Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Mikir Juga Ada Pahala dan Dosanya

Ammi Nur Baits, ST., BA. oleh Ammi Nur Baits, ST., BA.
18 Desember 2013
di Akhlak dan Nasihat
1
Share on FacebookShare on Twitter

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّهُ فَكَّرَ وَقَدَّرَ ( ) فَقُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ ( ) ثُمَّ قُتِلَ كَيْفَ قَدَّرَ ( ) ثُمَّ نَظَرَ ( ) ثُمَّ عَبَسَ وَبَسَرَ

”Sesungguhnya dia telah memikirkan dan memutuskan. Celakalah dia! Bagaimana dia berani memutuskan? Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia tetap memutuskan? Kemudian dia memikirkan. Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut.” (QS. Al-Mudatstsir: 18 – 22)

Ayat ini berbicara tentang Walid bin Mughirah. Salah satu pemuka Quraisy dari suku Makhzum yang terkenal dengan kekayaan dan kehebatannya dalam bersyair. Dia adalah ayah Khalid bin Walid dan paman dari Abu Jahal bin Hisyam bin Mughirah.

Suatu ketika dia mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendengarkan Al-Quran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan beberapa ayat di surat Ghafir, hingga Walid merasa sangat tersentuh dengan bacaan beliau. Usai mendengarkan Al-Quran, si Walid mendatangi masyarakat Quraisy,

Donasi Muslimahorid

والله لقد سمعت من محمد آنفاً كلاماً ما هو من كلام الأنس ولا من كلام الجن إن له لحلاوة وإن عليه لطلاوة وإن أعلاه لمثمر وإن أسفله لمغدق وأنه يعلو وما يعلى عليه

”Demi Allah, baru saja aku mendengar dari Muhammad sebuah ucapan yang bukan termasuk bahasa manusia, bukan pula bahasa jin. Sungguh sangat manis dan indah (untuk didengar). Bagian atasnya berbuah, bagian bawahnya sangat lebat. Ucapan yang sangat mulia dan tidak ada yang lebih mulia darinya.”

Berita ini pun sampai kepada Abu Jahal. Dia pun mendatangi Al-Walid untuk menghilangkan pengaruh kekaguman terhadap Al-Quran dari pamannya, ”Wahai pamanku, seluruh kaummu hendak mengumpulkan harta mereka untuk diserahkan kepadamu. Karena engkau telah mendatangi Muhammad untuk mendengarkan ucapannya.”

Walid pun marah, dan membantah, ”Bukankah semua orang Quraisy tahu bahwa aku adalah orang yang paling kaya dan dan paling banyak anaknya?”

”Tapi tolong sampaikan kepada masyarakat Quraisy bahwa engkau mengingkari ucapan Muhammad,” pinta Abu Jahal.

”Lalu apa komentar yang bisa aku berikan? Bukankah aku ini orang yang paling paham tentang syair?” Kemudian Walid memuji-muji Al-Quran yang telah dia dengar dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

“Pokoknya, Quraisy tidak bakalan ridha sampai engkau memberi komentar buruk untuk Al-Quran,” tegas Abu Jahal.

“Baik, tolong beri aku waktu untuk berpikir,” pinta Walid.

Dia pun berpikir. Berpikir, apa kira-kira komentar miring yang tepat untuk ucapan Muhammad. Dia terus berpikir. Berpikir untuk membuat makar, agar orang tidak lagi memberi simpati kepada ucapan Muhammad.

Sesungguhnya dia telah memikirkan dan memutuskan. Celakalah dia! Bagaimana dia berani memutuskan? Kemudian celakalah dia! Bagaimanakah dia tetap memutuskan? Kemudian dia memikirkan. Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut.

Selagi dia belum menemukan jawabannya, dia selalu merenggut, bermuka masam. Hingga akhirnya dia menemukan kata yang tepat untuknya. Ketika itu, dia baru mulai merasa sombong, dan menolak kebenaran,

ثُمَّ أَدْبَرَ وَاسْتَكْبَرَ ( ) فَقَالَ إِنْ هَذَا إِلَّا سِحْرٌ يُؤْثَرُ ( ) إِنْ هَذَا إِلَّا قَوْلُ الْبَشَرِ

“Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri. Lalu dia berkata, ‘(Al-Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari tukang sihir terdahulu). Ini tidak lain hanyalah perkataan manusia.'” (QS. Al-Mudatstsir: 23 – 25)

Dua kalimat kunci yang ditemukan si Walid untuk memberikan komentar miring terhadap Al-Quran:

  1. Al-Quran ini adalah sihir yang dipelajari Muhammad dari penyihir sebelumnya.
  2. Al-Quran ini hanya ucapan manusia, bukan wahyu.

Lihat bagaimana ancaman balasan yang Allah berikan untuk Walid,

سَأُصْلِيهِ سَقَرَ ( ) وَمَا أَدْرَاكَ مَا سَقَرُ ( ) لَا تُبْقِي وَلَا تَذَرُ ( ) لَوَّاحَةٌ لِلْبَشَرِ ( ) عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ

”Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar. Tahukah kamu, Apakah (neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (QS. Al-Mudatstsir: 26 – 30)

Upaya Al-Walid bin Mughirah dalam bentuk berpikir ternyata bukan amal sia-sia. Allah beri nilai amal ini dan Allah catat sebagai amal kejahatan.

Saat ini, ada jutaan kelompok yang berpikir, bagaimana bisa menumbangkan dakwah Islam yang benar. Berpikir bagaimana bisa menjauhkan masyarakat dari dakwah tauhid dan sunnah. Dibalutkan berbagai macam gelar dan julukan, yang jika kita perhatikan, itu bukan suatu kebetulan. Tapi sesuatu yang sudah direncanakan.

Ada juga yang berpikir menjauhkan remaja dari aturan Islam. Berpikir bagaimana mengajak mereka selalu happy dengan gaya glamor hedonis: hidup sekali, puas-puasin sekalian. Berpikir bagaimana agar bisa menelanjangi wanita dan para muslimah. Girls day out, girls free, girls … girls …. Semuanya bukan sesuatu yang bersifat kebetulan. Itu melalui proses berpikir.

Anda yang saat ini berpikir, bagaimana mengembangkan dakwah tauhid dan sunnah, jangan remehkan usaha ini. Sekalipun hanya berpikir, semuanya tidak sia-sia. Berpikir mengemas dakwah dalam format yang menawan. Berpikir mengajak orang berbuat baik dengan bentuk yang lebih elegan. Berpikir bagaimana cara mudah mengajak muslimah untuk sadar akan kehormatannya.

Ingat, semua itu bukan sesuatu yang hampa tanpa bekas. Karena berpikir pun ada dosa dan pahalanya.

Allahu a’lam.

***
Artikel Muslimah.Or.Id
Penulis: Ustadz Ammi Nur Baits

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ammi Nur Baits, ST., BA.

Ammi Nur Baits, ST., BA.

S1 Al Madinah International University

Artikel Terkait

Karena Setiap Kita Akan Diuji

oleh Novia Kurniawati
5 Agustus 2013
7

Saudaraku, dalam menapaki kehidupan dunia yang fana ini, kita senantiasa dihadapkan pada dua keadaan, bahagia atau sengsara

Jangan Lupa Dzikir Ketika Masuk Rumah!

oleh Yulian Purnama
12 Juli 2022
0

"Jika kalian masuk ke rumah, maka ucapkanlah salam atas diri kalian, dengan salam perhormatan yang Allah ajarkan, yang penuh keberkahan...

Meniti Tangga Hilm

Meniti Tangga “Hilm” (Penyantun dan Bijaksana dalam Mengendalikan Diri)

oleh Aline Mega Ardiyanti
3 Juni 2025
0

Allah Ta'ala telah menjadikan pada diri Nabi dan Rasul suri teladan yang baik. Di antara teladan terbaik dari rasul Allah...

Artikel Selanjutnya

Hukum Mengobati Anjing

Komentar 1

  1. Siti Rahmah says:
    10 tahun yang lalu

    Sangat mendidik,,

    Terimakasih artikel nya.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.