Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Kaidah dalam Mengenal Syirik Kecil

Wiwit Hardi P oleh Wiwit Hardi P
24 Februari 2015
di Akidah
0
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Tathayyur (anggapan sial)
  • Berdoa meminta di kuburan karena menganggap hal ini adalah sebab terkabulnya doa
  • Percaya pada ramalan bintang
  • Menisbatkan turunnya hujan dengan rasi bintang tertentu
  • Mengklaim suatu hal sebagai sebab, padahal ia bukan sebab syar’i atau qadariy

Barangsiapa yang memiliki keyakinan terhadap sesuatu, bahwa sesuatu tersebut menjadi sebab terjadinya suatu hal, namun tidak ada bukti sahih yang menunjukkan baik dari segi ilmiah maupun dalil syar’i bahwa sesuatu tersebut menjadi sebab, maka ia telah terjerumus dalam syirik kecil.

Di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, seringkali kita jumpai kata-kata syirik. Namun patut diketahui bahwa syirik terbagi atas 2 macam, yaitu syirik besar dan syirik kecil. Perbedaan di antara keduanya adalah syirik besar dapat membatalkan Islam seseorang, sedangkan syirik kecil tidak. Meskipun tidak membatalkan keislaman, syirik kecil jauh lebih parah daripada dosa-dosa besar lainnya seperti membunuh, berzina, mencuri, minum khamr, dan yang lainnya.

Kembali lagi pada kaidah yang telah dituliskan di awal paragraf, jika kita mengerti, maka akan mudah dalam memahami syirik kecil. Sebagai contoh, sebuah batu cincin ketika diyakini menjadi sebab sembuhnya seseorang dari penyakit, padahal tidak ada bukti dari segi ilmiah maupun dalil syari, maka itu adalah syirik kecil. Namun jika ia meyakini bahwa batu cincin lah yang dapat menyembuhkan penyakit secara langsung, maka itu adalh syirik besar pembatal keislaman.

Di antara amalan yang dapat menjerumuskan seseorang dalam syirik kecil adalah:

Tathayyur (anggapan sial)

Diriwayatkan secara marfu’ dari Ibnu Mas’ud, “Ath-thiyarah adalah kesyirikan, Ath-thiyarah adalah kesyirikan… akan tetapi Allah menghilangkan anggapan itu dengan tawakal kepada Allah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi, beliau berkata, “Hasan shahih.”)

Banyak praktek anggapan sial di tempat kita, misalnya ketika ada kucing hitam yang melintas, maka akan ada anggapan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Contoh lain ketika dijatuhi kotoran binatang tertentu, maka akan tertimpa suatu kesialan. Ini adalah bentuk tathayyur.

Donasi Muslimahorid

Berdoa meminta di kuburan karena menganggap hal ini adalah sebab terkabulnya doa

Barangsiapa yang meyakini bahwa orang yang telah mati atau berdoa di makamnya menjadi sebab terkabulnya doa, maka ia terjerumus dalam syirik kecil. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Wahai ahli kitab, janganlah kalian ghuluw (berlebihan) dalam agama kalian.” (QS. An-Nisa: 171)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Berhati hatilah kalian dengan sikap ghuluw, karena sikap tersebutlah yang telah membinasakan umat sebelum kalian.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Ath-Thabrani, dan Al-Hakim. An-Nawawi berkata, “Sanadnya sahih berdasarkan kriteria Muslim.”)

Ini adalah syirik kecil, selama orang yang meminta tersebut tidak meyakini bahwa orang yang mati itulah yang memberi manfaat dan mudharat dengan sendirinya. Jika ia meyakini demikian, maka dia terjerumus dalam syirik akbar. Dan meminta kepada orang yang telah mati adalah salah satu sikap berlebihan dalam agama.

Percaya pada ramalan bintang

Dari Abu Musa, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tiga perkara yang membuat seseorang tidak masuk surga: pecandu khamr, pemutus silaturahmi, dan orang yang percaya dengan sihir.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, shahih).

Termasuk mempercayai sihir adalah percaya pada ramalan bintang, atau yang dikenal dengan astrologi. Karena Nabi telah bersabda, “Barangsiapa yang mempelajari cabang dari ilmu nujum (perbintangan), maka ia telah belajar ilmu sihir.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud, dinilai shahih oleh An-Nawawi di Riyadhush Shalihin).

Sebagian orang senang membaca zodiak di majalah, padahal membacanya termasuk pebuatan kesyirikan. Wajib bagi setiap rubrik baik di media cetak maupun media elektronik yang berisi tentang zodiak, untuk menghapusnya dan bertakwa kepada Allah.

Menisbatkan turunnya hujan dengan rasi bintang tertentu

Dari Abu Malik Al-Asy’ari, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Empat hal yang termasuk perkara jahiliyyah yang masih ada pada umatku, dan mereka tak meninggalkannya: berbangga dengan garis keturunan, mencela nasab, meminta hujan dengan sebab bintang, an-niyahah (meratapi mayit).” (HR. Muslim)

Keyakinan seorang muslim yang masi bersih jiwanya akan mengatakan bahwa tidak ada hubungannya antara rasi bintang tertentu sebagai sebab turunnya hujan. Hujan turun adalah dari Allah, sebab karunia dan kasih sayang Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada pagi hari, di antara hamba-Ku ada yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Siapa yang mengatakan, ’Muthirna bi fadhlillahi wa rahmatih’ (Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepada-Ku dan kufur terhadap bintang-bintang. Sedangkan yang mengatakan, ‘Muthirna binnau kadza wa kadza’ (Kami diberi hujan karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Mengklaim suatu hal sebagai sebab, padahal ia bukan sebab syar’i atau qadariy

Misalnya meyakini bahwa berdiri di pintu akan menyebabkan sulit jodoh. Padahal hal ini tidak didasari oleh dalil (Al-Qur’an dan hadis), juga tidak didasari oleh bukti ilmiyah atau penelitian yang dibuktikan secara ilmiah (sebab qadariy).

Mengapa menisbatkan sebab padahal bukan sebab dikategorikan dalam kesyirikan? Karena orang yang meyakini hal tersebut, telah membuat tandingan bagi Allah dalam menetapkan sebab. Padahal kita yakin bahwa tidaklah suatu hal terjadi melainkan atas izin Allah Ta’ala. Sehingga orang yang menetapkan sebab padahal bukan sebab terjerumus dalam perbuatan syirik kecil. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), ”Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah.” (QS. At-Taghabun: 11)

Namun sekali lagi perlu diberi catatan, bukan berarti ketika disebut syirik kecil, berarti ini hal yang remeh. Bahkan syirik baik asghar maupun akbar, adalah kejahatan dan kezaliman terfatal. Dan para ulama mengatakan, syirik kecil itu lebih parah dan bahaya dibandingkan dosa besar seperti berzina, membunuh, dan minum khamr.

Sebagai penutup, marilah kita selalu memperbaiki akidah kita, dan terus belajar tentang apa itu tauhid dan apa itu syirik. Jangan sampai kita tidak mengetahui bahwa apa yang kita lakukan ternyata termasuk ke dalam perbuatan kesyirikan. Jadilah kita melakukan syirik tanpa sadar. Wallahul Muwaffiq.

—

Penulis: Wiwit Hardi P.

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Wiwit Hardi P

Wiwit Hardi P

Artikel Terkait

Seuntai Hikmah Doa Nabi Ayyub ‘alaihissalam

oleh Lilis Mustikaningrum
30 Mei 2019
0

Doa -dengan keutamaan dari Allah- akan membukakan sesuatu yang tertutup, mendekatkan sesuatu yang jauh, mengumpulkan sesuatu yang terpisah, dan memudahkan...

Fatwa Ulama: Makna “Maiyyah” dalam Surah At-Taubah

oleh dr. Ika Kartika
7 Maret 2015
0

Allah Ta'ala berfirman (ـ(لا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا) ("Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita". QS At Taubah:40). Apakah maksud...

Membedakan “Kafir” dalam Akidah dan Fikih?

oleh Yulian Purnama
6 Maret 2022
0

"Kafir" dalam akidah dan fikih itu hal yang sama. Tidak bisa dibedakan. Dan fikih adalah muqtadha (konsekuensi) dari akidah.

Artikel Selanjutnya

Dianjurkan Mandi Setelah Masuk Islam

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Edu Muslim.or.id

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.