Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Kita sering mendengar beberapa khatib memotivasi jamaahnya untuk tetap meningkatkan amal ibadah mereka secara istiqamah seusai menjalankan kegiatan ibadah selama ramadhan. Diantara alasan yang mereka utarakan adalah memaknai kata syawal dengan arti peningkatan. Sehingga bulan syawal mereka artikan dengan bulan peningkatan.
Kita sepakat nasehat untuk istiqamah dalam beramal adalah nasehat yang luar biasa. Akan tetapi, mengaitkannya dengan bulan syawal dan mengartikan bulan syawal sebagai bulan peningkatan, perlu untuk ditinjau ulang.
Makna Syawal secara Bahasa
Ibnul ‘Allan asy Syafii mengatakan, “Penamaan bulan Syawal itu diambil dari kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya onta itu mengangkat atau menegakkan ekornya. Syawal dimaknai demikian, karena dulu orang-orang Arab menggantungkan alat-alat perang mereka, disebabkan sudah dekat dengan bulan-bulan haram, yaitu bulan larangan untuk berperang.”(Dalil al Falihin li Syarh Riyadh al Shalihin).
Ada juga yang mengatakan, dinamakan bulan syawal dari kata syalat an-Naqah bi Dzanabiha [arab: ???? ??????? ????????], artinya onta betina menaikkan ekornya. (Lisan Al-Arab, 11/374). Bulan syawal adalah masa di mana onta betina tidak mau dikawini para pejantan. Ketika didekati pejantan, onta betina mengangkat ekornya. Keadaan ini menyebabkan munculnya keyakinan sial di tengah masyarakat jahiliyah terhadap bulan syawal. Sehingga mereka menjadikan bulan syawal sebagai bulan pantangan untuk menikah. Ketika islam datang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam justru menikahi istri beliau di bulan syawal. Untuk membantah anggapan sial masyarakat jahiliyah. Keterangan selengkapnya bisa anda pelajari di http://www.konsultasisyariah.com/anjuran-menikah-di-bulan-syawal/
Memahami hal ini, kurang tepat jika dikatakan bahwa sebab mengapa bulan ini dinamakan syawal adalah karena bulan ini jatuh seusai ramadhan. Dan ketika itu manusia melakukan peningkatan dalam beramal dan berbuat baik. Ini jelas pemahaman yang tidak benar. Karena nama bulan “syawal” sudah ada sejak zaman jahiliyah (sebelum datangnya islam), sementara masyarakat jahiliyah belum mengenal syariat puasa di bulan ramadhan. Dengan demikian, tidak terdapat hubungan antara makna bahasa tersebut dengan pemahaman bahwa syawal adalah bulan peningkatan dalam beramal. Mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan ibadah dan amal saleh termasuk nasehat baik, hanya saja, tidak perlu kita kaitkan dengan nama bulan syawal, karena dua hal ini tidak saling berhubungan.
Allahu a’lam.
***
Artikel Muslimah.Or.Id
Penulis: Ustadz Ammi Nur Baits
Wawww ini baru pngetahuan
tambah pengetahuan buat semua…..
Afwan ustadz,,,, ana kira tidak ada salahnya kalau Syawal artinya Naik, bukankah Sya-lat al Ibil yang maknanya onta itu mengangkat atau menegakkan ekornya. Bukankah mengangkat dan menegakan ekornya adalah naik/menaikan…. kalau lah diartikan naik salah, mohon dijelaskan pengertian syawal yang sesungguhnya menurut syariat Islam dan bukan menurut kebiasaan jahiliyah. syUKRON ATAS PENJELASANNYA
Benar yg antum katakan… Lgi pula artikel di atas tdk mengingkari arti syawal secara bahasa yang artiy naik/mengangkat/menggantungkan. Yang diingkari adalah pemahaman beberapa orng yg keliru yg mengaitkan syalat (naik) dgn sesudah ramadhan padahal yg benar makna syalat itu terkait dgn unta betina yg menaikkan/mengangkat ekory. Jdi makna syalat tidak terkait dgn menaikkan ibadah di bulan syawal… Yg benar adlah kita senantiasa berusaha menaikkan amal ibadab kapan pun dan dimanapun bukan cuman di bulan syawal sja… Syukron… Mudah2an dipahami dgn baik… Wallahu alam…
Sekarang Syawal mari kita sepakati sebagai bulan peningkatan amal, supaya tidak macem jahiliyah terus…
Ya saya setuju menjadikan Syawal sebaga bulan peningkatan karena salah satu indikator diterimanhya amal ibadah kita di bulan Ramadlan ialah ziyaadatul khair.wallaahu a’lam