Ali bin Hasan mengatakan, “Aku pernah mendengar Ibnu Mubarak ditanya oleh seseorang tentang nanah yang keluar dari lututnya yang telah dideritanya semenjak tujuh tahun yang lalu. Dirinya menjelaskan, “Aku telah mengobati dengan berbagai ramuan, dokter juga telah aku tanyai, namun tidak ada tanda-tanda kesembuhan”. Beliau berkata padanya, “Pergilah, lalu galilah sebuah sumur di tempat (orang) yang membutuhkan air, aku berharap semoga di sana ada mata air, lalu engkau gunakan untuk menahan lukamu tersebut”. Orang tersebut mematuhi perintahnya, dan betul akhirnya dia sembuh dari penyakitnya. (Diriwayatkan oleh Baihaqi, dari Ali bin Hasan Syiqiq, dishahihkan Al Albani dalam Shahibut Targhib Wat Tarhib [953]).
Kisah di atas memberikan banyak faedah agar seorang hamba selalu meminta pertolongan pada Allah ‘Azza wa Jalla, Yang memberi musibah berupa sakit adalah Dzat Yang Maha Menyembuhkan. Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam bersabda:
????? ?????? ?????? ???? ?????????????????????? ???????? ???????
“Bila salah seorang diantara kalian meminta hendaklah memperbanyak permintaan tersebut, karena sesungguhnya dia meminta kepada Allah ‘Azza wa Jalla” (Dishahihkan Al Albani dalam Silsilatu Al-Ahaditsi Ash Shahihati, hadits no. 1325 ).
Hendaknya berdoa meminta kesembuhan dari sakit dengan ikhlas dan bersungguh-sungguh serta tetap melakukan ketaatan atau amal shalih. Justru dengan kondisi tersebut hendaknya seorang hamba memperbanyak taqarrub pada Allah ‘Azza wa Jalla dan menjauhi perkara-perkara yang dilarang syariat seperti meminta pertolongan pada paranormal, jin dan berbagai praktek pengobatan yang haram.
Faedah lainnya dari kaidah di atas adalah pentingnya memberikan harta yang dimilikinya untuk amalan akhirat. Seperti membangun sumur yang manfaatnya terus mengalir meskipun ia telah meninggal. Sebagaimana kisah orang shalih yang terjebak di dalam gua, mereka berdoa dengan amal shalih yang dilakukan agar Allah ‘Azza wa Jalla. Memudahkan urusannya. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
????????? ???????? ????????? ?????????? ?????????? ????????????? ???? ????????? ??????????? ?????????? ????????? ????????? ????? ??????????? ????????? ?????? ???????????? ???????????? ???? ?????????????
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), “Berimanlah kamu kepada Tuhanmu,” maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti” (QS. Ali Imran: 193).
Sedekah yang dilakukan dengan ikhlas insyaallah akan menyelamatkannya dari marabahaya dunia seperti kesembuhan dari sakit atau dijaga oleh Allah ‘Azza wa Jalla dari kesulitan hidup semua tentu biidzinillah. Memberi air untuk orang lain merupakan ibadah mulia yang berarti menolong sesama dan ini akan meringankannya dari musibah dunia dan akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu’alaihi wa sallam:
???? ?????? ???? ???????? ???????? ???? ?????? ?????????? ??????? ????? ?????? ???????? ???? ?????? ?????? ???????????? ?????? ??????? ????? ???????? ???????????? ???????? ??? ?????????? ???????????? ?????? ??????????????? ???????? ????? ??? ?????????? ???????????? ??????? ??? ?????? ????????? ??? ????? ????????? ???? ?????? ????????
“Barangsiapa meringankan seorang muslim dari satu derita dunia, niscaya Allah meringankannya dari salah satu derita hari kiamat. Barangsiapa meringankan (beban) orang yang kesulitan, niscaya Allah meringankan bebannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim, niscaya Allah meneutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan membantu seorang hamba selagi hamba tersebut membantu saudaranya” (HR. Muslim no. 7028).
Banyak kisah-kisah penggugah iman yang menunjukkan betapa pentingnya memperbanyak amal shalih dalam meminta pertolongan kepada Allah. Sebagaimana kisah orang yang divonis sakit jantung dan harus operasi namun dengan banyak sedekah, biidznillah sakitnya sirna dan sehat seperti sediakala. Ada pula orang yang bekerja di tempat yang penuh dengan riba dan dia sering menderita sakit berkepanjangan. Namun setelah dia bertaubat dan meninggalkan riba, biidznillah kesehatannya membaik.
Disinilah kekuatan mental dan iman diuji ketika sakit dan ketika dokter angkat tangan dan secara rasio sulit disembuhkan, maka saat itulah seorang mukmin harus pasrah total pada Allah ‘Azza wa Jalla. Kunci penghilang kesulitan diantaranya yakin semua yang terjadi telah digariskan Allah ‘ Azza wa Jalla. Sabar dalam menjalaninya sambil berikhtiar mencari solusi yang bermanfaat.
Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah berkata dalam bait syair,
????? ?????? ?? ?????? ??????? … ??? ?????? ???? ?? ?????? ????? …
??? ????? ???? ??? ??????? ???? … ????? ?????? ????? ????? ????? …
Bersabarlah yang baik, maka niscaya kelapangan itu begitu dekat.
Barangsiapa yang mendekatkan diri pada Allah untuk lepas dari kesulitan, maka ia pasti akan selamat.
Barangsiapa yang begitu yakin dengan Allah, maka ia pasti tidak merasakan penderitaan.
Barangsiapa yang selalu berharap pada-Nya, maka Allah pasti akan memberi pertolongan.
(Manaqib Asy-Syafi’i, karya Al-Baihaqi, 2/362).
Wallahu a’lam.
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
***
Referensi :
1). Harta Karun Akhirat (Terjemah), Khalid Abu Syadi, Al-Qowwam, Solo , 2008
2). Amalan Yang Menyelamatkan (Terjemah ), Mahmud Abdullah, Al-Qowwam, Solo, 2009.
Sangat bermanfaat