Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Kapan Dibolehkan Menceritakan Amal?

Intan M. Nurwidyani oleh Intan M. Nurwidyani
20 September 2023
di Akhlak dan Nasihat
0
Kapan dibolehkan menceritakan amal
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Menjawab Pertanyaan Guru atau Orang Tua
  • Mengajak Orang Lain Untuk Beramal
  • Mengajarkan Tata Cara Suatu Amalan
  • Mencegah Kezhaliman Orang Lain

Pada dasarnya, amalan yang dilakukan seorang hamba selayaknya tidak diumbar. Cukup ia dan Rabb-nya yang mengetahui perbuatan baiknya. Apalagi jika ia merasa khawatir akan terjatuh dalam riya’ atau sum’ah. Namun ada beberapa keadaan yang menjadikan seseorang diperbolehkan menceritakan amalnya, diantaranya sebagai berikut:

Menjawab Pertanyaan Guru atau Orang Tua

Dalam rangka mengajarkan kebaikan, terkadang seorang guru, dai ataupun orang tua menanyakan kepada muridnya tentang amalan yang ia kerjakan. Lalu apakah seorang murid diperbolehkan menceritakan amalannya di hadapan gurunya? Jawabannya sebagaimana kisah yang tertera dalam hadits di bawah,

عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «مَن أصبح منكم اليوم صائمًا؟» قال أبو بكر رضي الله عنه: أنا، قال: «فمن تَبِعَ منكم اليوم جنازةً؟» قال أبو بكر رضي الله عنه: أنا، قال: «فمن أطعم منكم اليوم مسكينًا؟» قال أبو بكر رضي الله عنه: أنا، قال: «فمن عاد منكم اليوم مريضًا؟» قال أبو بكر رضي الله عنه: أنا، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «ما اجتمعن في امرئٍ إلا دخل الجنة»

Abu Hurairah meriwayatkan sebuah kisah yang cukup menarik. Suatu hari Rasulullah shalallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa di antara kalian yang berpuasa hari ini?”

Maka Abu Bakar radhiyallah ‘anhu menjawab, “Aku.”

Donasi Muslimahorid

“Siapakah di antara kalian yang mengiringi jenazah pada hari ini?” beliau bertanya kembali.

“Aku,” jawabnya lagi.

“Siapakah di antara kalian yang memberi makan orang miskin pada hari ini?”

“Aku.”

“Siapakah di antara kalian yang menjenguk orang sakit pada hari ini?”

“Aku.”

Rasulullah shalallahu‘alaihi wa sallam lalu bersabda, “Tidaklah amal-amal ini terhimpun dalam diri seseorang melainkan dia akan masuk surga.” (HR. Muslim)

Rasulullah shalallahu‘alaihi wa sallam merupakan seorang pengajar, dai, dan pemberi nasihat bagi para sahabat. Beliau tidak menanyakan suatu amalan sahabatnya kecuali dengan maksud pengajaran dan nasihat. Pada keadaan semisal ini maka tidak mengapa seseorang menceritakan amalannya dalam rangka mendapat bimbingan dan nasihat. Bisa jadi di dalam amalnya terdapat kekeliruan yang perlu dibenahi, atau ada hal lain yang bisa menambah kesempurnaan amalnya dimana hal itu belum diketahui oleh sang murid.

Namun untuk lebih menjaga keikhlasan sang murid, sebaiknya ia tidak menceritakannya kecuali di hadapan gurunya tanpa ada orang lain yang ikut mendengarnya. Begitu pula sebaiknya sang guru tidak bermudah-mudah memuji sang murid di hadapan murid lainnya.

Mengajak Orang Lain Untuk Beramal

Keadaan selanjutnya adalah apabila ia menampakkan amalan dalam rangka memotivasi orang lain untuk beramal. Amalan semacam sedekah terkadang lebih baik ditampakkan. Karena di sebagian keadaan menuntut terpenuhinya kebutuhan orang yang mendapat sedekah sehingga apabila ada yang mencontohkan dan mengajak maka semakin mempercepat terkumpulnya harta yang dibutuhkan.

Kisah Ibnul Mubarak yang mengirimkan surat kepada Fudhail bin Iyadh juga menunjukkan akan hal ini. Saat itu kaum muslim harus berjihad di medan perang dalam rangka menegakkan agama Islam. Ibnul Mubarak menjadi salah seorang ulama yang terjun langsung di medan peperangan, sementara sahabatnya Fudhail yang merupakan seorang ahli ibadah memilih untuk menyibukkan diri dengan ibadahnya.

Maka dalam rangka menyemangati sahabatnya agar ikut berjihad, Ibnul Mubarak mengirimkan sepucuk surat yang berisi syair berikut,

Wahai ahli ibadah Haramain

Andai kau tahu apa yang kami lakukan

Kau akan sadar bahwa ibadahmu hanyalah permainan

Siapa yang mewarnai kelopak matanya dengan air mata

Maka kami mewarnainya dengan tetesan darah

Ketika membaca surat ini menangislah Fudhail dan ia membenarkan isi surat Ibnul Mubarak.

Baca juga: Tidak Boleh Menceritakan Percumbuan Dengan Pasangan

Mengajarkan Tata Cara Suatu Amalan

Apabila seseorang berada di komunitas yang masih awam terhadap perkara agama, sehingga mereka belum mengetahui tatacara ibadah maka orang tersebut perlu menampakkan amalannya dalam rangka pengajaran. Begitu pula tidak mengapa ia menceritakan amalannya seperti umrah atau yang semacamnya dalam rangka mengajarkan tata caranya.

Imam an-Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar mengatakan, “Yang dianjurkan apabila hal tersebut (menyebutkan amal atau kebaikan diri) mendatangkan kemaslahatan agama, seperti dalam rangka memerintahkan kepada yang makruf dan mencegah dari kemungkaran, atau ketika harus menyampaikan nasihat, mengisyaratkan kemaslahatan, mengajar, mendidik, mengingatkan, mendamaikan di antara dua orang yang bertikai, mencegah keburukan dari dirinya, dan lain sebagainya. Dalam kesempatan itu, seseorang harus menyebutkan kebaikan-kebaikan dirinya, dengan niat agar perkataannya lebih dapat diterima..” (Al-Adzkar, hal. 238)

Juga sebagaimana bentuk pengajaran Rasulullah shalallahu‘alaihi wa sallam terhadap para sahabat beliau, dimana kerap kali beliau mencontohkan suatu bentuk amalan kemudian meminta para sahabat untuk mengikuti tatacara peribadatan beliau.

Mencegah Kezhaliman Orang Lain

Di antara dalilnya adalah sabda Nabi shalallahu‘alaihi wa sallam ketika menghadapi Dzul Khuwaisirah yang menuduh beliau tidak adil dalam pembagian ganimah, “Kalau keadilan tidak berasal dariku, lalu dari siapa?”

Juga Utsman yang menyebutkan kebaikannya tatkala ia dikepung pemberontak, “Tidakkah kalian tahu bahwa Rasulullah pernah bersabda, ‘Barangsiapa menggali sumur rumah maka ia mendapatkan surga’, lalu aku pun menggalinya? Tidakkah kalian tahu beliau bersabda, ‘Barangsiapa membekali pasukan yang kesulitan maka ia mendapat surga,’ lalu aku pun membekalinya?”

Menyebutkan kebaikan diri atau amalan yang selama ini tidak diketahui orang lain terkadang dapat mencegah terjadinya kezhaliman orang lain terhadap pelaku amal. Hal itu disebabkan seseorang yang berlaku zhalim terkadang mengira dia di atas kebenaran dan sedang menumpas keburukan, padahal ia salah dalam memahami keadaan orang yang akan dia zhalimi.

Demikian sebagian keadaan yang membolehkan seseorang menceritakan amalnya. Namun yang perlu digarisbawahi, hendaknya ia tetap menjaga hatinya dari berbagai bentuk kesyirikan dan berhati-hati dari tipu daya syaithan. Allahu a’lam.

Baca juga: Jangan Kau Bercerita tentang Wanita Lain

—

Dinukil dengan sedikit perubahan dari buku Al-Akhfiya Orang-orang yang Gemar Menyembunyikan Amal Shalih Mereka (Judul Asli الأخفياء المنهاج والسلوك karya Walid bin Sa’id Bahakam, terbitan Daun Publishing).

Penulis: Intan M. Nurwidyani, S.H.

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Intan M. Nurwidyani

Intan M. Nurwidyani

Artikel Terkait

Atas Nama Cinta Mereka Berzina

oleh Athirah Mustajab
13 Februari 2014
3

Cinta … Semua orang bicara cinta Tapi timbangannya beda-beda Cinta di atas agama, atau cinta berujung petaka? Petaka muncul bila...

Fitnah Kaum Hawa

oleh Isruwanti Ummu Nashifa
24 Februari 2018
2

selayaknya tidak mudah mengumbar lisan dalam menceritakan hal ihwal pasangannya (suami/istri) kepada sesamanya (teman) karena hal tersebut bisa menyulut fitnah.

Hukum Manipulasi Data Absen Kuliah

Hukum Manipulasi Data Absen Kuliah

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
26 Maret 2008
2

Pertanyaan: Adakalanya teman kuliah saya meminta bantuan saya untuk mencantumkan tanda kehadirannya walaupun sebenarnya ia absen (tidak hadir) yaitu ketika...

Artikel Selanjutnya
Teruslah Berjalan

Teruslah Berjalan, Walaupun Tertatih

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.