Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Delapan Mutiara Hatim Al A’sham

Redaksi Muslimah.Or.Id oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
31 Maret 2014
di Akhlak dan Nasihat
1
mutiara hatim al asham
Share on FacebookShare on Twitter

Syaqiq al-Balkhi bertanya kepada muridnya, Hatim al-A’sham, “Berapa lama kamu telah belajar kepadaku?” Hatim menjawab: “Sudah selama 33 tahun.” Syaqiq bertanya lagi, “Apa yang kamu pelajari dariku selama itu?” Hatim menjawab, “Ada delapan perkara.” Syaqiq berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Aku habiskan umurku bersamamu selama itu dan kamu tidak belajar kecuali delapan perkara?!” Hatim menjawab, “Guru, aku tidak belajar selainnya. Sungguh aku tidak bohong.” Syaqiq kemudian berkata lagi, “Coba jelaskan kepadaku apa yang sudah kamu pelajari.”

Murid (Hatim) menjawab:

Pertama, “Ketika aku memperhatikan makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat masing-masing mempunyai kekasih, dan ia ingin selalu bersama kekasihnya bahkan hingga ke dalam kuburnya, tetapi ketika dia sudah sampai di kuburnya, kekasihnya justru berpaling darinya. Ia pun merasa kecewa karena kekasihnya tidak lagi dapat bersama masuk ke dalam kuburnya dan berpisah dengannya. Karena itu aku ingin menjadikan amal kebaikan yang menjadi kekasihku, sebab jika aku masuk kubur, maka semua amal kebaikan akan ikut bersamaku.”

Kedua, “Saya memperhatikan (merenungkan) firman Allah:

???????? ???? ????? ??????? ??????? ??????? ????????? ???? ???????? (??)??????? ?????????? ???? ?????????? (??)

Donasi Muslimahorid

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (Qs. An-Nazi’at: 40-41)

Maka saya berusaha keras untuk meneguhkan diri dalam menundukkan hawa nafsu, hingga nafsu saya mampu tegar atau tenang (tidak goyah) diatas ketaatan kepada Allah.”

Ketiga, “Saya memperhatikan manusia, dan saya amati masing-masing memiliki sesuatu yang berharga, yang dia menjaganya agar barang tersebut tidak hilang. Kemudian saya membaca firman Allah:

??? ?????????? ???????? ????? ?????? ??????? ?????

“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (Qs. An-Nahl: 96)

Oleh karena itu, apabila setiap aku memiliki sesuatu yang berharga dan bernilai, segera saja aku serahkan kepada Allah, agar milikku terjaga bersama-Nya dan tidak hilang (agar kekal di sisi Allah).”

Keempat, “Saya memperhatikan manusia dan saya ketahui masing-masing mereka membanggakan hartanya, pangkatnya (kedudukannya) dan nasabnya (keturunannya). Kemudian aku memperhatikan firman Allah:

????? ???????????? ?????? ??????? ???????????

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (Qs. Al-Hujurat: 13)

Maka aku berbuat dalam koridor takwa (aku kerjakan konsekuensi takwa), hingga menjadikan aku di sisi Allah, sebagai orang yang mulia.”

Kelima, “Saya memperhatikan manusia dan (saya tahu) mereka saling mencela dan mengumpat antara satu dan lainnya. Saya tahu masalah utamanya di sini adalah sifat iri hati (dengki). Maka saya kemudian memperhatikan firman Allah:

?????? ????????? ?????????? ????????????? ??? ?????????? ??????????

“Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia.” (Qs. Az-Zukhruf: 32)

Maka saya kemudian meninggalkan sifat iri hati dan menghindar dari banyak orang, karena saya tahu bahwa pembagian rejeki itu benar-benar dari Allah, yang menjadikanku tidak patut memusuhi dan iri kepada orang lain.”

Keenam, “Ketika kupandangi makhluk yang ada di dunia ini, ternyata mereka suka berbuat kedurhakaan dan berperang satu sama lain, akupun kembali kepada firman Allah:

????? ???????????? ?????? ??????? ????????????? ????????

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, Maka anggaplah ia musuh(mu).” (Qs. Fathir: 6)

Maka aku tinggalkan permusuhan diantara manusia, karena itu setan kupandang sebagai musuhku satu-satunya dan akupun sangat berhati-hati kepadanya, karena Allah menyatakan setan adalah musuhku.”

Ketujuh, “Saya memperhatikan manusia, maka saya melihat masing-masing diantara mereka memasrahkan jiwanya dan menghinakan diri mereka sendiri dalam mencari rezeki. Bahkan ada diantara mereka yang berani melihat kepada firman Allah:

????? ???? ???????? ??? ??????? ???? ????? ??????? ?????????

“Dan tidak ada satu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang menanggung rizkinya.” (Qs. Hud: 11)

Saya kemudian menyadari bahwa saya adalah salah satu dari makhluk melata, sehingga Allah pasti akan menanggung rezekinya. Maka saya menyibukkan diri dengan apa yang menjadi hak Allah dan saya tinggalkan hak saya atas Allah. (Saya meninggalkan apa-apa yang tidak dibagikan kepadaku).”

Kedelapan, “Saya memperhatikan manusia, maka saya lihat masing-masing dari mereka menyerahkan diri (bertawakkal) kepada sesama makhluk (orang ataupun barang). Ada yang menyandarkan hidupnya kepada sawah ladangnya, sebagian karena perniagaannya, sebagian karena hasil karya produksinya, sebagian lain karena kesehatan badannya dan simpanannya/tabungannya. Maka saya melihat kepada firman Allah:

?????? ??????????? ????? ??????? ?????? ????????

“Dan barangsiapa bertawakkal kepada Allah niscaya Ia akan mencukupi (keperluan)-nya.” (Ath-Thalaaq: 3)

Maka saya kemudian menyerahkan diri dan mempercayakan semuanya kepada Allah karena Dia akan mencukupi segala keperluanku.

Mendengar pernyataan-pernyataan Hatim, sang guru yaitu Imam Syaqiq al-Balkhi mendo’akannya, “Semoga Allah memberi berkah kepadamu…!”

***

Ditulis ulang dari buku Jadilah Dokter Muslim Sejati, halaman 247-274, karya Djoko Kuswanto, penerbit Wafa Press

Muslimah.Or.Id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Redaksi Muslimah.Or.Id

Redaksi Muslimah.Or.Id

Artikel Terkait

Dosa-Dosa Lisan Yang Dianggap Biasa

Dosa-Dosa Lisan yang Dianggap Biasa (Bag. 2)

oleh Annisa Auraliansa
3 November 2024
0

Pada artikel sebelumnya, penulis telah menyebutkan beberapa dosa yang dianggap biasa. Berikut ini, penulis akan melanjutkan pembahasannya. Merendahkan dan menghina...

Ternyata Hari Jum’at itu Istimewa

oleh Ummu Aufa
27 Maret 2008
145

Penyusun: Ummu Aufa Muraja'ah: Ustadz Abu Salman Saudariku, kabar gembira untuk kita semua bahwa ternyata kita mempunyai hari yang istimewa...

Berusaha Untuk Senantiasa Berdzikir

oleh Lusiana
15 Mei 2018
2

Dzikir merupakan amalan yang agung dan bermanfaat untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala.

Artikel Selanjutnya

Adat Bangsa Arab Jahiliyah (Bag. 2 - selesai)

Komentar 1

  1. fay says:
    3 tahun yang lalu

    ASsalamualaikum

    mau bertanya apakah benar untuk sosok diatas dan gurunya
    adalah orang sufi/ ahlul bidah yang kita tidak boleh mengambil ilmu darinya?

    syukran

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.