Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita tentang ruh orang mukmin yang akan meninggal dunia dan ruh orang kafir yang akan meninggal dunia.
Jika seorang mukmin akan meninggal, malaikat-malaikat turun dari langit kepadanya dengan membawa kain kafan dari surga serta membawa wewangian dari surga. Lantas para malaikat itu duduk di sekeliling orang mukmin yang akan meninggal tadi.
Para malaikat duduk mengelilingi sang mukmin sepanjang mata memandang (saking banyaknya malaikat itu). Menyusul kemudian, datanglah Malaikat Maut duduk di dekat kepala sanga mukmin. Malaikat Maut berkata, “Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya.”
Dengan demikian, keluarlah jiwa sang mukmin dari jasadnya bagaikan keluarnya tetesan air dari bibir tempat air.
Kemudian Malaikat Maut mengambilnya. Jika Malaikat Maut telah mengambil ruhnya maka para malaikat lainnya tidak membiarkan ruh itu berada di tangan Malaikat Maut sekejap mata pun hingga mereka mengambilnya.
Lalu mereka meletakkannya ke dalam kafan dan wewangian itu. Ruh itu keluar dengan aroma yang harum seperti minyak misik yang paling wangi di muka bumi. Mereka membawanya naik ke atas. Setiap kali mereka melewati para malaikat, mereka ditanya, “Siapakah ruh yang baik ini?”
Para malaikat yang membawa ruh itu menjawab, “Ini ruh Fulan bin Fulan,” dengan nama panggilan terbaiknya semasa dahulu di dunia.
Hingga mereka sampai ke langit. Mereka minta agar pintu langit dibukakan, maka dibukakanlah bagi mereka lalu diiringi oleh para malaikat dari seluruh penjuru langit hingga ke langit selanjutnya, sampai akhirnya ke langit yang ketujuh.
Lalu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Tulislah catatan amal hamba-Ku di ‘Illiyyin, serta kembalikan ia ke bumi; karena sesungguhnya Aku menciptakan mereka (manusia) dari bumi (tanah), kepadanya juga akan Kukembalikan, dan dari sana akan Kukeluarkan mereka pada waktu yang lain.”
Kemudian ruh orang tersebut dikembalikann lagi ke jasadnya (di bumi). Lalu datang kepadanya dua malaikat.
Kedua malaikat itu mendudukkannya seraya berkata, “Siapakah Rabbmu?”
Orang itu pun menjawab, “Rabbku adalah Allah ‘Azza wa Jalla.”
Kedua malaikat itu bertanya lagi, “Apa agamamu?”
“Agamaku Islam,” jawabnya.
“Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kalian?” tanya dua malaikat itu lagi.
“Dia adalah Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,” jawabnya.
Dua malaikat itu berkata, “Darimana kamu tahu?”
“Aku membaca kitab Allah ‘Azza wa Jalla kemudian aku mengimaninya dan membenarkannya,” jawabnya.
Lalu terdengarlah seruan dari atas langit, “Hamba-Ku itu benar. Karenanya, hamparkanlah baginya hamparan dari surga, pakaikanlah ia pakaian dari surga, dan bukakanlah satu pintu menuju surga baginya.”
Maka terciumlah olehnya angin surga dan aroma wanginya, serta diluaskanlah kuburnya seluas mata memandang. Lalu ia didatangi oleh seorang lelaki yang tampan wajahnya, bagus pakaiannya, dan harum baunya. Lelaki itu berkata, “Bergembiralah dengan segala hal yang menyenangkanmu! Ini adalah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu.”
Kemudian mayat orang mukmin itu berkata, “Siapakah engkau? Wajahmu adalah wajah yang datang dengan kebajikan.”
“Aku adalah amal shalihmu.”
Lalu mayat orang itu berkata, “Wahai Rabbku, datangkanlah segera hari kiamat …. Wahai Rabbku, datangkanlah segera hari kiamat, sehingga aku dapat kembali kepada keluargaku dan hartaku.” (Al-Jawabul Al-Kafi)
*
Hikmah di balik kisah ini:
- Adanya azab kubur dan adanya nikmat kubur.
- Adanya azab kubur maupun nikmat kubur dialami oleh ruh dan jasad orang yang meninggal.
- Orang mukmin meninggal dengan cara yang mudah. Orang kafir meninggal dengan cara yang sulit dan menyakitkan.
- Langit terdiri atas tujuh lapis; masing-masing lapisannya memiliki pintu yang dijaga oleh para malaikat.
- Allah berada di atas langit.
- Malaikat berjumlah sangat banyak; hanya Allah yang mengetahui jumlahnya secara pasti.
- Malaikat Maut bertugas mencabut nyawa.
- Ada dua malaikat yang bertugas menanyakan tiga perkara di alam kubur, yaitu Malaikat Al-Munkar dan Malaikat An-Nakir.
- Di alam kubur, orang mukmin akan ditemani oleh amal shalihnya yang berbentuk seorang lelaki yang tampan wajahnya, bagus pakaiannya, dan harum baunya.
- Orang kafir di alam kubur akan ditemani oleh amal jeleknya yang berbentuk lelaki buruk rupa, berpakaian jelek, dan berbau busuk.
***
muslimah.or.id
Sumber: Kisah-Kisah Pilihan untuk Anak Muslim Seri-4, karya Ummu Usamah ‘Aliyyah, Ummu Mu’adz Rofi’ah, dkk. Mei 2007. Penerbit Darul Ilmi, Yogyakarta.
Subhanalloh
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang beriman dan tergolong orang yang sholeh. Aamiin
mau tanya, utk mukmin yg fasik, bagaimanakah ruh-nya ketika meninggal? Apakah akan harum juga atau bau seperti ruh orang kafir? Apakah malaikat maut akan berkata ?Wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya.? juga?
Astaghfirullah, Agar dikoreksi mengenai hikmah bahwa Allah berada di atas langit, pernyataan ini sangat bertentangan dengan ajaran tauhid kita, Allah tidak bertempat tinggal seperti kita makhluknya, agar diberi penjelasan yang benar supaya tidak menyesatkan.
ane pun setuju sama kamal,bahwa Agar dikoreksi mengenai hikmah bahwa Allah berada di atas langit.
Subhanallah, semoga kesalah ini bukanlah kesengajaan, tempat bersemayam Allah Subhanahuwata’ala adalah di Arasy , dimana Arays itu letaknya walallu’alam bissawab.
@Abu Khansa
Allaahu a’lam. Dalam hadits yang disebutkan adalah hamba mukmin dan hamba kafir. Dalam suatu lafadz hamba yang fajir [HR Abu dawud, Alhakim dll]. Ini menunjukkan apabila muslim itu lebih dominan kefasikannya ketimbang keimananya, maka ada kemungkinan di alam kubur dia akan mendapat siksaan, satu diantaranya adalah akan diperlihatkan pada waktu pagi dan sore tempat kembalinya, yaitu neraka, meskipun tdk abadi disana.
Adapun di yaumil hisab nanti, diserahkan kepada kehendak Allah. Kalau Allah ingin mengampunkannya ya diampuni, tapi kalau tidak, ya
Allah akan menyiksanya.
Assalamu’alaikum,ana mw nanya,
1.Yg dimaksud orang mukmin di sini
Apakah semua yg beragama islam atau tidak?
2.Yg di maksud orang kafir disini apakah
yang keluar dari islam atau meninggalkan shalat karena malas?
masya allah isi dari artikel.. syukron
Ya Allah ampuni dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku. jadikanlah kami orang-orang yang beriman. Aamiiiin Ya Rabb.
Kamal, haris dan abdullah: Adminnya bicara pasti ada ilmunya kok,
masalah ini ada beberapa pendapat soalnya.
@kamal….
Dimana Allah berada..??
Jawab:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala bersemayam di atas Arsy, dimana Arsy itu berada diatas air, Kursy, dan langit ketujuh. Disinilah makna Sifat Allah Maha Tinggi, dimana Allah Ta’ala berada diatas seluruh makhluk ciptaan-Nya dan tidak ada satupun zat yg lebih tinggi dari-Nya. Hal ini sekaligus bantahan bahwa “Allah berada dimana saja”…..
Untuk lebih jelas baca Kitab terjemahan : Al Aqidah Al Wasithiyah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah…..
Wallahu’alam Bishowab
Orang mukmin meninggal dengan cara yang mudah. Orang kafir meninggal dengan cara yang sulit dan menyakitkan.
maaf mau bertanya apakah maksudnya ruh setiap mukmin (orang islam yg taat) tidak merasakan sakaratul maut?
yang katanya bergitu teramat sakitnya, bahkan sampai Rasulullah pun mengalaminya.
@Laela Fitriawati, setiap orang tentu akan merasakan sakaratul maut. Yang dimaksud meninggal dengan cara yang sulit adalah setelah berada di alam kubur.