Duhai saudariku, gegap gempita menyambut Ramadhan nan mulia dan hari raya setelahnya mulai kita rasakan. Jajanan khas Ramadhan dan hari raya telah ramai dijajakkan baik di ranah online maupun offline demikian juga soal busana aneka warna pun turut memeriahkan pula. Suasana yang demikian janganlah sampai melenakan, karena sungguh perbekalan taqwa dan keimanan sangat kita butuhkan untuk melalui hari-hari Ramadhan yang terbatas bilangannya.
Barangkali terbesit sedikit keinginan untuk ikut mengais rizqi di momen nan spesial ini, akan tetapi janganlah itu dijalani tanpa pengaturan waktu nan rapi. Karena sungguh, kita tak bisa menjamin akan berjumpa kembali dengan bulan Ramadhan yang penuh barokah ini.
Duhai saudariku yang kucintai….
Bertekadlah untuk menghadapi bulan ini dengan baik.
Saya mengingatkan pula bahwa Allah ‘Azza wa Jalla mencintai orang-orang yang mengagungkan syiar-syiar yang diagungkan-Nya, dan memberitakan bahwa hal itu merupakan bentuk ketaqwaan.
Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa berfirman:
(??) ????? ????????? ????????? ????? ?????????? ??? ??????? ??????????
“Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketaqwaan hati”(QS. Al Hajj:32)
Kemudian saya ingatkan pula, bahwa diterimanya puasa seseorang, bergantung pada ketaqwaannya, sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa:
(??) ???????? ??????????? ?????? ???? ?????????????
“Sesungguhnya Allah hanya menerima (amalan) dari orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Maidah: 27)
Dengan demikian, bukalah kembali lembaran demi lembaran ilmu tentang Ramadhan, sambut dan agungkanlah kehadiran bulan Ramadhan serta rasakanlah tingginya kedudukannya juga keutamaan-keutamaannya. Karena hal itu merupakan ciri pertama diterimanya ibadah puasa seorang hamba.
Iya, karena di atas ilmu itu nantinyalah akan terbangun motivasi nan tinggi untuk menjalani ibadah puasa dengan iman terhujam kuat di hati, mengharap pahala nan agung dan ridha Ilahi.
Duhai saudariku,
Apabila Ramadhan datang menjelang
Hadapi dan sambutlah ia dengan baik,
Mungkin saja tahun mendatang engkau telah tiada,
Lalu engkau datang dengan segudang alasan, namun tidak diterima.
Semoga Allaah senantiasa memberkahi waktu kita, hingga pupus usia.
Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya lah segala kebaikan menjadi sempurna.
**
Disarikan dari Buku Saku terjemah “Saudariku, Agar Puasamu Diterima Disisi Allah Ta’ala“, karya Abul Hasan bin Muhammad Al-Faqih, Pustaka Ibnu Umar.