Muslimah.or.id
Donasi Muslimah.or.id
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id

Menjadi Benalu Apa Tidak Malu?

Ummu Ziyad oleh Ummu Ziyad
27 Mei 2021
Waktu Baca: 4 menit
23
334
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Menyenangkan ketika kita melihat orang yang dibantu tersenyum bahagia dan mengucapkan terima kasih. Akhirnya yang memberi bantuan pun ikut tersenyum dan secara lahir juga terlihat ikhlas. Nah, bagaimana kalau si peminta bantuan ini esoknya meminta bantuan lagi padanya, kemudian esoknya lagi, dan esoknya lagi…

Kita mungkin sering melihat teman, saudara atau tetangga kita meminta bantuan kepada orang lain, atau bahkan ke diri kita sendiri. Seperti ada yang kurang ketika bantuan itu tidak kunjung datang atau tidak ada yang memenuhi. Akhirnya kita yang tidak dimintai bantuan sedikit-sedikit mencoba membantu. Apalagi jika ingat sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Barang siapa menghilangkan satu kesulitan dari orang muslim maka Allah mebalasnya dengan menghilangkan daripadanya satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan yang ada pada hari kiamat” (HR. Bukhari dan Muslim).

Majelis ilmu di bulan ramadan

Namun, bagaimanakah jadinya bila orang tersebut terus menerus meminta bantuan kepada kita, atau kepada orang-orang sekitarnya. Alhasil, setiap ia memanggil seseorang, sudah dapat diperkirakan ia akan merepotkan orang tersebut kalau tidak bisa dibilang menyusahkan.

Seorang muslim yang beriman disyari’atkan untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Namun, tidak berarti setiap saat kita boleh terus menerus meminta bantuan kepada orang lain. Karena di samping diperintahkan untuk saling tolong menolong, kita juga diperintahkan untuk menjadi muslim yang kuat. Kita dapat melihat contoh salah satu sahabat dari kalangan muhajirin yaitu Abdurrahman bin ‘Auf radhiallahu ‘anhu. Ketika baru saja hijrah ke Madinah, ia tidak membawa harta kekayaannya yang ada di Mekah. Ia yang dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan Sa’ad bin Ar Rabi’ Al-Anshari radhiallahu ‘anhu ditawari begitu banyak kenikmatan berupa istri, harta dan kebun. Tetapi ia menolak semua itu dan memilih untuk berusaha sendiri dan mengembangkan usahanya sendiri lewat jual beli di pasar. Allah Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang. Sepulang dari pasar itu, ia sudah dapat membawa pulang sebiji emas.

Yang perlu diingat lagi adalah, ketika kita mendapat kebaikan dari orang lain (dan mendapat bantuan itu sama saja dengan mendapat kebaikan dari orang lain), maka kita juga diperintahkan untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan yang serupa atau yang lebih baik lagi. Kalaupun tidak dapat membalasnya, maka kita dapat mendoakan kebaikan untuk orang tersebut. Ada dua syarat utama dalam Islam ketika kita meminta tolong kepada makhluk (manusia).

  1. Yang dimintai bantuan memiliki kemampuan. Kemampuan di sini adalah kemampuan untuk memenuhi permintaan tersebut. Karena sesungguhnya manusia adalah makhluk yang sangat lemah dan memiliki banyak kekurangan. Hanya Allah-lah yang Maha Kuasa untuk mengabulkan semua permintaan hamba-Nya.
  2. Hadir atau berstatus hadir. Maksudnya di sini adalah orang tersebut ada di hadapan kita sehingga dapat melaksanakannya, atau bisa juga ketika kita menggunakan sarana komunikasi yang mengatasi masalah jarak. Nah, lain lagi kalau kita meminta tolong kepada yang sudah meninggal. Misalnya dengan mengatakan, “Mbah, atau Bu, saya mau ujian nasional besok, doain saya ya Bu, Mbah”. Padahal keduanya telah meninggal atau berada di tempat jauh, sementara tidak ada komunikasi langsung dengan mereka. Dengan kalimat ini, kita sudah melakukan dosa yang sangat besar, yang dapat mengeluarkan kita dari Islam. karena dosa itu statusnya berbuat kesyirikan kepada Allah Azza wa Jalla.

Di samping syarat utama tadi, ada beberapa hal yang perlu diingat dan diperhatikan ketika kita meminta bantuan kepada orang lain untuk menjaga hubungan baik kita dengan saudara muslim lainnya.

Waktu

Apakah kita akan menyita banyak waktunya atau tidak. Kalau ya, akan lebih baik kita berusaha sendiri, atau kalau perlu membalas dengan kebaikan yang lebih besar lagi. Karena waktu merupakan harta yang tidak dapat dikembalikan kepada seseorang. Dan setiap orang diperintahkan untuk memanfaatkan waktu yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya.

Kondisi

Bagaimana keadaan orang yang dimintai bantuan. Apakah lebih sibuk dari kita. Kalau seperti ini keadaannya, maka kita perlu mencari orang lain atau lebih baik lagi berusaha sendiri. Apalagi jika ternyata orang tersebut sedang sakit atau terkena musibah. Maka menjadi giliran kita untuk memberi bantuan padanya.

Kontinuitas

Meminta bantuan sekali-kali memang masih membuat orang yang dimintai bantuan tersenyum atau melakukannya dengan senang hati. Akan tetapi kalau berlangsung terus menerus, setiap hari, atau bahkan menjadi rutinitas si pemberi bantuan, ini mesti dihindari. Hal ini bisa menyebabkan sesuatu yang menjadi ladang kebaikan bagi si pemberi bantuan, malah menjadi sebuah kedzoliman untuknya. Sudah dimintai bantuan, didzolimi pula. Duh, siapa yang senang kalau keadaannya seperti ini. Padahal seorang muslim dilarang untuk mendzolimi saudaranya.

Empati

Inilah yang perlu diperbesar dan dilatih dari diri kita. Ketika kita memperbesar rasa empati kita, maka kita dapat memperkirakan, bagaimana jika kita dalam posisi yang dimintai bantuan. Kalau kemudian kamu membela diri, “Ah, kalau aku diminta, kalau aku bisa ya aku lakuin kok!”. Nah, kalimat seperti ini sebenarnya telah menunjukkan rasa empati yang kurang. Masalahnya, kalau kita yang terus meminta tolong, bagaimana kita bisa berempati.

“Tolong menolong” merupakan kata yang menunjukkan adanya dua orang yang melakukan pekerjaan “saling” menolong. Jangan menjadikan ayat atau hadits tentang berbuat kebaikan sebagai pembenaran bagi kita untuk terus menerus membuat beban bagi orang lain dengan mengatakan, “Kamu kan jadi tambah pahala!”. Bagaimana jadinya kalau tidak ada yang ingin dekat-dekat dengan kita karena takut akan terus menerus dimintai tolong. Kalau sudah begitu, siapa juga yang rugi.

Wallahu A’lam.

***
Artikel muslimah.or.id
Penulis: Ummu Ziyad Fransiska Mustikawati
Muroja’ah: Ustadz Ammi Nur Baits

Maraji :

  • Syaikh Muhammad At-Tamimi, Kasyfu Syubhat, www.perpustakaan-islam.com
  • Imam Nawawi, Riyadusholihin, Takhrij Syaikh Nashiruddin Al-Albani, Duta Ilmu : Surabaya
  • Syaikh Nashiruddin Al-Albani, Adab Zifaf, Media Hidayah : Yogyakarta
Tags: AdabAkhlakAqidahMuamalah
SEMARAK RAMADHAN YPIA
Ummu Ziyad

Ummu Ziyad

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, Desainer Grafis Yufid.com

Artikel Terkait

Sebesar Antusias Nabi Musa ‘alaihissalam Dalam Menuntut Ilmu

Sebesar Antusias Nabi Musa ‘alaihissalam Dalam Menuntut Ilmu

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
16 November 2022
0

Ilmu itu anugerah dari Allah yang diberikan hanya kepada mereka yang Dia cintai, tidak bisa diwariskan atau diperoleh dari jalur...

Meneladani Sedekah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam

Meneladani Sedekah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
29 Oktober 2022
0

"'Siapakah diantara kalian yang mencintai harta ahli warisnya lebih dari mencintai hartanya sendiri?' Mereka menjawab: 'wahai Rasulullah! Tidak ada seorangpun...

Tanda Diterimanya Amal Saleh

Tanda Diterimanya Amal Saleh

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
20 Oktober 2022
0

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla, Dia menerima amal (kebaikan) seorang hamba dia akan memberi taufik kepada hambaNya tersebut untuk beramal...

Artikel Selanjutnya

Talak Bagian 1 (Hukum Talak)

Komentar 23

  1. mety says:
    12 tahun yang lalu

    Subhanallah…tulisan ini sederhana tapi bisa menjadi bahan muhasabah bagi kita manusia yang lemah…
    Jazakillah…
    Numpang copy ya mbk/mas…semoga dengan tulisan ini bisa menggugah hati2 kita yg sedang haus akan nasehat..

    Balas
    • dimas says:
      9 tahun yang lalu

      tolong menolong tujuan nya untuk meringankan beban orang bukan menanggung beban
      sebaik-baik nya orang adalah orang yang bermanfaat untuk orang lain bukan memanfaatkan orang lain

      Balas
  2. artie says:
    12 tahun yang lalu

    ummi…
    bagaimana kalau dari sisi pemberi?
    kalau sekali dua kali minta bantuan kami senang hati memberi…tapi kami merasa diperlakukan bak sapi perahan, menolak ngga tega, pada akhirnya memberi namun hati jengkel…astaghfirullah…

    Balas
  3. rena says:
    12 tahun yang lalu

    ijin copy…

    Balas
  4. Ummu Sarah says:
    12 tahun yang lalu

    Betul sekali. Hendaknya yang meminta bantuan itu tahu diri, memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan.

    Saling memberi manfaat, bukan salah satu memanfaatkan yang lain. hentikan perbudakan terselubung antar sesama manusia

    Balas
  5. lia says:
    12 tahun yang lalu

    baca tulisan ni jdi ingat sodara yg punya kebiasan buruk slalu mengandalkan bantuan orang lain…ijin copy ya

    Balas
    • khudz ID says:
      5 tahun yang lalu

      justru saya senang selalu membantu org lain

      Balas
  6. bintang jatuh says:
    12 tahun yang lalu

    assalamu’alaikum..

    muslimah… share donk.. bagaimana caranya menghadapi sejumlah orang yang mengatakan bahwa Istri yang menjadi full time house wife dianggap sbg benalu bagi suaminya…. karena ia tidak menghasilkan uang sendiri.

    saya rasa, hal ini banyak dialami wanita muslimah yg mjd full time house wife..

    jazaakunnallohu khoiron ^^

    Balas
  7. info beasiswa says:
    12 tahun yang lalu

    dalam tolong-menolong kita harusnya lebih mementingkan manfaat pada yang kita tolong agar pada kesempatan yang akan datang kita bisa melihat dia mandiri. seperti ungkapan pepatah memberi kail akan lebih bermanfaat dari pada memberikan ikannya.

    Balas
  8. Abu Hafshah says:
    12 tahun yang lalu

    izin share..

    Balas
  9. rohis smaga says:
    12 tahun yang lalu

    menambah ke postingan baru .. syukron :)

    Balas
  10. Mahendra says:
    12 tahun yang lalu

    tulisan yg memberi nasehat berharga buat kita, izin share…

    Balas
  11. Ummu abdillah lape says:
    12 tahun yang lalu

    Hanya org sabar yg diberi pahala tnp batas.
    Sabar mmg pahit tp buahnya sgt maNiz.
    Apapun kondisinya BERSABARLAH

    Balas
  12. akhwat says:
    12 tahun yang lalu

    subhanalloh….
    mdh2an bisa terus interospeksi diri,,
    agar terhindar dari menjadi benalu

    Balas
  13. ummu harits says:
    12 tahun yang lalu

    @bintang jatuh:tergantung model istrinya,kalau dia tidak kerja di luar rumah dan tidak juga di dalam rumah dalam arti tidak bertanggung jawab dengan kondisi rumahnya/sudah ada pembantu yang menyelesaikan semua PR,sehari2nya hanya santai,nonton tv,tidak peduli dengan pendidikan anak,minta ini-itu barang2 konsumtif cocok kalau dibilang benalu tapi kalau dia adalah istri sholihah dan ibu yang bertanggung jawab pasti akan menjadi penenang bagi suaminya dan penyejuk pandangan mata laksana perhiasan dunianya.Bandingkan dengan istri yang bekerja di luar tanpa ada kebutuhan mendesak untuk itu,sudahlah dia pusing dengan urusan kerjanya dipusingkan juga dengan PRnya lalu bagaimana dia bisa menjadi penenang jiwa suami dan anak-anaknya?wallohu a’lam.

    Balas
  14. icih says:
    12 tahun yang lalu

    tolong menolong k wajiban umat yg memiliki k sadaran diri tdk hrs dminta,

    Balas
  15. icih says:
    12 tahun yang lalu

    izin share barokallah

    Balas
  16. ninet winona says:
    12 tahun yang lalu

    Subhanallah..tulisan yang dalam dan sering kita abaikan..semoga aku dan banyak muslimah lainnya bisa memperbaiki diri..jazakumullohu khoyro jaza’…

    Balas
  17. adhe says:
    12 tahun yang lalu

    assalamualaikum…
    ijin copy jazakumullah khoiron katsiro

    Balas
  18. aurora says:
    12 tahun yang lalu

    subhanallah.. :) izin share ya, semoga jadi pengingat bagi kita semua agar menjadi muslimah yang kuat..

    Balas
  19. maritza says:
    11 tahun yang lalu

    Ini kisah saya. Kakak suami yang perempuan sering banget minta bantuan dalam hal finansial. Si A waktu anaknya sakit sampe meninggal suami bolak-balik transfer tanpa sepengetahuan saya. Si B sama saja, minta belikan tiket, dll bahkan terakhir pinjam uang untuk sekolah s2 anaknya, janjinya bulan depan akan dikembalikan tapi sampai saat ini sudah 2 tahun belum juga dibayar malah kesannya pura-pura nggak tau n marah di bbm padahal ngga ditagih. Si C sudah bekerja di bank terkemuka tetapi karena konsumtif dan gaya hidup yg berlebihan akhirnya terlilit hutang hingga puluhan juta rupiah. Karena tak ada saudara lain yang membantu akhirnya suami turun tangan tanpa bicara pada saya. Si D sudah cerai, bekerja dan tinggal di apartemen mewah tetapi smsnya minta dibayarin listrik, air n tetek bengek.
    Bayangin betapa sumpeknya hidup dikelilingi benalu. Herannya lagi bukannya rasa terima kasih yang diterima. Keluarga kami justru di jelekan di depan orang lain. Saya sendiru tanpa alasan dimusuhi. Herannya tanpa tahu diri si c justru mau pinjam duit lagi puluhan juta karena suaminya memakai uang perusahaan.
    Ini keluarga benalu yang bikin hati saya meradang. Panjang kisahnya.

    Balas
  20. jones says:
    5 tahun yang lalu

    1atau 2 kali membantu boleh, kalau di bantu trs menerus namanya benalau, seharusnya sadar diri misalnya saudara a sdh berkeluarga, saudara b sdh berkeluarga, saudara a blh membantu 1 atau 2x tdk hrs terus menerus membantu, klau membntu trs menerus namanya benalu, saudara a juga punya keluarga yg hrs di nafkahi, saudara b seharusnya sadar diri, tdk blh minta trs menerus meminta ke saudara a, ,

    Balas
  21. Rizma says:
    4 tahun yang lalu

    Masyaallah, tulisan ini sedikitnya membuka mata saya atas konflik yang saya alami. Tapi jujur, saya pun masih bingung menyelesaikan konflik itu bagaimana.

    Balas

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id Donasi Muslimah.or.id
Muslimah.or.id

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Aqidah
  • Manhaj
  • Penyejuk Jiwa
  • Fikih dan Muamalah
  • Keluarga
  • Kisah

© 2023 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.