Mengucapkan Salam dan Menjawab Salam yang Benar
Saudariku, betapa banyaknya umat muslim yang berpaling dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kemudian menggantinya dengan kebiasaan orang-orang kafir. Lihatlah bagaimana kebiasaan mereka dalam berpakaian, berkata, tata cara makan, dan pola pikir yang sangat jauh dari sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam namun mirip kebiasaan orang-orang kafir.
Pembaca yang budiman, tidakkah kita pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dalam golongan kaum tersebut.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Maka kita semestinya bersemangat dalam melakukan kebaikan dan menghidupkan serta menyuburkan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Saudariku seakidah, menebar salam antar umat muslim adalah salah satu sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hendaknya setiap diri menumbuhkan kebiasaan yag mulia ini pada diri sendiri dan lingkungannya.
Dalam Shahih Muslim (54) disebutkan: Dari Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian beriman, dan tidak dikatakan beriman sebelum kalian saling mencintai. Salah satu bentuk kecintaan adalah menebar salam antar sesama muslim.”
Di dalam hadits tersebut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan diantara syarat masuk surga adalah keimanan kemudian menggantungkan keimanan dengan saling cinta-mencintai sesama muslim, dan itu semua tidak akan terwujud kecuali dengan salah satu caranya, yaitu menebarkan salam antara sesama muslim.
Definisi Salam
Ulama berbeda pendapat akan makna salam dalam kaliamat ‘Assalaamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuhu’. Berkata sebagian ulama bahwasanya salam adalah salah satu nama dari nama-nama Allah sehingga kalimat ‘Assalaamu ‘alaik’ berarti Allah bersamamu atau dengan kata lain engkau dalam penjagaan Allah. Sebagian lagi berpendapat bahwa makna salam adalah keselamatan sehingga maknanya ‘Keselamatan selalu menyertaimu’. Yang benar, keduanya adalah benar sehingga maknanya semoga Allah bersamamu sehingga keselamatan selalu menyertaimu.
Wajibnya Menjawab Salam
Saudariku seiman, jika ada yang mengucapkan salam kepada kita sedang kita dalam kondisi sendiri, maka kita wajib menjawabnya karena menjawab salam dalam kondisi tersebut hukumnya adalah fardu ‘ain. Sedang jika salam diucapkan pada suatu rombongan atau kelompok, maka hukum menjawabnya adalah fardu kifayah. Jika salah satu dari kelompok tersebut telah menjawab salam yang diucapkan kepada mereka, maka sudah cukup. Sedang hukum memulai salam adalah sunnah (dianjurkan) namun untuk kelompok hukumnya sunnah kifayah, jika sudah ada yang mengucapkan maka sudah cukup.
Dari Ali bin Abi Thalib, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sudah mencukupi untuk suatu rombongan jika melewati seseorang, salah satu darinya mengucapkan salam.” (HR. Ahmad dan Baihaqi)
Adab Mengucapkan Salam
1. Mengucapkannya Dengan Sempurna
Pembaca, semoga Allah merahmatiku dan merahmati kalian semua, sangat dianjurkan bagi kita untuk mengucapkan salam dengan sempurna, yaitu dengan mengucapkan, “Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.”
Hal ini berdasarkan hadits dari ‘Imran bin Hushain radiallau ‘anhu, ia berkata: “Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengucapkan , ‘Assalaamu’alaikum’. Maka dijawab oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia duduk, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sepuluh’. Kemudian datang lagi orang yang kedua, memberi salam, ‘Assalaamu’alaikum wa Rahmatullaah.’ Setelah dijawab oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ia pun duduk, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Dua puluh’. Kemudian datang orang ketiga dan mengucapkan salam: ‘Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa baraakaatuh’. Maka dijawab oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian ia pun duduk dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Tiga puluh’.” (Hadits Riwayat Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad no. 986, Abu Dawud no. 5195, dan At-Tirmidzi no. 2689 dan beliau meng-hasankannya).
2. Memulai Salam Terlebih Dahulu
Saudariku di jalan Allah, memulai mengucapkan salam kepada orang lain adalah sangat dianjurkan. Hendaknya yang lebih muda mengucapkan salam kepada yang lebih tua, yang lewat memberi salam kepada yang sedang duduk, dan yang sedikit mengucapkan salam kepada yang banyak, serta yang berkendaraan mengucapkan salam kepada yang berjalan. Hal tersebut sejalan dengan hadist dari Abu Hurairah. Pengucapan salam yang berkendaraan kepada yang berjalan adalah sebagai bentuk syukur dan salah satu keutamaannya adalah agar menghilangkan kesombongan.
Dalam hadits tersebut, bukan berarti bahwa apabila orang-orang yang diutamakan untuk memulai salam tidak melakukannya, kemudian gugurlah ucapan salam atas orang yang lebih kecil, atau yang tidak berkendaraan, dan semisalnya. Akan tetapi Islam tetap menganjurkan kaum muslimin mengucapkan salam kepada yang lainnya walaupun orang yang lebih dewasa kepada yang lebih muda atau pejalan kaki kepada orang yang berkendaraan, sebagaiman sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Yang lebih baik dari keduanya adalah yang memulai salam.” (HR. Bukhori: 6065, Muslim: 2559)
Salah satu upaya menyebarkan salam diantar kaum muslimin adalah mengucapkan salam kepada setiap muslim, walaupun kita tidak mengenalnya.
Hal ini didasari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: Dari ‘Abdullah bin Amr bin Ash radiallahu ‘anhuma, ada seorang laki-laki bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Islam bagaimana yang bagus?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Engkau memberi makan ( kepada orang yang membutuhkan), mengucapkan salam kepada orang yang engkau kenal dan yang tidak engkau kenal.” (HR. Bukhori: 2636, Muslim: 39)
3. Mengulangi Salam Tatkala Berjumpa Lagi Walaupun Berselang Sesaat
Bagi seseorang yang telah mengucapkan salam kepada saudaranya, kemudian berpisah, lalu bertemu lagi walaupun perpisahan itu hanya sesaat, maka dianjurkan mengulang salamnya. Bahkan seandainya terpisah oleh suatu pohon lalu berjumpa lagi, maka dianjurkan mengucapkan salam, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Apabila di antara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah mengucapkan salam kepadanya. Apabila terhalang oleh pohon, dinding, atau batu (besar), kemudian dia berjumpa lagi, maka hendaklah dia mengucapkan salam (lagi).” (HR. Abu Dawud: 4200, dishohihkan oleh Al-Albani dalam Misykat al-Mashobih: 4650, dan lihat Silsilah Shohihah: 186)
4. Tidak Mengganggu Orang yang Tidur Dengan Salamnya
Dari Miqdad bin Aswad radiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Kami mengangkat jatah minuman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (karena beliau belum datang), kemudian beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam datang di malam hari, maka beliau mengucapkan salam dengan ucapan yang tidak sampai mengganggu/ membangunkan orang tidur dan dapat didengar orang yang tidak tidur, kemudian beliau masuk masjid dan sholat lalu datang (kepada kami) lalu beliau minum (minuman kami).” (HR. Timidzi: 2719 dan dishohihkan oleh Al-Albani dalam Adab Az-Zifaf hal. 167-196 cet. terbaru)
5. Tidak Memulai Ucapan Salam Kepada Orang Yahudi dan Nasrani
Dari Ali bin Abi Thalib radiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian mengucapkan salam lebih dahulu kepada Yahudi dan Nashrani, dan bila kalian bertemu mereka pada suatu jalan maka desaklah mereka ke sisi jalan yang sempit.”
Hadits ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang mulia dan unggul dari yang lainnya. Jika mereka mengucapkan salam kepada kita, maka balaslah salamnya dengan ucapan ‘Wa ‘alaikum’.
6. Berusaha Membalas Salam Dengan yang Lebih Baik atau Semisalnya
Maksudnya, tidak layak kita membalas salam orang lain dengan salam yang lebih sedikit. Sebagaimana Allah berfirman yang artinya:
“Apabila kalian diberi salam/penghormatan, maka balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa.” (QS. An-Nisa’: 86)
Kebiasaan Para Sahabat Berjabat Tangan
Adalah kebiasaan para sahabat jika mereka berjumpa maka saling berjabat tangan antar satu dengan yang lain. Maka apabila kita bertemu dengan seorang teman, cukupkanlah dengan berjabat tangan disertai dengan ucapan salam (Assalaamu’alaikum wa rahmatullaahi wa baraakaatuh) tanpa berpelukan kecuali ketika menyambut kedatangannya dari bepergian, karena memeluknya pada saat tersebut sangat dianjurkan. Hal ini berdasarkan hadits Anas bin Malik radiallahu ‘anhu, ia berkata:
“Apabila sahabat-sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saling berjumpa, maka mereka saling berjabat tangan dan apabila mereka datang dari bepergian, mereka saling berpelukan.” (HR. At-Tabrani dalam Al-Mu’jamul Ausath no. 97 dan Imam Al-Haitsami berkata dalam kitab Majma’uz Zawaa’id VIII/ 36, “Para perawinya adalah para perawi tsiqah.”)
Saudariku muslimah, yang berusaha meniti jalan kebenaran, hendaklah adab-adab di atas kita jaga. Kita berusaha untuk menanamkannya pada diri kita, memupuknya, memeliharanya serta mengajak orang lain kepadanya. Semoga Allah, Dzat yang membalas kebaikan sebesar dzarrah dengan kebaikan dan membalas keburukan sebesar dzarrah dengan keburukan memberikan kita keistiqamahan untuk senantiasa berjalan di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Wa Allahu A’lam.
Maraji:
- Terjemah: Adab Harian Muslim Teladan. ‘Abdul Hamid bin ‘Abdirrahman as-Suhaibani. Pustaka Ibnu Katsir. Cetakan pertama. 2005.
- Majalah Al-Furqon Tahun 6 Edisi 7. Shofar 1428 H.
- Catatan Kajian ‘Kitabul Jami’ min Taudhiihul Ahkam min Buluughul Maraam’.
***
Penyusun: Ummu Aiman
Muraja’ah: Ustadz Aris Munandar
Artikel www.muslimah.or.id
1. fee ra
September 17th, 2007 at 3:00 am
assalamu’alykum wr.wb
q mw tanya klo msalN yg ngasih salam
org Nasrani gmn?(di sekitarQ byk org Nasrani yg nyebar salam&sering ucapin tasbih,dll)qt wajib bales gak?
boleh gak klo q khawatir dg org2 t’sebut?mksdQ q tkut mreka salah gunain salam tsb.
jzklh.
wassalamu’alaykum wr.wb
2. Desri Wardani
October 24th, 2007 at 1:37 am
Asalamu’alaikum wr.wb.
Marilah kita mulai dari diri kita untuk selalu menebarkan salam kepada sesama muslim, dan kita biasakan bila berpisah dan bertemu lagi walaupun sesaat kita ucapkan salam kembali sehingga terkondisi selalu mendo’akan keselamatan dan rahmad Allah selalu menyertai kita, InsyaAllah..
Wassalamu’alaikum wr. wb.
3. herry
November 26th, 2007 at 1:17 am
assalamu’alaikum
Jika ingin dicintai sesama manusia maka terbarkanlah salam kepada mereka.memngucapkan salam bukan hanya kepada seseorang yang sudah kita kenal akan tetapi kepada setiap orang yang bertemu dengan kita.
Adapun pengucapan salam kepada lawan jenis adalah tedak di benarkan.
4. muslimah.or.id
November 27th, 2007 at 1:29 am
Waalaikum salam warohmatullah wabarokatuh
Akhi Herry, mengucapkan salam kepada lawan jenis diperbolehkan, asalkan tidak menimbulkan fitnah, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah mengucapkan salam kepada shahabiyah.
iya kejadian itu sering kita alami aoalagi kita berada pada lingkungan kerja yanga berbagai latarbelakang yg brbedA2…TRIMAKASIH
sebarkanlah salam kepada semua orang memang wajib.
karena itu adalah doa…
mau tanya,
kalo memang ini yang membuat blog adalah ustadzah, atau temen” akhowat yang membuatnya kemudian konsultasi pada seorang ustadz/ustadzah. ana punya pertanyaan.
kita kan gak tahu ini semua orang tu muslim or bukan. nyatanya ketika saya dulu pernah menjadi panitia romadhon di masjid kampung, memebri salam malah di jawab, “maaf saya orang kristen.”
sopan se jawabannya, tapi …? gimna….
bagaimana menyikapi hal seperti ini, karena kita hidup pada negara yang banyak agama, aliran, pemahaman, wis pokoqnya kaya raya dalam hal seperti itu. tolong jawabannya.
oiya boleh blog ini saya add ke link blog saya.
“www.tmnf.blogspot.com”
blog itu disediakan buat temen-temen masjid Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.
maaf kalo’ kepanjangan.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
#fee ra
Sebaiknya dijawab dengan wa’alaikum sebagaimana yang sudah dijelaskan oleh penulis
Peringatan : Kebiasaan orang2 Nasrani mengucapkan hal-hal yang berbau keIslaman (baik itu berupa salam, tasbih, tahmid, dll) itu patut kita waspadai. Karena hal ini termasuk dalam upaya-upaya mereka untuk meng-kristen-kan sekitar mereka. Bukannya paranoid loh, tapi memang dalam prakteknya mereka akan menggunakan celah sekecil apapun untuk masuk kedalam lingkup sosial & agama lingkungan yang ingin mereka pengaruhi. Bukankah pernah kita dengar di suatu daerah di ibu kota mereka melakukan misa dengan busana muslim selengkap-lengkapnya? Jadi, alangkah baiknya apabila kita lebih berhati-hati lagi dengan mereka. Karena harta termahal yang kita miliki & wajib kita pertahankan mati-matian adalah keimanan kita
#bayutheeye
Ana pernah menanyakan hal yang sama kepada seorang Ustadz, jawaban beliau kurang lebih sebagai berikut : Kita tinggal di negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim, maka sebaiknya kita mengucapkan salam terlebih dahulu kepada orang lain. Lain halnya apabila kita sedang berkunjung ke daerah yang mana mayoritasnya adalah pemeluk agama lain, misalkan Timor Leste, maka sebaiknya kita tidak mengucapkan salam kepada mereka. Tolong dikoreksi lagi Ustadz. Waalahu ta’ala a’lam wal ahkam
#muslimah.or.id
Mo tanya : Mana yang lebih afdhal, apakah kita menulis di awal sms dengan “Assalamualaikum” ataukah “Bismillah”?
Jazakumullah Khair atas jawabannya. Afwan apabila ana kepanjangan nulisnya
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuhu,
Ane mo nanya dunks! dijalan ane sering diberi salam sama orang ane jawab tapi dengan lirih jadi engga kedengeran sama yang ngasih salam jadi kesannya ane sombong. dan ane juga suka ngerasa ikhwan itu ngasih salam cuma untuk ngegoda doank makanya ane suka ngejawab salamnya tapi dengan lirih.
itu gimana???? dosa g?
Jazakumullah Khair
assalamualaikum….
terima kasih karna menyediakan blog ini yang mgndungi plbgai info terkini dan sgt brgune…
Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullahi wa barakatuh.
ustadz/ustadzah, ana mau nanya neh. apa yang harus kita ucapkan bila non muslim mengucapkan salam “assalamu alaikum ”
syukron , jazakallah
Wa’alaikumussalam warohmatullah wabarokatuh
Jawablah dengan ucapan: Wa’alaikum…
Dalilnya:
“Dari Anas rodhiallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Jika ahlul kitab mengucapkan salam kepada kalian, maka jawablah: wa’alaikum.'” (HR. Bukhari – Muslim)
Saya dulu ngajar di pesantren , hanya karena status saya bukan guru pondok dan memang kebetulan juga nggak mengajar pelajaran pondok , kebetulan saya mengajar pelajaran umum seperti Matematika , Ekon Akun , dan Sejarah . saya merasa tak apa kalau saya memulai mengajar tanpa ucapan salam .awalnya masih mengucapkan salam , tapi lama2 karena merasa gak di balas(ada yang jawab , ada yang gak )maka saya terbiasa tanpa membuka dengan salam .oia apakah kewajiban menjawab salam berlaku di sms, email , atau fb?. Bagaiman kalau di jalan ada yang mengucap salam yang kesannya hanya ngolok apakah kita wajib jawab dengan suara atau dalam hati saja , atau tidak usah di jawab saja.apakah menulis komentar seperti ini juga harus di awali dan di tu2p dengan salam ?. maaf!!
assalamu’alaikum,
dalil kewajiban kita menjawab salam apa ya? mohon disebutkan hadits atau ayatnya?
selain itu dalil hadits ato ayat bahwa satu jama’ah menjawab salam hukumnya fardhu kifayah apa?
tolong dijawab akh. Ane baru nyari2 nih. Insya Alloh bermanfaat bagi yang baca selanjutnya.
salam , saya mau nanya . boleh gak jika menjawab salam di dalam hati ?
@Idk
Sebatas pemahaman kami, tidaklah disebut sebagai “ucapan” salam melainkan suara yang keluar melalui mulut jadi bukan hanya terpendam didalam hati. Allahua’lam
assalamu’alaikum wr. wb.
aduhh aku suka mengucapkan slam terlbih dlu pada org yg tidak s’iman denganku, hmm padahal itu tidak boleh y???? oh Ya Allah Maafkan atas ketidak tahuanku dalam hal ini ampuni aku…., tapi sekarang tidak akn lagi karena sekrang aku sudah tahu!!
assalamu’alikum WR.WB
alhamdulillah,,psantren ane m’di2k wat slalu m’bri n’ m’jwab salam,, ‘smoga qta smwa di bri kslamatan oleh Allah”
wassalamu’alaikum WR.WB
arabx mana????????????????????
Assalammualaikum wr.wb,
Tertarik dengan hadis no 5, seperti ini:
?Janganlah kalian mengucapkan salam lebih dahulu kepada Yahudi dan Nashrani, dan bila kalian bertemu mereka pada suatu jalan maka desaklah mereka ke sisi jalan yang sempit.?
pertanyaan saya, apabila kita berjumpa dijalan seorang wanita tua / nenek-nenek, kebetulan pula non muslim, apa harus di desak di sisi jalan yang sempit? ada yang bisa menjelaskan maksud hadis ini? dan bagaimana dengan adab menghormati orang yang lebih tua dalam hal ini, terutama wanita, walaupun berbeda keyakinan?
terima kasih
Bila didesak sampai ke pinggir jalan yang sempit, mungkin itu sangat tidak Bijaksana sebagai makhluk “Beragama” . Mau dia tua atau tidak, hal itu juga tidak pantas dilakukan. Thanks
kalo org muslim mengucapkan salam org hindu gimana hukumnya??
@ Konveksi
Ucapan salam mengandung doa dan hanya pantas diberikan sesama muslim. Adapun orang kafir tidak berhak untuk didoakan termasuk orang hindu budha dan kafir musyrik lainnya. Allahua’lam
Halo Selamat malam,
Oh. Kami sebagai umat buddhis, kami diajarkan untuk selalu mendoakan setiap makhluk tanpa pandang bulu. Karena Buddha selalu mengajarkan kami untuk saling menghargai setiap makhluk.
Tidak masalah bahwa kami di sebut seorang Kafir Musyrik, tapi kami tahu bagaimana untuk saling menghargai dan menghormati sesama manusia daripada orang yang “mempunyai” agama.
@Ricky, terima kasih sudah mau berkunjung ke website kami yang sederhana ini. Dalam Islam, kasih sayang kepada sesama makhluk, baik muslim atau kafir atau bahkan kepada hewan, itu sangat ditekankan. Namun hak Allah, Rabb kami, lebih utama dari itu semua. Karena bagi kami, segala sesuatu yang berhubungan dengan Allah itu lebih utama dari apapun. Maka, ada beberapa hal yang mesti kami jauhi karena itu dapat merendahkan Allah.
Diantaranya ketika ada orang yang merendahkan Allah dengan meyakini bahwa ada Tuhan lain selain Allah, lalu kami memberikan apresiasi kepada orang tersebut tanpa ada perbedaan sikap, maka kami telah ikut serta merendahkan Allah.
Tuhan semesta alam itu hanya satu dan Dia-lah yang menciptakan kita, maka patut kita tinggikan setinggi-tingginya. Semoga anda diberi hidayah untuk memeluk Islam.
#muslimah.or.id
Tdk menjawab salam apa termasuk perbuatan kufur? Krn ada sbgian org yg mengkafirkan yg lain ,krn tdk menjawab salamnya,
please, swun
Haduh ni org yg pada bertanya sbnarnya pda bca smpe slsai gk sh,kok kbnyakan tnyatnya yg sdh djelaskan ‘bgmn jika dberi salam oleh org non muslim?’ nah ini inti pertanyaan dr kbnyakan penanya.yg merasa brtnya sprti itu mohon dbaca lg blognya smpe slsai ya
Gimana klo ada yang mengucapkan “salam silahturahmi” terus kita harus jawab apa?
Jawab saja: sama-sama
Assalamu’alaikum.
Ahsanallahu ilaikum.
Afwan ustadz dan penanya sebelumnya, semoga Allah senantiasa memberkahi kalian.
Afwan ustadz, saya izin bertanya.
Bismillah.
Ustadz yang saya cintai karna Allah ‘Azza wa Jalla, saya sangat membutuhkan jawaban berkenaan dengan masalah titipan salam dari salah satu non muslim kepada saya, dia mengirimkan salam kangen untuk teman² alumni SD, lalu saya menyampaikan nya kepada teman-teman, karna saya takut juga saya berdosa karna tidak menyampaikan amanah salam itu. Sedangkan saya tau juga, kalo misalnya salam non muslim itu bukannya salam islam. Dan ada sebagian teman saya menitipkan salam kangen kepada non muslim itu, lalu saya kembali menyampaikan salam yang di titipkan oleh sebagian teman-teman, dan bahkan ada teman saya yang menitipkan salam mewakili kami semua kepada saya untuk non muslim tersebut. Dan saya pun kembali menyampaikan nya kepada non muslim itu karna takutnya saya berdosa juga karna saya tidak menyampaikan salam tsb, sedangkan saya tau bahwa tidak sepatutnya seorang muslim memberi salam islam kepada non muslim.
Ustadz yang saya cintai karna Allah ‘Azza wa Jalla,
Apakah saya berdosa menyampaikan salam dari non muslim itu kepada teman-teman alumni SD itu dan sebaliknya?
Afwan ustadz, saya izin bertanya kembali.
Ustadz yang saya cintai karna Allah ‘Azza wa Jalla, Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa memberkahi ustadz dan keluarga.
Bolehkah saya mendo’akan kebaikan untuk non muslim tersebut. Misalkan semangat kak “Semoga sukses” atau
dengan do’a yang lain?
Dan apakah boleh saya mengamini do’a yang non muslim itu sampaikan kepada saya. Seperti:
“Semoga bisa masuk ke sekolah favorit” atau do’a yang lainnya?
Afwan ustadz, jika ustadz berkenan, saya mohon pencerahan nya dari ustadz dan nasihat dari ustadz untuk saya.
Semoga Allah senantiasa menjaga ustadz, dan Keluarga, dan kami semua.
Mohon maaf apabila ada tutur kata saya yang kurang berkenan.
Afwan ustadz, jika ustadz tidak keberatan dan jika ustadz berkenan, bolehkah jawaban dari ustadz di kirimkan melalui email secara pribadi kepada saya.
Assalamu’alaikum.
Jazakillahu khairan
Izin share
Assalamualaikum
Mau bertanya ustadz. Jawaban yang benar untuk menjawab salam bagaimana ustadz. Apakah waalikumusalam atau waalaikumsalam atau dua2 nya benar ?
Terima kasih