Ramadan adalah bulan beramal. Inilah momen bagi setiap muslim untuk berlomba menunjukkan ibadah terbaik yang bisa ia lakukan. Vibes melakukan amal baik begitu terasa karena setiap orang ingin mendapat ganjaran pahala yang berlipat ganda. Dan ikon amal baik di bulan Ramadan tentu saja adalah puasa.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Namun, tidak setiap muslim kondisinya prima untuk berpuasa. Ibu hamil dan ibu menyusui misalnya. Ada di antara mereka yang tidak kuat berpuasa karena kondisi yang tidak memungkinkan. Bahkan, jika memaksakan diri berpuasa, bisa jadi malah membahayakan diri dan anaknya.
إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى وَضَعَ عَنِ المُسَافِرِ الصَّوْمَ، وَشَطْرَ الصَّلَاةِ، وَعَنِ الحَامِلِ أَوِ المُرْضِعِ الصَّوْمَ أَوِ الصِّيَامَ
“Sesungguhnya Allah menggugurkan kewajiban puasa bagi musafir dan setengah salat (qashar). Dan puasa bagi wanita hamil dan menyusui.” (HR. Tirmidzi (3/162 no. 715))
Sungguh hikmah ketetapan Allah ta’ala ini. Inilah bentuk kasih sayang Allah kepada ibu hamil dan ibu menyusui yang kondisi fisiknya sedang berbeda dari biasanya. Ibu hamil dan ibu menyusui tidak perlu bersedih jika tidak sanggup berpuasa. Karena sesungguhnya amal baik di Ramadan ada banyak macamnya. Bukankah Allah memerintahkan kita beramal sesuai kemampuan kita? Dan bukankah kita tetap bisa beramal sesuai kondisi masing-masing?
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
“Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu” (QS. At-Taghabun: 16)
Di antara amal baik yang bisa dilakukan ibu hamil dan ibu menyusui ketika tidak bisa ikut puasa adalah:
- Ikhlas menerima kondisi saat ini
Perlu kita ingat bahwa segala kondisi itu pada asalnya baik. Pasti ada hikmah di balik episode kehidupan yang Allah tetapkan pada diri kita hari ini. Bukankah menerima takdir Allah juga berpahala? Hendaklah ibu hamil dan ibu menyusui meyakini bahwa tidak ada yang sia-sia dari apa yang telah Allah takdirkan.
عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن إن أصابته سراء شكر وكان خيرا له وإن أصابته ضراء صبر فكان خيرا له
“Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin. Seluruh urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati selain pada seorang mukmin. Jika ia mendapat kesenangan maka ia bersyukur. Dan itu baik baginya. Jika ia mendapat kesusahan maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim (4/2295 no. 2999))
- Berusaha memberi perhatian lebih pada kondisi hati
Walau ibadah dhahir ibu hamil dan ibu menyusui tidak maksimal karena kondisi fisik, mereka tetap bisa memperjuangkan ibadah hati.
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa melaksanakan qiyam Ramadan karena iman dan ihtisab (mencari pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Ahmad (13/198 no. 7787))
Iman dan ihtisab adalah perkara hati. Ibu hamil dan ibu menyusui yang memperhatikan masalah hati, bisa jadi lebih unggul dari orang lain yang berpuasa secara fisik tetapi tidak menghadirkan hatinya ketika menjalankan ibadah di bulan Ramadan ini. Hendaklah mereka bergembira dengan datangnya Ramadan dan berusaha menghadirkan hati ketika salat, membaca Al-Quran, dan melakukan amal baik lainnya.
- Memaksimalkan kualitas salat
Ramadan adalah momen yang tepat untuk berbenah. Jika selama ini salat masih asal-asalan, Ramadan adalah waktu yang tepat untuk mulai membenahi kualitas salat. Jika mungkin ketika puasa, belajar menjadi tantangan tersendiri karena harus bergelut dengan rasa lapar dan dahaga, ketika ibu hamil dan ibu menyusui tidak puasa, mereka bisa bisa ikut kajian cara menggapai salat yang khusyu dan mempelajari sifat salat Nabi. Perhatikanlah perkataan Ibnu Abbas dalam Majmuu’ Al Fatawa (7/31) berikut ini:
ليس لك من صلاتك إلا ما عقلت منها
“Pahala salatmu hanya senilai apa yang kamu pikirkan dari salatmu”
Baca juga: Berbahagialah Wahai Ibu Hamil!
- Membaca dan mentadaburi Al-Quran
Bulan Ramadan adalah bulan Al-Quran. Selagi ibu hamil dan ibu menyusui tidak kelaparan/kehausan di bulan ini, hendaklah mereka memperbanyak membaca Al-Quran sambil mentadaburi maknanya. Jika selama ini membaca Al-Quran hanya sekedar lewat di lisan saja, berusahalah untuk lebih tenang ketika membacanya. Sambil mendengarkan kajian tafsir atau membaca buku tafsir terkait ayat yang dibaca.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Inilah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadaburi ayat-ayatnya dan orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS. Shad: 29)
- Berbakti kepada suami dan orang tua
Setelah menunaikan hak Allah, amal ibadah lainnya adalah menunaikan hak suami dan orang tua. Di bulan Ramadan ini, hendaklah ibu hamil dan ibu menyusui berusaha menyenangkan hati keduanya. Hendaklah mereka berusaha melayani dan membantu suami beribadah secara maksimal. Pun juga berusaha memasukkan kebahagiaan di hati orang tua dengan menanyakan kabar keduanya.
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا، قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Jika seorang perempuan mengerjakan salat lima waktu, berpuasa Ramadan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya, maka akan dikatakan padanya: ‘Masuklah Surga dari pintu manapun yang engkau mau’.” (HR. Ahmad (3/199 no. 1661))
- Memberi makan orang yang berpuasa
Walaupun tidak bisa berpuasa, ibu hamil dan ibu menyusui tetap dapat memperoleh pahala berpuasa.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا
“Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang puasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa sedikitpun.” (HR. Tirmidzi (3/162 no. 807))
- Menyiapkan buka dan sahur untuk keluarga
Syaikh Shalih Al-Fauzan mengatakan bahwa perempuan yang menyiapkan makanan untuk keluarga yang berpuasa dengan perasaan gembira dan niat beramal shalih akan mendapat pahala karena hal ini termasuk dalam tolong menolong dalam hal kebaikan. Ini adalah amalan yang agung karena ia berkhidmat kepada orang yang berpuasa.
- Menjaga lisan dari berbagai kemaksiatan
Tidak bisa dipungkiri, salah satu catatan besar bagi wanita adalah perihal lisan. Wanita begitu mudah jatuh dalam ghibah. Pun juga ada yang tergelincir ke dalam bohong, fitnah, dan namimah. Hendaklah mereka berusaha meninggalkan larangan Allah karena meninggalkan larangan juga merupakan ibadah.
لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ ، وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ
“Tidaklah istikamah iman seorang hamba sampai istikamah hatinya, dan tidaklah istikamah hatinya sampai istikamah lisannya.” (HR. Ahmad (20/343 no. 13047))
Semoga Allah memberikan kemudahan bagi para ibu hamil dan ibu menyusui untuk tetap mendapatkan keberkahan bulan yang mulia ini. Amin.
Baca juga: Antara Qadha dan Fidyah Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
—
Penulis: Rahma Aziza Fitriana
Artikel Muslimah.or.id
Daftar Pustaka:
- Majmuu’ Al-Fatawa, Syaikhul Islam Ahmad bin Taimiyah, Mujamaa’ Al-Malik Fahd, Madinah-KSA, Tahun 1425 H/2003 M.
- Musnad Ahmad, Imam Ahmad bin Hambal, Tahqīq Shuaib Al Arna’ut, Muasasah Ar-Risalah, Tahun 1421 H/2001 M.
- Shahih Muslim, Abu Al-Hussein Muslim bin Al-Hajjaj Al-Qushayri Al-Naysaburi,Tahqīq Muhammad Fuad Abdul Baqi, Maktabah Issa Al-Babi Al-Halabi, Kairo-Mesir, Tahun 1384 H/1955 M.
- Sunan At-Tirmidzī, Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin Ad Dahhak at-Tirmidzi, Tahqīq Ahmad Muhammad Syakir dkk, Maktabah Mustafa Al-Babi Al-Halabi, Mesir, Cet. 2, Tahun 1395 H/1975 M.
- Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri, Lumbung Pahala Wanita di Ramadhan, 12 April 2021 (https://www.youtube.com/watch?v=wFwjHBFbdcc&t=2653s )
- Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan, هل للمرآة أجر في إعداد الطعام في رمضان ؟ العلامة صالح بن فوزان الفوزان, https://www.youtube.com/watch?v=rHlicS75XX4