Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Jalan Keselamatan Adalah dengan Ittiba’ (Mengikuti Sunnah Nabi) dan Menjauhi Ibtida’ (Melakukan Bid’ah)

Dewi Gimarjanti oleh Dewi Gimarjanti
9 Juli 2013
di Manhaj
2
Share on FacebookShare on Twitter

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, ”Intisari agama ini terdapat pada dua prinsip yaitu, kita tidak beribadah kecuali kepada Allah dan kita tidak beribadah kepada-Nya kecuali dengan apa yang Dia syariatkan.”

Allah Ta’ala berfirman:

?????? ????? ??????? ??????? ??????? ???????????? ?????? ???????? ???? ???????? ??????????? ??????? ???????

“Barangsiapa berharap perjumpaan dengan Rabbnya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.”(Qs, Al-Kahfi:110)

Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya,”Inilah dua rukun amal yang diterima. Amal tersebut harus dilaksanakan ikhlas karena Allah dan sesuai dengan syariat Rasulullah shallallahu ‘alai wasallam.”

Donasi Muslimahorid

Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa untuk diterimanya setiap amalan yang dilakukan dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala harus memenuhi dua syarat utama, dan kedua hal itu harus ada, tidak bisa terpisah antara yang satu dengan yang lainnya, dua hal itu adalah:

  1. Mengikhlaskan ibadah kepada Allah semata.
    Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

    ????????? ??????? ????????? ????? ????????

     “Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.”(Qs. Az-Zumar: 2)

    Keikhlasan itu tidak mungkin datang bersama kesyirikan, riya atau mengharapkan dunia dengan amalnya. Oleh karena itu seseorang hendaklah beramal dengan tujuan mengharap wajah Allah Ta’ala semata.

  2. Memurnikan mutaba’ah (mengikuti) kepada Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam.
    Maknanya, hendaknya amalan yang dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah sesuai dengan apa yang disyariatkan oleh Allah dalam Kitab-Nya atau apa yang disyariatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sunnahnya.Bahwasannya semua yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam wajib bagi setiap hamba untuk mengambilnya, mengikutinya serta tidak boleh menyelisihinya. Karena setiap nash dari Rasulullah tentang hukum satu perkara sama kedudukannya sepeti nash dari Allah Ta’ala. Maka tidak ada keringanan bagi seseorang pun untuk meninggalkannya dan tidak boleh pula mendahulukan ucapan seseorang di atas ucapan Allah’ Azza wa Jalla.Jika terjadi perselisihan, kita diperintahkan untuk mengembalikannya kepada Kitab-Nya dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena Allah telah mencela perpecahan dan melarang setiap jalan yang menyebabkan dan menghantarkan kepadanya. Perpecahan merupakan sebab utama kehinaan di dunia dan sebab didapatkannya adzab di akhirat.Solusi agar terbebas dari perpecahan dan perselisihan adalah mengikuti kelompok yang selamat lagi mendapat perrtolongan, yaitu al-Jamaah, mereka adalah orang-orang yang berjalan menempuh manhaj Nabi dan para sahabatnya, tidak berpaling darinya dan tidak menyimpang. Jalan keselamatan adalah mengikuti salafus shalih, baik dalam ucapan, perbuatan, dan i’tiqad serta tidak menyelisihi dan menyimpang dari mereka.

Ittiba’ dapat dikatakan benar jika terpenuhi tiga hal, yaitu:

  1. Berpegang teguh dengan Kitabullah dan sunnah Rasul-Nya.
  2. Tidak berpecah dan berselisih tentang Al-Quran dan As-Sunnah.
  3. Hendaknya ittiba’ kepada Al-Quran dan As-Sunnah diikat dengan pemahaman salafus shalih, tidak dengan pemahaman yang lainnya.

Ciri-ciri utama orang-orang yang menyimpang adalah:

  1. Perpecahan, ini merupakan perkara yang Allah peringatkan dalam firman-Nya:
    ????? ????????? ????????? ????????? ????????? ??????? ?????? ???????? ??? ?????? “Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agamanya dan mereka (terpecah) menjadi beberapa golongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu terhadap mereka.”(Qs. Al-An’am:159)
  2. Mengikuti ayat-ayat yang musytabihat.
  3. Mengikuti hawa nafsu.
  4. Mempertentangkan As-Sunnah dengan Al-Quran.
  5. Membenci Ahlu Atsar.
  6. Memberikan gelar-gelar yang jelek kepada Ahlus Sunnah.
  7. Meninggalkan penisbatan kepada madzhab salaf.
  8. Mengkafirkan siapa saja yang menyelisihi mereka dengan tanpa dalil.
  9. Membiarkan perkara yang mujmal (global) yang sebenarnya membutuhkan perincian dan penjelasan, serta menerapkan qiyas pada perkara yang tidak sah dengan qiyas di dalamnya.

Semoga Allah Ta’ala mengumpulkan kita dalam rombongan mereka yang mengikuti manhaj Nabi dan para sahabat,

Semoga Allah Ta’ala mematikan kita dalam kondisi mencintai mereka, mengikuti jalan mereka…

***
Muslimah.Or.Id
Penulis: Ummu Abdillah Dewi Gimarjanti
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

Sumber: Kitab Kun Salafiyyan ‘alal Jaddah karya Syaikh Abdussalam bin Salim As Suhaimi

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Dewi Gimarjanti

Dewi Gimarjanti

Artikel Terkait

Al Wala’ Wal Baro’: Kunci Sempurnanya Tauhid

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
9 April 2008
20

Hendaklah engkau wala' terhadap ketaatan dan orang-orang yang melakukan ketaatan dan baro' terhadap maksiat dan kesyirikan dan orang-orang yang mempraktekkannya.

Hukum Bermuamalah dengan Syi’ah

oleh Ummu Sa'id
9 Maret 2013
0

Pertanyaan: Saya berprofesi sebagai pengajar, dan di tempat mengajar tersebut terdapat pula para guru yang menganut ajaran Syi'ah, dan saya...

Kaidah-Kaidah Memahami Hakikat Istiqomah Bag. 1

oleh Titi Komalasari
3 April 2019
0

Tugas selanjutnya bagi seorang hamba yang telah hijrah menuju iman kepada Allah adalah istiqomah.

Artikel Selanjutnya

Bersemilah Ramadhan

Komentar 2

  1. Olan Dial says:
    12 tahun yang lalu

    Mudah-mudahan makin banyak muslim yang menyadari perlunya mengikuti Sunnah Nabi, sehingga terhindar dari mengerjakan “sunat-sunat” yang tak ada contohnya dari Nabi SAW.

    Balas
  2. Halimuddin Halim says:
    10 tahun yang lalu

    bgmn kita bisa memurnikan ibadah hanya untuk Allah kalau kita tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnx pengenalan…

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.