Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Hadits Dhaif dan Maudhu’ Seputar Ramadhan (Bag.2 Pengertian)

Ummu Sufyan Rahmawati Woly oleh Ummu Sufyan Rahmawati Woly
19 Agustus 2011
di Ramadan
0
Share on FacebookShare on Twitter

Hadits dha’if (????) adalah hadits yang tidak memenuhi persyaratan hadits shahih atau hasan. [Lihat Muqaddimah Ibnu Shalah (hal. 41), Ikhtishar Ulumil Hadits (hal. 44), Taudhihul Afkar (I/247), Musthalahul Hadits (hal. 15), Syarh Mandzumah Al-Baiquniyyah (hal. 45), dan Tadribur Rawi (I/195)]

Hadits maudhu’ (?????) adalah hadits yang dibuat-buat dan didustakan atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. [Lihat Muqaddimah Ibnu Shalah (hal. 95), Lamahat ‘an Ushulil Hadits (hal. 305), Musthalahul Hadits (hal. 35), Syarh Mandzumah Al-Baiquniyyah (hal. 45), dan Tadribur Rawi (I/323)]

Hadis maudhu’ (palsu) bisa diketahui ketika dalam sanadnya terdapat salah satu perawi yang pernah dikenal telah berdusta dalam menyampaikan hadis Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan tidak ada jalur lain, selain dari orang pendusta ini. [Muqadimah fi Musthilah Hadist karya al-Khusyu’i, hlm. 439]

Hal-Hal Yang Menyebabkan Hadits Menjadi Dha’if

Suatu hadits menjadi dha’if (lemah) disebabkan oleh dua hal, yaitu:

Donasi Muslimahorid

Sebab pertama, terputusnya atau gugurnya sanad.

Sanad (???) adalah jalur untuk sampai kepada matan, atau rangkaian perawi yang menghubungkan kepada matan hadits. [Lihat Taisir Musthalahul Hadits (hal. 18), Musthalahul Hadits (hal. 58), dan Tadribur Rawi (I/27)]

Ada beberapa jenis hadits dha’if yang disebabkan oleh terputusnya sanad, yaitu:
1. Hadits mu’allaq (??????), yaitu hadits yang terputus dari sanad awalnya sesudah mukharrij (imam pencatat hadits).
2. Hadits mu’dhal (??????), yaitu hadits yang dalam sanadnya terputus dua orang rawi atau lebih, secara berturut-turut.
3. Hadits munqathi’ (???????), yaitu hadits yang dalam sanadnya gugur seorang rawi sebelum sahabat, atau gugur dua orang rawi di dua tempat dengan syarat tidak berturut-turut.
4. Hadits mudallas (???????), yaitu hadits yang sanadnya disembunyikan dan disangkakan pada derajat yang lebih tinggi daripada derajat yang sebenarnya. Orang yang melakukannya disebut mudallis dan perbuatannya disebut tadlis.

Tadlis terbagi menjadi dua, yaitu:

a.Tadlis isnad(?????? ???????), yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi dari seorang rawi yang sezaman dan bertemu dengannya, akan tetapi dia tidak mendengar hadits dari rawi tersebut. Kemudian dia membuat keraguan dengan memakai lafazh yang seolah-olah ia mendengar darinya.

Tadlis isnad terbagi dalam beberapa macam, yaitu:

Pertama, Tadlis taswiyah (????? ???????), yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi mudallis yang mendengar hadits itu dari syaikh atau gurunya yang tsiqah (terpercaya). Rawi yang tsiqah ini menerima hadits dari rawi yang dha‘îf (lemah), kemudian rawi yang lemah ini meriwayatkan hadits tersebut dari rawi lain yang tsiqah. Lalu untuk membaguskan sanad hadits tersebut, si mudallis menggugurkan rawi yang lemah yang berada diantara dua rawi yang tsiqah dengan menggunakan lafazh yang tidak tegas, seolah-olah rawi tsiqah yang pertama menerima hadits itu dari rawi tsiqah yang kedua. Padahal diantara keduanya ada seorang rawi yang dha’if, namun namanya dihilangkan dari urutan sanad.

Kedua, Tadlis ’athaf (????? ?????), yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi mudallis yang dia mendengar hadîts itu dari syaikh atau gurunya, kemudian ia iringi dengan rawi yang lain dengan menggunakan huruf ’athaf (yakni huruf wawu: ?). Namun, dia tidak mendengar hadits itu dari rawi kedua yang dia ‘athaf-kan.

Ketiga, Tadlis sukut (????? ???????), yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang mudallis dengan menggunakan lafazh yang tegas. Kemudian dia diam dengan niat memutuskan pembicaraan, setelah itu dia berkata, ”Si Fulan”.

b. Tadlis Syuyukh (????? ??????), yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang Mudallis, dimana dia mensifatkan syaikhnya dengan suatu sifat yang tidak dikenal, berupa nama, kunyah, nasab, atau laqab atau gelaran dan lain-lain.

5. Hadits Mursal (??????), yaitu hadits yang disandarkan oleh tabi‘in secara langsung kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa menyebutkan nama sahabat yang meriwayatkannya.

Selain Hadits Mursal Tabi’in, Hadits Mursal juga terbagi menjadi:

a. Mursal Khafi(?????? ?????), yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi dari seorang rawi yang semasa atau sezaman dengannya, akan tetapi dia tidak pernah bertemu dengannya.
b. Mursal Shahabi(???? ????????), yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sahabat yang dia sendiri tidak mendengar secara langsung atau melihat kejadiannya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi dengan perantaraan sahabat lain, baik karena ia masih sangat kecil, atau karena masuk Islam belakangan, atau karena sebab lain.

Sebab kedua, tercelanya (cacat) seorang atau beberapa rawi.

Rawi (??????) adalah orang yang meriwayatkan hadits.
Hadits dha‘îf yang disebabkan karena cacat dan tercelanya rawi ada sepuluh macam. Lima macam berkaitan dengan ke-‘adalah-an rawinya dan lima macam lagi berkaitan dengan ke-dhabith-an rawinya.

Al-‘Adalah (???????) yaitu orang muslim, berakal, dewasa, terbebas dari sebab-sebab kefasikan dan rusaknya muru’ah (wibawa). [Lihat Syarh Nukhbatul Fikr (hal. 28-29), Musthalahul Hadits (hal. 17), dan Tadribur Rawi (I/61)]
Adh-Dhabth (?????) yaitu seorang perawi yang kuat hafalannya ketika meriwayatkan hadits dengan hafalan yang sempurna dan tanpa keraguan. [Lihat Syarh Nukhbatul Fikr (hal. 28-29), Musthalahul Hadits (hal. 17), dan Tadribur Rawi (I/61)]

1. Sebab-sebab hadits dha’if yang berkaitan dengan ’adalah-nya seorang rawi, yaitu:

a. Karena dusta dan bohongnya rawi atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan sengaja. Hadits yang diriwayatkannya disebut hadits maudhu’.
b. Karena rawi tersebut dituduh telah berdusta atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hadits yang diriwayatkannya disebut hadits matruk.
c. Karena rawi tersebut sering melakukan kesalahan atau buruk kesalahannya dalam meriwayatkan hadits.
d. Karena rawi tersebut sering lalai dalam meriwayatkan hadits, yakni tidak teguh atau kuat di dalam meriwayatkannya.
e. Karena rawi tersebut adalah seorang yang fasik. Hadits yang diriwayatkan oleh rawi dari poin C sampai poin E, haditsnya disebut hadits munkar.

2. Sebab-sebab hadits dha’if yang berkaitan dengan dhabith-nya seorang rawi, yaitu:

a. Karena rawi tersebut sering waham (ragu-ragu). Hadits yang diriwayatkannya disebut hadits ma’lul.
b. Karena riwayat dari yang tsiqah, menyalahi riwayat dari rawi yang lebih tsiqah. Hadits yang diriwayatkannya disebut hadits syadz.
c. Karena rawi tersebut seorang yang majhul (tidak dikenal) atau mubham (samar-samar).
d. Karena rawi tersebut seorang ahli bid‘ah.
e. Karena rawi tersebut buruk hafalannya.

Bersambung insyaallah

Baca juga,
Taisir Musthalah Hadits (7): Maudhu’
Taisir Musthalah Hadits (5): Penjelasan untuk Sanad yang Terputus, Tadlis & Mudhthorib

***
muslimah.or.id
Penyusun: Ummu Sufyan Rahmawaty Woly bintu Muhammad
Muraja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

Maraji’:

1. Al-Ba’itsul Hatsits Syarh Ikhtishar ‘Ulumil Hadits, AL-Hafizh Ibnu Katsir, cetakan Maktabah Al-Ma’arif, Riyadh.

2. Al-Ihkam fi Ushulil Ahkam, Imam Abi Muhammad Ali bin Ahmad bin Sa’id bin Hazm, cetakan Darul Afaq Al-Jadidah, Beirut.

3. Al-Maudhu’at min Al-Ahaditsil Marfu’at, Ibnul Jauzi, cetakan Adhwa’us Salaf, Riyadh.

4. Al-Wadh’u fil Hadits, Dr. ‘Umar Hasan Falatah, cetakan Maktabah Al-Ghazali, Damaskus.

5. As-Sunnah Qabla At-Tadwin, Muhammad ‘Ajaj Al-Khathib, cetakan Maktabah Wahbah, Kairo.

6. As-Sunnah wa Makanatuha fit Tasyri’ Al-Islami, Mushthafa As-Siba’i, cetakan Al-Maktab Al-Islami, Damaskus.

7. Ensiklopedi Amalan Sunnah di Bulan Hijriyyah, Abu ‘Ubaidah Yusuf As-Sidawi dan Abu ‘Abdillah Syahrul Fatwa, cetakan Pustaka Darul Ilmi, Bogor.

8. Fathul Bari bi Syarh Shahih Bukhari, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani, cetakan Darul Hadits, Kairo.

9. Hadits Lemah dan Palsu yang Populer di Indonesia, Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf.

10. Irwa’ul Ghalih fi Takhriji Ahadits Manaris Sabil, Muhammad Nashiruddin Al-Albani, cetakan Al-Maktab Al-Islami, Beirut.

11. Manzilatus Sunnah fit Tasyri’ Al-Islami, Muhammad Aman bin ‘Ali Al-Jami, cetakan Darul Minhaj, Kairo.

12. Musthalahul Hadits, Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, cetakan Daar Ibnul Jauzi, Riyadh.

13. Penolakan M. Quraish Shihab Terhadap Hadits Keberadaan Allah (Sebuah Tinjauan Kritik Hadits), Sofyan Hadi bin Isma’il Al-Muhajirin, skripsi kelulusan sarjana Fakultas Tafsir Hadits UIN, Bandung.

14. Qawa’idut Tahdits, Muhammad Jamaluddin Al-Qasimi, cetakan Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, Beirut.

15. Shahih Muslim, Imam Abi Al-Husain Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qusyairi An-Naisaburi, cetakan Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah, Beirut.

16. Silsilah Al-Ahadits Adh-Dha’ifah wal Maudhu’ah, Muhammad Nashiruddin Al-Albani, cetakan Maktabah Al-Ma’arif, Riyadh.

17. Sunan Ibnu Majah, Abi ‘Abdillah Muhammad bin Zaid Al-Qazwini (Ibnu Majah), cetakan Maktabah Al-Ma’arif, Riyadh.

18. Syarh Manzhumah Al-Baiquniyyah, Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, cetakan Maktabah Al-‘Ilmu, Kairo.

19. Syarh Nukhbatul Fikr fi Musthalah Ahlil Atsar, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalaniy, cetakan Darul Mughniy, Riyadh.

20. Syarhus Sunnah, Imam Abu Muhammad Al-Hasan bin ‘Ali bin Khalaf Al-Barbahari, cetakan Maktabah Darul Minhaj, Riyadh.

21. Tadribur Rawi, Al-Hafizh Jalaluddin As-Suyuthi, cetakan Daar Thaybah, Riyadh.

22. Taisir Musthalahul Hadits, Mahmud Ath-Thahhan, cetakan Maktabah Al-Ma’arif, Riyadh.

23. Takhrijul Ihya’ ‘Ulumuddin, Al-Hafizh Abi Fadhl Zainuddin ‘Abdurrahman bin Husain Al-‘Iroqi, cetakan Maktabah Daar Thabariyyah, Riyadh.

24. Tamamul Minnah fit Ta’liq ‘ala Fiqhus Sunnah, Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, cetakan Daar Ar-Rayah, Riyadh.

25. Taqribut Tahdzib, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani, cetakan Baitul Afkar Ad-Dauliyyah, Riyadh.

26. Dan kitab-kitab lain.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Ummu Sufyan Rahmawati Woly

Ummu Sufyan Rahmawati Woly

Artikel Terkait

Keistimewaan Bulan Ramadan

Keistimewaan Bulan Ramadan, Waktu Terbaik dalam Mendekatkan Diri kepada Allah

oleh Rahmadita Fajri Indra
27 Februari 2025
0

Bulan Ramadan memiliki banyak sekali keutamaan dan keistimewaan daripada bulan yang lain, di antaranya adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an. Dalilnya telah...

Hal-Hal yang Dapat Mendukung Wanita untuk Mencapai Ketaatan Selama Bulan Ramadhan

oleh Ummu Sa'id
14 Agustus 2011
3

Hal-Hal yang Dapat Mendukung Wanita untuk Mencapai Ketaatan Selama Bulan Ramadhan Syaikh Shalih al-Fauzan pernah ditanya: "Hal-hal apa sajakah yang...

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H

oleh Umi Farikhah
30 Agustus 2011
1

???????????????????????? ?????????????? ????????? Segenap tim redaksi muslimah.or.id mengucapkan: ????????? ??????? ?????? ?????????? "Semoga Allah menerima (amalan) dari kami dan darimu...

Artikel Selanjutnya

Hadits Dhaif dan Maudhu' Seputar Ramadhan (Bag.3 Sejarah dan Ciri-ciri Hadits Dhaif)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.