Sungguh merupakan musibah besar yang melanda umat Islam tatkala saudariku muslimah keluar dari rumahnya dalam keadaan berpakaian tetapi telanjang. Padahal Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa perempuan-perempuan semacam itu tidak akan mencium bau surga.
Beliau bersabda, “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku belum pernah melihatnya… (salah satunya) para wanita yang berpakaian tapi telanjang dan berlenggak-lenggok. Rambut kepala mereka seperti punuk unta, mereka itu tidak akan mendapatkan baunya surga padahal bau surga itu bisa tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim)
Saudariku, kalau engkau masih mau mendengar nasihat Nabimu maka kenakanlah jilbabmu dengan benar!
Mengekor Barat
Memang sejak jauh hari Nabi telah memperingatkan bahwa akan ada diantara umat ini yang mengikuti budaya orang-orang terdahulu dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Imam Bukhori telah mencatat sabda Beliau, “Sungguh kalian benar-benar akan mengikuti gaya hidup orang-orang sebelum kalian, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta, sampai-sampai seandainya mereka masuk ke dalam lubang dhobb (sejenis biawak) niscaya ada di antara kalian yang ikut masuk pula ke dalamnya.”
Lihatlah wanita-wanita muslimah di sekeliling kita, bukankah selama ini sebagian besar dari mereka menjadi korban budaya barat yang kafir itu? Hampir segalanya mereka tiru; mulai dari cara berpakaian, cara berinteraksi dengan lawan jenis, bahkan sampai pola pikir yang hedonis (mencari kesenangan dunia semata) dan ujung akhirnya mereka turut bercampur baur dengan kaum lelaki di kantor-kantor, di parlemen dan restoran-restoran. Kini terbuktilah perkataan Nabi yang mulia, dan sungguh sangat ironi tatkala mereka melakukan ini semua dengan bertameng emansipasi yang digembor-gemborkan oleh barat.
Baca juga: Adab Muslimah Bekerja di Luar Rumah
Ikutilah Jejak Ibunda
Duhai saudariku, andaikata apa yang kalian lakukan ini dengan bercampur baur bersama kaum pria di pemerintahan, di kantor-kantor adalah kemaslahatan untuk kaum muslimah tentulah para isteri Nabi dahulu adalah orang pertama yang melakukan perbuatan sebagaimana yang kalian lakukan sekarang ini? Lalu mengapa kalian melakukan apa yang tidak mereka lakukan? Apakah kalian merasa lebih cerdas dari ibunda ‘Aisyah yang menyadari kesalahannya tatkala berani memimpin pasukan ketika terjadi perang Jamal? Beliau benar-benar menyesal karena melalaikan sebuah sabda Rosululloh, “Tidak akan pernah beruntung kaum manapun yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan.” (HR. Bukhori).
Cobalah bandingkan dengan sebagian kaum muslimah dewasa ini yang dengan bangga memamerkan auratnya di layar kaca yang ditonton oleh ribuan pasang mata! Atau mereka yang dengan berapi-api berteriak-teriak berdemo di jalan-jalan dengan dalih untuk membela hak kaum muslimin, dan lebih lucunya lagi berdalil dengan perbuatan Aisyah yang telah disesali tersebut. Atau mereka yang berkoar-koar di atas mimbar demi mendapatkan kursi DPR serta rela bercampur baur dengan lelaki yang bukan mahromnya. Allohu akbar!, hanya kepada-Nya lah kami mohon pertolongan.
Kembalilah ke Istanamu
Seorang muslimah yang sholihah yang senantiasa menjaga dirinya, memiliki rasa malu dan memelihara kehormatannya itulah yang dipuji oleh syari’at. Dengan aktivitasnya mengurus rumah dan membekali dirinya dengan ilmu syar’i atau mendidik anak-anak maka dengan demikian ia telah turut serta berusaha mewujudkan masyarakat islami. Melalui tangan-tangan dan didikan merekalah akan terlahir pemuda-pemudi yang berbakti kepada Alloh dan Rosul-Nya. Namun sayang sekali betapa sedikitnya wanita semacam ini.
Baca juga: Orang Tua Ikut Campur Urusan Rumah Tangga?
***
Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Artikel: Muslimah.or.id
1. nita
Subhanalloh!!!!
Sebuah nasehat untuk para muslimah semoga kita dapat menjalankan apa yang Alloh amanahkan buat kaum hawa
2. lina
Subhanalloh juga
tapi wanita boleh kok bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau menolong suami bekerja. Asalkan tetap dengan identitas muslimahnya dan pekerjaan yang tidak melanggar syariah. Tetaplah berkreasi wanita salehah, Islam tidak mengurung wanita dalam rumah melainkan untuk wanita yang keji!
namun tugas sebagai ibu dan istri di rumah adalah yang paling utama bagi wanita salehah. sekian…
3. yulia
assalamu3alaykum warahmatulah wb..bagaimana kalau seorang istri yg bekerja dalam dunia pendiidkan ??
4. hafshoh
Subhanalloh…..SUNGGUH,qt Memuji Alloh Yang Maha AGUNG,yg tlah menurunkan syari’at dgn penuh hikmah, baik yg nampak maupun yg tersembunyi.MASYA ALLOH… miris bgt ya ketika tahu ilmunya tapi ga mampu melaksanakannya….ALLOHU AKBAR!!!!
5. yuli
jadi bagai mana klu seorang wanita harus bekerja sementara suaminya belum mempunyai pekerjaan?? apakah siistri boleh bekerja ato tetap dirumah. dan bagaimana hukum jilbab gaul?? katanya itu untuk keindahan sipemakai??
6. viera
bagi mrk. yg. suaminya bekerja & ada penghasilan tentu bukanlah penghalang untuk kembali ke rumah, tapi bagi seorg. istri yg. suaminya tdk. bekerja dan tdk ada penghasilan lain ditambah tdk bisa ngelamar sana sini krn. ijasahnya juga hilang, apalah dayanya si istri tsb. harus bekerja,… walaupun keinginan yg paling dalam bukan saja membenarkan artikel diatas, tapi sering ngebathin ingin rasanya kembali kerumah mengurus rt, anak2, suami dll,…hanya doa dan doa yg. bisa diandalkan untuk bisa kembali kerumah, dan rejeki yg berkah dan untuk keluarganya melalui suaminya,…
salahkah ibu tsb….. ????
7. shafiyah
Dengan jilbab seseorang lebih mudah terlihat identitas agamanya, hanya sayangnya semakin banyak saat ini orang yang tidak paham tentang jilbab itu sendiri, dimana mereka berpikir yang wajib di tutup itu hanya rambut saja sementara pakaian mereka begitu menggambarkan lekuk-lekuk tubuhnya. sungguh menyedihkan…
8. muslimah. or.id
Jilbab Gaul dapat memperindah pemakai???
Ukhti Yuli, keindahan yang mana yang dicari??? Islam telah mengajarkan kepada kita mengenai berjilbab sesuai syariat dan sejak jaman Rosululloh pun tidak kenal dengan jilbab gaul, jika beralasan hanya memperindah diri dihadapan orang lain, akan membawa fitnah bagi wanita itu sendiri, misalnya jika menggunakan jilbab gaul kemudian kita akan nampak cantik, maka dapat membuat kemaksiatan terutama bagi lawan jenis yang bukan mahrom kita. Coba lihat kembali artikel mengenai jilbab dirubrik nasehat.
9. salma
assalaamu ‘alaykum
mba viera, semoga ALLOH melimpahkan rizqi yang senantiasa berkah bagi kita semua…
bukanlah Islam melarang wanita bekerja. asalkan, terpenuhi syarat-syaratnya, seperti: tidak ikhtilat,dalam perkara yang memang kekhususan bagi wanita (seperti: mangajar), dan beberapa syarat lain yang bisa mba rujuk di buku-buku shohih yang telah ditulis para ‘ulama yang ahli dalam hal ini.
yang perlu diingat seorang yang mengaku hamba ALLOH:
hendaklah senantiasa ber husnuzhzhon kepada ALLOH Ar-Roozaq. tidaklah ALLOH menciptakan manusia melainkan telah tercatat rizqi baginya. berita gembira ini telah disampaikan oleh Nabi shollaLLOHU ‘alayhi wa sallam.
maka, hendaklah kita jangan pernah berani, sekalipun! untuk melanggar syari’at ALLOH dengan beralasan ingin mencari nafkah. Semoga ALLOH memudahkan para wanita hamba ALLOH yang harus mencari nafkah bagi anak-anak atau bahkan suami mereka karena suatu udzur yang memang syar’i. semoga ALLOH senantiasa menjaga mereka, dan menjadikan hal tersebut ikhlash karena ALLOH. dalam keadaan lingkungan kerja yang sesuai syari’at.
hendaklah seorang wanita yang akan bekerja di luar rumah mempelajari dulu “apa saja syarat2nya sehingga seorang wanita boleh bekerja di luar rumah? apa saja syarat tempat kerja yang diperbolehkan syari’at??”
nah, yang demikian ini semoga lebih baik bagi si wanita. dan insyaALLOH akan lebih mendatangkan ridho ALLOH.
tidak perlu panjang kita berdebat. contoh disekitar kita sudah sangat banyak..
betapa banyak wanita yang dengan alasan mencari nafkah, lalu bekerja di luar rumah ditempat yang sungguh tidak syar’i, tapi itu tidaklah mendatangkan banyak kebaikan baginya. baik yang tampak secara zhohir maupun yang mungkin tidak banyak diketahui orang. mulai dari fitnah yang mungkin muncul, dan lain-lain… mungkin untuk hal ini, mba lebih tahu dibandingkan saya.
saya mengenal beberapa ibu rumah tangga yang bekerja membantu suami mencari nafkah. mereka bekerja di konveksi pakaian. yang pekerja2nya memang wanita. ada yang dibagian pemotongan (kain), dan lain-lain. ada pula yang berkerja menjadi pengurus toko pakaian muslimah…
ada pula yang bekerja mengajar TK, atau SD. ada pula yang bekerja di “dalam rumah” sebagai penerjemah buku atau penulis artikel. ada pula yang membantu suami menjalankan usaha elektronik, dengan jalan mencarikan pelanggan (tentunya dari sesama kenalan wanita beliau)..
pintu rizqi yang halal dan insyaALLOH mendatangkan barokah, sebenarnya, sangat banyak sekali..
tapi, terkadang jiwa kita yang tidak bisa lepas dari pola pikir masyarakat tentang PEKERJAAN BAGI WANITA.
berusahalah mencari nafkah yang halal di tempat2 yang memang dibolehkan syari’at. semoga dengan rizqi dari pekerjaan tersebut, barokah dari ALLOH akan bisa sangat bermanfaat bagi kita.
ingatlah, saudariku…
ALLOH tak akan pernah menyiakan ketaqwaan seorang hambaNYA pun!
dan janji ALLOH pasti benar! pasti benar!!
tinggal kita yang menanyakan ke diri kita:
BENARKAH SAYA YAKIN DENGAN SEYAKIN-YAKINNYA AKAN KEBESARAN DAN KELUASAN RIZQI ALLOH?
semoga ALLOH senantiasa menjaga kita semua diatas ketaqwaan..
dan diakhirat kelak, ALLOH akan menghadiahkan bagi kita sebuah tempat mulia sebagai muqarrabun disisiNya…
wassalaamu ‘alayum warohmatuLLOH wabarokaatuh.
10. viera
assalaamu ‘alaykum
Terimakasih banyak atas nasehat dari Mba Salma,…
Bolehkah saya tahu alamat email anda ?
dan sekalian mau tanya apakah anda sudah menikah ?
jika sudah menikah apakah sudah mempunyai anak ?
Mungkin saya akan mohon nasehatnya via Japri,…
Terimakasih
Wassalam
11. esthi utami
Maha suci Allah yang telah memuliakan kaum hawa. Segala aturan yang dibuat Allah adalah aturan yang paling sempurna. tidak sepantasnya kaum hawa merasa terbebani. Justru aturan-aturan Allah tentang kaum wanita sesungguhnya untuk melindungi dan untuk mengangkat derajat kaum hawa, SubhaAnallah…
?Tidak akan pernah beruntung kaum manapun yang menyerahkan urusan mereka kepada perempuan.? (HR. Bukhori).
Benar hadits tersebut shahih??, wah hadis yang misoginis sekali, maaf, namun saya baru pertama kali dengar. Dan apabila bukan Rasullulah SAW yang mengatakan pasti saya sudah tersinggung (termasuk jutaan perempuan lainnya). Mohon konfirmasinya, apa Hadits tersebut shahih. Thanx
Kini aku sdh kembali ke rumah… Tidak lagi “berkeliaran”. Alhamdulillah… hati ini tenaaang rasanya, and no more “lunch bareng” klien/sejawat/dst (yg umumnya lelaki) yg saat ini sdh menjd hal biasa dilakukan oleh para muslimah tnp mrasa bersalah.
Tapi… kembali ke rumah pun bukan hal yg mudah, orangtua sangat menyayangkan keputusan sy ini, mereka selalu mengungkit2nya dan berusaha mengembalikan saya ke dunia kerja. “susah susah disekolahin smp S2… cm di rumah saja”.
Padahal kalau mau jujur, SANG IBU SEKOLAH SAMPAI S2, LALU ANAKNYA… DIDIDIK OLEH PENGASUH YANG MUNGKIN TDK SEMPAT MENGENYAM KELAS 2 SD. Lha lalu anak kita mau jadi apa?
“feels like against the world”
Mohon doa, agar saya bisa istiqomah dan tidak tergoda lagi dg riuhnya dunia kerja
Seorang Wanita Doktor Profesor punya anak 5, kalau beliau bertahan dirumahnya Insya Allah anaknya yg 5 akan jadi 0rang, tapi kalau hanya demi uang dan gengsi, bisa-bisa anaknya yg 5 itu jadi pecandu narkoba. Ibu adalah yang ditiru sedangkan sang ayah adalah yang yang digugu.
Ingin membuktikan iman kita benar atau tidak adalah mati.
Wanita yang keluar rumahnya tanpa hijab atau berjilbab… hukumannya 50 ribu tahun di neraka. Apakah ini ancaman yang main-main? Tidak….. Ingin membuktikannya…? mati dulu….
Wanita dibolehkan bekerja apabila memenuhi syarat2 yang telah ditetapkan. Misalnya, suami sudah tidak bisa mencari nafkah lagi. dst….. Kalau hanya gara2 S2 atau S3 trus berfikiran,”Wah sayang studynya…”. Udah capek2 sekolah kog di rumah aja… Ini jelas pemikiran yang keliru. Kekuatan Wanita adalah di rumahnya, sedangkan kelemahannya justru pada saat dia keluar dari rumahnya.
Tul….. Wanita nggak kerja aja bisa lempar sepatu ke suami, apalagi kalau bekerja dan gajinya lebih gede…. wuhhhhhhh…….
na’am..
ada baiknya para muslimah yang bekerja diluar terlepas dari pekerjaannya apa bertanya pada diri sendiri dg penuh kejujuran : Apa sebenarnya tujuannya bekerja diluar rumah?
Sudah enam bulan ini saya berjilbab dan kembali ke rumah … alhamdulillah.
dulu saya gadis metropolis, sering jalan jalan keluar tanpa megenakan jilbab, setelah menikah, bekerja, kemudian diperintahkan oleh suami untuk tidak bekerja, karena harus mengurus anak…..
setelah menganggur setahun.. tanpa sadar saya telah melewati waktu dengan banyak membaca buku buku tentang agama islam, dan mempelajari nya lebih dalam, sehingga saya merasa begitu banyak hidayah yang saya dapat, dan saya berusaha keras untuk mengamalkannya walaupun kadang begitu banyak goda’an dan coba’an…. jadi kesimpulan nya…..
ternyata benar… pulang ke rumah juga membawa berkah tersendiri bagi perempuan, terlindungi, terhijabi, banyak pahala yang bisa didapat di rumah daripada diluar, terutama pahala mengurus suami dan anak, serta menjaga harta suami, bisa menjalankan ibadah ibadah wajib dan sunnah lebih banyak lagi bila di rumah.
kalau saya tidak banyak berdiam dirumah, mungkin saya telah menjadi wanita karir yang penuh dengan dosa,karena ikhtilat,tanpa jilbab, bergossip dan sebagainya.
Alhamdulillah… subhanalloh…. hamba merasakan kasih sayang Mu….
Wow memang cita-cita saya berada dirumah bersama anak-anak, tapi untuk sementara ini jika saya keluar dari pekerjaan sebagai internal auditor yang penuh dengan fitnah dan ujian maka kami tidak punya penghasilan sama sekali, mudah2an jika wirausaha suami yang baru dibuka berhasil baru bisa.
@epsieuriga
Masya Allah Umm…
Anti bekerja di tempat yang penuh dengan fitnah dan ujian?
‘Afwan, kalau ana boleh bertanya – apakah zaujaki tidak bekerja? Kenapa sampai anti yang turun untuk bekerja? Terlebih tempat tersebut – seperti yang anti katakan – penuh fitnah dan ujian.
Masya Allah…
Semoga Allah membantu anti dan keluarga serta memudahkan urusan antum. Insya Allah…
Sbnrny ana ingin menjadi wanita muslimah yg jauh dari fitnah,munkin slh stu crany adlh dgn berdiam dirumah(tdk bkrja)tp ana terlanjur dikuliahkn oleh ortu di keperwatn,dn ortu sgt berharap akn kberhasilan saya menjdi seorg perwt,dn ana jg ingin sekali membhagiakn mreka,tp disisi lain ana tdk ingin msuk dlm pkerjn diluar rmh krn itu tidak sesuai dgn fitroh seorg muslimah,ap yg hrz ana lakukan?
@Ukh Atri
Seorang wanita muslimah harus menjaga kehormatannya dimanapun dia berada. Baik dia ada didalam rumah maupun diluar rumah. Baik dalam keadaan sendiri maupun berjama’ah.
Perihal harapan dan keinginan orang tua, maka anti harus bijaksana dalam menyikapi hal seperti ini.
Pertama, anti melihat kondisi dan situasi lingkungan yang akan anti masuki, dimana dalam hal ini anti akan memasuki dunia medis.
Apakah dalam lingkungan yang anti akan masuki itu ‘aman’ dari bahaya ikhtilath atau tidak? Maksud dari kata ‘aman’ disini adalah keadaan dimana anti hanya akan merawat pasien wanita saja dan hanya berhubungan dengan dokter dan perawat wanita saja.
Akan tetapi, jika kondisi tersebut ‘tidak mungkin’ terpenuhi, maka menurut pendapat jumhur ulama’, anti tidak boleh ikut berkecimpung didalamnya untuk menghindari fitnah yang mungkin terjadi. Namun, jika kondisi ‘aman’ tersebut terpenuhi, maka tidak mengapa anti ikut terjun didalamnya.
Kedua, dalam menyampaikan suatu putusan yang dilandasi dengan sebab yang syar’i haruslah dengan cara yang baik dan dengan perkataan yang lembut. Demikian yang harus anti lakukan kepada orang tua anti, ketika anti mendapati kondisi yang tidak memungkinkan dalam dunia yang akan anti masuki menurut tuntunan syari’at.
Jangan membantah perkataan keduanya, sekalipun mereka bersikukuh dengan pendapat mereka. Sampaikan apa yang harus anti sampaikan dengan perkataan yang lemah lembut. Apabila mereka tetap tidak mau menerima keputusan anti, maka bersabarlah, dan jangan melawan kepada keduanya. Tetaplah bersikap baik. Mohonlah pertolongan kepada Allah untuk setiap masalah anti.
Wallahu a’lam wal musta’an.
assalamualaikum..
afwan ana dah ngopy artikel ini tapi lum minta ijin.
lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
syukron.
Subhanalloh,
Nasehat yang dapat membimbing kita mencari jalan yang baik
Jangan lupakan juga bahwa kita juga bisa bekerja dirumah dengan keahlian kita dan bisa menghasilkan dengan disesuaikan dengan tatacara yang benar.Menjadi manajer keluarga buat ana juga bentuk pekerjaan yaitu mencoba untuk menjadi ibu rumah tangga yang profesional.
assalamu’alaikum,,
izin share
Assalamu’alaykum..
ana minta sarannya,
kami ada beberapa orang akhowat salaf lg kuliah di kedokteran.Sebagian senior yang sudah jadi dokter memang memilih jadi IRT.Dalam hati yang terdalam kami juga sangat ingin di rumah menjalankan kewajiban mulia. Kami diskusi kalau kita berhenti sampai disini dan tidak menggunakan keahlian demi kepentingan masyarakat banyak, apa tidak percuma, sementara banyak umahat yang melahirkan dengan dokter laki2.
Kami konsul ke ustad, dia mendukung kami untuk meneruskannya.
Syarat bisa hindari Ikhtilat..
Untuk menghindar itu,km ada rencana membuat klinik yg petugas medisnya akhowat semua sesuai keahlian masing2 (Obgyn, Anak, perawat, internis dll )
Apa ada saran untuk kami yang ingin bekerja tp aman..
Terakhir saya dapat info ada RS di jakarta yang syaratnya bermanhaj salafi,Senang rasanya ada wadah seperti itu, tp sayangnya kerja 9 jam (mikirin waktu untuk keluarga jg)
Kalau ada info lain tolong beri tau ana ya…Syukron
‘afwan ana izin copas..
RS Jakarta yg syaratnya manhaj salaf dimana ukhti?
@ Ukhti Kholisia
Wa’alaikumussalam warahmatullah
Kalo boleh saya usul, jadi dokter bt suami dan anak-anak aja, gimana?
Tapi kalo Ukhti dan teman2 bisa mewujudkan cita2 mendirikan klinik dg tenaga medis akhwt semua, masyaallah, ana dukung 1000%.
Kalo ngga salah, di Islamic Center Bin Baz Jogja ada klinik baru, coba Ukhti tanya ke Ukhti admin, siapa tahu beliau bisa membantu.
Allah yubarik fik
@ummu fathimah.
Alhamdulillah kalau sekiranya ada.
Kalau boleh tau, cara kontak dgn ukhti admin gimana.
Jazakummullah khoir
@Khalisia
Ukhti bisa mengirimkan email ke [email protected].
Assalamu’alaykum…
Membaca artikel ini rasanya memukul telak ke hati saya.
Saat ini saya harus bekerja di perusahaan multi finance di kota saya, yg nota bene perusahaan ini berkecimpung dalam dunia per’bunga’an yg jelas2 adalah riba. Sungguh saya merasa sangat tersiksa batin. Tetapi apalah daya, saya sudah terlanjur menandatangani kontrak untuk bekerja di perusahaan ini stlh lulus kuliah sejak mendapat beasiswa kuliah di jawa. Jika keluar,denda yg harus saya bayar sangat besar dan saya sama sekali tidak mampu. Namun satu hikmah di balik semua itu adalah ketika kuliah di jawa, saya jadi kenal dengan dunia salafi dan ketika merasa tersiksa batin dengan tempat kerja yg tdk sesuai hati nurani semuanya makin mendekatkan diri saya kpd Alloh hingga akhirnya saya berani memakai jilbab syar’i (*semoga saya bisa tetap istiqomah). Qadarallah… mungkin inilah jalan yang memang ditetapkan untuk saya. Saat ini saya hanya bisa berdo’a agar mendapat jalan keluar untuk terlepas dari jerat kontrak kerja dengan perusahaan. Mohon do’a dari ukhtifillah semua…
assalamu’alaykum …
sy terharu membaca artikel ini, juga komentar2 yg ada tentang tulisan ini…sy terharu karena sampai saat ini, sy msh melangkahkan kaki ini keluar rumah untuk bekerja, padahal sy sangat merindukan istana yg stiap hari sy tinggalkan…
sy ingin berhenti dari pekerjaan sy sebagai PNS, tp orang tua tidak mengijinkan, dengan alasan yg banyak, salah satunya karena saya telah menjadi kebanggaan orangtua..
tentang masalah ini, yg mau sy tanyakan, apakah jika saya berhenti bekerja yg otomatis menentang keinginan orangtua, saya berbuat DURHAKA terhadap mereka..sedangkan suami sudah mengajurkan untuk sy untuk di rumah, tetapi karena takut menyakiti orang tua, maka suami tidak bisa berbuat apa2…
sy mohon bisa mendapatkan jawaban sesuai syariat agama ini, karena semakin hari sy semakn sedih menjalani pekerjaan ini, yg harus meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang istri & ibu… Jazakillah khair… ^_^
@ Ukhti Ummu Kahnsa
Wa’alaikumussalam warahmatullah,
berhenti bekerja karena demi meninggalkan maksiat yang ada didalamnya bukan termasuk bentuk durhaka kepada orang tua. Bahkan ini adalah bentuk ketaatan kita kepada Allah, karena tidak ada ketaatan kepada makhluk (dalam hal ini adalah orangtua) untuk bermaksiat kepada Allah. Apalagi suami pun telah menganjurkan Ukhti untuk tetap tinggal dirumah.Ketaatan kepada suami tentu lebih utama didahulukan daripada meneruti perintah orng tua lebih-lebih suami kita memerintahkan perkara makruf sebagaimanapula Allah memerintahkan demikian. Namun kalau menng orangtua sangat memaksa Ukhti untuk bekerja, carilah pekerjaan yang tidak ada kemaksiaatna didalamnya dan juga setelah kewajiban kita sebagai istri dan ibu telah terpenuhi. Semoga Allah meneguhkan hati kita untuk tetap menaati perintahNya.. Wajazakillahu khaira..
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
bagaimana kalau suami malah mendukung 100% istrinya bekerja,sebenarnya saya ingin kembali kerumah,saya bekerja di bag.staff adm.di sebuah pabrik manfacturing, 5 hari kerja,sabtu dan minggu libur.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
@ Eka
Wa’alaikumussalam,
Semoga Ukhti tidak berputus asa untuk tetap berusaha memahamkan suami bahwa tempat tinggal istri yang utama adalah dirumah. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua…
saya sedih sekali melihat pandangan masy dewasa ini yg menganggap wanita tidak bekerja itu malas, mau enaknya saja dll. saya wanita berpendidikan cukup tinggi (S1& S2 lulusan univ bergengsi di luar negeri) dan lebih memilih untuk stay at home. perih rasanya mendengar omongan orang terutama dari keluarga sendiri yg seakan menyalahkan karena sudah dibiayai mahal utk sekolah namun tdk bekerja (slalu dgn alasan GENGSI). saya merasa sangat damai di rumah dan didukung penuh oleh suami. saya bercita2 ingin menjadi spt bunda Khadijah, seorang pengusaha sukses tanpa harus meninggalkan keluarga. dan saya masih ingin terus melanjutkan pendidikan hingga PhD. Insyallah akan tercapai dan mematahkan pandangan orang yg negatif tsb.
Saya tdk menyalahkan wanita yg lebih suka bekerja di luar rmh krn toh hidup ini adalah pilihan dan konsekwensi. Saya sadar tujuan akhir saya hanyalah dicintai Allah dan mendapatkan surga.
Alhamdulillah, udh setaun ini sy tgl di rmh hanya mengurus klg. Sy mrs rumah adlh tmpt yg tbaik utk perempuan. Memang, bny org bahkan ortu dan mertua sndr beranggapan negatif pd perempuan yg cm jd ibu rmhtgga. Apalg sy dulu termasuk anak pintar di kampus, wah, makin disayangkan saja pilihan sy utk tgl di rmh. Tp selama sy tau bhw apa yg sy jalani adlh hal yg dibenarkan oleh syariat, maka sy tetap tdk terpengaruh. Memang tdk mudah, scr ekonomi, klg sy pas2an bila dibanding tmn2 yg suami istri bkrj, tp mdh2n lbh barakah. Saran aj sih, utk ibu2 yg memutuskan jd ibu rmhtgga 100persen, be professional aj deh. Jdlah ibu rmhtgga yg pintar tmpt anak bs bertanya bny hal, jdlah dokter jaga 24jam dlm mengurus kesehatan anak, jdlah ustadzah bg anak shg qt bs mengajarkan Islam dan akhlaknya sejak dini pada anak. Jgn jd ibu rmhtgga yg krjnya bergosip dgn tetangga, arisan, jln ke mall atau ke salon doang.
izin share ya … !!!!
Subhanalloh….alhamdullilah semoga apa yg hamba lakukan sekrg ini merupakan jln terbaik buat diri hamba maupun orang disekitar hamba terutama keluarga aq,,, semoga memberikan kesadaran kpd kaum hawa tuk lbh baik lagi dlm menetukan sikap mrk…amin
Alahkah indahnya jika punya istri yang selalu menjadi penyejuk hati suami dan anak-anaknya di rumah.. semoga ana bisa mendapatkan yang seperti itu… Amiiiin
Mungkin perlu disadarkan kepada masyarakat, bahwa pendidikan bukan untuk cari uang.karena pola pikir yang sekarang adalah pendidikan(mahal) adalah untuk cari uang atau untuk kerja, yang ada ortu2 sekarang mereka minta balik modal karena telah menyekolahkan anak2nya (secara mahal), seandainya ada pendidikan gratis di negara ini, mungkin pertentangan2 hal ini tidak akan terjadi. Dan badan zakat harus di giatkan lagi, sehingga bagi keluarga yg laki2nya tidak ada, tidak membuat anggota keluarga yang perempuan keluar rumah untuk cari uang, dan galakan santunan anak2 yatim, sehingga ibu2 mereka tidak terpaksa keluar rumah mencari uang. Mungkin saat ini kita mulai harus mencari solusi yang terbaik.
Subhanallah. Artikel di web ini bagus skali.. Makin mantap dg jalan ini, insya Allah. Sungguh sayang, byk akhwat (yg sering ikut ta’lim) malah masih kerja kantoran, pdhal suaminya pun ga kalah berpenghasilan..
assalaamualaikum, ana termsuk kategori perempuan yang sudah tahu ilmunya bahwa sebaik-baik tempat untuk seorang perempuan adalah di rumahnya. tapi ana masih kerja sebagai PNS, ana sudah berhijab lebar, insya Alloh sesuai syariah *meski ana sudah dicap aneh di kantor*, ana berusaha untuk menjauhi teman2 yang berperangai buruk, menjauhi berkhalwat, tidak dinas luar lagi, hanya ikhtilath yang belum bisa ana hindari , pendek kata semua yang dilarang insya alloh sudah ana lakukan, satu yang belum bisa ana lakukan adalah keluar dari pekerjaan ini. Batin ana setiap hari menjerit, tapi apa daya suami dan orang tua sangat melarang ana untuk keluar kerja. Ana hanya bisa berdoa pada Allah untuk segera membukakan hati suami dan orang tua, bahwa pendidikan dan pembinaan anak merupakan hal terpenting yang harus ana lakukan ketimbang membina anak buah yang notabene bukan mahrom ana dan bukan siapa2 ana. Untuk membangkang suami ana belum berani. afwan comment untuk Ummu Aira, belum keluarnya seorang akhwat dari pekerjaan bisa jadi karena terhambat dengan alasan2 tersebut, semoga kita tidak mudah untuk memvonis. jazakalaahu khoiron katsiir jika comment ana dipublish, afwan kalau ada kata2 ana yang salah.
Saya tidak pernah menyesali keputusan saya untuk mengundurkan diri sebagai PNS karna waktu saya belum dirumah dulu jangankan sholat sunnah shalat wajib saja sudah biasa saya tinggalkan.Astagfirullah …betapa braninya saya dulu melalaikan kwajiban saya sebagai Hamba Allah. Sekarangpun kalau saya mau msh ada tawaran untuk bekerja di sebuah bank, tapi saya sudh yakin dengan keputusan sy, saya lbh memilih utk bisa menjaga putri sy tercinta dirumah, menunaikan sholat lima waktu diawal waktu, sholat dhuha, membaca alquran dan menghindari bergosip diluar rumah, karena pada dasarnya manusia hidup didunia hanyalah untuk mengabdi pada Tuhannya.Saya juga tau seseorang bisa masuk surga bukan hanya karna amalnya tapi karna rahmat Allah SWT,bagaimana saya bisa mendapatkan rahmat dariNYA kalau sholat saja tidak pernah saya kerjakan?
Ass wr wb..
Wanita bekerja tidak selamanya buruk, kenapa harus bersu’udzan dgn wanita yg bekerja? Di dunia ini tdk ada yg bs diseragamkan. Bekerja juga merupakan bentuk rasa syukur atas talenta yg diberikan Allah swt. Jika ada wanita yg tinggal d rmh sbg istri, maka jg harus ada wanita yg punya ambisi dan berprestasi, agar dunia ini tetap seimbang.
And you know, there are a lot of women doing such great things than you’ve ever thought..
Allah is for everyone, thanks
Silakan simak: https://muslimah.or.id/keluarga/perempuan-bekerja-boleh-saja-asal.html
bunda ummu faid…ap yg ummu rasakan sama persis dgn saya..sy jg tak kuasa melawan suami n mnyakiti hati ortu…
Tiap hari sy lalui dgn prasaan sedih n tertekan…
Sy bgung hrus gmn,,hampir tiap org blg sy bodoh n ga brsyukur…mrk blg bnyk org jg kerja ankny gpp…tp sy pny keinginan sy sndri…ap it salah…
tiap hari sy menangis krn pgn keluar dari PNS sbg bidan tp suami melarang keras krn dia sudah bsusah payah mencarikan krja. Apa saya salah? Saya sungguh tersiksa lahir batin di rumah maupun di tempat kerja. Apa yg hrus sy lakukan?
Assalamu alaikum,
afwan, mau tanya, gimana hukumnya akhwat bekerja di bank syariah, dan apa2 saja yang perlu diperhatikan?
Asalamualaikum
Bagaimana bila suami sudah pensiun dan merasa tidak perlu bekerja lagi sementara istrinya tetap bekerja untuk menbiayai keluarga
Padahal istrinya ingin sekali berhenti bekerja karena ingin mendidik anaknya sendiri dirumah
Suami masih sangat sehat karena hobinya sepeda smp keluar kota tapi tidak berusaha untuk mencari nafkah
@winati, nasehati suami dengan cara yang lemah lembut, ajaklah ia untuk mengenal agama lebih dalam karena jalan keluarnya adalah dengan menjalankan aturan agama dengan benar dalam rumah tangga.
Ukhti..ana wanita yang belum menikah,tapi ana ingin sekali berhenti bekerja,tapi ana tidak ingin menyusahkan orang tua ana jika ana berhenti bekerja..karna ortu ana sangat bangga jika ana bekerja..sekaligus ana bisa membantu perekonomian keluarga..tapi disatu sisi..ana tidak bahagia dengan pekerjaan ini,belum lagi pekerjaan ana bercampur laki” dan perempuan yang banyak non muslimnya juga..meskipn dalam hal beribadah ana boleh dan tidak dilarang..tapi ana ngerasa kebosanan dengan suasana kantor yang orang” nya tidak kondusif..ana ingin sekali berhenti.tapi bingung jga jika berhenti takut ana membebankan orang tua..
Mohon saran dan masukannya ukhti..