Sebagai seorang hamba, kita diperintahkan untuk istikamah
Dalam menjalankan syariat, sebagai seorang hamba, kita diperintahkan untuk istikamah. Istikamah adalah menempuh jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus tanpa membengkok ke kanan maupun ke kiri. Dan hal ini mencakup ketaatan secara kesuluruhan, baik lahir maupun batin serta meninggalkan segala bentuk larangan.
Allah Ta’ala berfirman,
فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
”Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya..” (QS. Fushshilat: 6)
Allah Ta’ala juga berfirman,
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang lurus (benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu.” (QS. Hud: 112)
Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi memerintahkan Rasul-Nya agar tetap teguh dan senantiasa beristikamah, sebagaimana yang telah diperintahkan dan dijelaskan oleh Allah.
Dari Abu ‘Amr –ada yang mengatakan Abu ‘Amrah Sufyan bin ‘Abdillah–, dia berkata,
قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، قُلْ لِي فِي الْإِسْلَامِ قَوْلًا لَا أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
Aku berkata, “Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam, yang aku tidak akan bertanya lagi kepada seorang pun selain anda.” Beliau bersabda, “Katakanlah, aku beriman kepada Allah, kemudian istikamahlah.” (HR. Muslim)
Pelajaran dari hadis ini antara lain:
- Semangat dan antusias para sahabat terhadap ilmu. Hal ini ditunjukkan dengan adanya berbagai pertanyaan kepada Rasulullah.
- Seseorang hendaknya menanyakan pertanyaan yang mencakup dan mencukupi sehingga dia tidak tersamarkan dari banyak ilmu yang akhirnya akan bercampur.
- Orang yang melalaikan kewajiban berarti tidak istikamah. Bahkan telah terjadi penyimpangan darinya.
- Sebaiknya bagi seorang hamba untuk senantiasa mengawasi diri dan jiwanya. Dia seharusnya memeriksa diri apakah dia istikamah atau tidak. Jika dia mendapati dirinya istikamah, maka hendaknya dia memuji Allah, kemudian memohon ketetapan dan kekokohan kepada-Nya. Namun, jika dia belum istikamah maka wajib baginya untuk menempuh jalan istikamah.
Kiat-kiat agar seorang hamba bisa istikamah
- Memperkuat imannya.
- Membekali dengan ilmu yang bermanfaat yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
- Mempelajari tentang kisah para Rasul dan ulama karena mereka diuji dengan ujian berat tetapi tetap bisa istikamah.
- Kesabaran dan keyakinan. Sabar menjalani konsekuensi kehidupan ini. Salah satu kegagalan yang dialami manusia adalah karena ketidaksabarannya.
- Mengisi kehidupan dengan amal yang saleh.
- Senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi ketetapan hatinya.
Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘alaa diinik. Wallahu a’lam.
***
Penulis: Khusnul Rofiana Ummu Hanif
Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits
Artikel Muslimah.or.id
Referensi:
Syarah Riyadhus Shalihin, karya Syekh Salim bin ‘Ied Al-Hilali.
Syarah al-Arba’in An-Nawawiyah, karya Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin.





semoga kita semua senantiasa diberi keistiqamahan dariNya ….allahumma aamiin