Sering kita melihat di sekitar kita orang-orang berkumpul di rumah duka untuk membaca Al Qur’an bersama-sama dengan niat pahalanya dikirim kepada si mayit. Tidak hanya pada hari pertama acara ini diadakan, namun sampai ada peringatan pada hari ke 7, 40, 100, 1000 dan seterusnya. Lalu, apakah bacaan Al Qur’an yang dikirimkan kepada mayit pahalanya akan benar-benar sampai ke mayit?
Sungguh Allah Ta’ala telah berfirman
?? ???? ?????? ????????????? ?????? ??? ?????
“Dan manusia tidaklah memperoleh (pahala) kecuali apa yang telah diusahakannya .” (Qs An Najm: 39)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan mengenai makna ayat ini: “Yaitu, sebagaimana seseorang tidak akan menanggung dosa orang lain, demikian juga dia tidak akan memperoleh pahala kecuali apa yang telah ia usahakan untuk dirinya sendiri. Dari ayat yang mulia ini, Imam Asy Syafi’i rahimahullah dan para pengikutnya mengambil kesimpulan hukum bahwa bacaan Al Qur’an yang dihadiahkan kepada mayit pahalnya tidak akan sampai kepada si mayit karena hal itu bukan amal perbuatan mereka sendiri dan bukan pula usaha mereka. Oleh karena itulah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengajarkan hal tersebut kepada umatnya dan tidak pula menganjurkannya, tidak pula membimbing mereka dengan menggunakan dalil yang tegas maupun isyarat, tidak pula hal ini dinukil dari seorang sahabatpun radhiyallahu ‘anhum. Seandainya mengirim pahala bacaan Al Qur’an kepada mayit adalah perkara yang baik maka mereka pasti telah mendahului kita dalam perkara ini.”
Adapun hadits Rasulullah shallallahu ‘aliahi wa sallam
??? ????? ??????????? ???????? ????? ??? ?? ??????? : ?? ???? ????? ?????? ??, ?? ????? ?????? ?? ?????? , ???? ?????? ?????????? ????
“Jika seseorang meninggal dunia maka terputuslah pahala amalannya kecuali tiga perkara : anak shalih yang mendoakannya , sedekah jariyah dan ilmu yang bermanfaat .” (HR. Muslim)
Ibnu Katsir juga menjelaskan mengenai hal ini bahwa pada hakikatnya tiga perkara tersebut merupakan bagian dari usaha dan amalan seseorang. Sebagaiamana dalam sebuah hadits (artinya): “Sesungguhnya sebaik-baik apa yang dimakan oleh seseorang adalah yang berasal hasil usahanya, dan sesungguhnya anak keturunan merupakan bagian dari usahanya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi, An Nasa’i dari hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anhaa, At Tirmidzi mengatakan derajat hadits ini hasan shahih).
Kemudian untuk sedekah jariyah seperti wakaf dan yang sejenisnya, hal ini merupakan bagian dari peninggalan amalannya (atsar). Allah Ta’ala berfirman:
?????? ?????? ??????? ?????????? ?????????? ??? ????????? ????????????
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan dampak dari amal yang mereka tinggalkan (atsar).” (Qs. Yaasin: 12)
Demikian pula ilmu yang telah disebarkan oleh seseorang kepada masyarakat, kemudian orang-orang yang setelahnya mengambil pelajaran darinya, hal itu juga termasuk bagian dari usaha dan amal perbuatannya. Sebagaimana telah diriwayatkan dalam sebuah hadits shahih (artinya):
?? ???? ??? ????? ??? ?? ?? ????? ??? ???? ?? ????? ?? ???? ??? ?? ?????? ?????.
“Siapa yang mengajak kepada petunjuk maka baginya pahala semisal dengan pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka (orang-orang yang mengikuti) sedikitpun.” (HR. Muslim)
Demikian keterangan dari Ibnu Katsir dalam tafsirnya.
Saudaraku… sungguh sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sejelek-jelek perkara baru adalah yang diada-adakan. Seandainya peringatan kematian adalah perkara yang baik, niscaya para sahabat radhiallahu ‘anhum pasti telah mendahului kita dalam hal ini. Seandainya ritual mengirim pahala bacaan Al Qur’an untuk mayit adalah perkara yang dapat mendatangkan manfaat kepada mayit pasti Rasulullah telah mengajarkan hal ini kepada umatnya.
Kita perhatikan, bagaimana para ulama madzhab syafi’i menegaskan tidak akan sampainya pahala bacaan Al Qur’an yang dikirimkan kepada mayit. Karena itu, seandainya mereka mengaku bermadzhab syafi’i tentulah mereka akan mengikuti imam mereka yaitu Imam Asy Syafi’i dalam hal ini.
Wallaahu Ta’ala A’lam
***
Artikel muslimah.or.id
Penulis: Wakhidatul Latifah
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Referensi:
Abul Fidaa’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir, Tafsir Al Qur’anul ‘Adhim, Daaru Thoyyibah lin-nasyr wat-tauzii’ (Maktabah Syamilah)
Assalamu’alaikum wr.wb.
Alhamdulillah, sungguh menguatkan akidah setelah dibaca
Dan sangat memahaminya semoga Allah memudahkan para
pengikut Sunnah Rasulullah saw.
Syukraan
jd solusinya, apa yang harus dilakukan keluarga jika ada yang meninggal? (sbg pengganti yasinan bersama” tsb). jazakallahu khoir
#nimas
Tidak perlu ada acara khusus, perbanyaklah amalan shalih dan doa secara individu.
Subhanallah terima kasih Pak Ustadz,
1. Artikel” Kirim Pahala Untuk Mayit? Padahal Mereka Hanya Memperoleh Apa yang Mereka Usahakan”, harus disosialisasikan kepada masyarakat muslim di seluruh Indonesia. Saya dan keluarga besar saya serta tetangga saya , semuanya melakukan BID’AH ini. Dan berharap mendapat pahala dan ampunan dari hasil Nuju hari, satus dini, sewo dino dll. Jadi klo kita lihat artikel diatas adalah : SIA-SIA saja dan ga bermanfaat dan malah boros…Nyetak Surat Yasin 1.000 buku, makan 7 hari dan sampai 1.000 hr serta bayar Ustadz, bisa-bisa puluhan juta.
2. Jadi peringatan bagi kita yang masih hidup : Kerjakan 3 Perkara :1. Didik anak jadi Sholeh n Sholeha 2. Banyakan Sedekah dan Wakaf dan Sebarkan Ilmu yang kita dapat….3 perkara itulah yang menolong kita kelak..
BEGITU YA pak USTADZ Ustadz Ammi Nur Baitsah dan Wakhidatul Latif.
Wassalam, Bagong Sulaiman
081578990990 – mohon dimaafkan bila salah uraiannya,
karena saya baru belajar.
trus ttg pahala anak yg sholeh apakh akan smpe kpd si mayit.?????
mohon pnjelasanx ustad
assalamualaikum…mau tanya ukh…kalo bersedekah atas nama si mayit, apakah pahalanya sampai ke mayit? terimakasih..
@ yuni
wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh
Kalau sedekah untuk mayit, hal itu bermanfaat berdasarkan dalil berikut
hadits Abdullah bin Abbas radhiyallahu ?anhuma:
????? ?????? ???? ????????? – ??? ???? ??? – ??????????? ??????? ?????? ??????? ??????? ? ??????? ??? ??????? ??????? ????? ?????? ??????????? ??????? ??????? ??????? ? ????????????? ?????? ???? ??????????? ???? ??????? ????? ? ?????? ? . ????? ???????? ?????????? ????? ???????? ???????????? ???????? ?????????
?Sesungguhnya Ibu dari Sa?ad bin Ubadah radhiyallahu ?anhu meninggal dunia, sedangkan Sa?ad pada saat itu tidak berada di sampingnya. Kemudian Sa?ad mengatakan, ?Wahai Rasulullah, sesungguhnya ibuku telah meninggal, sedangkan aku pada saat itu tidak berada di sampingnya. Apakah bermanfaat jika aku menyedekahkan sesuatu untuknya?? Nabi shallallahu ?alaihi wa sallam menjawab, ?Iya, bermanfaat.? Kemudian Sa?ad mengatakan pada beliau shallallahu ?alaihi wa sallam, ?Kalau begitu aku bersaksi padamu bahwa kebun yang siap berbuah ini aku sedekahkan untuknya?.? (HR Bukhari)
dan dalil yang lain
seorang hamba yg tlah wafat putus segala amal kcuali 3 perkara.
Anak sholeh, sodaqoh jariah, ilmu yg bermanfaat.
Artinya apa pak ustad..?
Maksudnya adalah seorang hamba yang telah wafat sudah tidak bisa beramal lagi, dia tidak dapat lagi menambah pahala, kecuali pada 3 perkara yaitu anak sholeh yang mendoakan orang tuanya maka pahala tersebut dapat terus mengalir kepada orang tuanya yg telah meninggal. begitu juga dengan shodaqoh jariyah dan ilmu yg bermanfaat, maka pahalanya akan terus mengalir kepada orang yang bersedekah dan mengajarkan ilmu yg bermanfaat meskipun orang tersebut telah meninggal dunia. Allahu A’lam
Afwan, anak sholeh yang mendo’akan kedua orang tua disini bukan mengirimkan pahala untuk kedua orang tua, karena manusia hanya mendapatkan balasan dari apa yang mereka usahakan.
Maksud mendo’akan disini adalah
– memohonkan ampun untuk kedua orang tua atas dosa-dosa yang pernah diperbuat semasa hidup,
– memohon supaya diterima semua amal ibadah dan kebaikan kedua orang tua semasa hidup.
-memohon supaya ditempatkan disurganya.
Jadi bukan mengirim pahala. Jadi kalau kita mendidik anak kita menjadi anak sholeh dan sholehah, insyaAlloh do’a mereka akan dikabulkan oleh Alloh S.W.T
Tp terkadang jika tdk melakukan nujuh hari kt diblg pelit,tidak sosial dgn lingkungan dan dibilang aneh. Tp alhamdulillah keluarg sy tidak melaksanakannya. Kami hanya mengirimkan doa sbg anak – anaknya.
kalau yang dihadiahkan amal kebaikan ada perbedaan, tetapi kalau yang dihadiahkan/ dikirimkan itu amal keburukan semisal ; membaca al fatihah, yassin dan surat lainnya tanpa tajwid, sengaja dibuat salah dan rusak bacaannya, …. lalu dikirimkan kepada simayit yg dibencinya agar si mayit sengsara… semua setuju pahala tersebut tidak sampai si mayit karena dosa itu bukan perbuatan si mayit.yang dosa yang memberi hadiah.
1. Bagaimana membedakan kondisi antara mendoakan/mengirim doa dengan menghadiahkan pahala untuk mayit (selain dari anak yang sholeh) misalnya dengan mengundang orang-orang pengajian?
2. Sedekah/ibadah apa yang bisa sampai untuk mayit? (Qurban? Haji?)
Keyakinan saya memang hanya yg 3 perkara, dan salah satunya (doa) anak shalehlah pahala bagi si mayit…
Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh…
Ukhti.. ana ingin bertanya bagaimana hukumnya cara memandikan jenazah, apakah ada larangan atau hadits yg melarang berbicara pd saat memandikan jenazah/mayit ?
Lalu bolehkah jika anak kandung laki-laki memandikan jenazah/mayit ibunya ?
Mohon penjelasannya
Assalamu’alaikum
Saya masih bingung, kenapa sedekah materi itu sampai pada si mayit, sedangkan sedekah bacaan quran itu tidak sampai pada mayit? Terus dikatakan pula bahwa pahala itu hanya diperoleh dari apa yang diusahakannya. Berarti seharusnya dalam hidup pun kita tak boleh menerima hadiah, karena itu bukan dari usaha kita. Kemudian, bagaimana doa anak saleh itu sampai pada si mayit? lalu dengan apa ia berdoa? sedangkan kirim doa dengan membaca al-quran saja tidak boleh. Apakah al-quran itu hanya berlaku di alam materi, sedangkan doa bisa menembus alam immateri? banyak hal yang belum kumengerti. Saya hanya tau, “katanya”.
Nampak sekali kalau anda bukan seorang muslim minayasasa…
dengan cara seperti inilah kaum yahudi dan nasoro ingin menghancurkan islam dengan cara melemahkan akidah, membuat keragu-raguan dikalangan umat islam. Bagi orang Islam(muslim) sudah jelas petunjuk hidup untuk selamat dunia dan akhirat yaitu Al-Qur’an dan Sunnah Rasullullah SAW.
Pertanyaan
(1) Mari kita perhatikan doa khutbah juma’at. “Allaahummaghfir lil mu’miniin wal mu’minaat, wal muslimiin wal muslimaat, al ahyaa’i wal amwaat …”
Berarti gak boleh dong doa seperti itu kalau kita mengasosiasi bahwa orang yang sudah mati tidak boleh didoa’in?
(2) Dalam konteks apa ayat Ayat An-Najm 39 tersebut diturunkan?
#Abdul Moin
Sepertinya anda salah paham, yang tidak boleh adalah kirim pahala ibadah yang tidak ada dalilnya. Kalau mendoakan, justru itu diperintahkan oleh syariat, namun dengan cara yang sesuai sunnah.
Berdoa dan bersedekah yang diniatkan kebaikan pahalanya untuk mayit, telah menjadi ijma’ (aklamasi) seluruh para Salafush Shalih, dan imam kaum muslimin dari zaman ke zaman. Ijma’ ulama ini berdasarkan dalil-dalil yang shahih (kuat) dan sharih (jelas) yang bersumber dari al Quran dan As Sunnah. Tidak ada yang menolak hal ini kecuali ia telah menyelisihi keyakinan yang telah disepakati oleh para ulama dan kaum muslimin. Kehujjahan Ijma’ telah diakui semua umat Islam, kecuali para pengikut hawa nafsu.
Dan mengenai konsensus ulama mengenai permasalahan ini, secara tegas dan lugas telah dijabarkan oleh para ulama dalam kitab-kitab mereka diantaranya :
Imam Ibnu Katsir rah. dalam kitab tafsirnya berkata : “Adapun berdoa dan bersedekah, maka keduanya telah disepakati (ijma’) akan sampai kepadanya (mayit), dan keduanya memiliki dasar dalam nash syariat.” (Ibnu Katsir,7 /465)
Imam An Nawawi rah. Setelah menyebutkan rentetan hadits-hadits yang menjadi hujjah sampainya sedekah kepada mayit mengatakan: “Dalam hadits ini menunjukkan bolehnya bersedekah untuk mayit dan itu disunahkan melakukannya, dan sesungguhnya pahala sedekah itu sampai kepadanya dan bermanfaat baginya, dan juga bermanfaat buat yang bersedekah. Dan, semua ini adalah ijma’ (kesepakatan) semua kaum muslimin.” (Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, 6/20.)
Imam Ibnu Taimiyah rah. mengatakan : “Tidak ada dalam ayat, dan tidak pula dalam hadits, yang mengatakan bahwa ‘Tidak Bermanfaat’ doa seorang hamba bagi mayit, dan juga amal perbuatan yang diperuntukkannya berupa amal kebaikan, bahkan para imam kaum muslimin telah sepakat hal itu bermanfaat bagi mayit, hal ini sudah ketahui secara pasti dalam agama Islam, ditunjukkan oleh Al Quran, As Sunnah, dan ijma’. Barangsiapa yang menyelesihinya, maka dia adalah ahli bid’ah.” (Majmu’ Fatawa, 5/466)
Beliau juga berkata : “Para imam telah sepakat bahwa sedekah akan sampai kepada mayit, demikian juga ibadah maliyah (harta), seperti membebaskan budak.” (Ibid)
@makrifatseeker Adapun berdoa dan bersedekah untuk mayit memang ijma ulama bahwa itu dibolehkan dan sampai kepada mayit. Sedangkan kirim pahala bacaan Al Qur’an, ulama khilaf. Jadi ini berbeda bab. Adapun membuat acara khusus kumpul-kumpul kirim pahala bacaan Qur’an untuk mayit maka tidak ada ulama madzhab yang melakukannya.
Bagaimana maksudnya sedekah akan sampai ke mayit smentara dia sdh mati bahkan tulang2nya sudah hancur. Mhon pnjelasannya!!!
AbuNahwa, maksudnya tetap dicatat pahala untuk mereka
Jika mengacu pada artikel diatas sepertinya akan banyak amalan yang berubah, akan banyak orang2 yang akan kecewa dan tidak akan ada lagi anak2 yang mendoakan orang tuanya yang telah meninggal. Perlu diketahui dalil tidak boleh diambil hanya dari 1 ayat atau dari 1 sabda Nabi tapi juga hrs dilihat firman2 Allah dan sabda2 Nabi lainnya.
@Idham, mendoakan orang yang sudah meninggal itu sangat-sangat dianjurkan. Namun bukan dengan membuat ritual-ritual baru. Rasulullah ketika anak beliau wafat tidak mengirim-ngirim pahala bacaan Qur’an atau membuat ritual tertentu.
Assalamualaikum waromatullh. WBrkth..
Bacaan surat apa saja pak ustadz yg akan sampai ke si mayit ?
@Daffa dzar al ghifary
Wa’alaikumussalam warahmatullah, silakan simak artikel berikut ini:
http://muslim.or.id/manhaj/amalan-yang-bermanfaat-bagi-mayit.html
Sy pernah mendengar ceramah di acara ta’siah katanya orang yang membaca surah al fatiha untuk si mayit maka malaikat akan malu untuk memukul si mayit dalam kubur di sebabkan karena bacaan tersebut. Jadi kita di suruh untuk selalu membacakan surat dalam alquran untuk si mayit…. apa betul seperti itu ustadz….. mohon dijawab….
@daeng manaba, kami belum mengetahui dalilnya
Islam adalah agama hujjah, jadi berargumen hrs sesuai hujjah…
Nampak sekali kalau anda bukan seorang muslim minayasasa…
mohon diralat bahasanya terlalu kasar. Beliau Itu minta Penjelasan.
Abu Abdillah Muhammad bin Shalih bin Muhammad bin Utsaimin al-Wahib at-Tamimi atau lebih dikenal dengan Ibn al-Utsaimin. Dalam beberapa fatwanya, terdapat pernyataan menarik yang mungkin jarang di publikasikan oleh pengikut Wahhabiyah tentang bacaaan al-Qur’an untuk orang mati. Berikut diantara pernyataan beliau.
وأما القراءة للميت بمعنى أن الإنسان يقرأ و ينوي أن يكون ثوابها للميت، فقد اختلف العلماء رحمهم الله هل ينتفع بذلك أو لا ينتفع؟ على قولين مشهورين الصحيح أنه ينتفع، ولكن الدعاء له أفضل
“Pembacaan al-Qur’an untuk orang mati dengan pengertian bahwa manusia membaca al-Qur’an serta meniatkan untuk menjadikan pahalanya bagi orang mati, maka sungguh ulama telah berselisih pendapat mengenai apakah yang demikian itu bermanfaat ataukah tidak ? atas hal ini terdapat dua qaul yang sama-sama masyhur dimana yang shahih adalah bahwa membaca al-Qur’an untuk orang mati memberikan manfaat, akan tetapi do’a adalah yang lebih utama (afdlal).”
Sumber : Majmu Fatawa wa Rasaail [17/220-221] karya Muhammad bin Shalih al-Utsaimin [w. 1421 H]
Tentang fatwa ini bagaimana pak ustadz..
@najwa
Memang benar bahwa ulama khilaf mengenai mengirim pahala bacaan Al Qur’an itu sampai atau tidak pahalanya. Diantara yang berpendapat bahwa sampai pahalanya adalah Ibnu Taimiyah. Namun ulama yang dibahas di sini adalaa masalah mengirim pahala bacaan Qur’an, bukan membuat ritual baru kumpul-kumpul pada hari sekian dan sekian bersama-sama membaca Qur’an untuk orang mati. Ritual ini tidak pernah dicontohkan atau dibolehkan oleh para ulama.
Sebenarnya lo kita memahami hadits tentang 3 amal yg tdak terputus dan tafsir Qs. an najm ayat 3 dg hati yg bner tanpa niatan condong pada satu golongan tertentu maka insya Allah kita akan mendapat kesimpulan bhwa semua yg kebaikan yg terkandung dalam setiap amal ibadah kita akan smpai kpada kedua orang tua,guru n semua saudara yg telah mengajarkan kita bisa beribadah seperti ini..
Kita sewaktu bayi tidaklah bisa apa” dan dg ridha Allah lah kedua orang tua kita,guru n saudra” kita mengeluarkan uang,waktu dll untuk mendidik,merwat n membesarkan kitakita smapi kita bisa tahu ttg islam seperti saat ini..
Uang yg dikeluarkn org tua kpada klrg’y termasuk sedekah jariyah..
Ilmu agama yg diajarkan org tua,gru n saudara kita termsuk ilmu yg bermanfaat bagii kita…
So dg kata laen apa” yg merka lakukan untuk mnjadikan kita seperti ni trmasuk dlm jaminan ALLAH n Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai amalan yg tidak terputus meski merka tlah kmbali kpada Allah..
Kita adalah pohon yg dtanam n drwat oleh org tua,saudra n gru”” kita..
Jadi apabila pohon ni berbuah n menghasilkan buah yg bagus n berqualitas,insya ALLAH dg ridha Allah merka dpat mnikmati buah ini jg..
Jadi kesimpulannya sebenarnya lo kita melaksanakan segala amal ibadah dg bnar insya Allah dg ridha Allah merka ikut menerima kebaikan yg trkandung dlm amal trsebut..
Oleh sebab tu mari kita sebar biji” kebaikan sebanyak”nya pada anak ,klrg n saudra kita n mhon kpada Allah untuk trs meridhae,membimbingn memudahkan serta mengistiqmahkn kita n merka untuk trs brjln di atas jalanNYA..AAMIIN YA rabb..
Mari invest kebaikan sebnyk’y n semoga ALLAH ridha n trs melimpahkan keuntungan dari invest trsebut mski kita tlah kmbali kpada Allah.. Aamiin ya rabb
Tambahan share renungan buat kita..
Baca Kalau Berani, Ribuan Orang Menangis karena Cerita ini
Kita tidak akan tahu rezeki yang datang pada kita dari mana, apakah itu dari pekerjaan kita sehari-hati ataukah dari hal yang tidak terduka. Yang jelas, Tuhan menyuruh kita untuk kerja dan berusaha.
Seperti kisah di bawah ini, mungkin kita akan merasa malu pada diri sendiri jika membaca kisah ini:
REJEKI BANYAK BENTUKNYA
Kemarin hujan mulai jam 9 pagi, seorang tukang rujak numpang berteduh di teras ruko saya ( Yeti Haryati) .
Masih penuh gerobaknya, buah-buah tertata rapi. Kulihat beliau membuka buku kecil, rupanya Al Quran. Beliau tekun dengan Al-Qurannya. Sampai jam 10 hujan blm berhenti.
Saya mulai risau karena sepi tak ada pembeli datang.
Saya keluar memberikan air minum.
“Kalau musim hujan jualannya repot juga ya, Pak… ” .. “Mana masih banyak banget.”
Beliau tersenyum, “Iya bu.. Mudah-mudahan ada rejekinya.. .” jawabnya.
“Aamiin,” kataku.
“Kalau gak abis gimana, Pak?”. tanyaku.
“Kalau gak abis ya risiko, Bu.., kayak semangka, melon yang udah kebuka ya kasih ke tetangga, mereka juga seneng daripada kebuang. kayak bengkoang, jambu, mangga yang masih bagus bisa disimpan. Mudah-mudahan aja dapet nilai sedekah,” katanya tersenyum.
“Kalau hujan terus sampai sore gimana, Pak?” tanyaku lagi.
“Alhamdulillah bu… Berarti rejeki saya hari ini diizinkan banyak berdoa. Kan kalau hujan waktu mustajab buat berdoa bu…” Katanya sambil tersenyum.
“Dikasih kesempatan berdoa juga rejeki, Bu…”
“kalau gak dapet uang gimana, Pak?” tanyaku lagi.
“Berarti rejeki saya bersabar, Bu… Allah yang ngatur rejeki, Bu… Saya bergantung sama Allah.. Apa aja bentuk rejeki yang Allah kasih ya saya syukuri aja. Tapi Alhamdulillah, saya jualan rujak belum pernah kelaparan.
“Pernah gak dapat uang sama sekali, tau tau tetangga ngirimin makanan. Kita hidup cari apa Bu, yang penting bisa makan biar ada tenaga buat ibadah dan usaha,” katanya lagi sambil memasukan Alqurannya ke kotak di gerobak.
“Mumpung hujannya rintik, Bu… Saya bisa jalan ..Makasih yaa ,Bu…”
Saya terpana… Betapa malunya saya, dipenuhi rasa gelisah ketika hujan datang, begitu khawatirnya rejeki materi tak didapat sampai mengabaikan nikmat yang ada di depan mata.
Saya jadi sadar bahwa rizki hidayah, dapat beribadah, dapat bersyukur dan bersabar adalah jauh…jauh lebih berharga daripada uang, harta dan jabatan…
***
MANUSIA dan BOTOL
1. Kalau diisi air mineral, harganya 3ribu…
2. Kalau diisi jus buah, harganya 10ribu…
3. Kalau diisi Madu Yaman, harganya Ratusanribu…
4. Kalau diisi minyak wangi chanel harganya bisa jutaan.
5. Kalau diisi air got, hanya akan dibuang dalam tong sampah karena langsung tiada harganya dan tidak ada siapa yg suka.
Botol yg sama tetapi harganya berbeda sebab apa yang terisi di dalamnya adalah berbeda…
Begitu juga kita…kita semua sama…kita semua manusia…yang membedakan kita antara satu sama lainnya adalah. TAQWA , IMAN & AMAL yang ada dalam diri kita…yang akan menyebabkan kita berharga di sisi ALLAH atau kita dipandang hina oleh ALLAH lalu dibuang ke dalam neraka…
Assalamu’alaikum Warahmatullah. Mohon pencerahnnya Ustad apabila ada hadits shahih dari Rasulullah. Apakah selain anak yang Soleh yg mendoakan kedua orng tuanya yg sudh meninggal, Apakah Kita yang bukan anaknya bisa mendoakannya sesuai dengan Firman Allahوَالَّذِينَ جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
Artinya : ”Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: “Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Hasyr : 10). dan Apakah Sampai Apa Tidak Do’a dari Kita ? Syukran
Pak ustadz bgmna utk orang tua yg mendoakan anaknya yg lebih dahulu meninggal, apa doanya akan sampai?
Akan sampai
sy ada baca artikel bhw ibnu taimiyah dalam fatawanya membolehkan kirim pahala, bagaimana tuh benar tidaknya? khawarir ada kelompok yg mencatut nama beliau