Seringkali kita mendengar ungkapan menggelitik dan membuat hati penasaran, bisakah menjalani kehidupan pernikahan dengan tenang tanpa masalah ? Setiap pasutri sangat berharap kehidupan rumah tangganya selalu bahagia. Namun realitanya, tak jarang badai persoalan serta topan masalah seringkali menerpa, bahkan menghantam bahtera kasih diantara suami-istri.
Seorang mukmin yang beriman pada Allah dan hari akhir tentunya ingin biduk rumah tangganya selamat. Sebagaimana gambaran ideal keluarga Islami yang diwujudkan oleh Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam 14 abad silam. Potret mengagumkan kehidupan beliau ibarat mata air yang memancar sangat deras menghanyutkan segala rintangan. Sejuknya menembus ke rimbun dedaunan dan merasuk ke sela-sela bebatuan. Arusnya menuju satu arah yaitu sebuah rumah tangga yang menjadikan tauhid sebagai fondasinya dalam menggapai pelabuhan sakinah mawaddah dan penuh rahmat-Nya.
Ketika Badai Itu Datang
Kehidupan pernikahan terkadang bagaikan sebuah pantai yang tenang, penuh kebahagiaan seolah-olah dunia penuh sejuta warna. Namun sebuah sunnatullah bahwa duka dan bahagia silih berganti. Namun satu hal harus dipegang teguh pasutri, sedahsyat apapun problematika rumah tangga selama keduanya memiki niat ikhlash dan semangat untuk mampu menepis segala halangan Insya Allah semua ada solusinya.
Justru berbagai persimpangan, tikungan tajam, belokan akan membuat pernikahan semakin terasa keindahannya. Dan kepiawaian sang nahkoda dalam mengendalikan laju kehidupan rumah tangga, peran istri akan mengokohkan laju bahtera rumah tangga dalam menghadapi sejuta cobaan.
Rumah Tangga tanpa Problem?
Bukan berarti sebuah kehidupan yang bahagia, sama sekali tak pernah ada masalah, karena “ Baiti Jannati “ yang ditegakkan Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam pun pernah pula mengalami persoalan seperti, cemburu antara para istri, permasalahan tambahan nafkah, perbedaan pendapat, dan selainnya yang sebenarnya wajar karena bagian dari tabiat manusia.
Ada nasehat berharga dari beliau agar masing-masing pasutri mampu berkaca, sudahkah menjalani ritme kehidupan selaras dengan syariat Islam? Kenapa begitu banyak persoalan dan fitnah menghampiri, rezeki yang kurang lancar, perubahan karakter pasangan atau anak yang sulit diatur
??????? ????? ?????????????? ????? ???????? ?????????? ????????? ??? ????? ?? ????????? ????????? ?? ????????? ???????? ?? ??? ??????? ???? ????? ???????????? ????? ????????? ???? ????? ???????????? ????????? ???? ????????? ???? ?????????? ??????? ???????? ???? ????????? ??????? ???? ??????? ??????)
“Jagalah (Syari’at) Allah, niscaya Allah akan menjaga dirimu. Jagalah (Syari’at) Allah, niscaya kamu akan mendapati Allah berada dihadapanmu. Ingatlah Allah ketika kamu dalam keadaan senang, niscaya Allah akan mengingatmu ketika kamu dalam keadaan sempit. Ketahuilah ! sesungguhnya sesuatu yang ditaqdirkan tidak mengenai dirimu, pastilah tidak akan menimpamu dan apa yang telah ditaqdirkan menimpamu, pasti akan mengenai dirimu.
Ketahuilah! sesungguhnya dengan kesabaran akan datang pertolongan. Sesungguhnya dibalik kesengsaraan itu pasti ada kesenangan, dan dibalik kesulitan pasti ada kemudahan” ( HR. Abu Hurairah dan dishahihkan oleh Al-Bani dalam shahih Al-Jami’, nomor 2961 ).
Hikmah Dibalik Perselisihan Pasutri
Pertengkaran, perselisihan atau konflik dalam rumah tangga merupakan titik awal sebuah masalah yang sedini mungkin disikapi dengan bijak. Perbedaan pendapat hendaklah dikompromikan, dicari solusi terbaiknya dan tetap ditanggapi dengan lapang dada. Ada saatnya mungkin anda mengalah tanpa merasa kalah ketika situasi menghendaki anda bersikap cepat atau demi kemaslahatan pernikahan. Tentu sebagai orang beriman tetap menjadikan Al-Qur’an dan As Sunnah sebagai solusi penyelesaian masalah.
For The Greater good, yaitu demi kebaikan atau keutuhan pernikahan. Ada saatnya kita tertuntut mempertahankan pendapat kita, karena mengalah pada pasangan kita mungkin akan menjadi pilihan buruk, dan di saat yang lain, mengalah itu bisa jadi alternatif yang baik demi kebahagiaan bersama. Ketika pasutri menjalani roda pernikahan karena Allah, niscaya mereka akan saling menghargai perasaan dan hati pasangannya, hingga ketika perselisihan telah berakhir bara cinta diantara keduanya kian menyala.
The Moment Of Truth, Apa itu ? ya…..ketika kita bertengkar dan terjadi silang pendapat dengan pasangan, kita taklagi peduli dan sungkan menyuarakan keinginan pendapat kita. Namun satu hal, terkadang saat emosi memuncak seringkali kita lepas kontrol, bahkan tak jarang mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan. Sebenarnya dari momen-momen menyakitkan saat berselisih akan membuka mata kita betapa manusia sangat mudah tersulut emosinya, rasa egoismenya yang selama ini ditutupinya akan nampak. Akhirnya kita jadi tahu watak dan karakter dari pasangan kita sendiri.
Islam sejatinya mengajarkan keindahan pergaulan diantara pasutri, dan salah satu resep mengagumkan dari-Nya adalah senantiasa tanggap dan berhati-hati dengan tipu daya dan bisikan setan yang selalu mencari celah agar manusia berselisih bahkan target puncak mereka adalah agar pasutri bercerai.
Problematika rumah tangga terkadang membuat pasutri makin matang dalam memahami setiap persoalan hidup, mampu memupuk kesabaran serta kelembutan, bahwa untuk menjadi pribadi yang tangguh butuh belajar dan perlu proses.
——
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifah
Murojaah: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Referensi:
- Surat Terbuka Untuk Para Istri, Ummu Ihsan dan Abu Ihsan, Pustaka Darul ‘Ilmi, Bogor , 2009
- Tips-Tips Dahsyat Kelola Stres dan Emosi, Efrita Navia, Araska, Yogyakarta 2014
Artikel Muslimah.or.id