Saudariku…
Seorang mukmin dengan mukmin lain ibarat cermin. Bukan cermin yang memantulkan bayangan fisik, melainkan cermin yang menjadi refleksi akhlak dan tingkah laku. Kita dapat mengetahui dan melihat kekurangan kita dari saudara seagama kita. Cerminan baik dari saudara kita tentulah baik pula untuk kita ikuti. Sedangkan cerminan buruk dari saudara kita lebih pantas untuk kita tinggalkan dan jadikan pembelajaran untuk saling memperbaiki.
Saudariku…
Tentu engkau sudah mengetahui bahwa Islam mengajarkan kita untuk saling mencintai. Dan salah satu bukti cinta Islam kepada kita –kaum wanita– adalah perintah untuk berjilbab. Namun, kulihat engkau masih belum mengambil “kado istimewa” itu. Kudengar masih banyak alasan yang menginap di rongga-rongga pikiran dan hatimu setiap kali kutanya, “Kenapa jilbabmu masih belum kau pakai?” Padahal sudah banyak waktu kau luangkan untuk mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang perintah jilbab. Sudah sekian judul buku engkau baca untuk memantapkan hatimu agar segera berjilbab. Juga ribuan surat cinta dari saudarimu yang menginginkan agar jilbabmu itu segera kau kenakan. Lalu kenapa, jilbabmu masih terlipat rapi di dalam lemari dan bukan terjulur untuk menutupi dirimu?
Mengapa Harus Berjilbab?
Mungkin aku harus kembali mengingatkanmu tentang alasan penting kenapa Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan perintah jilbab kepada kita –kaum Hawa- dan bukan kepada kaum Adam. Saudariku, jilbab adalah pakaian yang berfungsi untuk menutupi perhiasan dan keindahan dirimu, agar dia tidak dinikmati oleh sembarang orang. Ingatkah engkau ketika engkau membeli pakaian di pertokoan, mula-mula engkau melihatnya, memegangnya, mencobanya, lalu ketika kau jatuh cinta kepadanya, engkau akan meminta kepada pemilik toko untuk memberikanmu pakaian serupa yang masih baru dalam segel. Kenapa demikian? Karena engkau ingin mengenakan pakaian yang baru, bersih dan belum tersentuh oleh tangan-tangan orang lain. Jika demikian sikapmu pada pakaian yang hendak engkau beli, maka bagaimana sikapmu pada dirimu sendiri? Tentu engkau akan lebih memantapkan ‘segel’nya, agar dia tetap ber’nilai jual’ tinggi, bukankah demikian? Saudariku, izinkan aku sedikit mengingatkanmu pada firman Rabb kita ‘Azza wa Jalla berikut ini,
“Katakanlah kepada wanita-wanita beriman: ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.'” (Qs. An-Nuur: 31)
Dan firman-Nya,
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenali, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Al-Ahzaab: 59)
Saudariku tercinta, Allah tidak semata-mata menurunkan perintah jilbab kepada kita tanpa ada hikmah dibalik semuanya. Allah telah mensyari’atkan jilbab atas kaum wanita, karena Allah Yang Maha Mengetahui menginginkan supaya kaum wanita mendapatkan kemuliaan dan kesucian di segala aspek kehidupan, baik dia adalah seorang anak, seorang ibu, seorang saudari, seorang bibi, atau pun sebagai seorang individu yang menjadi bagian dari masyarakat. Allah menjadikan jilbab sebagai perangkat untuk melindungi kita dari berbagai “virus” ganas yang merajalela di luar sana. Sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Abul Qasim Muhammad bin ‘Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang artinya,
“Wanita itu adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan akan menghiasinya.” (Hadits shahih. Riwayat Tirmidzi (no. 1173), Ibnu Khuzaimah (III/95) dan ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir (no. 10115), dari Shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma)
Saudariku, berjilbab bukan hanya sebuah identitas bagimu untuk menunjukkan bahwa engkau adalah seorang muslimah. Tetapi jilbab adalah suatu bentuk ketaatanmu kepada Allah Ta’ala, selain shalat, puasa, dan ibadah lain yang telah engkau kerjakan. Jilbab juga merupakan konsekuensi nyata dari seorang wanita yang menyatakan bahwa dia telah beriman kepada Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, jilbab juga merupakan lambang kehormatan, kesucian, rasa malu, dan kecemburuan. Dan semua itu Allah jadikan baik untukmu. Tidakkah hatimu terketuk dengan kasih sayang Rabb kita yang tiada duanya ini?
“Aku Belum Berjilbab, Karena…”
1. “Hatiku masih belum mantap untuk berjilbab. Jika hatiku sudah mantap, aku akan segera berjilbab. Lagipula aku masih melaksanakan shalat, puasa dan semua perintah wajib kok..”
Wahai saudariku… Sadarkah engkau, siapa yang memerintahmu untuk mengenakan jilbab? Dia-lah Allah, Rabb-mu, Rabb seluruh manusia, Rabb alam semesta. Engkau telah melakukan berbagai perintah Allah yang berpangkal dari iman dan ketaatan, tetapi mengapa engkau beriman kepada sebagian ketetapan-Nya dan ingkar terhadap sebagian yang lain, padahal engkau mengetahui bahwa sumber dari semua perintah itu adalah satu, yakni Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Seperti shalat dan amalan lain yang senantiasa engkau kerjakan, maka berjilbab pun adalah satu amalan yang seharusnya juga engkau perhatikan. Allah Ta’ala telah menurunkan perintah hijab kepada setiap wanita mukminah. Maka itu berarti bahwa hanya wanita-wanita yang memiliki iman yang ridha mengerjakan perintah ini. Adakah engkau tidak termasuk ke dalam golongan wanita mukminah?
Ingatlah saudariku, bahwa sesungguhnya keadaanmu yang tidak berjilbab namun masih mengerjakan amalan-amalan lain, adalah seperti orang yang membawa satu kendi penuh dengan kebaikan akan tetapi kendi itu berlubang, karena engkau tidak berjilbab. Janganlah engkau sia-siakan amal shalihmu disebabkan orang-orang yang dengan bebas di setiap tempat memandangi dirimu yang tidak mengenakan jilbab. Silakan engkau bandingkan jumlah lelaki yang bukan mahram yang melihatmu tanpa jilbab setiap hari dengan jumlah pahala yang engkau peroleh, adakah sama banyaknya?
2. “Iman kan letaknya di hati. Dan yang tahu hati seseorang hanya aku dan Allah.”
Duhai saudariku…Tahukah engkau bahwa sahnya iman seseorang itu terwujud dengan tiga hal, yakni meyakini sepenuhnya dengan hati, menyebutnya dengan lisan, dan melakukannya dengan perbuatan?
Seseorang yang beramal hanya sebatas perbuatan dan lisan, tanpa disertai dengan keyakinan penuh dalam hatinya, maka dia termasuk ke dalam golongan orang munafik. Sementara seseorang yang beriman hanya dengan hatinya, tanpa direalisasikan dengan amal perbuatan yang nyata, maka dia termasuk kepada golongan orang fasik. Keduanya bukanlah bagian dari golongan orang mukmin. Karena seorang mukmin tidak hanya meyakini dengan hati, tetapi dia juga merealisasikan apa yang diyakininya melalui lisan dan amal perbuatan. Dan jika engkau telah mengimani perintah jilbab dengan hatimu dan engkau juga telah mengakuinya dengan lisanmu, maka sempurnakanlah keyakinanmu itu dengan bersegera mengamalkan perintah jilbab.
Baca juga: Salah Kaprah Dalam Memakai Jilbab
3. “Aku kan masih muda…”
Saudariku tercinta… Engkau berkata bahwa usiamu masih belia sehingga menahanmu dari mengenakan jilbab, dapatkah engkau menjamin bahwa esok masih untuk dirimu? Apakah engkau telah mengetahui jatah hidupmu di dunia, sehingga engkau berkata bahwa engkau masih muda dan masih memiliki waktu yang panjang? Belumkah engkau baca firman Allah ‘Azza wa Jalla yang artinya,
“Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, jika kamu sesungguhnya mengetahui.” (Qs. Al-Mu’minuun: 114)
“Pada hari mereka melihat adzab yang diancam kepada mereka, (mereka merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Inilah) waktu pelajaran yang cukup.” (Qs. Al-Ahqaaf: 35)
Tidakkah engkau perhatikan tetanggamu atau teman karibmu yang seusia denganmu atau di bawah usiamu telah menemui Malaikat Maut karena perintah Allah ‘Azza wa Jalla? Tidakkah juga engkau perhatikan si fulanah yang kemarin masih baik-baik saja, tiba-tiba menemui ajalnya dan menjadi mayat hari ini? Tidakkah semua itu menjadi peringatan bagimu, bahwa kematian tidak hanya mengetuk pintu orang yang sekarat atau pun orang yang lanjut usia? Dan Malaikat Maut tidak akan memberimu penangguhan waktu barang sedetik pun, ketika ajalmu sudah sampai. Setiap hari berlalu sementara akhiratmu bertambah dekat dan dunia bertambah jauh. Bekal apa yang telah engkau siapkan untuk hidup sesudah mati? Ketahuilah saudariku, kematian itu datangnya lebih cepat dari detak jantungmu yang berikutnya. Jadi cepatlah, jangan sampai terlambat…
4. “Jilbab bikin rambutku jadi rontok…”
Sepertinya engkau belum mengetahui fakta terbaru mengenai ‘canggih’nya jilbab. Dr. Muhammad Nidaa berkata dalam Al-Hijaab wa Ta’tsiruuha ‘Ala Shihhah wa Salamatus Sya’ri tentang pengaruh jilbab terhadap kesehatan dan keselamatan rambut,
“Jilbab dapat melindungi rambut. Penelitian dan percobaan telah membuktikan bahwa perubahan cuaca dan cahaya matahari langsung akan menyebabkan hilangnya kecantikan rambut dan pudarnya warna rambut. Sehingga rambut menjadi kasar dan berwarna kusam. Sebagaimana juga udara luar (oksigen) dan hawa tidaklah berperan dalam pertumbuhan rambut. Karena bagian rambut yang terlihat di atas kepala yang dikenal dengan sebutan batang rambut tidak lain adalah sel-sel kornea (yang tidak memiliki kehidupan). Ia akan terus memanjang berbagi sama rata dengan rambut yang ada di dalam kulit. Bagian yang aktif inilah yang menyebabkan rambut bertambah panjang dengan ukuran sekian millimeter setiap hari. Ia mendapatkan suplai makanan dari sel-sel darah dalam kulit.
Dari sana dapat kita katakan bahwa kesehatan rambut bergantung pada kesehatan tubuh secara umum. Bahwa apa saja yang mempengaruhi kesehatan tubuh, berupa sakit atau kekurangan gizi akan menyebabkan lemahnya rambut. Dan dalam kondisi mengenakan jilbab, rambut harus dicuci dengan sabun atau shampo dua atau tiga kali dalam sepekan, menurut kadar lemak pada kulit kepala. Maksudnya apabila kulit kepala berminyak, maka hendaklah mencuci rambut tiga kali dalam sepekan. Jika tidak maka cukup mencucinya dua kali dalam sepekan. Jangan sampai kurang dari kadar ini dalam kondisi apapun. Karena sesudah tiga hari, minyak pada kulit kepala akan berubah menjadi asam dan hal itu akan menyebabkan patahnya batang rambut, dan rambut pun akan rontok.” (Terj. Banaatunaa wal Hijab hal. 66-67)
Baca juga: Wahai Kaum Muslimah, Jagalah Hijabmu!
5. “Kalau aku pakai jilbab, nanti tidak ada laki-laki yang mau menikah denganku. Jadi, aku pakai jilbabnya nanti saja, sesudah menikah.”
Wahai saudariku… Tahukah engkau siapakah lelaki yang datang meminangmu itu, sementara engkau masih belum berjilbab? Dia adalah lelaki dayyuts, yang tidak memiliki perasaan cemburu melihatmu mengobral aurat sembarangan. Bagaimana engkau bisa berpendapat bahwa setelah menikah nanti, suamimu itu akan ridha membiarkanmu mengulur jilbab dan menutup aurat, sementara sebelum pernikahan itu terjadi dia masih santai saja mendapati dirimu tampil dengan pakaian ala kadarnya? Jika benar dia mencintai dirimu, maka seharusnya dia memiliki perasaan cemburu ketika melihat auratmu terbuka barang sejengkal saja. Dia akan menjaga dirimu dari pandangan liar lelaki hidung belang yang berkeliaran di luar sana. Dia akan lebih memilih dirimu yang berjilbab daripada dirimu yang tanpa jilbab. Inilah yang dinamakan pembuktian cinta yang hakiki!
Maka, jika datang seorang lelaki yang meminangmu dan ridha atas keadaanmu yang masih belum berjilbab, waspadalah. Jangan-jangan dia adalah lelaki dayyuts yang menjadi calon penghuni Neraka. Sekarang pikirkanlah olehmu saudariku, kemanakah bahtera rumah tanggamu akan bermuara apabila nahkodanya adalah calon penghuni Neraka?
6. “Pakai jilbab itu ribet dan mengganggu pekerjaan. Bisa-bisa nanti aku dipecat dari pekerjaan.”
Saudariku… Islam tidak pernah membatasi ruang gerak seseorang selama hal tersebut tidak mengandung kemaksiatan kepada Allah. Akan tetapi, Islam membatasi segala hal yang dapat membahayakan seorang wanita dalam melakukan aktivitasnya baik dari sisi dunia maupun dari sisi akhiratnya. Jilbab yang menjadi salah satu syari’at Islam adalah sebuah penghargaan sekaligus perlindungan bagi kaum wanita, terutama jika dia hendak melakukan aktivitas di luar rumahnya. Maka dengan perginya engkau untuk bekerja di luar rumah tanpa jilbab justru akan mendatangkan petaka yang seharusnya dapat engkau hindari. Alih-alih mempertahankan pekerjaan, engkau malah menggadaikan kehormatan dan harga dirimu demi setumpuk materi.
Tahukah engkau saudariku, siapa yang memberimu rizki? Bukankah Allah -Rabb yang berada di atas ‘Arsy-Nya- yang memerintahkan para malaikat untuk membagikan rizki kepada setiap hamba tanpa ada yang dikurangi barang sedikitpun? Mengapa engkau lebih mengkhawatirkan atasanmu yang juga rizkinya bergantung kepada kemurahan Allah?
Apakah jika engkau lebih memilih untuk tetap tidak berjilbab, maka atasanmu itu akan menjamin dirimu menjadi calon penghuni Surga? Ataukah Allah ‘Azza wa Jalla yang telah menurunkan perintah ini kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam yang akan mengadzabmu akibat kedurhakaanmu itu? Pikirkanlah saudariku… Pikirkanlah hal ini baik-baik!
7. “Jilbab itu bikin gerah, dan aku tidak kuat kepanasan.”
Saudariku… Panas mentari yang engkau rasakan di dalam dunia ini tidak sebanding dengan panasnya Neraka yang akan kau terima kelak, jika engkau masih belum mau untuk berjilbab. Sungguh, dia tidak sebanding. Apakah engkau belum mendengar firman Allah yang berbunyi,
“Katakanlah: ‘(Api) Neraka Jahannam itu lebih sangat panas. Jika mereka mengetahui.'” (Qs. At-Taubah: 81)
Dan sabda Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam yang artinya,
“Sesungguhnya api Neraka Jahannam itu dilebihkan panasnya (dari panas api di bumi sebesar) enam puluh sembilan kali lipat (bagian).” [Hadits shahih. Riwayat Muslim (no. 2843) dan Ahmad (no. 8132). Lihat juga Shahih Al-Jaami‘ (no. 6742), dari Shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu]
Manakah yang lebih sanggup engkau bersabar darinya, panasnya matahari di bumi ataukah panasnya Neraka di akhirat nanti? Tentu engkau bisa menimbangnya sendiri…
8. “Jilbab itu pilihan. Siapa yang mau pakai jilbab silakan, yang belum mau juga gak apa-apa. Yang penting akhlaknya saja benar.”
Duhai saudariku… Sepertinya engkau belum tahu apa yang dimaksud dengan akhlak mulia itu. Engkau menafikan jilbab dari cakupan akhlak mulia, padahal sudah jelas bahwa jilbab adalah salah satu bentuk perwujudan akhlak mulia. Jika tidak, maka Allah tidak akan memerintahkan kita untuk berjilbab, karena dia tidak termasuk ke dalam akhlak mulia.
Pikirkanlah olehmu baik-baik, adakah Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berakhlak buruk? Atau adakah Allah mengadakan suatu ketentuan yang tidak termasuk dalam kebaikan dan mengandung manfaat yang sangat besar? Jika engkau menjawab tidak ada, maka dengan demikian engkau telah membantah pendapatmu sendiri dan engkau telah setuju bahwa jilbab termasuk ke dalam sekian banyak akhlak mulia yang harus kita koleksi satu persatu. Bukankah demikian?
Ketahuilah olehmu, keputusanmu untuk tidak mengenakan jilbab akan membuat Rabb-mu menjadi cemburu, sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya,
“Sesungguhnya Allah itu cemburu dan seorang Mukmin juga cemburu. Adapun cemburunya Allah disebabkan oleh seorang hamba yang mengerjakan perkara yang diharamkan oleh-Nya.” [Hadits shahih. Riwayat Bukhari (no. 4925) dan Muslim (no. 2761)]
9. “Sepertinya Allah belum memberiku hidayah untuk segera berjilbab.”
Saudariku… Hidayah Allah tidak akan datang begitu saja, tanpa engkau melakukan apa-apa. Engkau harus menjalankan sunnatullah, yakni dengan mencari sebab-sebab datangnya hidayah tersebut.
Ketahuilah bahwa hidayah itu terbagi menjadi dua, yaitu hidayatul bayan dan hidayatut taufiq. Hidayatul bayan adalah bimbingan atau petunjuk kepada kebenaran, dan di dalamnya terdapat campur tangan manusia. Adapun hidayatut taufiq adalah sepenuhnya hak Allah. Dia merupakan peneguhan, penjagaan, dan pertolongan yang diberikan Allah kepada hati seseorang agar tetap dalam kebenaran. Dan hidayah ini akan datang setelah hidayatul bayan dilakukan.
Baca juga: Ketika Anda Didekati Orang Baik
Janganlah engkau jual kebahagiaanmu yang abadi dalam Surga kelak dengan dunia yang fana ini. Buanglah jauh-jauh perasaan was-wasmu itu. Tempuhlah usaha itu dengan berjilbab, sementara hatimu terus berdo’a kepada-Nya, “Allahummahdini wa saddidni. Allahumma tsabit qolbi ‘ala dinik (Yaa Allah, berilah aku petunjuk dan luruskanlah diriku. Yaa Allah, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu).”
-Bersambung Insya Allah-
Penulis: Ummu Sufyan Rahmawaty Woly bintu Muhammad
Murojaah: Ust. Aris Munandar hafidzahullah
***
Artikel muslimah.or.id
bantu saya , dulu saya kehilangan kerjaan jadi bahan tertawan dan kehilangan pesangon saya .. saya ga tau marah kemana. Tolong jawab … Dalam hati saya pingin sekali tolong sadarkan saya .. tapi kenapa cobaan itu berat sekali..
Assalamualaikum Wr. Wb,
Alhamdulilah segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pencipta atas semua makhluk…
Saya sangat senang artikel dibawah sungguh membuat saya sadar bahwa jilbab yang setiap muslimah gunakan adalah memberikan manfaat yang tiada terhingga. Alhamdulilah saya sekarang sudah memakai jilbab,,,dan hal itu banyak sekali manfaatnya,,lhamdulilah..
Mohon maaf saya mohon ijin untuk memberikan artikel terindah ini untuk sahabat2 saya terkasih…terimakasih..
saya masih menunggu untuk lanjutan berikutnya…terimakasih banyak..
Wasalamualakum Wr.Wb
Best Regards
Tiyok
terima kasih ukhti, alhamdulillah saya telah mengenakan jilbab sdh 3 th lalu , dan segala keraguan yg ukhti sampaikan memang pernah terbersit dlm pikiran [sebelum sy pakai jilbab] ,tp karena keyakinan saya pada Allah swt ,walaupun saat itu sy belum punya pakaian yg panjang dan jilbabnya .Dengan niat Bismillahirrohmanirrohim sy bisa kenakan jilbab punya ibu sy satu2nya yg tertinggal dirumah .sekali lagi Alhamdulillah atas hidayah yg sy terima sampai saat ini
Assalamualaikum wrwb.,
Ijin share ya ukh…
Subhanallah…Jazakillah khoir atas artikel ini…semakin memantapkan hati saya untuk terus berhijab…
Saudariku Utari…
Ada apakah saudariku…
aku momohon smoga Alloh memudahkan urusanmu..
Tabahlah… sabarlah… kuatkan hati dan imanmu…
Semoga cobaan itu kelak kan menjadi sumber pahala bagimu… menyelamatkanmu dr api neraka..
Saudariku… banyak orang menganggap bahwa seorang wanita yg kehilangan pekerjaan karena lebih memilih memakai jilbab, adalah orang yg tidak beruntung… bahkan dianggap orang yg bodoh..
tapi tahukah engkau saudariku,, justru orang2 yg menertawakan itu… yang bodoh. Tahukah mereka, bahwa seorang wanita yang kehilangan pekerjaan karena mempertahankan jilbabnya, justru adalah orang yang sangat beruntung. Karena Alloh telah melindunginya dari keburukan yg lain jika ia tetap pada pekerjaan itu..
tak usah engkau pedulikan tertawaan mereka, saudariku.
Coba pikir,, jika engkau dengarkan mereka, apakah mereka mau membantumu dlm mendapatkan rizki? Jika mereka mau… tapi bisakah mereka membantumu untuk terhindar dr api neraka? TIDAK wahai saudariku… mereka tidak sedikitpun bisa utk melindungimu dr murka Alloh..
Sesungguhnya rizqi itu di tangan Alloh. Dan seorang manusia takkan mati sebelum sluruh rizqinya diberikan oleh Alloh di dunia..
Dan ingatlah lagi 1 hal saudariku..
Rizqi itu di tangan Alloh… dari Alloh… maka carilah dengan ketaatan kepada-Nya… dan jangan sekali-kali engkau mencarinya dg maksiat kepada-Nya…
Aku memohon kpd Alloh… agar menguatkanku dan engkau, juga saudari2 kita yg lain… smoga Alloh meng-istiqomahkan kita di atas dien ini… amiin…
Assalamu’alaikum,wr.wb …. saya suka artikel ini …. maaf saya izin share makasih …..
jazaakillah khoyron..ijin share buat blog ana
@ ummu afifah
wa jazakillahu khayran. silakan.
Assalamualaikum…
Para sahabatku yang dimuliakan Alloh SWT…
Saya sangat senang apabila ada muslimah memakai jilbab dengan sopan dgn tujuan utama menutupi auratnya ( lekukan ), tapi sayangnya banyak diantara mereka memakai jilbab tetapi malah dibarengi dengan pakaian yang tidak sopan dan cenderung mengikuti mode yang tidak sesuai..”Wanita sholehah adalah perhiasan terindah di dunia”
alangkah baiknya memakai jilbab yang dibarengi dengan pakaian yang sopan pula.
saya mohon maaf apabila ada kata2 saya yang kurang sopan…
Saya minta ijin share artikel ni ya.. thank’s
@ akh entis setiyadi
wa’alaykumussalam warohmatulloh wabarokatuh. silakan.
trimakasih ya artikel nya bagus…bisa menjadi inspirasi buat saya belajar berjilbab….
Alhamdulillah ya Allah saya telah berjilbab dari 7 tahun yang lalu, mulai dari jilbab pendek yang hanya sekedar menutup kepala….namun karena kegigihan suami tercinta dan juga lingkungan teman-teman yang senantiasa mendorong saya untuk menekuni islam secara kaffah…..lambat laun saya menyadari bahwa hanya dengan memakai jilbab besar secara syar’i , saya menemukan kedamaian dan ketrentaman yang luar biasa dalam hidup……dan ditambah lagi setelah saya menjadi pelanggan setia website ini, rasanya Allah telah memberikan pencerahan hidup yang tiada hentinya……thx atas artikel-artikelnya ukhti………
assalamualaikum…saya ada satu soalan..saya seorang berjilbab tp jilbab saya tidak mngikut syariat islam kerana mngikut fesyen trkini…..tp setlah sy bc artikel ini dan artikel lain2 sy tersentuh dan ingin skali berjilbab ikut syariat islam…tp sy tkut kalu sy berjilbab ikut syariat islam kawan2 saya akan mngata kepada saya macam2 nanti…contohnya awak dah bertaubat,sudah insaf dan lain2….tolong saya mcm mna saya nak buat ni saya bingun…????
@ Ieda
Wa’alaikumussalam warahmatullah..
Saudariku,tidak perlu bingung dengan cemoohan manusia. Apa yang mereka ucapkan tidak lain dan tidak bukan hanya sekedar guraun jika kita gubris hanya menambah luka didada dan ini bukanlah sesuatu yang kita inginkan…Kalau kita pikir sejenak apa yang mereka katakan sebenarnya adalah sesuatu yang benar adanya. Bahwa memang taubat seseorang yang dulunya tidak berjilbab itu dengan dengan berjilbab, taubat tidak hanya penyesalan tapi juga dengan tindakan yang nyata…Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita…
Assalamu’alaikum. Do’a apakah yg tepat sy panjatkan spy istri sy mau mengenakan jilbab syar’i. S/d skrg istri msh beralasan blm sanggup memakai jilbab yg longgar&panjang sesuai syariat. Padahal sy selalu memberi nasehat ttg keutamaan jilbab syar’i. S/d skrg hanya jilbab yg panjangnya cuma sebatas punggung sj yg mau dia pakai. Bgmn cara utk mendapatkan Hidayatul Taufiq bagi istri sy tsb.
@ Yadi
Wa’alaikumussalam,
Berdoa dengan doa permohonan taufiq kepada Allah bisa dengan lafadz-lafadz yang ada dalam Al-Qur’an dan hal ini sangatlah banyak kita jumpai. Dan yang terpenting adalah tidak berputus asa dalam memohon dan terus tetap memohon agar diberikan hidayah kepada istri ataupun keluarga kita.
Assalamu’alaikum Wr Wb
Saya mulai mengenakan jilbab di tahun 2003, saat itu jilbab yang saya pakai yang dililit di leher dan saya masih memakai celana panjang. Betul sekali seperti yang ditulis dalam artikel ini, sebelum mengenakan jilbab saya juga punya keraguan2 seperti itu. Alhamdulillah Allah menguatkan niat saya berjilbab dan memupus semua keraguan saya. Sekitar dua tahun kemudian, jilbab saya mulai menutup dada tapi masih memakai celana panjang. Saat itu saya berpikir nggak apa2 pakai celana toh nggak ketat dan atasannya panjang. Setelah membaca artikel2 tentang jilbab dan hukum memakai celana bagi muslimah, sekarang saya memakai jilbab lebar dengan bawahan rok dan mulai mengkoleksi gamis. Benar sekali, rasanya lebih tenang dan nyaman.
Ya Rabbi, curahkanlah hidayah-Mu agar kami senantiasa istiqomah di jalan-Mu…aamin
izin share ya ukh .
syukron .
@ ummu abdillah
silahkan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat
Assalamualaium.wr.wb.
ukhti admin yang dirahmati Allah dimanapun berada.
saya seorang perempuan dari keluarga yang kurang begitu memahami islam. alhamdulillah sejak tahun 2008 saya memutuskan memakai jilbab.walaupun dari keluarga tidak ada yang mendukung saya dengan hal ini. keluarga saya semakin menyudutkan saya karena saya menolak pekerjaan dikarenakan harus melepas jilbab. apakah keputusan saya ini salah???? sedang keyakinan saya berjilbab begitu kuat.
Tapi saya merasa cobaan yang begitu berat, sulitnya mendapatkan pekerjaan karena berjilbab dan kembali keluarga besar menganggap saya sudah fanatik terhadap agama dan menyalahkan karena belum mendapatkan pekerjaan, sedang saya merasa ini adalah kewajiban bagi saya untuk menutup aurat. apa yang harus saya lakukan ,?
mohon sarannya ukhti untuk saya,
terimakasih, wassalamualaikum.wr.wb
@ sha
Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Sikap ukhti untuk mempertahankan jilbab tidaklah salah karena tidak ada ketaatan pada makhluk dalam bermaksiat pada Allah. Namun ukhti tetap harus bersikap baik kepada mereka, terutama orang tua karena inilah yang Allah perintahkan. Berikanlah pengertian dengan cara yang baik dan doakan mereka supaya mendapatkan hidayah. Hati seluruh manusia berada dalam kekuasaan Allah, maka mohonlah kepada Allah.
Setiap manusia memang pasti akan Allah uji. Diantara hikmahnya untuk menyaring dan memilah siapa diantara mereka yang benar dalam keimanannya. Jika tidak diuji, tentu semua orang dengan mudah mengaku dirinya beriman. Tapi dengan ujian itulah akan terlihat siapa yang benar dalam pengakuannya. Bersabarlah atas ujian ini, karena Allah telah menjanjikan pahala yang besar bagi hamba-Nya yang bersabar.
Lihatlah para nabi, karena pada diri mereka terdapat tauladan untuk kita. Ujian ini tidak ada seberapanya dibandingkan ujian yang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat nabi alami. Dengan melihat ujian yang mereka alami niscaya kita akan merasa lebih ringan untuk menghadapi ujian kita.
Janganlah ukhti bersempit hati karena Allah telah menjanjikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang bertaqwa. Yang penting sibukkan diri kita supaya kita bisa menjadi hamba-Nya yang bertakwa sehingga layak untuk mendapatkan janji-Nya.
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)
Semoga Allah memberi hidayah kepada saya, keluarga saya, ukhti dan keluarga ukhti..
Assalamu’alaikum warohmatulloh wabarokatuh,
afwan, izin share artikel ini…
jazaakillahu khayran
Assalaamu’alaikum..
Ana izin share y ukh?
Syukron..
jilbab itu buat ku adalh hal yang biasa
aku masih berusia 15 thn dan dalam usia ku masih teralu labil untuk memlih mana yang tbaik dalam hidup.di neg indonesia yang mayoritas penduduk nya adlah orang islam tapi tidak seluruh kaum hawa memakai jilbab.aku tak tahu kenapa?mungkin dengan pencampuran budaya yang terlalu besar banyak dari mereka untuk memilih gaya pakain yang lebih modis dr pada memakai jilbab yang ksan nya sok menutup diri
q skrg jg sudah berusaha untuk memakai jilbab dan rasanya tak terlalu buruk ada komentar posotif dan juga negatif
lagian yang terpenting dalah kita baik di mata Alloh SWT…bukan hanya dimata manusia saja…ya gak,,,,,,,,,,,??
,Masya allah….mudahan Allah memberi qt semua hidayah..t.
Assalamualaikum wr wb
ummu,ana izin share ya..syukran
wasalam
izin copas…jazakunnallahu khoir
ASW. af1 ijin share njih….
Assalamualikum wr.wb
Saya memutuskan memakai jilbab 2 tahun yang lalu, walaupun niat saya memakai jilbab sudah dari belasan tahun yang lalu, alhamdulillah setelah memakai jilbab saya mudah sekali mendapatkan pekerjaan, setiap interview yang saya jalani di perusahaan2 besar lolos dengan mudahnya.
Saya pun berjanji dalam hati laki2 yang mau serius dengan saya disaat saya sudah berjilbab adalah laki2 yang kelak akan menjadi suami saya, alhamdulillah lagi, setelah 7 bulan bersama tahun ini saya akan menunaikan suatu ibadah yg dengannya akan terpenuhilah setengah dien saya yaitu menikah.
Dengan berjilbab jalan hidup saya rasakan mudah dan berkah, tujuan hidup saya pun semakin jelas, secara tidak langsung jilbab menuntut saya untuk terus memperdalam islam, berbuat baik dan tawakkal dan selalu melibatkan Allah dalam segala urusan saya.
Sekedar sharing
Wassalamualikum wr.wb
ass. aku pakai jilbab setelah aku menikah, saat itu aku bernazar kpd Allah agar diberi keturunan,jujur kadang pikiran aku sering diganggu agar aku melepas jilbab. tp suami aku melarang, alhamdulillah dgn berjalannya waktu aku semakin yakin untuk menggunakan jilbab, karna aku takut akan azab Allah, oh iya bahkan setelah aku berjilbab ibu dan ipar aku semuanya jg memakai jilbab. jd buat yg blm pakai jilbab jgn takut, bahkan kita akan semakin cantik jika kita memakai jilbab.
Artikel menarik,,ijin u/ copy mba…thx
minta izin, boleh di copy ga ??
buat dksih tw sama tmen tmen..
i like this…
Assalamualaikum Wr Wb
Dear Muslimah, saya ijin untuk di-share. Terima kasih
asalammu’alaikum wr wb!!! artkelnya bagus,, ijin copy ya!! syukron
saya ingin sekali memakai jilbab,apakah saya masih bs bertobat utk ksalahan2 saya dimasa lalu jika mulai skrg saya berjilbab,dan memperbaiki diri?
plis reply in my email
@ Annisa
Kami sangat senang mendengar kabar ada saudari kami memiliki keinginan kuat untuk meunup aurat dengann benar. Sungguh Allah Maha penerima Taubat Ukhti, tidak ada kata terlambat sebelum nyawa terlepas adari jasadnya. Semoga Allah memberkahi Ukhti dan memudahkanmu memakai jilbab sesuai dengan syariat-Nya.
Assalamu’alaikum,Wr.Wb…
Sukron katsir, dgn membaca artikel ini saya lebih mantap memakai jilbab, saya baru mendapat hidayah berjilbab tahun ini, d ramadhan ini.saya merasa nyaman keluar memakai jilbab.
Mohon minta alamt share, karena saya masih sangat perlu bimbingan agama,saya ingin menjadi wanita saleha yang d anjurkan agama islam.
Assalamualaikum. Saia izin share ya ukhti. Syukron..
aslm.wr.wb. Ustadz mau izin ngopy yah… semoga Allah memberkahi dan menjadikan Ilmu yang Husnul Khotimah. Amin.. trmksh
subhanallah,alhamdulillah q sdh menjlnk nya,tp dijaman skrng byk kaum wanita salah mengartikan jilbab itu sendiri,byk jg yg menyalahgunakan jilbab,smogaorang tersebut mendapatka hikmahnya amiin
Subhanallah… isinya sangat menyentuh hati, walaupun saya sudah berjilbab, tp tulisan ini bisa menjadi referensi saya untuk mengajak teman2 saya untuk berjilbab.
ass.Maf Mungkn sy bkan ahkwat tp sy jg ska artkel”nya.
Subhanllah ternyta msh ad d zman skrg ni para muslimah sjati. Sm0ga allh snantiasa membrkn ptnjukNya slalu kpd qt smua agr trus bsa berjuang untk mendptkan ridha ilahi
izin copy iaa..
syukran katsiir . . .
Terimakasih atas penjelasany
alhamdulillah saya telah berjilbab
do’akan semoga saya dapat terus mempertahankannya y
Subhanallah… betapa artikel yg menyadarkan dan menyegarkan hati. Semoga segera hadir kelanjutannya…Semoga artikel ini menggugah para saudari kita yg belum berjilbab.Yang dengan ketaatan kita pada Allah akan mengalir segala keberkahan… Alhamdulillah, kini saya telah mantap berjilbab syar’i.
Ukhti tercinta jangan dengarkan celaan & hinaan orang pada ketaatan kita…
Kita ada karena Allah…
Rizqi kita dari Allah…
Dan keberkahan hidup kita karena ridho Allah…
Maka tunduk dan patuhlah kepada Allah…
Tidak ada seorangpun yang menyayangi kita melebihi Allah…
Semoga Allah melimpahkan berkah & keberkahan pada Ummu Sufyan atas artikel ini… Amin.
Jazakillah khairan, ijin share ya umi..
ijin share y umi..
syukr0n
Assalaamu’alaykum.ijin share y..
syukr0n
ana ijin copas untuk tmn2 ana ya ukh..
Alhamdulillah…semoga banyak muslimah yang bisa mengambil banyak hikmah dari artikel di atas….
Afwan, izin untuk mengcopy artikelnya sebagai salah satu bahan mading di kampus.
Syukran
izin share ya…
trimakasih…
Alhamdulillah, Pertanyaan yang dulu sering terlontar dari bibirku,kini kutemukan jawabnya…izin mengcopy utk Mading tempat saya mengajar. Insya Allah artikel ini akan membantu dan akan dituliskn sumbernya sebgai bentuk pengakuan atas hak atas kekayaan intelektual. Syukran…
bagus artikelnya semakin memantapkan hati ana untuk berjilbab (yang syar’i) ijin share ya ukhti…. jazakillah khairon
alhamdulillah.. artikelnya bagus.. mohon ijin untuk di kopi ya
Alhamdulillah semoga bermanfaat bagi muslimah yg belum menutup auratnya amiiiin
izin share
sungguh artikel ini sangat bermanfaat sekali. sebenarnya saya ingin sekali mengenakan jilbab, tetapi ada hal yang menghalangi saya untuk berjilbab. yaitu sekolah. saya siswi kelas 3 SMA negeri. sekolah saya melarang siswi muslimnya untuk tidak mengenakan jilbab. sudah banyak usaha guru agama dan guru lainnya yg beragama islam untuk meminta izin, tetapi sampai sekarang tidak diperkenankan.
apa saya harus menunda mengenakan jilbab yaitu pada saat kuliah nanti?
assalamu’alaikum ya ukhti…
saya minta izin utk ambil info2 dari blog2 anda bagi mbuat assign. saya…
trima aksih..
Subhanallah….smoga dapat menggugah hati yang lengah tak menjalankan syari’at …Jazakallah
Assalamu’alaikum wr wb..
atikelnya bagus sekali..izin share ya ukhti..syukron
subhanallah…artikel yg bagus..
saya izin share ya..
assalammualaikum wr.wb
alhamdulillah kni sy sorg yg brjilbab. awal’a mgkn krn sya memang nymn skli dgn pkaian trtu2p, namun lambat laun sya pun ingn mncri tahu mkna yg sbnr’a d blik jilbab. sungguh sya ingin brtnya..
apakh bnr2 d wjibkn sorg prmpuan memakai bju jubah??bgmn dgn bju trt2p yg mnggunkn bju muslim dn rok terusan!!?
mhon blasn ats prtnyan sya. mhon btuan’a. sblm dn ssudh’a sya ucpkn trima kasih.
wassalammualaikum wr.wb
Hati kecil ku tergetar.
SUBHANALLAH…..!!!!!!!
ijin copy ya,,,,,sukron….
Assalamu’alaykum, ijin share ya ukh jzkllh :)
subhanallah..artikel bgus sX..tp ko gbs dCopy yax??
Alhamdulilah semoga bermanfaat, dan barokah untuk penulis mohon izin untuk copy tulisan untuk disebarluaskan
subhanallah,,,,, artikelnya bgs skli.
aku juga ingin selalu menjadi sosok muslimah yg soleha
menghabiskan waktuku hanya karena Allah swt….
menjadikan jilbab menjadi bagian dari hidupku…..
mga..bermanfaat trus jazakilahi khoiron katsiron……….
izin copy artikelx yachhh..
good article…semoga para remaja dan juga ibu dan bapak yang memiliki gadis remaja dapat membaca article ini…
Toek para saudara-saudara yg masih ragu berjilbab…JANGAN RAGU DALAM MENAPAKI SEBUAH KEBENARAN…
pake aja dulu jilbabnya…
rasakan dalam dalam….
lihat dicermin bagaimana wajah kita…
bandingkan “before” dan “after” berjilbab
tarik nafas….and smile….
and… you’ll see…jilbab is very comfortable..
and you look more beutifull, out and inside….of course
and you know…??
saya seorang wanita …tomboyyy sekali…(dulu)
almost menjurus kearah hormon laki-laki..
at least…saya takut dengan ketidaknormalan ini..
teman saya bilang “PAKE AJA JILBAB” ntar kamu akan normal lagi menjadi seorang wanita yang sebenarnya…
Akhirnya, tanpa berpikir panjang, besok saya langsung pake jilbab agar bisa hidup sesuai dengan fitrahnya..
Orang tua melarang (terutama ibu)…tapi yyaah cuex aja…biar mereka marah, tetap SAYA HARUS BERJILBAB…(dulu tidak tahu ilmunya…niatnya..hanya karena ingin hidup normal sebagai wanita)
saya tidak punya persiapan baju sama sekali…dan..”tahun itu” jilbab dilarang oleh pihak sekolah (konsekuensi berjilbab adalah dikeluarkan dari sekolah)..begitu banyak kesulitan…tapi saat jilbab itu sudah terjulur..TIDAK ADA KETAKUTAN DAN YANG ADA HANYA KEBERANIAN UNTUK MENEMPUH SEGALA KESULITAN AGAR JILBAB TETAP BERTAHAN………akhirnya…Allah memudahkan segalanya,,,dan yang paling penting,,SAYA MENJADI WANITA SEUTUHNYA….SESUAI DENGAN AWAL PENCIPTAAN SAYA dan saat ini saya berjilbab dengan ilmu (insya allah)….semangat yah yang mau berjilbab…dont be afraid,ok
subhanallah, begitu besar cinta Allah SWT kepada kita , sehingga Allah memerintahkan setiap muslimah untuk menutup auratnya…
tetapi sayangnya masih banyak yang belum mengambil hikmah di baliknya, bahkan masih banyak yang belum bisa menunaikan ibadah tersebut….
.izin untuk mencopy…
.syukron…
assalamualaikuumm
ijin share ya mba :))
jzk
artikel yg sngt membangun…
smga da kesadaran dri setiap perempuan yg membacanya…amien
izin mengcopy y..
Subhanallah artikelnya menark banget,mudah mudahan banyak saudari saudari kita yang tergerak hatinya untuk memakai JILBAB..Mohon izin share di wall.Jazaakallahu khairan.sukra.
saiaa ingin berjilbab,,tapi saia tkt tidak dapat kerja..saia takut saia tidak konsisten,,saia takut suatu sat nanti saia malah membuka nya,,
assalamualaikum… Ijin share yah.
ukhti… Alhamdulillah Allah menuntun saya untuk membaca artikel ini. Semua yg diutarakan ukhti adalah yg pernah terlontar dr hati saya sblm berjilbab. Ijin share ya ukhti, semoga mendatangkan barokah bagi kita semua.amiin
ana izin copas y…syukron…
artikel yg bgus,smakin memantapkan langkah q untuk lebih mengenal Rabb q..
Assalamualaikum,
TOLONG BANTU SAYA, SAYA TAKUT JADI MUNDUR UNTUK MENGENAKAN JILBAB KARENA KEBINGUNGAN SAYA.
Saya sudah yakin akan memakai jilbab. Tapi saya takut, deg2an. Dan masih terlintas dalam benak saya, kalo saya berjilbab bagaimana kalo saya didalam rumah ada teman yang datang apakah saya harus pakai jilbab juga? dan bagaimana bila saya keluar rumah hanya sekedar ke warung tidak mengenakan jilbab apakah tidak sia-sia jilbab saya? Jujur, saya belum bisa untuk memakai jilbab sampai seperti itu. Saya berjilbab ketika saya bepergian dan kuliah. Itu bagaimana hukumnya? sia-siakah amalan berjilbab saya?
BANTU SAYA, SAYA BENAR-BENAR BINGUNG. Terimakasih.
Wassalamualaikum.
izin share ya…
terima kasih :)
alhamdulillah … sekarang aku sudah lebih yakin dan percaya untuk mengenekan jilbab ,, makasih.
Izin share in my blog… thanks
Jazakillah khair ukh, saya izin copas.
Assalamu’alaykuum..
artikelny sangat bermanfaat trutama yg blum mmantapkan hati untuk berjilbab.
saya ijin share dan copas.
Jazakillau khair ya ukhty..
Subhanallah,,
syukron….
ana mau copy artikel ini,, u/ d sbrkn k tman2 ana….
terimakasih artikelnya, ini sy minta ijin untuk sy sampaikan kpd keluarga, saudara dan teman semua.
asslmkm,,
subhanallah,,, artikel’y bagus bgt,,
izin share y,,
syukron,,
ijin me copy artikel di atas..jazakumullah
Assalamu’alaikum Warohmatullah,
Ustad saya ingin menanyakan bagaimana jika seorang muslimah menggunakan kerudung yang sedang populer sekarang yaitu kerudung bahan p***s. Kerudung tersebut memang enak bahannya jika disandang, namun bahannya agak tipis sehingga jika dipakai terlihat agak transparan, teruma pada bagian yang tidak tertutup dalaman (telinga, rambut dan leher), apalagi yang berwarna putih. Sekarang hampir semua muslimah menggunakan kerudung tersebut. Nah yang ingin saya tanyakan bagaimana hukumnya apakah syar’i atau tidak. Karena akan sangat sayang jika seseorang telah berniat berkerudung, namun tidak sesuai syari’at sehingga salah di mata Allah SWT. Syukron katsiron. Wassalamu’alaikum Warohmatulah.
Astagfirullah , maafkan aku ya Allah yg sudh melupakan perintah2Mu ,berikanlah aku kemantapan hati untuk menutup auratku sepenuhnya .
sangat menarik sekali, kapan-kapan boleh saya copas yah. Syukron…
sayang saya pria
lw G saya pasti berjilbab :)
saya sebenernya ‘trauma’ sekali dengan orang berjilbab..saya bukan berasal dari keluarga yang sangat religius, tapi saya jelas menjunjung tinggi nilai/norma agama dg tidak melakukan hal2 maksiat atau hal buruk lainnya sampai saat inipun. begitu pun perlahan-lahan saya selalu mencoba mempelajari islam sedikit demi sedikit, karena saya tidak ingin seperti ortu saya yg jarang sholat. sampai sekarang saya sedikit sinis kepada orang2 yg berjilbab, apalagi yg jilbabnya gede, padahal saya sudah berusaha menghilangkan sikap saya ini. pada waktu saya SMA, ada kakak2 kelas pakai jilbab, kebetulan waktu itu mereka senior PMR yang mengospek saya. mereka langsung mencerca pakaian yang saya pakai (waktu itu baru masuk kelas 1 SMA). padahal waktu itu saya pakai baju kaos, mungkin karena badan saya agak gendut jadi kelihatan ketat dan saya pakai jins, itupun jins gombrong yg gede. mereka bilang bisa2nya saya pakai itu dengan nyaman. padahal kaos itu pun saya pinjem dari teman. karena terus terang saja waktu itu saya nggak punya kaos yang bagus,karena keadaan ekonomi keluarga saya yg belum seperti sekarang. dan lagi kedua pas awal2 kuliah, saya ke pameran buku islam, saya tanya2 harga bukunya karena saya memang serius beli, ee mbak2 yg jaga stan buku islam itu malah nyolot “kalau serius beli buku y beli, kalau nggak ya pergi aja”.
gmn itu ustadz???
sbenernya, kalo pake jilbab itu selalu ada niatan dalam hati.
apakah sbegitu tidak baiknya jika wanita tidak berjilbab dalam pandangan islam??
mohon pencerahannya.
@Rossa
Wa’alaykumussalaam Warahmatullaah..
Untuk melakukan amal shalih itu perlu latihan, dan kalau sudah terlatih maka akan menjadi sebuah kebiasaan yang ringan untuk dilakukan. Didalam rumah kalau ada tamu lelaki yang bukan mahram maka wajib berjilbab, demikian pula ketika keluar rumah, meski hanya sekedar ke warung. Ketahuilah bahwa pakaian syar’i yang menutupi tubuh ukhti itu menjadi tanda kemuslimahan ukhti, dan juga sebagai penjaga tubuh ukhti dari pandangan para lelaki. Di dunia memang mengurangi kenyamanan dan kebebasan, tapi di akhirat akan mengantarkan kepada keamanan ukhti dari siksa Allah Rabbul ‘aalamin..
@Iis
Wa’alaykumussalaam warahmatullaah..
Yang wajib dilakukan oleh seorang perempuan dalam berpakaian adalah:
(1) Menutup seluruh tubuh, mulai dari ujung kaki sampe ujung rambut, kecuali muka dan ke dua telapak tangan.
(2) Longgar / tidak ketat
(3) Tidak transparan atau tidak tembus pandang
(4) Tidak menyerupai pakaian lelaki
Adapun harus jubah? Jawabannya tidak harus, yang penting memenuhi persyaratan diatas. Allaahu A’lam..
Alhamdulillah, semoga kita semua selamat dari segala marabahaya,karena berjilbab menandakan kita sebagai muslimah sejati.amin
afwan, saya copy untuk bahan pidato,jazakallah..
Sebuah rangkaian kalimat yg indah, ijin untuk share…
ummu saya mau tanya jika saya sedang sekolah apakah saya harus pakai cadar dulu ? padahal sekolah saya adalah sekolah umum
ummu saya juga sangat setuju sekali tentang berjilbab
#indah wardani
tergantung anda meyakini wajibnya cadar atau tidak. jika anda meyakini wajibnya cadar, maka wajib dipakai di hadapan semua non-mahram, baik di sekolah atau di mana pun.
ummu saya mau tanya jika saya sedang sekolah apakah saya harus pakai cadar dulu ? padahal sekolah saya adalah sekolah umum
ana mau izin tag ustad,
Asalamualaikum Wr Wb, mohon share. sangat membena pencerahannya.
Berjilbab adalah syariat bagi setiap muslimah… jangan sampai lupa ya, muslimah yang benar2 taqwa adalah yang kaffah dalam menetapi syariat
Terimakasih buat artikelny bisa menambh niat saya untuk mmakai jilbab,
smoga niat sya ini mnjd smkin mantap
mhn izin untk share !!!!!
pencerahan sangt membimbing..
syukron afwan
Ingat para muslimah… jilbab adalah bagian dari syariat islam untuk muslimah,,, jgn samapai menggadaikan kemianan karena terpengaruh dengan mode
afwan, izin share
ust aw ustdz ana sgt terkesan dg artikel ttg jilbab ..ana ingin copy paste to dakwah ketemen2 akhwat yg blm berjilbab ..?
Mudah-mudahan Allah meridoimu dan memberkatimu.semoga dakwah mu ini di terima oleh mereka yg berhati picik
Assalamualaikum,,, alhamdulillah aq menemukan artikel ini,, !!
tapi aq mw tanyak nie,. aq sudah nutup aurat tapi blom begitu sempurna masih setengah-setengah,,. gimna Donk.. aq mw mnutup aurat aq dgn sempurna , tapi aq masih ragu, aq tkut jilbab q tidak sesuai dgn tingkah kehidupan q sehari-hari. niat q sie tunggu aq menikah baru aq insyaAllah akan nutup aurat q dgn sempurna > please saranya ^_^
Wa’alaikumussalam warrahmatullahiwabarakatuh..
dear ukhti Ani,
salam kenal ya :)
alhamdulillah.. ukhti sudah memiliki keinginan untuk menutup aurat dengan dengan sempurna. Alangkah baiknya bila keinginan itu terwujudkan dengan menutup aurat secara sempurna (sesuai perintah Allah) dalam kehiduan sehari-hari. Dengan berhijab in sya Allah akan memperindah perilaku kita. Mengapa demikian? karena hijab secara sadar maupun tidak akan menjadi pengekang kita untuk berbuat maksiat.Setidaknya akan muncul rasa malu yang akan membiasakan kita untuk berperilaku yang sesuai dalam koridor-Nya. Wallahu a’lam bishawab..
Sebelum ketemu artikel ini sy ikhtiar salin dari sebuah buku..tp repot juga. Alhamdulillah Allah beri jalan. Semoga diizinkan saya copas untuk saya dakwahkan kpd keluarga dan teman. Kepada ummu Sufyan..syukron..jazaakillahu khoiron katsiron.
Semoga hari berganti menjadi lebih baik…..
Semoga saudara2ku kaum muslimah yang belum berhijab segera sadar bahwa menutup aurat itu wajib dan penting….
Semoga saudara2ku kaum muslimah senantiasa dalam naungan rahmat Allah SWT. amiin
ijin copas ayat2 diatas ya :)
@ Dee
Silakan
Izin untuk ngeshare akh….
jazakallohu khoir
@ suluh
Silakan. Jazakallohu khayran. Semoga bermanfaat.
izin share ya UKhti
@ Widya
Silakan Ukhti. Semoga bermanfaat.
Subhanallah…saya beruntung sekali menemukan tulisan ini. Terimakasih banyak,insyaallah visa terus meyakinkan saya until berhijab..
Assalamualaikum….ijin share ya
Izin share ya..jazakillah khair wa baarakallahu fiik.
Terimakasih :) Semoga mulanya dari membaca artikel ini saya bisa menjadi seorang muslimah yang lebih menjaga semua aurat saya :) amin
Ukh mohon bantu saya utk menjawab pernyataan teman saya ini,
“terus gimana kalau ada yang berjilbab tapi bukan karena Allah? dia berjilbab karena ingin terlihat cantik dan karena nggak pede sama gaya rambutnya”
mohon bantu jawab yaa Ukh, karena teman saya menimpali pernyataan tsb ketika saya menunjukan artikel ini.
jazakillahu khairan
@Rara, jika berhijab karena tujuan duniawi maka tidak akan mendapat pahala dari Allah dan hampir bisa dipastikan cara berhijabnya belum sesuai dengan syariat.
mohon ijin untuk menyampaikan amanah kebaikan di atas (share)
semoga rahmat dan keberkahan menyertai…
Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza
subhanallah .. syukron, sangat bermanfaat bagi semua umat
islam terutama bagi kaum hawa :)
Subhanallah.. indah sekali kata katanya ukhti.. Ukhti saya mau bertanya, saya adalah pelajar kelas IX SMP. Saya saat ini sudah berjilbab namun masih goyah, saya selalu berfikir kalau saya mengenakan jilbab syar ‘i teman teman saya akan mengolok ngolok saya. Menurut ukhti saya harus bagaimana? Tolong dibalas ukhti, saya tidak mau berlama lama dalam kesesatan. Terimakasih:)
Alhamdulillah setelah membaca ini hatiq mulai tersentuh untuk lebih mendekatkan diri kepada ALLAH….
Alhamdulillah. Saya mulai sadar dg apa yang saya lakukan selama ini.
Semoga di detik ini juga saya dapat menjaga batas2 aurat saya, yang slama ini saya anggap spele.
Terimakasih ustazah.
Salam kenal. .
assalamualaikum wr. wb
saya sudah berjilbab sejak duduk di bangku SMP hingga sekarang kuliah di semester 4. Namun.saya belum dapat menyempurnakannya sesuai ajaran islam. karena saya merasa selama ini masih bisa pacaran kurang pantas untuk menggunakan hijab syar’i. bagaimana menurut anda? harus kah saya memutuskan pacar? meski sebenarnya saya menyayanginya? terima kasih:)
@hikmah, saran kami segera hentikan berpacaran, karena pacaran itu tidak diperbolehkan oleh agama. Dan akan menjerumuskan anda kepada banyak sekali maksiat yang lain. Gapai ridho Allah dengan meninggalkan pacaran.
dalam hati sering kali ingin mngenakan hijab syar’i. tapi hanya karna hal tersebut saya selalu menundanya. dimohon ukhti masukannya:)
Subhanallah, syukron atas penjelasannya :) ,
Masyaallah benar2 bermanfaat.. Muda2han sya yg baru2.ini mengenakan hijab,, akan terus memakainya Dan tdak akan pernah lepas sampai maut menjemput :) amiiin ya Allah
kisah nan bermanfaat , sumber inspirasi kebaikan
Maaf saya mau tanya..saya sudah ada 2bulanan ini ingin berhijab Syar’i..saya sudah mantap dan yakin
Tp saya malu karena saya tidak bisa membaca Al-Qur`an
Semoga Allah melimpahkan tambahan taufik kepada kita dan memudahkan kita mengamalkan agama Islam dengan sempurna… berhijab itu ibadah tersendiri , sedangkan membaca Alquran juga ibadah tersendiri, tidak saling mempersyaratkan. Maksudnya : tidak disyaratkan untuk berhijab, harus bisa baca Alquran . Begitu pula sebaliknya. Bahkan apa yang terlintas dalam pikiran Anda itu adalah tipu daya setan, setan ingin Anda tidak berhijab Syar’i. Buang jauh-jauh rasa malu itu, mohonlah kepada Allah keteguhan dalam berhijab Syar’i
Assalamu’alaikum… Saya mau tanya..
Saya ingin berjilbab tetapi saya belum bisa membaca al qur’an…
Mohon bimbingannya terimakasih
Wassalamu’alaikum…
Wa’alaikumus salam, berjilbab tidak disyaratkan harus bisa baca Alquran, walaupun kita juga tertuntut untuk bisa baca Alquran.
Karena jilbab adalah kewajiban, walaupun belum bisa baca Alquran.
Berjilbablah dan belajarlah baca Alquran, semoga Allah memudahkan Anda melaksanakan ajaran agama Islam dg sempurna
izin share kakak
silahkan
Izin share kak
Assalammualaikum..
Nama saya Asni, saya adalah mahasiswa dan umur saya sekarang 21 tahun. Saya muslim, saya seorang muslim yang belum mengenakan hijab. Dulu waktu masih sekolah SMP dan SMA saya dituntut untuk mengenakan hijab karena perturan sekolah, kebetulan sekolah itu adalah sekolah islam. Selama saya bersekolah saya mengenakan kerudung namun disaat dirumah atau main bersama teman, saya tidak mengenakan kerudung, karena memang pada dasarnya saya tidak berhijab. sampai saya berkuliah saya tetap tidak mengenakan hijab. namun belakangan ini saya sering dimimpikan soal kematian atau tidak lama nya umur saya di dunia, di dalam mimpi itu saya merasa sedih dan menangis karena selama hidup saya, saya belum mengenakan hijab. saya pernah bertanya pada teman saya yang Alhamdulillah sudah berhijrah pada saat dia masih SMA. namun temanku bilang “sebenarnya Allah sudah memberi petunjuk untuk Asni, tinggal Asni yang menjalankan kapan untuk mengenakan hijab. namun semua itu harus niat karena Allah, janganlah kamu berhijab karena kamu takut akan mimpi tersebut datang kembali”. sejujurnya saya sangat ingin sekali memulai untuk berhijab, namun saya terkadang masih menyukai fashion2 yang menggunakan rok/dress pendek sehingga itu mengganggu untuk proses hijrah saya. apalagi saya sering melihat teman saya yang terkadang memakai/melepas hijab demi trend dan perempuan yang berhijab namun tidak malu berpacaran di tempat umum. mohon jawaban nya untuk memantapkan hati saya. terimakasih sebelumnya :)
Ikuti Allah dan Rasul-Nya jangan ikuti teman yang kurang baik
assalamualaikum admin dimana pun berada…
saya mohon ijin share di blog saya karena tulisannya bagus dan detail jadi bisa dijadikan refrensi yang lebih detail tentang dalil dan lainya dari blog saya.
terima kasih sebelumnya
Saya sudah memantapkan diri memakai kerudung, padahal dulunya cuma pakai kalau ke luar rumah saja atau saat ada acara di luar, selebihnya tidak. Tapi saat benar-benar menggunakan hijab dimanapun dan kapanpun (termasuk dalam rumah), saya justru selalu dapat kritikan dari keluarga, padahal saya pakai hijab dalam rumah juga krna ada lelaki yang bukan mahram, kalau tidak ada ya, tidak akan pakai juga. Saya selalu dikritik kalau hijab saya terlalu menghalangi, apalagi saya memang lebih sering memakai mukenah dalam rumah krna menurut saya lebih simpel, lansung pakai, tapi menurut keluarga justru menganggap itu sesuatu yang merepotkan krna menghalangi ruang gerak. Selalu saja mengatakan begini “nggak usahlah pakai kudung di rumah, siapa juga yang mau lihat.” atau “kamu nggak panas pakai baju panjang terus, dan blablabla” (Padahal tujuan saya itu supaya lansung pakai kudung sebatas dada aja kalau saudara ipar muncul atau siapapun muncul di rumah) pokoknya gitu-gitu terus.
Saya kadang nangis dikritik seperti itu, padahal kalau dipikir-pikir, ini masalah hijab loh, setara dengan kewajiban sholat dan kewajiban lainnya. Seharusnya ya, dukung atau hormati keputusanku lah, bukannya bikin down. Lama-lama sih terbiasa, dan seiring berjalan waktu mereka juga sudah jarang melontarkan kritikan macam itu, tapi untung saja teman saya nggak gitu, saya justru dapat dorongan pakai hijab karena teman saya .
Dari sinilah saya menyadari, menjadi seorang muslim yang benar-benar muslim itu memang susah, kita harus siap dengan kritikan orang lain, memantapkan niat karena Allah, dan berteman dengan orang yang mengajak kita ke jalan Allah.
Padahal yang saya lakuin belum seberapa, masih perihal hijab dalam rumah, masih banyak ibadah lainnya yang belum saya laksanakan dengan baik, tapi sudah dapat kritikan begini.
Entah apa yang salah dari manusia yang mengaku islam masa kini, ingin di hormati dengan keputusan mereka yang belum berhijab, namun mengkritisi orang yang mereka lihat rempong memakai pakaian syar’i.
Bismillah , izin copy paste
Assalamualikum
Afwan
Izin copas
izin share ya kaka.
syukron
ASSALAMUALAIKUM WR WB
Saya mau tanya,disekolahan saya tidak mengizinkan seseorang memakai hijab,Saya pernah izin kepada kepala sekolah untuk mengizinkan saya memakai hijab tapi cuma di jawab tidak boleh.bagaimana kak?apa yang saya harus lakukan?
Artikel ini sangat bagus. Memberikan penjelasan tentang pentingnya kita untuk memakai jilbab.
Terima kasih admin.