Ketika engkau melihat kawanmu marah dan dia mulai berbicara yang tidak pantas, maka tidak sepantasnya engkau menganggap apa yang diucapkannya dan tidak sepantasnya engkau membalasnya. Hal itu karena kondisinya seperti orang yang mabuk, ia tidak tahu apa yang tengah terjadi. Maka, bersabarlah menghadapi gejolak emosinya, dan jangan engkau ambil peduli, karena setan telah mengalahkannya, tabiatnya tengah mendidih, dan akalnya telah tertutupi.
Jika engkau membalas atau merespon dengan apa yang menjadi konsekuensi dari perbuatannya, maka engkau seperti orang berakal yang menghadapi orang gila, atau seperti orang sadar yang menegur orang pingsan, maka kesalahannya ada padamu.
Akan tetapi lihatlah dengan mata kasih sayang, dan perhatikanlah apa yang terjadi padanya. Lihatlah bagaimana tabiatnya telah mempermainkannya. Dan ketahuilah bahwa jika dia sadar, dia akan menyesal atas apa yang telah terjadi, dan dia akan mengakui keutamaan dari kesabaranmu.
Tindakan yang paling minimal adalah engkau alihkan tindakan amarahnya pada sesuatu yang bisa membuatnya tenang.
Hal ini yang seharusnya dicermati oleh seorang anak ketika ayah tengah marah, dan oleh seorang istri ketika suami marah. Biarkanlah dia, agar hilang amarahnya dengan perkataan yang diucapkannya. Janganlah ambil hati atas (kemarahannya) itu, karena dia pun akan menyesal dan meminta maaf.
Jika keadaan dan ucapannya itu ditanggapi, maka permusuhan pun akan menguat, dan kala dia sadar, dia akan membalas atas apa yang telah dilakukan padanya pada waktu dia dalam keadaan marah.
Tapi kebanyakan orang tidak memakai cara ini, ketika mereka melihat orang marah, mereka menghadapinya sesuai dengan apa yang dia katakan dan perbuat. Hal ini tidak sejalan dengan tuntunan hikmah. Yang sesuai dengan hikmah adalah apa yang telah aku sebutkan.
Allah Ta’ala berfirman,
???? ??????????? ????? ????????
“Dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (QS. Al-Ankabut: 43).
***
Diketik ulang dengan sedikit perubahan dan penyesuaian bahasa
dari buku “Shaidul Khatir” oleh Ibnul Jauzi, Penerbit Darul Haq .
Artikel Muslimah.Or.Id