bahkan ibu memiliki hak yang wajib ditunaikan oleh anak-anaknya yakni dengan merawatnya, mengurusnya, dan menaatinya selama tidak bermaksiat kepada Allah ‘Azza wa Jalla di setiap waktu dan tempat.
***

Diterjemahkan dari Fatawa Arkanil Islam karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, penerbit Muassasah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Al-Khairiyah, cetakan ketiga, tahun 1437 H, hal. 209-211

Penulis: Ummu Fathimah

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Deni Putri Kusumawati

Deni Putri Kusumawati

Artikel Terkait

Jihad Melawan Syi’ah di Dammaj-Yaman

oleh Ummu Sa'id
7 Desember 2011
1

??????? ??? ?????????? ???? ?? ??????? ????? ???? ?? ??? ??????? -???? ????- ??????? ?? ???? ???? Hayya ‘alal Jihad...

Yang Rutin yang Terluput

oleh Labiqotul Fatiyasani
5 Juli 2015
0

Berapa kali kita shalat wajib dalam sehari? Serempak semua akan menjawab ada 5 waktu dalam sehari. Jika dijumlahkan, ada 17...

Bukan Ikut Kebanyakan Orang, Namun Ikut Dalil

oleh Yulian Purnama
14 Mei 2021
2

Bukanlah yang diikuti adalah kebanyakan orang. Namun yang kita ikuti adalah dalil Al Qur'an dan As Sunnah. Semoga Allah memberi...

Artikel Selanjutnya

Nasehat Syaikh Ibnul Utsaimin Tentang Bahaya Kebebasan Beragama

Komentar 1

  1. Marda Annafin Kurniawan says:
    2 tahun yang lalu

    Bukannya hari ibu tidak berkaitan dengan ibadah? Sedangkan yg disebut bid’ah adalah dalam hal agama?

    Kemudian, bagaimana dengan anggapan bahwa “Kami tidak merayakan hari ibu sebagai hal yang sakral, namun “mumpung” momennya saja pas, karena sejatinya kami mencintai ibu kami setiap hari, hanya saja satu hari ini kebetulan juga dirayakan banyak orang” ???

    Mohon pencerahannya ustaz..

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.