Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Parenting Islami (Bag. 1): Sang Pemberi Hidayah Hanyalah Allah Ta’ala

M. Saifudin Hakim oleh M. Saifudin Hakim
7 Oktober 2016
di Pendidikan Anak
1
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Pendahuluan
  • Hidayah hanyalah milik Allah Ta’ala

Pendahuluan

Pendidikan anak merupakan sebuah permasalahan yang mau tidak mau harus dipelajari seorang calon orang tua atau bahkan seseorang yang sudah menjadi orang tua. Karena anak merupakan investasi jangka panjang kedua orang tuanya. Jika kedua orang tua salah dalam menerapkan pendidikan kepada anaknya, maka investasinya pun akan rusak atau bahkan hancur. Mendidik anak juga merupakan kewajiban yang Allah Ta’ala bebankan kepada kedua orang tua. Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim [66]: 6)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa aallam bersabda,

كُلُّكُمْ رَاعٍ ، وَكُلُّكُمْ مَسْؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالرَّجُلُ رَاعٍ في أهلِهِ وَمَسؤُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ، وَالمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ في بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْؤُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا

Donasi Muslimahorid

“Setiap kalian merupakan pemimpin dan akan ditanya atas apa yang dia pimpin. Seorang lelaki merupakan pemimpin bagi keluarganya dan dia pun akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang wanita merupakan pemimpin di rumah suaminya dan dia pun akan ditanya tentang kepemimpinannya … ” (HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)

Inilah salah satu faktor yang melatarbelakangi kami menyajikan berbagai permasalahan seputar pendidikan anak.

Faktor kedua yang mendorong kami untuk menulis pembahasan ini adalah kami melihat kurangnya pembahasan masalah ini dengan bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. Kita mungkin lebih banyak membaca masalah pendidikan anak dari literatur Barat atau tulisan orang kafir. Meskipun bukan berarti tulisan atau teori mereka semuanya salah dan tidak perlu diikuti, karena Islam adalah agama yang mengajarkan untuk bersikap adil. Akan tetapi, bisa jadi ada sebagian teori tersebut yang sebetulnya tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sebagai agama yang sempurna, kita meyakini bahwa semua aspek kehidupan kita, baik untuk kebaikan dunia maupun akhirat, telah diajarkan oleh Islam, termasuk dalam masalah pendidikan anak untuk menyiapkan generasi muslim yang unggul dan bertakwa.

Serial ini merupakan ringkasan dari kitab Fiqh Tarbiyatul Abna’ wa Ma’ahu Nukhbatu min Nashoihul Athibba’ karya Syaikh Musthafa Al-‘Adawi hafizhahullah [1]. Kitab ini berisi permasalahan seputar pendidikan anak dan beberapa nasihat pilihan dari para dokter. Dalam penulisan serial ini kami banyak mengambil faidah dari rekaman kajian guru kami, Ustadz Aris Munandar, SS., MPI. hafizhahullah yang saat ini sedang membahas kitab ini dalam salah satu majelis rutin beliau setiap pekan.

Mudah-mudahan serial ini bermanfaat, terutama bagi diri kami dan kemudian untuk seluruh kaum muslimin.

Hidayah hanyalah milik Allah Ta’ala

Hal pertama yang harus kita ketahui sebagai orang tua (ayah dan ibu) adalah bahwa Sang Pemberi Hidayah hanyalah Allah Ta’ala. Usaha yang ayah dan ibu lakukan adalah sekedar mengambil sebab dan menunaikan kewajiban yang Allah Ta’ala bebankan kepada kita, para orang tua. Selebihnya adalah hak Allah Ta’ala karena Dia-lah yang akan memberikan hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki Nya. Allah Ta’ala berfirman,

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al–A’raf [7]: 178)

فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ

“Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberikan petunjuk siapa yang dikehendaki-Nya. Maka janganlah kamu berlebihan dalam bersedih terhadap mereka.” (QS. Faathir [35]: 8)

وَلَوْ شِئْنَا لَآَتَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدَاهَا

“Dan kalau Kami menghendaki, niscaya Kami akan berikan petunjuk kepada tiap-tiap jiwa.” (QS. As–Sajdah [32]: 13)

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَآَمَنَ مَنْ فِي الْأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيعًا

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang yang ada di muka bumi ini beriman seluruhnya.” (QS. Yunus [10]: 99)

يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ

“Allah memberikan petunjuk kepada cahaya-Nya bagi siapa yang Dia kehendaki.” (QS. An–Nuur [24]: 35)

وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Dan Allah memberikan petunjuk siapa yang dikehendaki Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. An–Nuur [24]: 46)

قُلْ فَلِلَّهِ الْحُجَّةُ الْبَالِغَةُ فَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ

“Katakanlah, ‘Milik Allah lah hujjah yang jelas lagi kuat. Maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kalian semuanya.’” (QS. Al–An’am [6]: 149)

Lihatlah apa yang dikatakan Nabi Nuh ‘alaihis salaam kepada kaumnya,

وَلَا يَنْفَعُكُمْ نُصْحِي إِنْ أَرَدْتُ أَنْ أَنْصَحَ لَكُمْ إِنْ كَانَ اللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يُغْوِيَكُمْ هُوَ رَبُّكُمْ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ

“Dan tidaklah bermanfaat nasihatku kepadamu jika aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu dan kepada–Nya lah kamu dikembalikan.” (QS. Huud [11]: 34)

Perhatikan pula ucapan Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam,

قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آَتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا (30) وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا (31) وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا

“Nabi Isa berkata, ‘Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi [2] di mana saja aku berada. Dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. Serta berbakti kepada ibuku. Dia tidak menjadikan aku seorang yang kasar lagi celaka.” (QS. Maryam [19]: 30-32)

Maka perhatikanlah, siapakah yang memberikan Al–Kitab? Siapakah yang menjadikan beliau sebagai seorang Nabi? Siapakah yang menjadikan beliau orang yang diberkahi? Dan siapakah pula yang menjadikan beliau orang yang tidak kasar dan celaka?

Jawabannya tentulah Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.

Lihat pula contoh anak durhaka kepada kedua orang tuanya dan juga ingkar kepada Allah Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an,

وَالَّذِي قَالَ لِوَالِدَيْهِ أُفٍّ لَكُمَا أَتَعِدَانِنِي أَنْ أُخْرَجَ وَقَدْ خَلَتِ الْقُرُونُ مِنْ قَبْلِي وَهُمَا يَسْتَغِيثَانِ اللَّهَ وَيْلَكَ آَمِنْ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ فَيَقُولُ مَا هَذَا إِلَّا أَسَاطِيرُ الْأَوَّلِينَ (17) أُولَئِكَ الَّذِينَ حَقَّ عَلَيْهِمُ الْقَوْلُ فِي أُمَمٍ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمْ مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ إِنَّهُمْ كَانُوا خَاسِرِينَ

“Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, “Uff [3] atas kalian berdua, apakah kalian berdua memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan, padahal sungguh telah berlalu beberapa umat sebelumku?’ Lalu kedua ibu bapaknya itu memohon pertolongan kepada Allah seraya mengatakan, ‘Celaka kamu, berimanlah Engkau (terhadap hari dibangkitkan, pen.)! Sesungguhnya janji Allah adalah benar’. Lalu dia berkata, ‘Itu tidak lain hanyalah cerita dusta orang-orang dahulu belaka’. Mereka itulah orang-orang yang telah pasti ketetapan (azab) atas mereka bersama umat-umat yang telah berlalu sebelum mereka dari kalangan jin dan manusia. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al–Ahqaf [46]: 17-18)

Siapakah yang menjadikan dia sesat? Siapakah yang menyimpangkannya?

Jawabannya tentulah Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.

Wahai Dzat Yang Membolak-balikkan Hati, tetapkanlah hati kami di atas agama Mu. Wahai Dzat Yang Memalingkan Hati, palingkanlah hati kami menuju ketaatan kepada Mu. Perbaikilah keturuan kami, anugerahkan kepada kami istri dan keturunan yang menyejukkan jiwa dan teladan bagi orang-orang yang bertakwa ….

[Bersambung]

LANJUT KE BAGIAN 2

***

Disempurnakan di pagi hari, Rotterdam, 14 Dzulhijjah 1437

Penulis: Aditya Budiman dan M. Saifudin Hakim

Artikel Muslimah.or.id

Catatan kaki:

[1] Biografi singkat beliau dapat dilihat di tautan berikut ini:

https://rumaysho.com/3000-ilmuwan-yang-menjadi-ulama-3.html

[2] Ibnu Katsir rahimahullah mengutip perkataan Mujahid, ‘Amru bin Qois dan Ats–Tsauri rahimahumullah ketika mereka menjelaskan maksud diberkahi pada ayat ini. Allah Ta’ala menjadikan Nabi Isa sebagai orang yang diberkahi maksudnya beliau dijadikan sebagai orang yang mengajarkan kebaikan (baik secara keilmuan dan amal perbuatan, pen.) di manapun beliau berada. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 5: 229)

[3] Perkataan “Uff” maksudnya aku bosan dengan kalian berdua. (Lihat Tafsir Jalalain, hal. 515)

ShareTweetPin10
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
M. Saifudin Hakim

M. Saifudin Hakim

- Alumnus Ma'had Al-'Ilmi, Yogyakarta. - Alumnus Pendidikan Dokter FK UGM, Yogyakarta. - Alumnus Erasmus University Medical Center, Rotterdam, Belanda. - Saat ini sedang belajar di Unayzah, Saudi Arabia.

Artikel Terkait

Parenting Islami (Bag. 9): Dampak Pujian dan Celaan yang Ditujukan kepada Orang Tua

oleh M. Saifudin Hakim
1 Januari 2017
0

Perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan orang tua akan mendatangkan celaan, cibiran dan hinaan dari masyarakat. Semua hal di atas mempengaruhi kepribadian...

Pengaruh Keshalihan Orang Tua Terhadap Anak

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
23 Juni 2021
0

Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Inilah pepatah yang menggambarkan karakter, akhlak, dan keilmuwan seorang anak akan mirip atau tidak...

Mengajak Anak Kecil Berpuasa

oleh Ummu Sa'id
18 Juli 2012
2

Dari Rubayyi' binti Mu'awwidz; dia berkata, “Rasulullah mengutus untuk mengumumkan pada pagi hari asyura' di wilayah kaum Anshar yang berada...

Artikel Selanjutnya

Imam Syafi’i  Sang Jenius  Legendaris

Komentar 1

  1. Ummu Shafiyyah says:
    5 tahun yang lalu

    Semoga Allah ta’ala memudahkan kita semua dalam mendidik anak-anak. aamiin

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.