Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Mengganti Shalat Sunnah Rawatib Yang Terlewat

Deni Putri Kusumawati oleh Deni Putri Kusumawati
24 Maret 2021
di Nasihat Ulama
0
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Fatwa Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
    • Pertanyaan:
    • Jawaban:

Fatwa Syekh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin

Pertanyaan:

Apakah shalat rawatib bisa diqadha’ (diganti) jika telah terlewat waktunya?

Jawaban:

Ya, jika shalat rawatib telah habis waktunya karena lupa atau tertidur, maka bisa diqadha’. Karena tercakup dalam keumuman sabda Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam,

مَنْ نَسِيَ صَلَاةً أَوْ نَامَ عَنْهَا، فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا

“Barangsiapa tertidur atau lupa mengerjakan shalat, maka hendaknya ia segera mengerjakannya ketika ingat” (HR. Bukhari no. 597 dan Muslim no. 684).

Demikian pula hadits dari Ummu Salamah radhiallahu’anha bahwa Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam pernah lupa mengerjakan shalat sunnah dua rakaat setelah shalat zhuhur. Beliau pun mengqadha’nya setelah shalat ashar. (HR. Bukhari no. 1233 dan Muslim no. 834)

Pre Order Kalender 2026

Namun, jika seseorang meninggalkannya karena sengaja hingga waktunya berlalu, maka ia tidak perlu mengqadha’nya. Sebab, shalat rawatib adalah ibadah muaqqatah (terikat waktu). Apabila seseorang sengaja mengerjakan ibadah tersebut di luar waktunya, maka ibadah tersebut tidak diterima.

***
Penerjemah: Ummu Fathimah

Artikel Muslimah.or.id

Sumber: Diterjemahkan dari Fatawa Arkanil Islam karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, penerbit Muassasah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin Al-Khairiyah, cetakan ketiga, tahun 1437 H, hal. 433.

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Deni Putri Kusumawati

Deni Putri Kusumawati

Artikel Terkait

Hukum Menyebut Seorang Kafir Dengan Panggilan Saudara?

oleh Muhammad Fadhli
18 Maret 2021
0

Sesungguhnya tidak ada ukhuwah (persaudaraan) antara kaum muslimin dan orang kafir selamanya.

Dzikir, Obat Penyakit Kemunafikan

oleh Muslimah.or.id
14 November 2013
0

??? ???? ?? ????????? {??? ?????? ???? ??? ?????} ??? ??? : ?? ???? ?? ??? ???? ??? ?? ??????...

Hukum Merayakan Maulid Nabi

oleh Yulian Purnama
25 Oktober 2020
0

Dan Allah tidak menjadikan alasan “ikut kebiasaan nenek moyang” sebagai sebuah udzur. Bahkan Allah mencela orang yang menggunakan alasan demikian.

Artikel Selanjutnya

Beriman kepada Takdir Allah

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Edu Muslim.or.id

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Kategori
    • Akidah
    • Manhaj
    • Fikih
    • Akhlak dan Nasihat
    • Keluarga dan Wanita
    • Pendidikan Anak
    • Kisah
  • Edu Muslim
  • Muslim AD
  • Muslim Digital

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.