Satu hal yang harus selalu senantiasa ada dalam hati kita adalah bahwa semua pencapaian-pencapaian yang bisa kita raih itu sejatinya semua anugerah Allah. Jangan sampai seorang muslim seperti Qarun, yang ketika ia memiliki kekayaan yang memukau manusia dan ia ditanya mengapa ia bisa seperti ini, jawaban Qarun: “Aku bisa seperti ini karena ilmuku, karena usahaku” (Qs. Al Qashash: 78). Maka kita hendaklah selalu ingat kepada Allah, Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimussholihat, bahwa apa-apa yang kita peroleh semua atas kehendak Allah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam merupakan makhluk paling mulia, manusia paling indah yang pernah menginjakkan kaki dibumi bahkan melakukan sholat sampai kakinya bengkak. Ketika ditanya oleh Aisyah radhiyallahu ta’ala “Wahai Rasul, dosamu semua telah diampuni, yang lalu dan yang akan datang. Tapi mengapa engkau masih sholat sampai kakimu bengkak?”. Jawaban Rasulullah “Apakah tidak pantas aku sebagai hamba yang mensyukuri nikmat Allah?” (HR. Bukhari – Muslim).
Allah berfirman (yang artinya), “Aku tidak Menciptakan Jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku” (QS. Adz-Zariyat : 56).
Maka ingatlah, apapun yang kita lakukan, apapun yang kita dapatkan, apapun profesi kita semua hanya untuk mengadi kepada Allah.
Terkadang orang menganggap bahwa kenikmatan itu adalah uang, sehingga hidup dengan menimbun harta. Padahal Allah tidak melarang kita bekerja tetapi jika sampai harta itu kita timbun, maka itu sudah tidak bermanfaat lagi melainkan mejadi petaka buat kita.
Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Kami menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami Menguji mereka, siapakah diantaranya yang terbaik perbuatannya”. (QS. Al-Kahf : 7)
Dahulu di zaman Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah. Lalu ia bertanya: “Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling dicintai oleh Allah? Dan apa amalan yang paling dicintai oleh Allah?”. Maka Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: ”manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia. Dan amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah kegembiraan yang engkau masukan ke hati seorang mukmin, atau engkau hilangkan salah satu kesusahannya, atau engkau membayarkan hutangnya, atau engkau hilangkan kelaparannya. Dan aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai daripada ber-i’tikaf di masjid Nabawi selama sebulan lamanya. Dan siapa yang menahan marahnya maka Allah akan tutupi auratnya. Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia bisa menumpahkannya, maka Allah akan penuhi hatinya dengan keridhaan di hari kiamat. Dan barangsiapa berjalan bersama saudaranya sampai ia memenuhi kebutuhannya, maka Allah akan mengokohkan kedua kakinya di hari ketika banyak kaki-kaki terpeleset ke api neraka” (HR. Ath Thabrani 6/139, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2/575).
Ingatlah ketika Rasulullah mengatakan bahwa manusia yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat untuk manusia, maka jadikanlah profesi yang kita ampuh agar selalu bermanfaat untuk orang lain. Dan ingatlah selalu, apapun profesi kita, kita tetap hamba Allah yang diperintahkan untuk mengabdi kepada Allah.
Maka jadikanlah profesi itu sebagai sarana beribadah kepada Allah. Apa yang kita lakukan itu hanyalah sebagai sarana, dan sesuatu yang terjadi itu semua karena kehendak Allah.
***
Diambil faidah dari video: Kajian Umum: Profesiku Ibadahku – Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A (Link : https://youtu.be/flqSji0WvP8)
Penulis : Nur Rasyidah
Artikel Muslimah.or.id