Dalam muamalah dengan sesama manusia, baik dengan orang tua, dengan suami atau istri, dengan anak, dengan atasan di kantor, dengan ketua RT atau bahkan dengan pemimpin negara, terkadang seseorang dituntut untuk taat kepada mereka. Baik ketaatan yang memang dituntut dalam agama, maupun ketaatan yang menjadi kesepakatan dalam suatu muamalah.
Namun perlu diketahui, ada dua kaidah agung yang membatasi ketaatan kepada manusia, selain Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Ketaatan kepada mereka yang disebutkan di atas, dan juga kepada seluruh manusia (selain Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam) tidaklah bersifat mutlak, bahkan bersifat terbatas.
Kaidah pertama:
ุญุจ ุงููู ู ุฑุณููู ุฃุนุธู
โCinta kepada Allah dan Rasul-Nya itu yang paling besar (dari yang lain).โ
Betapapun hormat, patuh atau cinta kita kepada seseorang yang kita taati, tidak boleh melebihi cinta dan ketaatan kita kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya harus lebih besar dari yang lain. Karena ini adalah konsekuensi dari keimanan. Dalam hadits dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ููุง ููุคู ููู ุฃุญูุฏููู ุญุชู ุฃูููู ุฃุญูุจูู ุฅููู ู ู ููููุฏูููุ ูููุงููุฏููู ูุงููููุงุณู ุฃุฌูู ุนููู
โTidak beriman salah seorang di antara kalian, hingga aku (Rasulullah) menjadi yang paling dicintainya daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.โ (HR. Bukhari no. 15, Muslim no. 44)
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุซููุงุซู ู ูู ููููู ููู ูุฌูุฏู ุทูุนูู ู ุงูุฅูู ุงูู: ู ูู ูุงูู ููุญูุจูู ุงูู ูุฑูุกู ูุง ููุญูุจูููู ุฅูููุง ูููููููุ ูู ูู ูุงูู ุงูููููู ูุฑูุณููููู ุฃุญูุจูู ุฅูููููู ู ู ููุง ุณููุงููู ุงุ ูู ูู ูุงูู ุฃูู ููููููู ูู ุงููููุงุฑู ุฃุญูุจูู ุฅูููููู ู ูู ุฃูู ููุฑูุฌูุนู ูู ุงูููููุฑู ุจูุนูุฏู ุฃูู ุฃููููุฐููู ุงูููููู ู ูู
โTiga jenis orang yang jika termasuk di dalamnya maka seseorang akan merasakan lezatnya iman: orang yang mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya paling ia cintai daripada selain keduanya, dan orang yang dilemparkan ke dalam api lebih ia sukai daripada ia kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan ia dari kekufuran.โ (HR. Bukhari no. 6041, Muslim no. 43)
Maka seorang Mukmin tidak mungkin mendahulukan ketaatan kepada makhluk daripada ketaatan kepada Allah. Allah Ta’ala berfirman,
ููู ูุง ููุงูู ููู ูุคูู ููู ููููุง ู ูุคูู ูููุฉู ุฅูุฐูุง ููุถูู ุงูููููู ููุฑูุณูููููู ุฃูู ูุฑูุง ุฃููู ููููููู ููููู ู ุงููุฎูููุฑูุฉู ู ููู ุฃูู ูุฑูููู ู ููู ููู ููุนูุตู ุงูููููู ููุฑูุณูููููู ููููุฏู ุถูููู ุถูููุงููุง ู ูุจููููุง
โDan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, mereka memiliki pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.โ (QS. Al-Ahzab: 36)
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata, โTidak layak bagi seorang mukmin dan mukminah, jika Allah sudah menetapkan sesuatu dengan tegas, lalu ia memiliki pilihan yang lain. Yaitu pilihan untuk melakukannya atau tidak, padahal ia sadar secara pasti bahwa Rasulullah itu lebih pantas diikuti dari pada dirinya. Maka hendaknya janganlah menjadikan hawa nafsu sebagai penghalang antara dirinya dengan Allah dan Rasul-Nya.โ (Taisiir Kariimirrahman, hal. 665)
Sedangkan kaidah yang kedua adalah,
ุฅููููู ูุง ุงูุทููุงุนูุฉู ููู ุงููู ูุนูุฑูููู
โSesungguhnya ketaatan itu hanya dalam perkara yang ma’rufโ
Maka taat kepada manusia siapa pun itu (selain Rasulullah) tidak bersifat mutlak dalam segala perkara dan setiap keadaan. Ketaatan yang mutlak hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan kepada orang lain hanya dalam perkara yang ma’ruf. Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ููุง ุทูุงุนูุฉู ููู ู ูุนูุตูููุฉู ุฅููููู ูุง ุงูุทููุงุนูุฉู ููู ุงููู ูุนูุฑูููู
โTidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang maโruf.โ (HR. Bukhari, no. 7257; Muslim, no. 1840)
Perkara yang ma’ruf didefinisikan oleh Syaikh As Sa’di,
ุงูู ุนุฑูู: ุงูุฅุญุณุงู ูุงูุทุงุนุฉุ ููู ู ุง ุนุฑู ูู ุงูุดุฑุน ูุงูุนูู ุญุณูู
โAl ma’ruf artinya perbuatan kebaikan dan perbuatan ketaatan dan semua yang diketahui baiknya oleh syariat dan oleh akal sehat.โ (Tafsir As-Sa’di, 1: 194-196)
Dalam sebuah hadits dari โAli radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
ุฃูููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุจูุนูุซู ุฌูููุดูุง ููุฃูู ููุฑู ุนูููููููู ู ุฑูุฌูููุง ููุฃูููููุฏู ููุงุฑูุง ููููุงูู ุงุฏูุฎููููููุง ููุฃูุฑูุงุฏููุง ุฃููู ููุฏูุฎููููููุง ููููุงูู ุขุฎูุฑูููู ุฅููููู ูุง ููุฑูุฑูููุง ู ูููููุง ููุฐูููุฑููุง ููููููุจูููู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููููุงูู ูููููุฐูููู ุฃูุฑูุงุฏููุง ุฃููู ููุฏูุฎููููููุง ูููู ุฏูุฎููููููุง ููู ู ููุฒูุงูููุง ูููููุง ุฅูููู ููููู ู ุงููููููุงู ูุฉู ููููุงูู ููููุขุฎูุฑูููู ููุง ุทูุงุนูุฉู ููู ู ูุนูุตูููุฉู ุฅููููู ูุง ุงูุทููุงุนูุฉู ููู ุงููู ูุนูุฑูููู
โBahwa Nabi shallallahu โalaihi wa sallam mengutus satu pasukan dan mengangkat seorang laki-laki sebagai panglima mereka. Kemudian panglima itu menyalakan api dan berkata (kepada pasukannya), โMasuklah kamu ke dalam api!โ Sebagian pasukan berkehendak memasukinya, orang-orang yang lain mengatakan, โSesungguhnya kita lari dari api (neraka).โ Kemudian mereka menyebutkan hal itu kepada Nabi shallallahu โalaihi wa sallam, maka beliau bersabda kepada orang-orang yang berkehendak memasukinya, โJika mereka memasuki api itu, mereka akan terus di dalam api itu sampai hari kiamat.โ Dan beliau bersabda kepada yang lain, โTidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang maโruf.โ (HR Bukhari no. 7257; Muslim no. 1840)
Maka jika ada orang yang memerintahkan perkara yang membahayakan diri kita, atau bukan perkara yang dianggap bagus oleh akal sehat, perkara yang memalukan, perkara yang menjatuhkan wibawa, dan semisalnya ketika itu tidak wajib taat kepada orang tersebut.
Apalagi perkara maksiat. Tidak boleh kita taat kepada orang lain dalam perkara maksiat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุงูุณููู ูุนู ููุงูุทููุงุนูุฉู ุญูููู ู ูุง ููู ู ููุคูู ูุฑู ุจูุงููู ูุนูุตูููุฉูุ ููุฅูุฐูุง ุฃูู ูุฑู ุจูู ูุนูุตูููุฉูุ ูููุงู ุณูู ูุนู ูููุงู ุทูุงุนูุฉู
โMendengar dan taat (kepada penguasa) itu memang benar, selama mereka tidak diperintahkan kepada maksiat. Jika mereka memerintahkan untuk bermaksiat, tidak boleh mendengar dan taat (dalam maksiat tersebut).โ (HR. Bukhari no. 2955)
Walaupun yang memerintahkan kepada maksiat adalah pemimpin negara sekalipun, tidak boleh menaatinya. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu โanhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ุงูุณู ุนู ูุงูุทุงุนุฉู ุนูู ุงูู ุฑุกู ุงูู ุณูู ู ููู ุง ุฃุญุจูู ููุฑูู ุ ู ุง ูู ููุคู ูุฑู ุจู ุนุตูุฉู ุ ูุฅุฐุง ุฃูู ูุฑู ุจู ุนุตูุฉู ููุง ุณู ุน ููุง ุทุงุนุฉู
โWajib mendengar dan taat (kepada penguasa) bagi setiap Muslim, dalam perkara yang ia setujui ataupun yang ia benci (dari pemimpinnya). Jika pemimpinnya memerintahkan untuk bermaksiat, tidak boleh mendengar dan tidak boleh taat.โ (HR. Bukhari no. 2955, 7144)
Imam An Nawawi rahimahullah mengatakan,
ุฃุฌู ุน ุงูุนูู ุงุก ุนูู ูุฌูุจ ุทุงุนุฉ ุงูุฃู ุฑุงุก ูู ุบูุฑ ู ุนุตูุฉ
โPara ulama ijma akan wajibnya taat kepada ulil amri selama bukan dalam perkara maksiat.โ (Syarah Shahih Muslim, 12: 222)
Maka tidak boleh seseorang melanggar agama demi untuk taat kepada makhluk, atau untuk mencari rida dari orang lain. Allah Taโala berfirman,
ููููุง ุชูุดูุชูุฑููุง ุจูุขููุงุชูู ุซูู ูููุง ูููููููุง
โDan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah.โ (QS. Al-Baqarah: 41)
Maksud ayat ini adalah, jangan melakukan pelanggaran terhadap agama demi mendapatkan keuntungan dunia. Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan,
ูุง ุชุนุชุงุถูุง ุนู ุงูุฅูู ุงู ุจุขูุงุชู ูุชุตุฏูู ุฑุณููู ุจุงูุฏููุง ูุดููุงุชูุง ูุฅููุง ููููุฉ
โMaksudnya, jangan menukar keimanan terhadap ayat-ayatku dan keimanan kepada Rasul-Ku dengan dunia dan syahwatnya, karena dunia itu hal yang kecil (remeh).โ (Tafsir Ibnu Katsir)
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
ู ููู ุงููุชูู ูุณู ุฑูุถูุงุกู ุงูููููู ุจูุณูุฎูุทู ุงููููุงุณู ููููุงูู ุงูููููู ู ูุคูููุฉู ุงููููุงุณู ููู ููู ุงููุชูู ูุณู ุฑูุถูุงุกู ุงููููุงุณู ุจูุณูุฎูุทู ุงูููููู ูููููููู ุงูููููู ุฅูููู ุงููููุงุณู
โBarangsiapa mencari rida Allah ketika orang-orang tidak suka, maka akan Allah cukupkan ia dari beban manusia. Barangsiapa yang mencari rida manusia, dengan kemurkaan Allah. Akan Allah buat ia terbebani oleh manusia.โ
Dalam riwayat lain,
ู ู ุงูุชู ุณ ุฑูุถุง ุงูููู ุจุณุฎูุทู ุงููุงุณู ุ ุฑุถููู ุงูููู ุนูู ุ ูุฃุฑูุถู ุนูู ุงููุงุณู ุ ูู ู ุงูุชูู ุณ ุฑุถุง ุงููุงุณู ุจุณุฎูุทู ุงูููู ุ ุณุฎูุท ุงูููู ุนููู ุ ูุฃุณุฎูุท ุนููู ุงููุงุณู
โBarangsiapa yang mencari rida Allah walaupun orang-orang murka, maka Allah akan rida kepadanya dan Allah akan buat manusia rida kepadanya. Barangsiapa yang mencari rida manusia walaupun Allah murka, maka Allah murka kepadanya dan Allah akan buat orang-orang murka kepadanya juga.โ (HR. Tirmidzi no. 2414, Ibnu Hibban no. 276, disahihkan Al-Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
Semoga Allah memberi taufik.
Baca juga: Adab Berhias Dalam Islam Beserta Dalilnya
***
Penulis: Yulian Purnamaย
Artikel Muslimah.or.id