Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Benarkah Bulan Syawal Artinya Bulan Peningkatan?

Ammi Nur Baits, ST., BA. oleh Ammi Nur Baits, ST., BA.
17 Agustus 2013
di Akidah
6
Share on FacebookShare on Twitter

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Kita sering mendengar beberapa khatib memotivasi jamaahnya untuk tetap meningkatkan amal ibadah mereka secara istikamah seusai menjalankan kegiatan ibadah selama bulan Ramadan. Di antara alasan yang mereka utarakan adalah memaknai kata Syawal dengan arti peningkatan. Sehingga bulan Syawal mereka artikan dengan bulan peningkatan.

Kita sepakat nasihat untuk istikamah dalam beramal adalah nasihat yang luar biasa. Akan tetapi, mengaitkannya dengan bulan Syawal dan mengartikan bulan Syawal sebagai bulan peningkatan, perlu untuk ditinjau ulang.

Makna Syawal secara bahasa

Ibnul ‘Allan asy Syafii mengatakan, “Penamaan bulan Syawal itu diambil dari kalimat Sya-lat al Ibil yang maknanya onta itu mengangkat atau menegakkan ekornya. Syawal dimaknai demikian, karena dulu orang-orang Arab menggantungkan alat-alat perang mereka, disebabkan sudah dekat dengan bulan-bulan Haram, yaitu bulan larangan untuk berperang.” (Dalil al-Falihin li Syarh Riyadh ash-Shalihin)

Ada juga yang mengatakan, dinamakan bulan Syawal dari kata syalat an-Naqah bi Dzanabiha [Arab: شالت الناقةُ بذنَبِها], artinya onta betina menaikkan ekornya. (Lisan Al-Arab, 11: 374)

Donasi Muslimahorid

Bulan Syawal adalah masa di mana onta betina tidak mau dikawini para pejantan. Ketika didekati pejantan, onta betina mengangkat ekornya. Keadaan ini menyebabkan munculnya keyakinan sial di tengah masyarakat Jahiliyah terhadap bulan Syawal. Sehingga mereka menjadikan bulan Syawal sebagai bulan pantangan untuk menikah. Ketika Islam datang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam justru menikahi istri beliau di bulan Syawal. hal ini untuk membantah anggapan sial masyarakat jahiliyah. Keterangan selengkapnya bisa anda pelajari di sini.

Memahami hal ini, kurang tepat jika dikatakan bahwa sebab mengapa bulan ini dinamakan Syawal adalah karena bulan ini jatuh seusai Ramadan. Dan ketika itu, manusia melakukan peningkatan dalam beramal dan berbuat baik. Ini jelas pemahaman yang tidak benar. Karena nama bulan “Syawal” sudah ada sejak zaman jahiliyah (sebelum datangnya Islam), sementara masyarakat jahiliyah belum mengenal syariat puasa di bulan Ramadan. Dengan demikian, tidak terdapat hubungan antara makna bahasa tersebut dengan pemahaman bahwa Syawal adalah bulan peningkatan dalam beramal. Mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan ibadah dan amal saleh termasuk nasihat baik, hanya saja, tidak perlu kita kaitkan dengan nama bulan Syawal, karena dua hal ini tidak saling berhubungan.

Allahu a’lam.

***

Penulis: Ustadz Ammi Nur Baits

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin1
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ammi Nur Baits, ST., BA.

Ammi Nur Baits, ST., BA.

S1 Al Madinah International University

Artikel Terkait

Dibangkitkan dalam Keadaan Berjalan di Atas Wajahnya

oleh Yulian Purnama
17 Agustus 2021
0

“Orang-orang yang dibangkitkan di hari Kiamat (dalam keadaan berjalan) di atas wajah-wajah mereka, menuju neraka Jahanam. Mereka itulah yang paling...

Cabang iman

Hadis: Inilah 69 Cabang Iman yang Harus Kita Ketahui

oleh Muslimah.or.id
4 Juni 2014
0

Iman itu ada tujuh puluh atau enam puluh cabang lebih, yang paling utama adalah ucapan ‘Laailaahaillallah’

Saudariku.. Kenalilah Tuhanmu, Nabimu, dan Agamamu (Bag. 2)

oleh Verawaty Lihawa
27 November 2011
1

Baca pembahasan sebelumnya: Saudariku.. Kenalilah Tuhanmu, Nabimu, dan Agamamu (Bag. 1) Landasan kedua: Mengenal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam Mengenal...

Artikel Selanjutnya

Fatwa Ulama: Beramal Ibadah Demi Kebahagiaan Dunia, Berpahalakah?

Komentar 6

  1. Rio ceez says:
    12 tahun yang lalu

    Wawww ini baru pngetahuan

    Balas
  2. ovic says:
    12 tahun yang lalu

    tambah pengetahuan buat semua…..

    Balas
  3. Aslam says:
    11 tahun yang lalu

    Afwan ustadz,,,, ana kira tidak ada salahnya kalau Syawal artinya Naik, bukankah Sya-lat al Ibil yang maknanya onta itu mengangkat atau menegakkan ekornya. Bukankah mengangkat dan menegakan ekornya adalah naik/menaikan…. kalau lah diartikan naik salah, mohon dijelaskan pengertian syawal yang sesungguhnya menurut syariat Islam dan bukan menurut kebiasaan jahiliyah. syUKRON ATAS PENJELASANNYA

    Balas
    • Ahmad says:
      3 tahun yang lalu

      Benar yg antum katakan… Lgi pula artikel di atas tdk mengingkari arti syawal secara bahasa yang artiy naik/mengangkat/menggantungkan. Yang diingkari adalah pemahaman beberapa orng yg keliru yg mengaitkan syalat (naik) dgn sesudah ramadhan padahal yg benar makna syalat itu terkait dgn unta betina yg menaikkan/mengangkat ekory. Jdi makna syalat tidak terkait dgn menaikkan ibadah di bulan syawal… Yg benar adlah kita senantiasa berusaha menaikkan amal ibadab kapan pun dan dimanapun bukan cuman di bulan syawal sja… Syukron… Mudah2an dipahami dgn baik… Wallahu alam…

      Balas
  4. [email protected] says:
    7 tahun yang lalu

    Sekarang Syawal mari kita sepakati sebagai bulan peningkatan amal, supaya tidak macem jahiliyah terus…

    Balas
  5. irnata says:
    4 tahun yang lalu

    Ya saya setuju menjadikan Syawal sebaga bulan peningkatan karena salah satu indikator diterimanhya amal ibadah kita di bulan Ramadlan ialah ziyaadatul khair.wallaahu a’lam

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Edu Muslim.or.id

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.