Seorang dokter terkenal spesialis penyakit wanita, ia pernah menikah beberapa kali dan ketika gagal membina rumah tangga, ia kecanduan kencan dengan para wanita kupu-kupu malam.
Dokter ini mengungkapkan sebab ia meninggalkan istrinya. “Aku pulang dari rumah sakit setelah menjalani pekerjaan yang melelahkan dan mendapati istriku memakai baju tidur, rambutnya acak-acakan, bau bawang merah dan bawang putih tercium dari tubuhnya. Ia menghidangkan makanan di atas meja hanya sebatas kewajiban dan berbicara denganku tentang masalah uang belanja. Kemudian saat malam tiba, aku kembali dari klinik dan mendapatinya tertidur pulas dengan gaun yang sama. (Dikutip dari buku Jangan Zalimi Suami, dr. Najah binti Ahmad Zhihar, hal : 81-82)
Saat seorang istri tidak memahami karakter lelaki yang menjadi teman hidupnya tentang hasratnya, seleranya, keinginannya, dan berbagai perkara yang membuat suami bahagia maka kehidupan rumah tangga akan terusik bahkan hancur.
Lelaki butuh wanita yang mampu membuatnya tenteram dan damai setelah sekian lama bergelut dalam luasnya pekerjaan yang membuatnya stres dan itu butuh ketenangan hati dan badan. Barangkali tergambar dalam benaknya bahwa sang istri akan menyambut kedatangannya dengan aroma tubuh yang wangi, dandanan yang menggoda, dan akan memberinya servis memuaskan. Namun, ketika harapan melambung itu tidak ditemuinya, bahkan sang istri menganggap kedatangannya tidak ada yang spesial alias biasa-biasa saja maka bisa jadi suami kecewa sehingga ketika hal ini berulangkali terjadi maka kemesraan sejati lambat laun pudar warnanya. Tak jarang kondisi ini membuatnya meninggalkan istrinya.
Seorang istri hendaknya terus belajar memahami psikologi atau tabiat suami agar bisa menghadirkan cinta yang paling indah, dan memberikan pelayanan terbaik kepada orang yang dicintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla. Bisakah ia menjadi sosok bidadari shalihah sebagaimana wasiat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam,
??????????? ??????? ???????? ??????? ?????????? ???????????? ????????????
“Dunia itu kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalihah.” (Diriwayatkan oleh Muslim, an-Nasa`i, dan Ahmad. Redaksi ini sesuai riwayat Muslim, Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi, Kitab Ar-Radha’ Bab Istihbabu Nikahil Bikri, X : 30)
Seorang istri akan menjadi qurrota a’yun (penghias pandangan) tatkala ia senantiasa bersungguh-sungguh menjalani bahtera rumah tangga karena iman dan mengharap pahala dan ridha Allah ‘Azza wa Jalla. Dengan kesadaran ini, ia akan memposisikan perannya sebagai istri yang taat pada suami, membuatnya ridha dan menghindari perkara-perkara yang dibenci suaminya.
Ummu Humaid menceritakan, “Kami para perempuan di kota al-Madinah, bila ada yang akan menjalani hidup suami-istri maka akan kami ajak menemui ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu. Kami akan membawanya ke hadapan beliau, lalu ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu memegang kepalanya, mendoakannya, sambil memberi pesan agar ia bertakwa kepada Allah dan taat kepada suaminya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf IV : 305-306)
Disinilah kekuatan doa sangat besar agar Allah ‘Azza wa Jalla terus menjaga kelangsungan kehidupan rumah tangganya, menjaganya sehingga masing-masing pasutri mampu membina biduk pernikahan dalam ikatan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Berupaya maksimal menjalankan kewajibannya dengan baik agar bunga-bunga kebahagiaan terus bermunculan.
Setiap pria memiliki gaya hidup, selera, karakter, dan berbagai harapan tentang istrinya yang berbeda-beda. Ini setidaknya perlu dimengerti sehingga ia tidak akan membandingkannya dengan suami orang yang menurut pandangannya lebih mempesona!
Terimalah takdir ini dengan selalu berbaik sangka pada Allah ‘Azza wa Jalla. Dia lebih tahu siapa lelaki yang cocok untuk kita. Tak perlu terlalu mendramatisir keadaan yang justru sering membuat kita tidak bersyukur diberi-Nya figur lelaki shalih. Insyaa Allah.
Menjadi penyejuk hati … inilah obsesi mulia setiap istri yang merindukan kebahagiaan sejati. Semoga romansa cinta Anda meretas hingga ke surga. Aamiin.
Referensi
- Jangan Zalimi Suami, an-Najah binti Ahmad Zhihar, Kiswah Media, Solo, 2010.
- Gelas-gelas Kaca, Abu Umar Basyir, Nikah, Media Samara, Solo, 2005.
Penulis : Isruwanti Ummu Nashifa
Artikel muslimah.or.id