Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Zuhudlah Terhadap Dunia…

Umi Farikhah oleh Umi Farikhah
23 September 2011
di Akhlak dan Nasihat
6
Share on FacebookShare on Twitter

“Zuhudlah terhadap dunia, niscaya kamu dicintai Allah. Zuhudlah terhadap apa yang dimiliki manusia, niscaya kamu akan dicintai oleh mereka.” (HR. Ibnu Majah. Ibnu Hajar berkata dalam Bulughul Maram, isnadnya hasan)

Pengertian zuhud adalah berpalingnya keinginan terhadap sesuatu kepada sesuatu yang lebih baik darinya.

Zuhud terhadap dunia bukanlah dengan mengharamkan yang halal dan bukan pula dengan membuang harta. Tetapi zuhud terdahap dunia adalah engkau lebih yakin dan percaya kepada apa yang di tangan Allah daripada apa yang ada di tanganmu. Juga engkau bersikap sama, baik ketika ditimpa musibah maupun tidak, serta dalam pandanganmu, orang lain adalah sama, baik yang memujimu atau yang mencelamu karena kebenaran.

Tingkatan Zuhud

Pertama,

Donasi Muslimahorid

Seseorang yang zuhud terdahap dunia, tetapi ia sebenarnya menginginkannya. Hatinya condong kepadanya, jiwanya berpaling kepadanya, namun ia berusaha untuk mencegahnya. Ini adalah mutazahhid (orang yang berusaha zuhud).

Kedua,

Seseorang meninggalkan dunia – dalam rangka taat kepada Allah Ta’ala – karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang hina dina, jika dibandingkan dengan apa yang hendak digapainya. Orang ini sadar betul bahwa ia berzuhud, walaupun ia juga memperhitungkannya. Keadaan pada tingkatan ini seperti meninggalkan sekeping dirham untuk mendapatkan dua keping dirham.

Ketiga,

Seseorang yang zuhud terhadap dunia dalam rangka taat kepada Allah dan dia berzuhud dalam kezuhudannya. Artinya ia melihat dirinya tidak meninggalkan sesuatupun. Keadaannya seperti orang yang membuang sampah, lalu mengambil mutiara. Perumpamaan lain adalah seperti seseorang yang ingin memasuki istana raja, tetapi dihadang oleh seekor anjing di depan pintu gerbang. Lalu ia melemparkan sepotong roti untuk mengelabui anjing tadi. Dan ia pun masuk menemui sang raja.

Begitulah, setan adalah anjing yang menggonggong di depan pintu gerbang menuju Allah Ta’ala, menghalangi manusia untuk memasukinya. Padahal pintu itu terbuka, hijabpnya pun tersingkap. Dunia ini ibarat sepotong roti. Siapa yang melemparkannya agar berhasil menggapai kemuliaan Sang Raja, bagaimana mungkin masih memperhitungkannya?

Wallahu a’lam

Diringkas dari buku Tazkiyatun Nafs, Ibnu Rajab Al-Hambali, Ibnu Qayyim Al-Jauiyyah, Imam al-Ghazali, Putaka Arafah dengan perubahah seperlunya oleh redaksi muslimah.or.di

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Umi Farikhah

Umi Farikhah

Artikel Terkait

Ketika Bumi Berguncang

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
26 Desember 2016
0

Sebuah musibah dahsyat yang pernah menimpa penduduk desa Legetang di daerah kabupaten Banjarnegara, nyaris seperti azab yang ditimpakan oleh Allah...

Mudah memaafkan

Mudah Memaafkan

oleh Bini Arta Utama
25 Januari 2024
0

Dalam kehidupan ini, kita tidak selalu nyaman ketika berinteraksi dengan orang di sekitar kita. Hidup kita senantiasa disertai dengan gangguan...

Semakin “Ngustadz” Semakin Cair Dan Bermudahan Dengan Wanita?!

oleh Yulian Purnama
11 November 2019
1

Tidaklah ada sepeninggalku fitnah (cobaan) yang paling berbahaya bagi lelaki selain fitnah (cobaan) terhadap wanita.

Artikel Selanjutnya

Pembinaan Aqidah Untuk Buah Hati (2)

Komentar 6

  1. Siti Robiatul Adawiyah says:
    14 tahun yang lalu

    Assalamualaikum, ijin share ukhti…syukron, jazakillah..

    Balas
  2. anna rokhana says:
    14 tahun yang lalu

    izin share ya…. syukron

    Balas
  3. antika says:
    14 tahun yang lalu

    assalamu’alaikum, ,syukron,artikelx sgt bgus,ijin shared y ukhti. .jazakaallahu khairan

    Balas
  4. muslim says:
    14 tahun yang lalu

    izin share ya um.. jazakillaH khoiron

    Balas
  5. Priya says:
    13 tahun yang lalu

    Assalammualaikum, wr.wb
    Bismillah.
    Ilmu Syariat serta Ilmu Tauhid mana yg lebih utama dan mana yg harus diutamakan??..
    Tolong dijawab rasa penasaran saya ini,

    wassalam.wr.wb

    Balas
    • muslimah.or.id says:
      13 tahun yang lalu

      @ Priya
      Wa’alaikumussalam,
      Ilmu tauhid termasuk ilmu syari’at dari agama yang mulia ini. Mempelajari ilmu tauhid tidak harus menyampingkan dan meningglakan mempelajari cabang ilmu syar’I yang lain seperti fiqh,aqidah,muamalah,adab dan yang lainnya. Karena satu dengan yang lain saling melengkapi dan berkaitan. Wallahua’lam

      Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.