Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasul yang paling mulia, beserta keluarganya yang suci, dan sahabatnya yang terpilih.
Bulan Ramadhan, sang tamu agung, telah berlalu dengan atmosfer rohani, hembusan Rabbani, shalat tahajud yang khidmat, dan masjid yang penuh sesak dengan orang-orang shalat yang berdoa sepenuh hati dengan tangan yang memohon dengan merendahkan diri kepada Rabb semesta alam. Semerbak harum kasturi sebagai penutup musim Ramadhan ini adalah hari raya, ucapan selamat, dan halal bi halal di suasana penuh kebahagiaan dan kegembiraan. Kemudian, “sesesorang itu kembali ke kondisinya semula”. Kemanakah para pemakmur masjid? Kemanakah tangan yang menengadah dengan penuh ketundukan, mata yang bercucuran air mata, lisan yang basah dengan dzikir, dan bacaan Al-Qur’an yang khusyuk?
Apakah ibadah tersebut dikhususkan untuk bulan Ramadhan semata? Bukankah Rabb yang disembah di bulan Ramadhan adalah Rabb yang juga disembah di bulan Syawal dan bulan-bulan yang lain? Bukankah Dia lah yang berfirman di dalam Kitab-Nya yang agung,
????? ???????? ???????? ??????????? ?????? ?????????????
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat : 56)
????????? ??????? ?????? ?????????? ??????????
“Sembahlah Rabbmu hingga ajal menjemputmu.” (QS. Al-Hijr : 99)
Ibadah merupakan ritual yang seharusnya dikerjakan secara kontinyu oleh seorang muslim. Sebab, dengan tujuan itulah manusia diciptakan. Hanya saja tatkala Ramadhan, porsi ketaatan dan ibadah semakin ditingkatkan supaya seorang muslim berbekal dengan ketakwaan dan bertambah dekat dengan Rabb-nya ‘Azza wa Jalla. Akankah diterima shalat, doa, membaca Al-Qur’an, dan dzikir dari orang yang berniat untuk berbalik ke kondisi semula?
Wahai saudaraku yang mulia, semestinya kita menjadi seorang Rabbani, bukan sekedar Ramadhani (hanya beribadah di bulan Ramadhan). Allah Ta’ala berfirman dalam ayat yang muhkam (jelas),
??? ????? ???????? ???? ?????????? ??????? ?????????? ??????????? ?????????????? ????? ??????? ????????? ??????? ???????? ??? ???? ????? ??????? ???????? ??????? ?????????????? ????? ???????? ???????????? ?????????? ??????? ???????? ???????????
“Tidak layak bagi seorang manusia yang Allah berikan kepadanya Kitab, hikmah, dan kenabian, lantas ia mengatakan kepada manusia, ‘Jadilah kalian penyembahku, bukan penyembah Allah.’ Akan tetapi, harusnya ia mengatakan, ‘Jadilah kalian orang-orang Rabbani karena kalian selalu mengajarkan Kitab dan senantiasa mempelajarinya.’” (QS. Ali-‘Imran : 79)
Rabbani ialah orang-orang yang menyembah Allah Ta’ala dengan ikhlas, sehingga ia beribadah kepada-Nya semata dengan benar dan tulus. Rabbani yaitu orang-orang yang berilmu, beramal, dan takut kepada Allah dengan sebenar-benarnya.
Bagaimana cara kita menjadi seorang Rabbani? Yakni, dengan tekad yang jujur, tekun dalam melakukan ketaatan, rutin melaksanakan shalat lima waktu, berupaya mengerjakan shalat berjama’ah di masjid, konsisten membaca Al-Qur’an setiap hari, dan senantiasa berdzikir serta beristigfar. Tolak ukur keberhasilan bukanlah dilihat dari kuantitas, tetapi dilihat dari ketulusan dan keikhlasan. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
??????? ??????????? ????? ????? ????????? ???? ????
“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling langgeng, meskipun sedikit.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dengan kontinyu dalam beramal shalih, maka hati seorang hamba akan senantiasa terkoneksi dengan Sang Khaliq, menjadi sebab kecintaan Allah ‘Azza wa Jalla, terjaganya jiwa dari kelalaian, menjauhi perbuatan keji dan kemungkaran, dan menjadi sebab terhapusnya kesalahan dan dosa. Sebagaimana hal tersebut menjadi jalan keselamatan dari kedahsyatan dan kengerian pada hari Kiamat, menjadi sebab husnul khatimah, ternaunginya seorang mukmin di bawah ‘arsy Ar-Rahman, dan menjadi sebab dimudahkannya hisab. Ya Allah, wafatkanlah kami dengan amal shalih, ringankanlah hisab kami, berikanlah buku catatan amal kami dengan tangan kanan, dan angkatlah derajat kami di surga.
Wahai pembaca yang mulia, jadilah seorang Rabbani dan janganlah menjadi seorang Ramadhani (orang yang hanya giat ibadah di bulan Ramadhan). Jadikanlah permohonanmu sebagaimana doa yang senantiasa diulang-ulang oleh Rasul kita yang agung,
((?? ??????? ??????? ?????? ???? ??? ?????.))
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
**
Diterjemahkan dari https://www.alukah.net/sharia/0/58977/
Penulis: Muhammad Aziz Al Qasthali
Penerjemah: Ummu Fathimah
Artikel Muslimah.or.id