Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Penuntut Ilmu dan Shalat Malam

Ummu Sa'id oleh Ummu Sa'id
25 Juni 2012
di Akhlak dan Nasihat
3
Share on FacebookShare on Twitter

Wahai saudariku para penuntut ilmu, jika kita memikirkan keadaan para ulama generasi awal, niscaya kita akan merasa takjub dan tercengang saat membaca kisah tentang ibadah mereka dan penjagaan mereka terhadap amalan sunnah serta betapa hebatnya mereka dalam melaksanakan kewajiban. Di antara mereka ada yang mendirikan salat di awal malam, ada yang di akhir malam, ada yang di pertengahan malam, dan ada pula yang mendirikan di ujung-ujungnya (awal malam dan akhir malam). Masing-masing sesuai dengan kadar kesungguhan dan kemampuannya.

Sikap tamak terhadap hal ini –setelah pertolongan Allah- menjadi motivasi bagi mereka untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan kemungkaran, menekuni ketaatan serta menjadi sebab tambahan keberkahan waktu-waktu mereka. Cuplikan peristiwa berikut, menggambarkan bagaimana kegigihan mereka,

Bisyr bercerita, ‘… Hafsh bin Ghiyats berprofesi sebagai seorang qodhi tanpa bermusyawarah kepada Abu Yusuf (murid Abu Hanifah). Hal ini merupakan hal yang berat bagi Abu Yusuf. Maka Abu Yusuf pun berkata kepadaku dan kepada Hasan Al-Lu’lu’i, ”Periksa keputusan Hafsh.” Maka kamipun mengeceknya. Tatkala Abu Yusuf menelaah keputusan Hafsh, dia pun berkata,”Keputusannya sama dengan pendapat Ibnu Abi Laila”, kemudian dia berkata,”Telusurilah perjanjian dan catatan-catatannya.” Ketika Abu Yusuf menyimak keputusan tersebut, dia berkata,”Hafsh dan orang yang semisal dengannya perhatian dengan salat malam.”’ (Siyar A’lamun Nubala’ 313/6).

Wahai saudariku, ketahuilah -semoga Allah menjagamu- sesungguhnya seorang penuntut ilmu itu senantiasa berbeda dengan yang lain karena anugerah dari Allah Ta’ala dan kemuliaan-Nya. Oleh karena itu wajiblah baginya untuk bersungguh-sungguh dalam menjaga kemuliaan yang berkah ini. Dan hendaklah dia bersungguh-sungguh sesuai dengan kemampuannya dalam bersegera mengerjakan kebaikan dari berbagai pintunya. Dan berikutnya hendaknya dia bersungguh-sungguh dalam meninggalkan hal-hal yang menurunkan muru’ah (harga diri) , terlebih lagi hal-hal yang munkar.

Sudah seharusnya seorang penuntut ilmu itu berbeda dengan yang lain dalam hal akhlak, kelebihan dalam beribadah, baiknya perilaku dan semangat dengan berbagai macam ibadah. Semua itu dia lakukan semata-mata karena mengharapkan ridha Allah Ta’ala, kemudian ditujukan untuk menzakati ilmu dan agama yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Sehingga diapun bisa menjadi teladan bagi orang yang melihatnya, mendengar dakwahnya, serta orang-orang yang duduk bersamanya.

Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

“Sepatutnya seorang penghafal Al-Qur’an itu dikenal dengan salatnya di waktu malam ketika banyak manusia yang terlelap tidur, dengan puasanya di siang hari ketika banyak manusia yang berbuka, dengan sikap wara’nya ketika banyak manusia yang mencampuradukkan antara yang halal dengan yang haram, dengan ketawadhu’annya ketika banyak manusia yang menyombongkan diri, dengan kesedihannya karena takut kepada Allah ketika banyak manusia yang gembira kelewat batas, dengan seringnya dia menangis karena takut kepada dosa ketika banyak manusia yang tertawa meskipun berbuat dosa, dan iapun dikenal dengan diamnya ketika banyak manusia yang asyik bicara.”

Oleh karena itu, hendaknya seorang penuntut ilmu itu mampu menjadi contoh saat bepergian maupun saat di dalam rumah, menjadi teladan saat beribadah, dan dalam berbagai macam urusannya.

Selanjutnya, akan kami sampaikan kepada kalian, wahai para penuntut ilmu, beberapa kelebihan dari sholat malam. Semoga menjadi faktor pendorong bagiku dan bagimu, sehingga kitapun menjadi orang yang rajin untuk mengerjakannya.

Keutamaan Salat Malam

Begitu banyak riwayat dalam hadis yang menjelaskan tentang keutamaan mengerjakan salat malam. Akan tetapi dalam pembahasan ini kami hanya bisa menyebutkan sebagian keutamaannya, yaitu sebagai berikut:

  • Salat malam merupakan salat yang paling utama setelah salat fardlu. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ‘Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda,

    وَأفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ : صَلاَةُ اللَّيْلِ

    ”Salat yang paling utama setelah salat wajib adalah salat di tengah malam.”’ (HR. Muslim)

  • Mengerjakan salat malam merupakan sebab kemuliaan seorang mukmin. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ‘Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebab mulianya seorang mukmin adalah dengan salat malam…” (Diriwayatkan oleh Khutaib dalam Shahihul Jami’).
  • Salat malam adalah kebiasaan orang-orang salih.
  • Mengerjakan salat malam akan semakin mendekatkan diri kepada Allah.
  • Salat malam mencegah dari perbuatan dosa.
  • Salat malam adalah penghapus keburukan.
  • Salat malam mampu mengusir penyakit dari badan.
    Keutamaan ini dikumpulkan dari hadis riwayat Bilal radhiyallahu ‘anhu, ‘Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

    عليكم بقيامِ الليلِ، فإنه دَأْبُ الصالحين قبلَكم، وإن قيامَ الليلِ قُرْبَةٌ إلى اللهِ، ومَنْهاةٌ عن الإثمِ، وتكفيرٌ للسيئاتِ، ومَطْرَدَةٌ للداءِ عن الجسدِ

    “Hendaklah kalian mengerjakan salat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang saleh sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Hakim dalam Shahihul Jami’).

  • Salat malam adalah wasiat paling pertama yang disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada penduduk Madinah saat beliau tiba di sana untuk yang pertama kali.
    Dari ‘Abdillah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, ‘Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam baru tida di kota Madinah, manusia pergi dengan cepat kepada beliau, dan dikatakan kepada mereka, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah tiba 3x!”, Akupun pergi bersama mereka untuk melihat wajah Nabi. Tatkala aku mendapati wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, akupun mengetahui bahwa wajah beliau bukan wajah pendusta. Dan sesuatu yang pertama kali beliau sampaikan adalah,

    يَا أَيُّهَا النَّاسُ ، أَفْشُوْا السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ 

    “Wahai manusia, sebarkanlah salam, sukalah kalian memberi makan, dan salatlah ketika manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk surga dengan penuh keselamatan.”

    Abu ‘Ais berkata, ”Ini adalah hadis shahih” (Sunan At-Tirmidzi, jilid 4 hal 652, hadis no. 2490).

  • Salat malam yang dikerjakan tanpa diketahui manusia, maka hal ini merupakan faktor bertambahnya pahala. Dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu, ‘Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Salat sunnah seseorang di suatu tempat yang tidak terlihat dibandingkan dengan salatnya yang dilihat banyak orang pahalanya 25 kali lipat.”’ (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam Shahihul Jami’).
  • Salat malam biasanya dilakukan saat Allah Ta’ala turun ke langit dunia. Waktu itu adalah waktu yang sangat mulia. Allah Ta’ala berfirman,

    مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

    “Barangsiapa yang berdoa, maka aku kabulkan, barangsiapa yang meminta maka akan Aku beri, dan barangsiapa yang meminta ampun, maka aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 1808)

  • Salat malam merupakan sebab diangkatnya derajat, berdasarkan hadits dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, ditanyakan tentang, “Apa itu derajat?”, maka Nabi pun menjawab,

    إِطعامُ الطَّعامِ ولينُ الكلامِ والصَّلاةُ باللَّيلِ والنَّاسُ نيامٌ

    “Gemar memberi makan, perkataan yang lembut, salat di waktu malam ketika manusia tidur … “ (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi dan selainnya).

  • Salat malam adalah salah satu pintu kebaikan. Berdasarkan dalil bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketahuilah, akan aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan. Puasa adalah tameng, sedekah akan menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api, dan salat seseorang di waktu malam …” (HR. Tirmidzi dan selainnya).

Serta dalil-dalil lain yang menunjukkan martabat dan keutamaan salat malam.

Donasi Muslimahorid

Adapun manfaat yang akan diperoleh oleh seseorang yang gemar melakukan salat malam sangatlah banyak. Berdasarkan penjelasan tentang keutamaan-keutamaan tadi, di antara buah dari mengerjakan salat malam yaitu:

  • Terjaganya hafalan dan kelancaran dalam membaca Al-Qur’an saat salat malam. Bacaan saat salat malam menyebabkan lengketnya hafalan di benak orang yang mengerjakannya. Terlebih lagi jika dia telah menghafal satu ayat kemudian dia baca saat salat malam.
  • Membantu bangun untuk mengerjakan salat shubuh.
  • Mengikuti kebiasaan generasi awal umat ini.

Dan berbagai manfaat lainnya.

Setelah menyebutkan berbagai macam keutamaan dan manfaat yang akan dapatkan oleh orang yang melakukan salat malam, akan kami sebutkan wahai saudariku penuntut ilmu, beberapa kiat yang bisa membantu untuk mengerjakan salat malam di antaranya:

  • Berdoa. Ketika seorang hamba berdoa kepada Tuhannya, diapun mengikhlaskan diri dan bersungguh-sungguh dengan apa yang dia minta, maka ini adalah faktor yang menjadikan dikabulkannya doa.
  • Mengerjakan amalan wajib secara rutin, sehingga seorang hamba bersungguh-sungguh untuk menunaikan sesuatu yang tidak membebaskannya dari hutang/ tanggungan kecuali dengannya.
  • Menghindari begadang malam, kecuali jika dia memiliki kebutuhan untuk itu. Karena jika seseorang itu begadang hingga larut malam, biasanya akan membuat dia berat untuk mengerjakan salat malam, bahkan menyebabkan dia merasa berat untuk mengerjakan salat subuh.
  • Bersemangat melakukan qailulah (istirahat siang) di pertengahan siang atau setelahnya. Dengan begitu badan akan beristirahat dan mengumpulkan kekuatan sehingga diapun akan bersemangat di tengah-tengah mengerjakan salat malam. (Ibnul Atsir mengatakan bahwa qailulah adalah istirahat di pertengahan siang meskipun tidak tidur).
  • Meninggalkan maksiat dan membentengi diri darinya. Maksiat adalah jerat-jerat setan. Setan memasang jerat tersebut agar seorang hamba terjatuh ke dalamnya sehingga mencegahnya untuk melakukan kebaikan. Seseorang berkata kepada Hasan rahimahullah, “Kami merasa lemah untuk mengerjakan salat malam.”, maka Hasan pun berkata, ”Kesalahanmu telah mengendalikanmu.”
    Bahkan jika seorang hamba merasa nikmat untuk mengerjakan keburukan, maka keburukan tersebut menjadi tabiat baginya. Adapun jika seorang hamba bersemangat dengan dirinya, waspada dari perangkap setan dan ketergelincirannya, dan Allah pun mengetahui hal tersebut, maka dia akan melihat tanda-tanda taufik dan kebenaran yang memudahkannya dan melapangkan dadanya, dengan seizin Allah Ta’ala.
  • Memaksa diri untuk salat dan menepis rasa berat dan sikap menunda-nunda.
    Karena sesungguhnya jiwa yang ditekan dan dibiasakan oleh pemiliknya untuk melakukan sesuatu, maka dia pun akan terbiasa dan mudah untuk mengerjakannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya ilmu itu dengan belajar, dan sikap bisa mengendalikan emosi dengan melatih diri untuk mengendalikannya, maka barangsiapa yang membiasakan dengan kebaikan, maka jiwanya pun akan menaatinya. Dan barangsiapa yang menjaga diri dari kejelekan maka dia akan terjaga dari kejelekan.” (Diriwayatkan Ad-Daruquthni dan Khutaib dala Shahihul Jami’). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang melatih diri untuk menjaga kehormatan, maka Allah akan menjaga kehormatannya. Barangsiapa melatih diri untuk sabar, maka Allah akan membuatnya sabar. Dan barangsiapa yang merasa cukup dengan apa yang diberi, maka Allah akan jadikan dia merasa cukup.” (HR. Bukhari 309/ 11, al-Fath). Hadis-hadis dan selainnya yang telah disebutkan menjelaskan bahwa barangsiapa yang bersungguh-sungguh dengan jiwanya dan membiasakannya untuk melakukan sesuatu, dan ia pun bersabar dan tetap mengerjakannya, maka dia pun akan merasa mudah untuk melakukannya hingga sesuatu itu menjadi tabiat yang menyertainya. Betapa indah perkataan Sulaiman At-Taimi mengenai hal ini: “Sesungguhnya jika mata terbiasa dengan banyak tidur, niscaya akan terbiasa untuk tidur. Dan jika mata dibiasakan terjaga untuk membaca, niscaya akan terbiasa untuk membaca.” (Mukhatshor Qiyamul Lail Lilmarwazi, hal 55).Sebagaimana perkataan seorang penyair:

    Jiwa itu seperti bayi, jika ia terbiasa menetek, ketika sudah besar maka dia pun akan menetek

    Namun jika dia disapih, diapun akan tersapih.

    Yang lebih menakjubkan lagi adalah apa yang diriwayatkan oleh Al-A’masy rahimahullahu ta’ala tentang hal ini –yang menunjukkan sikap wara’nya- sebagaimana yang disebutkan oleh Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lamun Nubala’. Dia mengatakan, (Al-A’masy berkata, “Telah sampai kepadaku bahwasannya jika seseorang tidur hingga Subuh (yaitu: tidak salat ), maka setan telah jongkok di kepalanya dan kencing di telinganya. Dan aku berpandangan bahwasannya setan telah berak di tenggorokanku semalam!” Hal demikian karena beliau (Al-A’masy) batuk-batuk.

    Abu Khalid berkata: al-A’masy menyebutkan hadis, “Itulah seseorang yang telinganya dikencingi setan.” Al-A’masy berkata, “Aku berpandangan bahwa mataku sakit seperti ini (mata beliau senantiasa basah seperti orang belekan) melainkan karena banyaknya air kencing setan di telingku.” Namun aku (Abu Khalid) berpandangan bahwa Al-A’masy tidaklah melakukan hal itu.’ Aku (Adz-Dzahabi) berkata, “Al-A’masy adalah orang yang senantiasa bangun malam dan beribadah”. (Siyar A’lamun Nubala’ 231-232/ 6).

  • Dan di antara hal-hal yang bisa membantu untuk bangun malam adalah melakukan sebab-sebab yang memungkinkan bagi seorang penuntut ilmu dan yang lainnya untuk bisa bangun mengerjakan salat malam, di antaranya:
    • Memasang jam beker sesuai dengan waktu yang dia inginkan untuk bangun.
    • Ditelpon dengan telpon yang sudah terprogram untuk membangunkan salat malam.
    • Berpesan kepada salah seorang kenalan untuk menelepon, terkhusus lagi mereka yang biasa mengumandangkan adzan yang pertama.

Dan masih banyak kiat-kiat lain yang bisa diupayakan untuk bisa membantu bangun salat malam.

Selanjutnya kami tutup pembicaraan tentang hal ini dengan apa yang disebutkan oleh Imam Ibnu Muflih, yang menukil perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullahu ‘alaihuma-:

“Ada seorang tamu yang menginap di rumah Imam Ahmad, dan beliaupun menyediakan air untuknya. Tamu itupun berkata, “Aku tidak mengerjakan salat malam, sehingga aku tidak menggunakan air tersebut.”, Ketika pagi tiba, Imam Ahmad bertanya kepadaku, “Kenapa engkau tidak menggunakan airnya?”, Maka akupun merasa malu untuk menjawab sehingga aku terdiam. Imam Ahmad berkata, “ Subhanallah! Subhanallah! Belum pernah aku ketahui seorang pencari hadis yang tidak bangun untuk salat malam.”

Kisah ini juga terjadi pada seorang tamu yang lain. Maka tamu itupun mengatakan, “Saya ini musafir.” Imam Ahmad menukas, “Meskipun engkau seorang musafir, Masyruq pernah berhaji dan tidaklah dia tidur kecuali dalam keadaan bersujud (karena kelelahan saat salat malam).” Syaikh Taqiyyudin berkata,”Hal ini menunjukkan bahwa merupakan perkara yang dibenci apabila seorang penuntut ilmu meninggalkan salat malam meskipun dia sedang bersafar.” (Al-Adab Asy-Syar’iyyah Ibnu Muflih 169/2).

Oleh karena itu, bersemangatlah wahai para penuntut ilmu -yang semoga Allah menjagamu- untuk menghidupkan keutamaan yang agung lagi berpahala ini. Dan jadikanlah semangatmu senantiasa tinggi dalam mengerjakan berbagai macam kebaikan selama engkau mampu untuk melakukannya.

***
artikel muslimah.or.id

  • Diterjemahkan dari kitab Ma’alim fit Thariq Thalabil ‘Ilmi Bab Thalibul ‘Ilmi wa Qiyamul Laili (hal 221-228), Karya Syaikh ‘Abdul ‘Aziz Muhammad bin ‘Abdillah As-Sadhan, Penerbit Darul ‘Ashimah.
  • Dibahas dalam kajian bersama Ustadz Aris Munandar saat membahas kitab ini.

Yogyakarta, 07.06.2012
Nunung Wulandari

ShareTweetPin1
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ummu Sa'id

Ummu Sa'id

Artikel Terkait

Ruh Bagi Salat

Ruh Bagi Salat

oleh Annisa Auraliansa
2 Januari 2024
0

Hamba yang khusyuk, ketika ia melaksanakan salatnya, ia akan memperbagus rukuk, sujud dan kekhusyukannya, seakan-akan salat tersebut merupakn saat akhir...

Mengobral Aurat Merusak Masyarakat (1)

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
9 Mei 2008
19

Seorang perempuan cerdik dan shalihah Ummu Abdillah Al-Wadi'iyah berkata: "Sungguh, musuh-musuh Islam telah mengetahui bahwa keluarnya kaum perempuan dengan mempertontonkan...

Membaca Kalamullah dengan Benar Nan Indah (1)

oleh Athirah Mustajab
19 Mei 2010
6

Musi' atsim adalah orang yang jelek bacaannya dan mendapatkan dosa dari Allah 'Azza wa Jalla, yaitu orang-orang yang merasa cukup...

Artikel Selanjutnya

Gatal-Gatal Pada Buah Hati

Komentar 3

  1. Yani Adi Setya K says:
    13 tahun yang lalu

    Subhanalloh..Astagfirulloh sholat malam adalah amalan berat, seberat itu pula timbangan di akherat..Nikmatnya tidur tidak senikmat jika bisa bangun malam (nikmat yang luar biasa)…

    Balas
  2. zahrul Anwar says:
    12 tahun yang lalu

    Mohon tips2 untuk bisa istiqomah dalam melakukan sholat malam…

    Balas
  3. Awaludin says:
    12 tahun yang lalu

    jazakumullahu khairan

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.