Muslimah.or.id
Donasi Muslimah.or.id
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id

Kewajiban Mencintai, Mendoakan, Dan Memohonkan Ampunan Bagi Para Sahabat Nabi

Redaksi Muslimah.Or.Id oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
20 Agustus 2020
Waktu Baca: 3 menit
1
25
SHARES
140
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Salah satu akidah Ahlusuunah wal Jamaaah adalah kewajiban mencintai, menghormati, memuliakan, mengemukakan argumentasi untuk membela dan mengikuti para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, serta tidak boleh membenci seorang pun di antara mereka. Pasalnya, Allah subhaanahu wa ta’aala telah memuliakan mereka dengan hidup mereka bersama Rasul-Nya, jihad mereka bersama beliau demi menolong agama Islam, dan kesabaran mereka dalam menghadapi kaum musyrik dan munafik, serta hijrah mereka meninggalkan negeri dan harta mereka. Allah berfirman;

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (١٠)

“Dan orang orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) mereka berdoa, “Yaa Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan jangan biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Yaa Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” (Qs. Al Hasyr: 10).

Majelis ilmu di bulan ramadan

Ayat ini merupakan dalil wajibnya mencintai para sahabat karena mereka telah memberikan bagian fai’ terhadap generasi setelah mereka dengan segala rasa cinta, keberpihakan dan istighfar yang mereka ucapkan. Dan barangisapa yang mencaci-maki salah seorang di antara mereka atau berkeyakinan bahwa salah seorang di antara mereka itu buruk, maka ia tidak berhak mendapatkan harta fai’. Hal tersebut diriwayatkan Imam Malik dan lainnya. Imam Malik mengatakan, “Barangsiapa membenci salah satu dari sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atau di hatinya terdapat rasa benci, maka ia tidak berhak mendapatkan harta fai. “ Kemudian ia membaca ayat:

وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ

“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar)”  (1).

Para pendahulu dan generasi akhir Ahlusunnah wal Jama’ah memahami ayat tersebut bahwa maksudnya adalah perintah mendoakan dan membaca istighfar bagi para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Muslim meriwayatkan yang sanadnya sampai hingga Hisyam bin Urwah dari ayahnya, ia bercerita: “Aisyah berkata kepadaku, Wahai keponakanku, mereka diperintahkan untuk membaca istighfar bagi sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam namun mereka malah mencerca para sahabat“ (2).

Ibnu Bathah dan lainnnya meriwayatkan dari hadits Abu Badar, ia mengatakan, “Abdullah bin Zaid mengatakan kepada kami dari Thalhah bin Mutharaf, dari Mushab bin Sa’ad, dari Abu Waqash, ia mengatakan, ‘Manusia terdiri atas tiga tingkatan. Dua tingkatan sudah berlalu, dan tinggal satu tingkata. Maka, sebaik baik kalian adalah yang mendapatkan tingkatan yang tersisa ini’.

Kemudian ia membaca ayat (yang artinya): (Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan RasulNya. Mereka itulah orang orang yang benar. (Qs. Al Hasyr: 8). Mereka adalah kaum muhajirin dan tingkatan ini telah berlalu.

Kemudian ia membaca ayat; Dan orang orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung” (Qs. Al-Hasyr: 9). Kemudian ia mengatakan, .Mereka adalah kaum Anshar, dan tingkatan ini telah berlalu’.

Kemudian ia membaca ayat; “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa, ‘Yaa Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan jangan biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Yaa Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hasyr: 10). Dua tingkatan telah berlalu, dan tinggallah tingkatan ini saja yang tersisa, yaitu agar kalian memohon ampunan kepada Allah untuk mereka“ (3).

Orang yang berfikir sejenak saja pasti mengetahui bahwa Syiah Rafidhah tidak termasuk dari tingkatan yang terakhir ini karena mereka tidak menyayangi para sahabat dan tidak beristighfar bagi mereka, bahkan mereka mencerca mereka dan merasa dengki terhadap mereka. Maka orang-orang seperti ini diharamkan dari tingkatan tersebut hingga ajal menjemputnya (4).

Ibnu Taimiyah menandaskan:

“Ayat-ayat ini memuat pujian bagi kaum muhajirin dan Anshar serta generasi setelahnya yang membaca istighfar untuk mereka dan memohon kepada Allah agar tidak mendengki mereka. Ayat ini juga mencakup makna bahwa merekalah orang orang yang berhak mendapatkan fai’. Dan tidak diragukan lagi bahwa Syiah Rafidhah tidak termasuk dari ketiga tingkatan golongan ini karena mereka tidak membacakan istighfar untuk para pendahulu, dan di hati mereka pun masih ada rasa dengki. Ayat ini pun mengandung sanjungan bagi para sahabat dan golongan Ahlussunnah yang datang setelah mereka, sekaligus mengeluarkan Syiah Rafidhah dari golongan ini. Semua ini membantah pendapat Rafidhah.“ (5).

Wallahu a’lam.

—

  1. Tafsir Al-Qurthubi 18/32
  2. Muslim, 4/2318
  3. Minhaj As-Sunnah, 1/153 dan Al-Mustadrak 2/484
  4. Aqidah Ahl As-sunnah 2/77
  5. Minhaj As-Sunnah 1/53 dan Aqidah Ahl As- Sunnah 2/772

***

Artikel Muslimah.Or.Id

Disadur dari Khawarij Dan Syiah Dalam Timbangan Ahlussunnah Wal Jama’ah karya DR. Ali Muhammad Ash-Shalabi (judul asli: Fikrul Khawaarij wa Syiah fii Miizaan Ahl Sunnah Wal Jamaa’ah). Penerbit: Pustaka Al Kautsar

Tags: aliran sesatManhajPilihanrafidhahSahabatsahabat NabiSalafsalafisalafiyyahsalafus shalihSyiah
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Redaksi Muslimah.Or.Id

Redaksi Muslimah.Or.Id

Artikel Terkait

Pandangan Imam Asy-Syafi’i terhadap Syi’ah Rafidhah

Pandangan Imam Asy-Syafi’i terhadap Syi’ah Rafidhah

oleh Ustadz Yulian Purnama
21 Oktober 2022
0

Asy-Syafi’i menjawab: “Siapa yang berkeyakinan iman itu hanya ucapan, maka dia Murji’ah. Siapa yang berkeyakinan bahwa Abu Bakar dan Umar...

Ciri-Ciri Ilmu Yang Bermanfaat

Ciri-Ciri Ilmu Yang Bermanfaat

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
20 September 2021
0

Imam Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata: “Dahul jika seseorang menuntut ilmu agama, maka tidak lama kemudian terlihat (pengaruh positif...

Adab Terhadap Para Sahabat Nabi

Adab Terhadap Para Sahabat Nabi

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
16 Juli 2021
0

Di antara akidah Ahlussunnah wal Jama'ah adalah memuliakan para sahabat Nabi, mencintai mereka dan tidak berbicara tentang mereka kecuali dengan...

Artikel Selanjutnya
Bolehkah Memakai Hijab Yang Berwarna?

Bolehkah Memakai Hijab Yang Berwarna?

Komentar 1

  1. Harga HP Samsung Galaxy says:
    9 tahun yang lalu

    artikel yang sangat menarik dan pantas di simak semua umat islam,saya kasih nilai jempol,

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id
Muslimah.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.