Sulaiman bin Harb berkata: “Aku bersama ayahku, lalu aku mengambil sebatang jerami di salah satu kebun, ayah berkata kepadaku: “Kenapa engkau mengambilnya?”. Aku menjawab: “Toh cuma sebatang jerami.” Ayah berkata: “Apa yang terjadi kalau setiap orang mengambil jerami satu demi satu? Apakah masih tersisa satu batang jerami di kebun?” (Al Wara‘ hal. 14 oleh Imam Ahmad).
Kadang orang menganggap sepele perkara yang menurutnya kecil dan biasa saja. Padahal masalah tersebut dalam pandangan orang-orang shalih dianggap perkara besar. Mereka dahulu sangat wara‘ atau berhati-hati khawatir terjerumus pada dosa.
Tipu Daya Setan
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, dia berkata: Rasulallah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya setan terus putus asa untuk di sembah di negeri kalian ini, akan tetapi dia ridha terhadap kalian karena dosa-dosa yang kalian remehkan” (HR. Ahmad 2/368. No 8796 dengan sanad yang shahih sesuai persyaratan Al-Bukhari dan Muslim).
Begitu besarnya makar setan dalam menyesatkan anak Adam agar memandang kecil sebuah dosa. Bahkan setan dengan bujukan manisnya terus menghias-hiasi kesalahan, seperti dengan dalih bisa diiringi istighfar dan taubat atau berbagai alasan yang sepertinya masuk akal. Padahal sejatinya setan telah menggiringnya menuju kebinasaan secara perlahan-lahan.
Bahaya Meremehkan Dosa
Bilal bin Sa’ad berkata: ”Janganlah engkau melihat kepada kecilnya kesalahan, tapi lihatlah kepada siapa engkau berbuat kedurhakaan”. (Az Zuhd, no. 2275 karya Imam Ahmad).
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Janganlah sekali-kali kamu meremehkan kemaksiatan yang kecil, sebagaimana rumput yang lemah dapat dianyam menjadi tali yang dapat menarik kapal-kapal” (Badaa’i al-Fawaid, 3/338).
Al Qathani rahimahullah berkata: “Janganlah sekali-kali meremehkan dosa-dosa kecil yang dapat menyebabkan banjir” (Nuuniyah Al-Qahthani, 39).
Seorang penyair berkata: “Janganlah sekali-kali meremehkan dosa kecil yang kamu candui… Karena garis itu menjadi satu susunan disebabkan titik-titiknya…” (Al-‘Ithr al-Wardi Syarh La Amiyyah Ibni Al-Wardi, 25).
Ibnul Mu’taz berkata:“Tinggalkanlah dosa, baik yang kecil maupun yang besar karena itulah arti taqwa dan berbuatlah seperti orang yang berjalan di atas tanah berduri. Sehingga ia berhati-hati tehadap apa yang ia lihat. Janganlah kamu meremehkan dosa kecil karena gunung itu berasal dari tumpukan kerikil kecil” (Jami’ul Ulum Wal Hikam oleh Ibnu Rajab, I/402).
Demikianlah betapa berbahayanya membiarkan berbagai dosa karena seiring berjalannya waktu, dosa itu akan kian menumpuk bahkan menjadi sebuah kebiasaan bakhkan pelakunya tak merasa berdosa.
Betapa agungnya nasehat Fudhail bin Iyadh rahimahullah kepada anak-anak: “Setiap kali engkau menganggap kecil satu dosa maka ia akan menjadi besar di sisi Allah. Sebaliknya, setiap kali engkau menganggap besar suatu dosa, maka ia menjadi kecil di sisi Allah subhanahu wa ta’ala” (Dzammul Hawa oleh Ibnul Jauzy, hal 184).
Semoga Allah selalu menerangi hati kita untuk selalu berhati-hati dalam menjalani hidup, serta menganugrahkan hati yang bening sehingga kita tidak tertipu dengan tipu muslihat setan yang menjerumuskan manusia pada dosa-dosa yang kadang kurang kita sadari.
Wallahu a’lam.
Referensi:
1. Jangan Takut Setan (terjemah), Abdul Hadi bin Hasan Wahbi, Darul Ilmi, Bogor, 2013
2. Memesan kursi Tertinggi di Surga (terjemah), Dr. Muhammad bin Ibrohim An-Nu’aim, WIP (Wacana Ilmiah Press, Surakarta, 2011)
3. 100 Kiat bagi orang tua agar anak-Insya Allah jadi Shalih dan shalihah, Najmi bin Umar Bakkar, Perisai Qur’an, Jakarta, 2011
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Artikel Muslimah.or.id