Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Dikala Sakit…

Ummu Sa'id oleh Ummu Sa'id
31 Januari 2012
di Akhlak dan Nasihat
3
Share on FacebookShare on Twitter

Bismillah…… washalatu wassalamu ‘ala Rasulillah wa’ala aalihi wa ashabihi waman tabi’ahum biihsan ila yaumiddin…. amma ba’du

Saudariku, semoga Allah merahmatimu.

Begitu banyak kenikmatan yang Allah karuniakan kepada kita. Kenikmatan yang tiada terhitung dan tak dapat pula diganti dengan emas permata. Salah satunya adalah nikmat sehat yang banyak kita lalaikan. Akan tetapi, bagaimana jika Allah menghendaki kesehatan itu lenyap dari kita sehingga kita menderita sakit? Apakah yang harus kita lakukan agar sakit yang kita alami dapat berubah menjadi ladang pahala dan penghapus dosa?

  • Orang yang sedang jatuh sakit berkewajiban untuk rela menerima ketetapan Allah, bersabar menghadapi takdir-Nya, dan berprasangka baik kepada-Nya. Semua itu akan lebih baik baginya.Hal itu sebagaimana pernah disinggung Rasullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya,

    عَجَبًا لأَمْرِ المُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ له خَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ: إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا له، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا له

    “Sungguh mengagumkan urusan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik , dan hal itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim, al Baihaqi dan Ahmad)

  • Orang yang sakit harus benar-benar berada dalam keadaan antara rasa takut dan berharap, takut kepada siksa Allah atas dosa-dosanya disertai dengan perasaan mengharapkan rahmat-Nya. Dasarnya adalah hadis Anas radhiyallahu ‘anhu: “Bahwasannya Nabi  shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjenguk seorang pemuda saat menjelang kematiannya. Kemudian beliau bertanya : “Apa yang engkau rasakan?” Dia menjawab: Demi Allah, wahai Rasulullah, sesungguhnya aku benar-benar berharap kepada Allah dan sesungguhnya aku takut akan dosa-dosaku.” Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

    لَا يَجْتَمِعَانِ فِي قَلْبِ عَبْدٍ فِي مِثْلِ هَذَا الْمَوْطِنِ إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ مَا يَرْجُو، وَآمَنَهُ مِمَّا يَخَافُ

    “Tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba kedua hal tersebut dalam keadaan semacam ini (sakit), melainkan Allah akan merealisasikan harapannya dan memberikan rasa aman dari apa yang dia takuti.” (HR. Turmudzi dan yang lainnya dengan sanad hasan).

  • Separah apapun penyakit yang diderita seseorang, dia tidak diperbolehkan untuk mengharapkan kematian. Pernyataan ini berdasarkan hadis Ummu al-Fadhl (istri Abbas) radiyallahu ‘anha, bahwasannya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjenguk mereka, sementara ‘Abbas, paman Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, tengah mengeluh (karena sakit) sampai mengharapkan kematian. Maka  Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

    يَا عَبَّاسُ، لَا تَتَمَنَّ الْمَوْتَ، فَإِنْ تَكُ مُحْسِنًا فَتَزْدَادَ إِحْسَانًا، خَيْرٌ لَكَ، وَإِنْ تَكُ مُسِيئًا فَتَسْتَعْتِبَ، خَيْرٌ لَكَ، فَلَا تَتَمَنَّ الْمَوْتَ

    “Wahai pamanku, janganlah engkau mengharapkan kematian. Karena sesungguhnya, jika engkau seorang yang baik lalu diberi usia yang panjang, engkau bisa menambah kebaikanmu, dan itu lebih baik. Adapun jika engkau seorang yang banyak berbuat buruk lalu diberi tenggang usia, kemudian engkau berhenti dari perbuatan buruk tersebut dan bertobat, maka yang demikian itu lebih baik. Karena itu janganlah engkau mengharapkan kematian.” (HR. Ahmad)

    Dalam riwayat yang lain, yang disebutkan oleh as-Syaikhan (Bukhari dan Muslim), al-Baihaqi (III/377) dan lainnya dari hadis Anas, dengan kalimat senada dengan hadis tersebut secara marfu’, di dalamnya disebutkan :

    لَا يَتَمَنَّيَنَّ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا بُدَّ فَاعِلًا، فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي

    “Kalau dia terpaksa harus melakukan hal tersebut (mengharapkan kematian), hendaklah dia berdoa: ‘Ya Allah, hidupkanlah aku jika hidup ini lebih baik bagiku dan matikanlah aku jika kematian itu lebih baik bagiku.’” Hadis shahih, sebagaimana telah di-takhrij dalam kitab Irwaa-ul Ghalil (no. 683).

  • Jika orang yang sakit itu mempunyai beberapa kewajiban yang harus dibayarkan, hendaklah ia segera menunaikan kepada yang berhak, jika memang dia tidak merasa kesulitan untuk melakukannya. Jika tidak demikian, hendaklah dia berwasiat mengenai kewajibannya. Dalilnya adalah sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam:

    مَنْ كَانَتْ عِنْدَهُ مَظْلِمَةٌ لأَخِيهِ مِنْ عِرْضِهِ أَوْ مِنْ شَيْءٍ، فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ، قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ، إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلِمَتِهِ، وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ، أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ

    “Barangsiapa yang pernah mendzlimi saudaranya, baik terhadap kehormatan maupun hartanya, hendaklah dia meminta untuk dihalalkan sekarang, sebelum tiba hari Kiamat , ketika dinar dan dirham tidak lagi diterima. Jika dia memiliki amal shalih, maka amal itu akan diambil sesuai besar kedzalimannya dan diberikan kepada yang berhak. Jika dia tidak memiliki amal shaleh maka dosa-dosa orang yang didzalimi akan diambil dan dibebankan kepadanya.”

    Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda :

    مَن مَاتَ وَوَارَثَهُ دَيْنٌ فَلَا يَكُونُ فِي الآخِرَةِ دِينَارٌ وَلا دِرْهَمٌ، إِنَّمَا يَكُونُ فِي كُرَمٍ وَفَجُورٍ

    “Siapa yang meninggal dunia sementara dia masih menanggung hutang maka (sadari) di sana (akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham, melainkan kebaikan dan keburukan.” (HR. Hakim,  Abu Dawud, At-Thabarani, dan dishahihkan al-Albani)

    Donasi Muslimahorid

    Keharusan untuk segera merealisasikan wasiat bagi orang yang sakit. Hal ini didasarkan pada sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam :

    لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ يَمْلِكُ شَيْئًا يُوصِي فِيهِ يَبِيتُ لَيْلَتَيْنِ إِلَّا وَوَصِيَّتُهُ عِندَهُ

    “Tidaklah benar bagi seorang Muslim yang masih bertahan hidup dua malam, sementara dia mempunyai sesuatu yang hendak dia wasiatkan, melainkan wasiatnya sudah tertulis dekat kepalanya.” (HR. Muslim)

  • Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallammemerintakan untuk  berobat dan berupaya mencari kesembuhan serta tidak berputus asa dari kesembuhan atas suatu penyakit.Dari Jabir bin ‘Abdillah, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasannya beliau bersabda :

    إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَمْ يُنَزِّلْ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً، عَلِمَهُ مَن عَلِمَهُ وَجَهِلَهُ مَن جَهِلَهُ

    “Setiap penyakit itu pasti ada obatnya. Oleh karena itu, barang sipa yang tepat dalam melakukan pengobatan suatu penyakit, maka dengan izin Allah ‘azza wa  jalla dia akan sembuh.” (HR. Muslim, Ibn Hiban, dan Hakim)

    Dari abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita bahwa Rasulullah bersabda :

    مَا أَنْزَلَ اللَّهُ دَاءً إِلَّا أَنْزَلَ لَهُ شِفَاءً

    “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia turunkan obat untuknya.” (HR. Ibn Majah dan dishahihkan al-Albani)

Saudariku hayatilah hadis Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berikut, semoga menjadi penghibur bagi engkau yang sedang sakit.

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah radiyallahu’anhuma, bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حَزَنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim ditertimpa kepayahan, penyakit, keguncangan, kedukaan, maupun kesulitan, bahkan sampai duri yang menusuknya, melainkan dengannya Allah akan menghapukan kesalahan-kesalahannya.” (Mutatafaq’alaih)

Dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu, ia berkata, aku pernah masuk ketempat Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, ketika beliau tengah menderita sakit panas, lalu aku bertanya: “Ya Rasulullah, sesungguhnya engkau benar-benar menderita sakit panas yang sangat tinggi.” Beliau menjawab:

“Benar,  sesungguhnya aku menderita sakit panas seperti yang dirasakan oleh dua orang ( dilipatkan dua kali)  diantara kalian.” Ibnu Mas’ud bertanya lagi: Itu berarti engkau mendapatkan dua pahala? Beliau menjawab : “Benar, seperti itulah kiranya.

مَا يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ مِنْ هَمٍّ وَلَا حَزَنٍ وَلَا مَصِيبَةٍ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ، وَكَانَتْ خَطَايَاهُ تَسْقُطُ كَمَا يَسْقُطُ وَرَقُ الشَّجَرِ

“Tidaklah seorang muslim tertimpa oleh suatu yang tidak menyenangkan, sakit atau yang lainnya, melainkan Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya. Dan dosanya akan berguguran sebagaimana pohon menggugurkan daunnya.” (Muttafaq ‘alaih)

Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا، ابْتَلَاهُ

“Barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan baginya, maka akan ditimpakan cobaan padanya.” (HR. Al-Bukhari)

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مَعَ الْمُحْتَسِبِ فِي اللَّيْلِ وَالْيَوْمِ عَزَاءً إِذَا فَجَعَ فِي أَعْظَمِهِ فِيهِمْ فِيهِ وَإِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا وَفَجَعَكُمْ فِي فِيهِمْ وَرَضِيَ فَذَارَكُمْ وَإِنَّ أَشَارَ أَبِيكُم رَضِيَ

“Sesungguhnya besarnya pahala tergtantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya Allah subhanahu wa ta’ala jika mencintai suatu kaum maka Dia akan memberikan cobaan kepada mereka. Barang siapa yang ridha maka dia akan memperoleh keridhaan-Nya dan barangsiapa yang murka maka dia akan memperoleh kemurkaan-Nya.”  (HR. At-Tirmidzi, dia mengatakan; Hadis ini Hasan)

Demikian yang bisa kami haturkan, semoga Allah ta’ala memberi kesembuhan kepada saudari yang sedang sakit, memberikan kesabaran kepada mereka dan menghapuskan  dosa-dosa mereka. Amiin….

Wabillahi taufiq walhamdulillahi rabbil ‘aalmiin

***
artikel muslimah.or.id
Penulis: Ismianti Ummu Maryam
Murajaah: Ustadz Ammi Nur Baits

Maraaji’ :

1. Terjemah Hukum Dan Tata Cara Mengurus Jenazah Menurut Al-Qur’an Dan As-Sunnah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani,Pustaka Imam Asy-SYafi’i ,2005,Bogor.

2. Terjemah Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 1, Syaikh Salim Bin ‘Ied Al-Hilali, Pustaka Imam Syafi’i Maret 2008.

3. Terjemah Bekam Cara Pengobatan Menurut Sunnah Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam, DR. Mumahammad Musa Alu Nashr, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, September 2005.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ummu Sa'id

Ummu Sa'id

Artikel Terkait

Sudah Ikhlaskah Aku??

oleh Dian Pratiwi
2 Juni 2015
0

???????? ??????????? ???????????? ? ?????????? ????????? ??? ????? ? ?????? ??????? ?????????? ????? ??????? ??????????? ???????????? ????? ??????? ??????????? ?...

Cinta sejati dalam islam

Cinta Sejati Dalam Islam

oleh Muhammad Arifin Baderi
13 Februari 2010
455

Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu...

Tujuan Dan Hikmah Nasehat

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
24 April 2019
0

Nasehat adalah salah satu bentuk dakwah kepada agama Allah Ta’ala dan menjadi salah satu cara (metode) dari banyaknya cara dalam...

Artikel Selanjutnya

Lihatlah Siapa Temanmu

Komentar 3

  1. bayu says:
    13 tahun yang lalu

    assalamu’alaikum warohmatulohi wabarokatu……
    izin copas y!
    syukron!

    Balas
  2. welas kustiani says:
    13 tahun yang lalu

    Assalamu’alaikum, izin copi

    Balas
  3. Umu shafiyyah says:
    13 tahun yang lalu

    Subhanallah. Ilmu yang sangat bermanfaat. Ana baru saja disembuhkan Allah dari sakit. Dan Ana merasakan kita harus banyak bersyukur dengan nikmat sehat. Dan terus berpegangan kuat pada Allah ketika sakit…
    Ketika sakit bersyukurlah bahwa kita punya saudara2 yang memperhatikan dan mendoakan karena semua itu juga bagian dari memberi semangat dan kekuatan kita.
    Mudah mudahan dengan kesabaran dan keikhlasan Allah akan menjadikan kita mukmin/ mukminah yang lebih baik disisi Allah.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.