Muslimah.or.id
Donasi Muslimah.or.id
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id

Tiga Kriteria Manusia yang Tidak Layak Menjadi Teladan

Ummu Sa'id oleh Ummu Sa'id
7 Maret 2015
Waktu Baca: 7 menit
17
10
SHARES
55
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Saudariku muslimah …

Senantiasa kita memanjatkan puji dan syukur kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala yang telah banyak memberikan kepada kita karunia dan nikmat, terutama nikmat Islam dan nikmat iman. Senantiasa nikmat itu turun kepada kita, akan tetapi senantiasa maksiyat itu naik kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Sesungguhnya yang paling penting dalam kehidupan manusia adalah qudwah (teladan). Dan di antara perkara yang paling penting adalah adanya qudwah hasanah, suri tauladan yang baik yang harus dijadikan sebagai panduan untuk kehidupan kita. Maka ketahuilah wahai saudariku muslimah, Allah subhanahu wa ta’ala telah menjadikan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam sebagai qudwah. Allah berfirman,

Majelis ilmu di bulan ramadan

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suatu tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan keselamatan dihari kiamat dan banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Maka sesungguhnya saudariku, seseorang yang mencari teladan kepada selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia akan binasa. Maka ia pun akan tersesat, karena petunjuk itu berasal dari Allah, disampaikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

فإن أصدق الحديث كلام الله، وخير الهدي هدي محمد، وشر الأمور محدثاتها، وكلّ محدثة بدعة، وكل بدعة ضلالة، وكل ضلالة في النار

“Sesungguhnya sebenar-benar kalam adalah Kalam Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan seburuk-buruk perkara adalah perkara-perkara yang baru (dalam agama). Setiap perkara baru (dalam agama) adalah Bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan. Padahal setiap kesesatan adalah berada di dalam neraka.” (Kalimat ini disebut dengan Khutbatul Haajah, Shahih dikeluarkan oleh An Nasa’i (III/104), Ibnu Majah (I/352/1110), Abu Daud (III,460/1090). Lihat Al-Wajiz fi Fiqhis Sunnah hal. 144-145)

Oleh karena itulah, kewajiban kita untuk memilih dan memilah. Mana orang yang bisa dijadikan teladan dan mana yang tidak. Para ‘ulama dari kalangan shahabat, para ‘ulama dari kalangan tabi’in, para ‘ulama dari kalangan tabi’ut tabi’in dan para ‘ulama setelahnya, mereka adalah orang-orang shalih yang telah menghabiskan umur mereka untuk kebaikan, untuk tetap berada di jalan Allah, untuk berbakti kepada Allah dan agamanya dan untuk membela agama Allah Rabbul ‘alamin.Kewajiban kita untuk mengetahui siapa orang yang berhak dijadikan teladan. Dan siapa yang tidak berhak dijadikan teladan. Dengarkanlah firman Allah yang menyebutkan tentang tiga kriteria sifat yang apabila ketiga kriteria sifat ini ada pada seseorang, maka tidak boleh kita jadikan sebagai teladan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً

“…Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.” (QS. Al-Kahfi : 28)

Kriteria Pertama

Kriteria sifat yang pertama وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا. Maksud dari arti “dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami” adalah orang tersebut menyebut Allah dengan lisannya tapi melupakan Allah dalam hati. Atau hatinya lalai dari Al-Qur’an sama sekali bahkan selalu menyelisihinya. Dan sifat orang munafik, mereka tidak berdzikir kepada Allah kecuali sedikit saja. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ إِلاَّ قَلِيلاً

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. An-Nisaa : 142)

Berdzikir di sini maksudnya adalah zikir-zikir yang diwajibkan, seperti shalat misalnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

“… dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Thaahaa : 14)

Seseorang yang shalat di waktu siang, waktu sore demikian pula di waktu Maghrib, ‘Isya dan Shubuh, maka ia telah melaksanakan zikir yang wajib.

Saudariku muslimah yang dimuliakan Allah…

Demikian pula orang yang meninggalkan zikir-zikir yang sunnah, pun tidak layak kita jadikan suri tauladan. Karena sesungguhnya yang sunnah-sunnah itu bukan untuk ditinggalkan akan tetapi untuk dijalankan.

Maka dari itulah, orang yang dipalingkan oleh Allah untuk berzikir kepada Allah pasti yang ia ingat selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga hatinya mengagungkan selain Allah, hanya berharap kepada selain-Nya, dan tidak bertawakkal kepada-nya. Cinta pun bukan karena Allah. Benci pun bukan karena Allah. Itulah orang-orang yang tidak pernah berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga syahwat menjadi kendaraannya, hawa nafsu menjadi komandannya dan kelalaian itulah menjadi kebiasaannya. Wal iyyadzubillaah.

Maka dari itu Allah berfirman,

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا

“Jangan engkau ta’ati orang yang Kami lalaikan hatinya untuk berdzikir kepada Kami.”

Apabila seseorang telah lalai untuk berdzikir kepada Allah dan dia berpaling dari berdzikir kepada-Nya, maka Allah jadikan setan sebagai temannya. Allah berfirman,

وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَاناً فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

“Barangsiapa yang berpaling dari berdzikir kepada Allah Yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya syaithan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. Az-Zukhruf : 36)

Yang dimaksud dengan berpaling dari zikir dalam ayat ini adalah berpaling dari peringatan Allah, yaitu Al Qur’an. Siapa saja yang tidak mengimani Al Qur’an, membenarkan berita yang disebutkan di dalamnya, tidak meyakini perintah yang diwajibkan di dalamnya, dialah yang dikatakan berpaling dari dzikir pada Allah dan setan pun akan menjadi teman dekatnya. Demikian dijelaskan oleh Ibnu Taimiyah dalam kitabnya al-Furqon (hal. 43).

Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengancam kepada orang yang berpaling dari zikir ini yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa orang tersebut akan diberikan penghidupan yang sempit di dunia dan akhirat. Allah berfirman,

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيراً قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? Allah berfirman: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan.” (QS. Ath-Thaha: 124-126)

Orang yang melalaikan zikir kepada Allah, yaitu berupa peringatan-peringatan Al-Qur’anul karim dan peringatan-peringatan dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan dampak yang sangat buruk bagi kehidupan orang tersebut. Nasehat, pelajaran dan ibrah dari Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak bermanfaat lagi padanya, sehingga hatinya pun mengeras. Padahal orang yang beriman, apabila disebutkan nama Allah dia menjadi takut. Padahal orang yang beriman apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Allah, dia menjadi tambah keimanannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَاناً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfaal : 2)

***

Kriteria Kedua

Lalu sifat yang kedua adalah mengikuti hawa nafsunya وَاتَّبَعَ هَوَاهُ
Al-hawaa. Tahukan kalian apakah itu al-hawaa, wahai ukhti? Sesungguhnya hawaa adalah jalan yang menyelisihi sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Al-hawaa seringkali dimutlakkan oleh para ‘ulama untuk perbuatan yang tidak ada tuntunannya dalam Islam (baca: bid’ah). Oleh karena itulah, mereka sering mengatakan ahlul bid’ah sebagai ahlul-hawaa.

Pada sifat yang kedua ini, orang tersebut selalu mengikuti hawaa yakni bid’ah yang menyimpang dari sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Yang ia cari adalah sesuatu yang menyimpang dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Ahli bid’ah adalah orang yang mengikuti hawa nafsu, menentang dan memusuhi syariat yang ada.” (Silahkan lihat al-I’tisham karya Asy-Syathibi, 1/61)

Yunus bin Abdul A’laa Ash-Shadafi[1] berkata, “Saya pernah berkata kepada Imam Asy-Syafi’I, “Sahabat kami, yakni Al-Laits bin Sa’ad[2] pernah berkata, “Jika kalian melihat seorang lelaki berjalan di atas air janganlah terpedaya dengannya hingga kalian lihat apakah orang tersebut mencocoki Al-Qur’an dan As-Sunnah.” Imam Asy-Syafi’i berkata, “Tidak itu saja, semoga Allah merahmati beliau, bahkan jika kalian melihat seorang lelaki berjalan di atas bara api atau melayang di udara maka janganlah terpedaya dengannya hingga kalian lihat apakah ia mencocoki ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.” (Diriwayatkan oleh As-Suyuthi dalam ‘Al-Amr Bittiba Wan-Nahii Anil Ibtida’)

Inilah saudariku muslimah, yang kita jadikan barometer kita. Di antara barometer atau sifat orang yang berhak kita jadikan teladan, yaitu mereka yang senantiasa mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

***

Kriteria Ketiga

Saudariku muslimah …
Lalu Allah menyebutkan sifat yang ketiga. Orang yang tidak berhak dijadikan qudwah yakni

وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً

“Dan adalah keadaanya itu melampaui batas.”

Maksudnya, orang tersebut banyak membuang waktu, menyia-nyiakan waktu dan kesempatan. Hari demi hari berlalu tapi dia tidak bisa menghasilkan sesuatu pun (dari amal ibadah). Di dalam ayat ini terdapat penjelasan pentingnya menghadirkan hati ketika berzikir kepada Allah. Seseorang yang berzikir kepada Allah dengan lisannya saja tanpa menghadirkan hatinya, maka berkah amal dan waktunya dicabut hingga dia merugi dan sia-sia. Kita akan menemui orang tersebut berbuat selama berjam-jam tapi tanpa hasil sedikit pun. Tapi kalau seandainya dia selalu menggantungkan hatinya kepada Allah, maka dia akan merasakan berkah amalnya tersebut.

Kita lihat terdapat dua fenomena yang keduanya merupakan perkara yang sangat menyimpang dari agama. Di satu pihak, terdapat orang yang menyia-nyiakan kewajiban-kewajiban yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan kepadanya kemudian ada pihak lain yang  dia pun berlebih-lebihan (ghuluw) dalam menjalankan syariat. Dan ini lebih berbahaya, wahai ukhti. Salah satu contohnya adalah, berlebih-lebihan dalam hal pengagungan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia menganggap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tahu yang ghaib. Dia menganggap bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bisa memberikan manfaat dan mudharat. Contoh lain adalah, pihak yang berlebih-lebihan kepada orang shalih. Sehingga ia menganggap bahwa orang shalih bisa mengabulkan do’a, padahal orang shalih tersebut telah mati, orang yang berlebih-lebihan di dalam hal kafir mengkafirkan. Maka orang-orang seperti ini tidak bisa dijadikan teladan.

Inilah saudariku muslimah, tiga sifat yang Allah sebutkan yang apabila kita terjemahkan tiga sifat ini, maka akan sangat panjang dan mencakup semua keburukan yang ada yang telah Allah sebutkan dalam Al-Qur’an dan disebutkan dalam berbagai hadits. Dan ketiga sifat ini tidak bisa kita jadikan qudwah (teladan).

Maka kebalikannya, orang yang bisa dijadikan qudwah juga yang mempunyai tiga sifat. Yang pertama adalah orang yang senantiasa memperhatikan peringatan Al Qur’an dan Sunnah Rasul, serta zikir kepada Allah. Yang kedua adalah yang senantiasa mengikuti sunnah Rasululah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang ketiga adalah yang tidak menyia-nyiakan kewajiban-kewajiban yang Allah wajibkan kepadanya dan dia pun tidak berlebih-lebihan (ghuluw) dalam beragama.
Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Footnote :
[1] Beliau adalah Yunus bin Abdul A’laa Ash-Shadafi Abu Musa AI-Mishri, seorang tsiqah. Silakan lihat Tahdzib At-Tahdzib (XI/440), Taqrib At-Tahdzib (II/385), Al-Jarh wat Ta’dil (IX/243), Wafayaatil A’yan (VII/249) dan Al-Ansab(VIII/288).
[2] Beliau adalah Al-Laits bin Sa’ad bin Abdurrahman AI-Fahmi Abul Harits AI-Mishri, seorang tsiqah, faqih dan imam yang sangat terkenal. Silakan lihat Tarikh karangan Ibnu Ma’in (II/501) dan Siyar A’lamun Nubala’ (VIII/122).

Penulis: Ummu Izzah Yuhilda
Muroja’ah: Ust. M. A. Tuasikal

Maraji’ :

  1. Qur’anul karim dan terjemahannya
  2. www.ahlulhadist.wordpress.com
  3. www.raudhatulmuhibbin.org
  4. www.muslim.or.id
  5. Syaikh Utsaimin, Tafsir Al-Kahfi, As-Sunnah, Jakarta.
  6. Dr. Said bin Ali bin Wahf Al-Qahthani, Cahaya Sunnah dan Kelamnya Bid’ah, Samodra Ilmu, Yogyakarta.
  7. Abu Yahya Badrusalam, Lc., Keindahan Islam dan Perusaknya, Al-Bashirah.
  8. Abdul Hakim bin Amir Abdat, AlMasaa-il (Masalah-masalah Agama), Darus Sunnah, Jakarta.
  9. Dr. Sa’id bin Ali Wahf Al-Qahthani, Syarah Do’a dan Dzikir Hishnul Muslim, Darul Falah, Jakarta.
  10. E-Book Ikuti Sunnah dan Jauhi Bid’ah karya Al-‘Allamah ‘Abdul Muhsin Al-‘Abdad.

***

Artikel muslimah.or.id

SEMARAK RAMADHAN YPIA
Ummu Sa'id

Ummu Sa'id

Artikel Terkait

Sebesar Antusias Nabi Musa ‘alaihissalam Dalam Menuntut Ilmu

Sebesar Antusias Nabi Musa ‘alaihissalam Dalam Menuntut Ilmu

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
16 November 2022
0

Ilmu itu anugerah dari Allah yang diberikan hanya kepada mereka yang Dia cintai, tidak bisa diwariskan atau diperoleh dari jalur...

Meneladani Sedekah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam

Meneladani Sedekah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
29 Oktober 2022
0

"'Siapakah diantara kalian yang mencintai harta ahli warisnya lebih dari mencintai hartanya sendiri?' Mereka menjawab: 'wahai Rasulullah! Tidak ada seorangpun...

Tanda Diterimanya Amal Saleh

Tanda Diterimanya Amal Saleh

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
20 Oktober 2022
0

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla, Dia menerima amal (kebaikan) seorang hamba dia akan memberi taufik kepada hambaNya tersebut untuk beramal...

Artikel Selanjutnya

Pendaftaran Program Ma'had Umar Diperpanjang

Komentar 17

  1. arifjaya says:
    13 tahun yang lalu

    menarik juga ya..jazakumullah

    Balas
  2. je says:
    13 tahun yang lalu

    Assalamualaikum

    thx info’a. tp sy mau tnya, sy tu sering bgt nglamun ,cntoh pas naik mtor ja nglamun kmna2, pas skolah jg,jd ga konsen… bhkan wkt shalat jg melamun! bagaimana sy bs menghilangkan sifat tidak baik ini?trmksh mhn djwb

    Balas
    • muslimah.or.id says:
      12 tahun yang lalu

      @je
      wa’alaikumussalam
      sifat atau kebiasaan seseorang bisa “dibentuk/diupayakan”. Cara menghilangkannya adalah dengan bersungguh-sungguh untuk meninggalkannya. Dan dalam upaya ini, bergantunglah kepada Allah dan mohonlah pertolongan kepada-Nya karena manusia tidak bisa berhasil melakukan sesuatu melainkan atas pertolongan Allah. Bahkan untuk hal yang sepele, manusia tidak bisa memasukkan benang ke dalam jarum melainkan atas pertolongan Allah.

      Balas
  3. Sholihah says:
    12 tahun yang lalu

    Assalamualaykum,, sanget menarik..
    bolehkah ana copas artikel2 di web ini tuk share di FB,?

    syukron jazakumullahkhoiran katsiran.

    Balas
  4. ratih says:
    12 tahun yang lalu

    Subhanallah… dimana saya bisa bertemu dengan org yg layak jadi teladan jaman sekarang ini… mungkin sulit sekali..

    Balas
  5. Halimah Al Luthfiyyah says:
    12 tahun yang lalu

    alhamdulillaahirobbil’alamin

    artikelnya bagus… ana bergetak hati ingin intropeksi diri,

    jujur terkadang manusia memang sering lalai dari RABBnya…
    apalagi yaman sekarang…
    banyak fitnah fitnah…

    Balas
  6. asta sitta says:
    12 tahun yang lalu

    assalamu’alaykum
    ijin share ya ukhty..
    syukron

    Balas
  7. Budi Wahyudi says:
    12 tahun yang lalu

    alangkah beruntungnya manusia yang senatiasa dituntun ALLAH untuk selalu ingat kepada NYA, semoga kita dibimbing ALLAH untuk selalu ingat kepadaNYA kapanpun dan dimanapun kita

    Balas
  8. Siti Rohana says:
    12 tahun yang lalu

    Semoga kita bisa menjadi teladan yang baik khususnya bagi keluarga kita sendiri

    Balas
  9. Wiwit Purramaranti,ST says:
    12 tahun yang lalu

    sukron tuk infonya…. mdh2an ana bs lbh memperbaiki diri agar menjauhi dari sifat2 sprti diatas shg menjd contoh yg baik tuk ank2 dan keluarga… terutama…

    Balas
  10. ariana hamidun says:
    12 tahun yang lalu

    Izin share Jazakallahukhair

    Balas
  11. restu pangestika says:
    12 tahun yang lalu

    bagus banget dan pas buat baca untu para muslimah. jazzakumullah

    Balas
  12. ana says:
    12 tahun yang lalu

    gimana caranya share ke blog?????

    Balas
  13. ummu zaky says:
    12 tahun yang lalu

    izin share.jazakumullahu khairan

    Balas
  14. MASPRI says:
    12 tahun yang lalu

    sangat baik sekali…n menarik buat orang-orang yang lalai dalam menjalankan ibadah…termasuk saya,…terima kasih banyakkk….

    Balas
  15. nurjannah says:
    12 tahun yang lalu

    dngn mmbc artikel, mmbuat ana brintrofeksi dri ats klalaian yg slma ni mmbuat sngt sdkt mngngat Alloh , jazakumullahu khairan…

    Balas
  16. shifa says:
    9 tahun yang lalu

    izin share ya ukhtii ;)

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id
Muslimah.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.