Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du.
Berikut ini adalah tanya-jawab yang dikutip dari Syarh Al-Iqtishad fi Al-I’tiqad karya Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi.
Pertanyaan:
?? ???? ??? ????? ???????? ?? ??????? ?? ????? ??????? ???????? ????????? ?????? ??? ??????? ??????? ?
Bagaimana metode ahlus sunnah wal jama’ah dalam berinteraksi dengan kelompok menyimpang yang lain — seperti sufi, syiah rafidhah, atau yang lainnya — yang masih mengaku bagian dari Islam?
Jawaban Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi:
??????? ????? ????? ??????? ????? ???? ??????? ???????? ???? ?????? ?? ?????? ??????? ???????? ???? ??? ???? ??????? ??? ????????? ??????? ??? ??? ??????? ?????? ????????? ??? ?? ?????? ??? ??????? ???????? ?????? ???????? ??? ?? ???? ???? ?? ???????? ??? ???? ????? ??? ???? ???? ???? ????????? ????? ??? ???? ?? ??? ?????? ??? ???? ???? ?????? ????? ?????? ????????.
Sufi memiliki berbagai tingkatan keadaan yang berbeda-beda. Sementara syiah rafidhah, kita semua mengenal mereka bahwa mereka menyembah ahlul bait, dan mengkafirkan para sahabat. Jika telah diketahui mereka memiliki keyakinan semacam ini dan mereka menampakkan keyakinannya, maka mereka tidak disikapi sebagaimana kaum muslimin.
Akan tetapi, jika mereka tidak menampakkan keyakinan itu dan menyembunyikan keyakinan aslinya, maka mereka disikapi sebagaimana kaum muslimin, selama mereka tidak menunjukkan keyakinan kekufurannya. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyikapi orang-orang munafik seperti Abdullah bin Ubay dan yang lainnya. Sementara orang yang menampakkan kemunafikannya, beliau sikapi seperti orang musyrik.
Sumber: Syarh Al-Iqtishad fi Al-I’tiqad, 2:21.
*
Beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari keterangan Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihi:
- Ahlus sunnah adalah umat pertengahan yang bisa memberikan sikap kepada setiap umat manusia sesuai porsinya.
- Ahlus sunnah memberikan sikap yang berbeda antara orang yang keluar dari Islam karena keyakinannya, dengan orang yang belum keluar dari Islam.
- Ahlul bid’ah dan kelompok sesat ada dua:
a) Kelompok sesat yang memiliki prinsip kekafiran, seperti: menyembah makhluk, mengkafirkan sahabat, menolak semua hadits, meminta doa kepada tokohnya, dan lain sebagainya.
b) Kelompok sesat yang tidak memiliki prinsip yang menyebabkan keluar dari Islam, seperti: khawarij yang mudah mengkafirkan orang, atau mu’tazilah yang lebih mengedepankan akal pikiran.- Ahlul bid’ah yang memiliki keyakinan kekufuran, ada 2 macam:
a) Tetap menyembunyikan kekafirannya dan tidak diketahui keyakinan aslinya. Dalam kondisi ini dia masih disikapi sebagai mukmin.
b) Diketahui keyakinan aslinya atau dia menampakkan keyakinan kekufurannya, maka dia disikapi sebagaimana layaknya orang kafir.- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyikapi gembong munafik Madinah, Abdullah bin Ubay, sebagaimana layaknya seorang muslim, karena dia tidak menampakkan kekufurannya.
Allahu a’lam.
—
Penyusun: Ustadz Ammi Nur Baits
Artikel www.muslimah.or.id