Orang yang memikirkan kesudahan dunia, dia akan berhati-hati. Dan orang yang yakin betapa panjang jalan (yang harus dia lalui), dia akan mempersiapkan bekal untuk perjalanan.
Betapa mengherankan perkara dirimu wahai orang yang yakin dengan suatu hal kemudian malah melupakannya, dan tahu betul bahaya (yang akan dihadapi) namun kemudian malah menerjangnya. Dan engkau takut kepada manusia, padahal Allah-lah yang berhak untuk engkau takuti!
Nafsumu mengalahkanmu pada sesuatu yang engkau duga, namun engkau tidak bisa mengalahkan nafsumu pada sesuatu yang engkau yakini!
Hal yang paling mengherankan di antara hal-hal yang mengherankan adalah kegembiraanmu atas ketertipuan dirimu, dan lupanya dirimu dalam kesia-siaan akan (balasan setimpal) yang disembunyikan (disiapkan) untukmu. Engkau tertipu dengan kesehatanmu dan melupakan dekatnya sakitmu. Engkau gembira dengan keselamatanmu, namun lalai akan kepedihan yang sudah dekat. Kematian orang lain telah memperlihatkan kepadamu akan kepastian kematianmu. Pembaringan akhir orang lain telah menampakkan pembaringanmu sebelum engkau mati. Upayamu menggapai kenikmatan hidup telah membuatmu sibuk dari mengingat hancurnya eksistensi dirimu.
Seolah engkau belum mendengar berita mereka yang telah berlalu
Dan belum melihat pada orang-orang yang masih tersisa apa yang diperbuat masa
Kalau engkau tak tahu, maka itulah negeri mereka
Yang telah diterpa gelombang angin dan pusara sepeninggalmu.
****
Diketik ulang dari buku Terj. Shaidul Khatir terbitan Darul Haq karya Ibnul Jauzi.
Artikel Muslimah.Or.Id