Kata syahwat slalu mendapatkan konotasi negatif. “Dasar pemuja syahwat!”, “Ini semua terjadi gara-gara kamu slalu menuruti syahwat”, sebaian orang berseloroh. Begitulah syahwat pasti slalu disalahkan. Sampai tidak pernah hadir di dalam pikiran kita : “Adakah syahwat yang terpuji ?”.
Dengan Syahwat Proses Kehidupan Berjalan
Laki-laki tidak bersyahwat kepada perempuan, perempuan tidak memiliki syahwat kepada laki-laki. Hasilnya manusia akan habis karena tidak ada kelanjutan generasi. Ketika manusia sudah hilang syahwatnya untuk makan, jadilah mereka kurus kering, dan banyak yang mati kelaparan.
Tidak ada orang yang bersyahwat untuk menjadi pemimpin dan pejabat, akhirnya semua meninggalkan jabatan. Negara akan hancur, kehidupan manusia akan amburadul karena tidak ada pengaturan. Ternyata syahwat diciptakan Allah taala adalah dengan manfaat-manfaat yang dahsyat bahkan tanpanya proses kehidupan tidak berjalan.
Syahwat Yang Terpuji
Contoh syahwat yang terpuji :
- Syahwat suami kepada istrinya dan sebaliknya, sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dalam sebuah sabdanya:
??? ???? ????? ?????
“Pada kemaluan salah seorang dari kalian (seorang laki2 mendatangi istrinya) adalah sedekah” (HR. Muslim).
- Syahwat makan dan minum dengan niat agar kuat beribadah dan mencari rizki yang halal
- Syahwat jadi pejabat, dengan jabatanya ia memberbaiki kehidupan rakyat.
- Dan lain-lain…
Syahwat Itu Seperti Pisau
Syahwat itu seperti pisau, syahwat diciptakan oleh Allah ta’ala untuk kebaikan kehidupan manusia, tapi manusia yang salah mengunakannya. Seperti pisau, dibuat sebagai alat memotong yang baik-baik, malah digunakan untuk membunuh orang.
Jadi, pada asalnya syahwat itu terpuji, karena salah digunakan maka menjadi tercela.
—
Penulis: Muhammad Sanusin Lc.
Artikel Muslimah.Or.Id