Anugerah kecantikan yang Allah berikan kepada wanita dari berbagai sisinya dapat menimbulkan dampak kebaikan dan keburukan baik untuk dirinya sendiri atau lawan jenisnya. Bak mutiara indah yang senantiasa menebarkan kilauannya. Namun kilauan itu juga dapat menjadi ladang kemaksiatan jika tidak dijaga oleh pemiliknya seperti dicuri atau dirampas. Begitu pula keindahan dari seorang wanita akan mengundang keburukan jika tidak dijaga dengan baik. Keburukan yang akan timbul antara lain munculnya fitnah dari dalam dirinya. Sebagaimana telah disabdakan oleh Rosululloh ShollAllahu ‘Alaihi Wa salam, bahwa Wanita adalah salah satu perhiasan dunia yang bisa menjadi FITNAH.
“Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah disebabkan oleh wanita.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim no 2740 [97])
“Hati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama kali yang menimpa bani isroil disebabkan oleh wanita.” (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim no 2742 [99])
Segala keindahan yang terdapat dalam diri seorang wanita harus dijaga, bahkan hal yang dianggap remeh pun seperti “suara”. Tanpa pernah kita sadari, suara juga bisa mendatangkan fitnah, meskipun suara itu keluar bukan dimaksudkan secara khusus untuk melagukannya atau untuk menarik perhatian. Untuk itu Allah telah melarang kaum Hawa untuk berlemah lembut dalam berbicara dengan laki-laki agar tidak timbul keinginan orang yang didalam hatinya terdapat penyakit seperti firman-Nya:
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara dengan mendayu-dayu sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (Al Ahzab: 32)
Saudariku, ayat ini turun untuk memperingatkan kita agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan suara kita. Allah juga melarang wanita untuk tidak berkata dengan lemah lembut dengan laki-laki yang bukan mahromnya, Peringatan itu pun semula Allah turunkan untuk Laki-laki di zaman Nabi yang kita tahu bahwa keimanan mereka lebih kuat dan akhlaknya lebih bagus daripada laki-laki di zaman sekarang.
Maka dari itu berbicaralah seperlunya saja dengan laki-laki yang bukan mahrom. Jika memang ada keperluan yang sangat darurat maka berbicara dibalik tabir itu lebih baik, seperti perintah Allah kepada kaum mukmin tatkala meminta sesuatu dengan wanita yang bukan mahrom dari balik tabir, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Apabila kamu meminta sesuatu kepada mereka (isteri-isteri nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al Ahzab: 53)
Wahai ukhti, jagalah suara kita agar tidak menjadi fitnah yang besar bagi kaum Adam. Semoga Allah mengampuni kita semua wahai saudariku dengan keindahan-keindahan yang mengandung fitnah ini. Janganlah kita berbangga hati dengan keindahan yang kita punyai karena sesungguhnya di balik keindahan tersebut terdapat ujian bagi kita. Wallahu a’lam bisshowab.
Baca juga: Status Hadits Larangan Bersuara Keras Bagi Wanita
—
Maraji’:
Fatwa-Fatwa Ulama, Nasihat ulama Besar untuk Wanita Muslimah
***
Penulis: Ummu Aufa
Muroja’ah: Ustadz Abu Salman (Pengajar Ma’had ‘Ilmi Putri)
Artikel: Muslimah.or.id
1. AyuMi
Hati-hati terhadap suara, memang benar. Boleh jadi walaupun kita hanya bercanda dengan teman sejenis namun di sekitarnya terdapat laki-laki lain yang ikut mendengarkannya. Apalagi kita hidup di jaman yang terdapat banyak ikhtilat di dalamnya, terutama bagi yang kuliah di universitas umum..
2. AK. Pramono
masyaallah, ane kadang tidak sadar.
3. yuli
bagaimana dengan membaca alquran yang dilagukan dan diperlombakan??atau nasyid muslimah yang sekarang marak dirohis??
4. anggaren
Assalamu’alaikum, wr.wb
Jika semua berpegang pada Dien Islam yang haq… Pasti semua akan selamat dan bahagia, baik itu Adam dan Hawa.
Seringkali saya berpikir mengapa… lagi dan lagi kaum hawa yg selalu dipojokkan….
Ketika ada seorang wanita pelacur yg ingin tobat… masyarakat tetap memandangnya hina dan memusuhi….
Padahal justru wanita ini perlu diberi motivasi agar niat tobatnya bisa terwujud…
Akibatnya… cemoohan dari orang tua, sodara-sodaranya, semua elemen masyarakat membuat keimanannya yg sedang ditatanya menjadi ambruk… Akhirnya si wanita ini tetap pada jalannya…… Jalan kelam….
Tapi, ketika seorang pria beristri berzina…. dengan mudahnya masyarakat memaafkan…….
Subhanallah… wahai kaumku….
Meski pria dilebihkan atasmu…
Emansipasi setinggi apapun tak kan bisa mengubah kedudukan itu…
Janganlah kau merasa sendiri ketika tidak ada yg mendengarkanmu…
Ada Allah sedekat urat nadimu….
Andaikata doamu belum dikabulkan….
Percayalah padaNya…
Bahwa Ia telah mempersiapkan yg terbaik untukmu…. Jika kau sabar dengan UJIAN yg diberikanNya….
Jadikanlah setiap nikmat dan ujian yg diberikan Allah kepadamu sebagai ladang bagimu mendapatkan SURGA-Nya… Amiinnn…..
Teruntuk seorang wanita yg selama 25 tahun kehidupan ku menghadapi UJIAN yang mengancam AQIDAH nya dan anak-anaknya…. Namun dihadapi dengan sabar…… Semoga Allah meridhoimu Ibunda….
Dan semoga Allah melindungi dan menetapkan hatimu dan anak-anakmu pada Din Islam yg haq….
Teruntuk pria yg mempunyai kedudukan kedua setelah ibu…. Semoga Allah membuka mata hatimu… Agar kau tak membawa keluargamu ke neraka…….
Amiinnn….
Wassalamu
alaikum, wr.wb
5. Abu Zainab
Seorang muslim hendaknya memegang prinsip akan selalu tunduk dan ta’at terhadap Alloh dan Rosul-Nya. Jika Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu perkara, maka wajib bagi kita untuk menerimanya.
Demikian juga yang berkaitan tentang aturan Islam terhadap wanita, hendaknya seorang muslimah untuk tunduk pada syariat ini. Dan untuk mengetahui semua kewajiban mereka itu hendaknya wanita muslimah itu bersungguh-sungguh untuk menuntut ilmu.
6. Hermi Putriati
Semoga kita semua bisa saling mendo’akan dan diberi kemudahan untuk menghindari apa-apa yang diharamkan. Ikhtilath … maksiat yang sampai hari ini belum bisa ana hindari secara kaffah..:(,namun ana hanya bisa mengingkari hal itu dan berusaha semampu ana untuk menghindarinya. Wallahul musta’an.
7. qurrata
bagaimana hukumnya melantunkan lagu islami (tp yg denger cuma akhwat aja), boleh nggak? Apa semua jenis lagu itu dilarang utk didengar ataupun dinyanyikan?
8. qorina
assalamu’alaikum
ukhti, saya orangnya senang bicara/ngobrol. soalnya hal trsb , menurut saya tidak menimbulkan kecanggungan. tambah lagi, saya suka hal2 baru, misalnya bertemu orang baru, mencari banyak teman. dan tidak menutup kemungkinan ikhwan. tapi itupun saya lakukan atas dasar pertemanan dan niatnya tidak “yang lain”. tapi kadang saya berpikir saya melampaui batas?, nah hal itulah yang masih mengganjal di benak saya. jadi sebatas mana pertemanan lain jenis itu?
9. qorina
saya ingin menambahkan komentarnya.
alhamdulillah, saya menemukan situs ini sebab dengan situs ini sy bs share =ask sukron
10. zafirah
astaghfirullahaladziem,, jd selama ini yang ana lakukan!?
11. fia
assalamu’alaikum ww.alhamdulillah ana menemukan artikel ini. sungguh telah memberikan masukan yang sangat berharga. kadang kita sering tidak sadar akan hal kecil yang nyatanya berdampak besar bagi yang mendengarnya. tapi, adakalanya ana bingung karena ana sering bicara ataupun diskusi dengan teman2 akhwat, tapi ana juga tidak sadar kalau para ikhwan juga ikut mendengarkan. padahal ana bersaha berbicara dengan tegas, tapi tetap saja para ikhwan menganggap suara ana terlalu lembut? apa yang sebaiknya dilakukan?
12. Ukhti Nita
Alhamdulillah ana tahu akan hal ini,ana selalu berusaha untuk tdak banyak berkomunikasi dengan para ikhwan..tapi Masya Allah,,saat ini lingkungan pergaulan ana khususnya di sekolah adalah pergaulan yang bercampur baur(ikhtilath).Semoga Allah memaafkan atas segala sikap ana yang tidak syar’i di dalam pergaulan.
13. AyUmI
Subhanalloh, ini salah satu artikel favorit saya. Kenapa? karena saya termasuk yang sering ditegur banyak org,ikhwan ataupun akhowat untuk menegaskan suara. saya sempat bingung. tapi, lama kelamaan saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan ini buruk dampaknya, bagi org lain tentunya.
nah, bukankah apa yang Alloh tetapkan itu memang benar2 untuk kemaslahatan kita juga? Tapi, kenapa ya kita jarang mau melakukannya? Wallahu ‘alam
14. Ukhti De
Assalamualaikum….
untuk kondisi saat ini itu begitu sulitnya untuk kita lakukan…tp bukan berarti tdk bisa…
semua pasti bisa jika kita niat dan mau tetap berusaha menjalankan syariatNYa
semoga ana dan ukhti fillah dapat menerapkannya krn ini semua untuk kebaikan kita…
15. thya
subhanallahh bagus bangetz…
jadi sadar neh
17. nurlaila
situs ini telah banyak memberi informasi dan pengetahuan tentang seluk-beluk seorang muslimah yang hakiki. syukron…
18. fiman
Asww.
Spakat dgn antuna web ini artikel ini meaningfull bgt,mengingatkan an dr kkhilafan.
an jg pny masalah yg mirip dgn ukhti fia,,krn ksharian an dkampus beraktivitas dg ikhwan(3/4 kampus an ikhwan),sometimes an bingung hrs gmana utk berkomunikasi tp tetep mjg koridor tdk melunakkan suara,,klo an bsuara tegas,,,bbrapa ikhwan mengkritik an galak-g frindly….tapi klo g tgas an tkut jg mjd bumrang membuka pintu fitnah.Ada saran
assalammu’alaikum
subhanallah, sebuah artikel yang sangat bagus dan penuh perenungan.
semoga Allah meneguhkan hati-hati kita dalam menjaga keistiqomahan menjalankan perintah Allah.
Alhamdulillah,
de nemuin artikel sebagus ini,buat renun9an dri n bikin sadar
Syukron
assalamu’alaikum wr. wb
sy adlah seorang pelajar, sy mempunyai tmn ikhwan yg jauh dari rumah sy ( luar kota )
krna dia jauh, kami sring ngobrol via telpn hingga berjam2… apakah itu boleh…. ??
tp selama kami ngobrol, sy tidk mengobrol dengan suara yg mendayu-dayu atau di buat2…
namun sbgai seorang muslimah apa boleh bebicara dengan seorang yg bukan mahramnya dngan nada yg agak “kasar” ttapi tidk membentak dalam artian “kasar” yg dapat menyakiti lwan bicara sy…
tlong jwbnx…..
jazakillah…
wasalamu’alaikum wr.wb
ass. wr. wb.
Astarfirullah terkadang kita tak pernah menyadari perkataaan kita didepan orang..
Tertawa terbahak2 didepan lawan jenis..
Akhwat yang baik tak pantas seperti itu…
yang pertama yang harus dilakukan adalah menjaga salah satu auratnya yaitu suara..
Hendaklah berikan senyuman mu yang tipis kepada saudara mu yang tak sejenis… sebagai tanda silaturrahmi
tawa dan canda yang lepas usahakan hanya untuk SUAMI mu…
Subhanallah…
Allah huakbar…
semoga ini bermanfaat bagi kita semua
@ukhti ikha
Artikel di atas tidak mengatakan bahwa suara itu aurat. Dan jumhur ulama berpendapat suara wanita bukanlah aurat. Karena dahulu para sahabiyah bertanya tentang agama kepada Rasulullah dengan suara mereka. Bahkan diperbolehkan bicara dengan lawan jenis jika ada hajat, misal transaksi jual beli, atau hajat yang lebih penting lagi seperti bertanya masalah agama.
Justru yg perlu dipertanyakan adalah bagaimana hukum senyum tipis kepada lawan jenis?? Apakah itu merupakan sebuah hajat (kebutuhan) ?? Jika hukum memandang wajah lawan jenis saja terjadi perselisihan pendapat diantara para ulama. Dan sebagian ulama mengharamkan memandang wajah wanita non-mahrom dengan atau tanpa syahwat, maka bagaimana lagi jika memandang wajah wanita non-mahrom plus senyum tipis??
Wallahu’alam.
Kalau tidak salah, saya pernah membaca berbagai referensi yang menyebutkan bahwa Nabi saw. ketika memandang, beliau memandang wajahnya.
Bagaimana dengan itu?
Dalam kutipan ayat Allah di atas, disebutkan bahwa jika meminta sesuatu dari mereka, yaitu isteri nabi. Apakah kekhususan ini juga berlaku bagi akhwat seluruhnya. Bukankah itu semacam keistimewaan bagi ibu kaum muslimin.
Bwat Andro aja deh….
bukankah istri rasul saw. itu adalah teladan untuk seluruh muslimah dunia, mengapa tak harus ditolak??
tapi aku pun bingung,, masihkah zaman edan seperti ini menghargai wanita yang ingin melaksanakan syari’at??
Subhanalloh…,
Islam adalah agama yang mulia dan memuliakan wanita. Isyhidu ana muslim!
Selayaknya kita meniru generasi terbaik, semoga kita diwafatkan dalam keadaan islam. Hindari syubhat, insya Alloh kita akan selamat.
Assalamu’alaikum
Subhanallah,wanita adalah makhluk ciptaan Allah yang sangat luar biasa.
Sungguh begitu banyaknya rambu2 yang harus ditaati dan diperhatikan.
Sebenarnya seberapa besar sich suara akhwat terhadap ikhwan ? Terimakasih
assalamu?alaikum wr. wb
subhanallah, sebuah artikel yang sangat bagus dan penuh perenungan.
Bagaimana dengan saya?saya seorang penyiar,??
Ana tambahkan, kalau jaman sekarang ini bukan hanya suara saja yang dapat menimbulkan fitnah, ana yakin jikalau waktu itu jaman Rasulullah sudah ada SMS maka akan di bahas pula tentang SMS – SMS an yang syar’i.
Saudara-saudariku…..ikhwati fillah. Bukan hanya secara fisik yang harus kita jaga tapi juga hati kita. Jangan justru ketika fisik sudah menundukkan mata, tapi justru hati bebas mengumbar pesona….
bagi antum2 semua, mohon kalau mau membantah atau menulis kata-kata harus dengan ilmiah, jgn asal bunyi dari hawa nafsu saja. Berilmu terlebih dahulu sebelum berbicara & berbuat. Kl utk sekedar membantah atau menulis yg begitu, anak2 kecil setingkat TK/SD jg bisa. Tp ini masalah ilmiah, harus tau dalil2nya, rujukan/referensi kitab2 yg kalian baca itu apa, tolong sebutkan. Apakah kitab2 yg shahih dalam lughoh arabic? Atau hanya terjemahan? Makanya diteliti pada kitab2 aslinya dong, jgn terjemahannya. Atau tanya ke ustadz2 yg berfaham Al Qur’an & Sunnah ‘ala fahmi salaful ummah.
Assalamualaikum wr wb…
Subhanallah,bnr2 artikel yg bguz.smoga ana bsa lbh mnjga suara ana,yg slma ini ana srng mlalaiknny…
Syukron
“Wanita adalah pilar negara. Apabila moral wanita itu bagus maka tentramlah negara itu namun sebaliknya apabila moral wanita itu bejat maka hancurlah negara itu”. Camkan hadis ini wahai para wanita!!!!!!!!!
Pada dasarnya aurat wanita di luar sholat adalah seluruh badan, memandang wajah pada org yang bukan mahromnya hukumnya haram kecuali ada hajat seperti jual beli,melamar wanita dsb.Menurut kami gak ada khilafiyah ulama’ yg menjelaskan keharaman memandang wajah org yg bkn mahromnya.So,memandang wajah perempuan dengan senyum tipisnya adalah haram mutlak(respon bwt akhina aswad)
wduh iya ya,,bener ini, apalagi klo di tempat kerja, sering lupa mnjaga suara. alhmdulillah sudah resign.
assalamu’alaikum ukh…..
mohon izin copas k facebook yaaa…..
assalamu’alaikum wr wb,
Ustadz yang dicintai Allah,, ada kasus yang hampir mirip dgn kata2 lemah lembut dari sorang wanita tadi, gimana kalo di facebook ada laki2 dan perempuan saling curhat dgn mengeluarkan kata2 ato mngetikkan kata2 yang mengandung rayuan,,kata2 sayang,, kata2 cinta,, dgn alasan tabir tadi apakah sah2 saja stadz,, ana mohon jawabannya stadz,, syukran katsiran jazakallah khair
syukron artikelnya…
so batasan berteman yang baik dgn ikhwan seperti apa?
Assalamu’alaikum ukhti…
boleh ana copas untuk disebarkan ke yang lain..???
jazakillah..^^
Asalamualaikum,
terimakasih banyak akhi atas artikel pembangunnya yg luar biasa ini. Kadang dn memang bnyk sekali orang yg menyepelekan yg satu ini, pdhl akibatnya sungguh luar biasa. Dan kebnykn perempuan sprt sy ni ego sekali untk menydri kalau itu bs mnjd fitnah bg kaum laki2. Hny ksnangn semata yg d fikirkn. Seperti kata pepatah para ukhti yuk kt BERJUANG!
Kalimat ini sepertinya salah:
“Allah juga melarang wanita untuk tidak berkata dengan lemah lembut dengan laki-laki yang bukan mahromnya,”
Bukankah makna kalimat ini berarti Allah mengharuskan wanita untuk berkata dengan lemah lembut dengan laki-laki yang bukan mahromnya?
Hal ini sama seperti kalimat berikut ini:
“Fulan melarang anaknya untuk tidak makan.”
Bukankah makna kalimat ini berarti Fulan mengharuskan anaknya untuk makan?
Wallaahu a’lam.
Assalamu’alaikum,
Artikel yg bagus, Ijin copas. (:
mohon ijin share yaa ukh..
aduh harus membiasakan diri nih ngomong ketus ma cowok…
Sepertinya penerapannya tidak harus seperti itu ukhti titik : ) (ngomong ketus).
saya sudah berusaha menjaga ucapan saya,tapi orang2 bilang suara saya lembut (seperti mendayu-dayu).kadand saya sendiri tidak sadar,dan klw futur saya tidak bisa menjaga hal itu.
ap yang harus saya lakukan?
Ass. Syukran, atas nasehatnya untuk para akhwat, teruslah berjuang dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar. Ws
SubhanAllah..kadang saya tidak menyadarinya,…syukron ya ukhty dengan notes yang manfaat ini …telah mengingatkan kami yg kdang-kadang khilaf atau lalai…
Ya Allah aku berlindung kepada-MU ya Rabb…..
Astagfirullahhal ‘adzim… Smoga terus instropeksi dengan suara yang setiap saat d keluarkan dari mulut.
Saudariku, ayat ini turun untuk memperingatkan kita agar lebih berhati-hati dalam mengeluarkan suara kita. Allah juga melarang wanita untuk tidak berkata dengan lemah lembut dengan laki-laki yang bukan mahromnya, Peringatan itu pun semula Allah turunkan untuk Laki-laki di zaman Nabi yang kita tahu bahwa keimanan mereka lebih kuat dan akhlaknya lebih bagus daripada laki-laki di zaman sekarang.
=================================================================
Afwan. Dalam kalimat tsb ada kesalahan. Jika ditulis ”Allah juha melarang wanita untuk TIDAK BICARA LEMAH LEMBUT”, maka itu berarti Allah mengharuskan wanita untuk selalu bicara lemah lembut.
ass ukhti bgaimna dg se2org yg dya blom mmpu mnutupi auratnya dg jilbab tp dya suka pakeq jilbab d sa2t dya ingin berpergian dg mksud untuk mempercantik dirinya saja?karena dya mnanggap dg brjilbab dya lbih cantik dan ikot2an mode aja ukhti
@ Laila
???????? ??? ???????????? ????? ??????????? ????????? ??????????????? ?????????
“… Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu, ….” (QS. Al-Ahzab: 33)
Lebih jauh tentang menjaga kehormatan muslimah dan berhias/tabarruj, bisa disimak di:
https://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/menjaga-kehormatan-wanita-muslimah.html
https://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/hijab-muslimah-2.html
Ada masa yang lebih tepat untuk berhias secantik-cantiknya bagi seorang wanita, yaitu di hadapan suaminya seorang.
Semoga Allah menjaga kaum muslimah dengan sebaik-baik penjagaan. Amin ….
ass ukhti bagaimna dg jka kita seorang wanita yg pengen mjd seorang wanita yg lemah lembut?dg bgitu nga kan otomatis suara kita jga pastikan harus lembut ukhti agar dalam berkta kita tidak menyakiti sesama muslim ukthi
@ Laila
Hendaklah wanita hanya berlemah lembut kepada suaminya, kedua orangtuanya, saudara kandungnya, mahramnya, serta kepada muslimah yg lain. Akan tetapi, dalam berinteraksi dengan orang-orang yang bukan mahramnya, sepatutnya dia menjaga kehormatannya, tidak berlemah lembut, bersikap tegas namun tetap menjaga adab. Para sahabiyah radhiyallahu ‘anhunna telah memberikan teladan kepada kita dalam hal ini. Barakallahu fik, Ukhti…
sebagai wanita pun harus pandai-pandai menjaga diri… agar setan tidak sentiasa menggoda dari segi manapun..
ijin copy ya
Assalamualaikum ukhti..
gimana caranya jika sya mau berbagi cerita hati yang mgkin sdikit rahasia,, bisakah saya curhat dengan ukhti?? sya ga tau mesti blang pada sapa?? saya butuh teman buat berbagi,,..
klo bisa mhon di bls via email ja ya ukhti..
trimz
Wassalamualakum wr wb
subhanallah…
izin copaz ukhti..
assalamu’alaikum. subhanallah… tak ingin ku menjadi wanita fitnah di dunia..
ijin copas ukh!
ya Allah,…
mudahkan hamba untuk mengikuti dien islam, agar diriku bisa selamat dunia dan akhirat.
Syukron penjelasannya:’))
Afwan,mau tny.berkali2 ana denger n baca tentang hadist ini.tapi yg ana bingungkan sampai sekarang itu yg dimaksud fitnah itu apa ya.maksudnya apakah nanti pas hari akhir sewaktu qt semua dihisab itu pihak cow akan diminta pertanggung jawabanya,misal karena dy melototin wanita cantik lebih dr sekali.truz si cowok ini ga merasa,bahwa wanitalah yg salah karena membuka aurat.seperti kata laki2 sekarang.”yg dosa kan cewe,mereka yg pakeg baju ketat sedang q kan ga sengaja lihat.rumayan kan sedekah”
mohon dengan sangat jawabanya,.. hee..
Jazakumullahu khair
@ Ayuk Fitriani
Mohon untuk dibedakan terlebih dahulu kata fitnah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Setahu kami dalam bahasa Indonesia fitnah berarti tuduhan tanpa bukti, atau memberikan stigma negatif atas perbuatan seseorang dengan bukti palsu. Adapun dalam bahasa Arab fitnah berarti ujian, cobaan, bala, bencana bisa juga adzab. Nah, yang dibahas dalam artikel adalah fitnah jenis ini. Wanita itu fitnah bagi laki-laki dengan kata lain wanita itu ujian bagi mereka. Jika wanita keluar rumah setan akan menghias-hiasi mereka sehingga nampak indah dipandangan laki-laki. Maka kewajiban wanita adalah menjauhi pintu-pintu fitnah dan menutupnya rapat-rapat agar tidak menimbulkan fitnah. diantaranya dengan menutup aurat sesuai perintah syariat, tidak memakai wangi-wangian, tidak campur baur dengan laki-laki, menjauhi tempat-tempat berkumpulnya kaum lelaki. Dan kewajiban laki-laki dan wanira adalah saling menundukkan pandangan masing-masing. Allahua’lam