2. Permasalahan Terkait Aktivitas Menyusui
Payudara bengkak (engorgement)
Sekitar hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan, payudara sering terasa lebih penuh, tegang, serta nyeri. Keadaan seperti itu disebut engorgement (payudara bengkak) yang disebabkan oleh adanya statis d i vena dan pembuluh darah bening. Hal ini merupakan tanda bahwa ASI mulai banyak diproduksi. Apabila dalam keadaan tersebut ibu menghindari menyusui karena alasan nyeri kemudian memberikan prelacteal feeding (makanan tambahan) pada bayi, hal ini justru berlanjut (makin parah). Payudara akan bertambah penuh karena produksi ASI terus berlangsung sementara disisi lain ASI tidak disusukan ke bayi menyebabkan tidak terjadi perangsangan pada puting susu. Hal ini mengakibatkan refleks oksitosin tidak terjadi dan ASI tidak dikeluarkan. Jika hal ini terus berlangsung, ASI yang diproduksi menumpuk pada payudara dan menyebabkan areola (bagian berwarna hitam yang melingkari puting) lebih menonjol, puting menjadi lebih datar dan susah dihisap oleh bayi ketika disusukan. Bila keadaan sudah sampai seperti ini, kulit pada payudara akan nampak lebih merah mengkilat, terasa nyeri sekali dan ibu merasa demam seperti influenza.
Untuk mencegah terjadinya payudara bengkak, beberapa cara yang dianjurkan antara lain sebagai berikut:
- Susukan bayi segera setelah lahir, apabila keadaan memungkinkan
- Susukan bayi tanpa dijadwal (on demand/sesuka bayi)
- Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi
- Lakukan perawatan payudara pasca persalinan secara teratur
- Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga puting lebih mudah ditangkap/diisap oleh bayi
- Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit pada payudara
- Berikan kompres hangat sebelum menyusui untuk memudahkan bayi mengisap (menangkap) puting susu
- Lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari puting ke arah payudara untuk mengurangi peningkatan peredaran darah dan terjadinya statis di pembuluh darah dan pembuluh getah bening dalam payudara
Puting nyeri (sore nipple) dan puting lecet (cracked nipple)
Puting nyeri ketika menyusui biasanya terjadi karena beberapa sebab, antara lain:
- Posisi bayi saat menyusu yang salah, yaitu puting tidak masuk kedalam mulut bayi sampai pada areola, sehingga bayi hanya mengisap pada puting saja. Hisapan/tekanan terus menerus hanya pada tempat tertentu akan menimbulkan rasa nyeri waktu diisap, meskipun kulitnya masih utuh.
- Pemakaian sabun, lotion, cream, alkohol dan lain-lain yang dapat mengiritasi puting
- Bayi dengan tali lidah (frenulum linguae) yang pendek sehingga menyebabkan bayi sulit mengisap sampai areola dan isapan hanya pada putingnya saja.
- Kurang hati-hati ketika menghentikan aktivitas menyusu/mengisap (menarik puting dari mulut bayi secara paksa)
Untuk menghindari puting nyeri atau lecet ketika menyusui, perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Tidak membersihkan puting dengan sabun, alkohol, lotion, cream, dan obat-obat yang dapat mengiritasi.
- Cara melepaskan hisapan bayi setelah selesai menyusui adalah dengan menekan dagu bayi atau memijit hidungnya perlahan atau dengan memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke mulut bayi. Hindari menarik puting dari mulut bayi secara paksa.
- Ibu dianjurkan tetap menyusui bayinya mulai dari puting yang tidak sakit serta menghindari tekanan lokal pada puting dengan cara mengubah-ubah posisi menyusui. Untuk puting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya menyusui.
- Untuk mencegah lecet, sebelum menyusui keluarkan beberapa tetes ASI untuk dioleskan pada puting, kemudian setelah selesai menyusui segera oleskan ASI seperti awal menyusui dan biarkan kering oleh udara, baru kemudian ditutup. Hal ini dapat dilakukan sambil menyangga bayi supaya bersendawa.
- Perhatikan tehnik menyusui yang benar, khususnya letak puting dalam mulut bayi, yaitu bibir bayi menutup areola sehingga tidak nampak dari luar, puting di atas lidah bayi, areola di antara gusi atas dan bawah.
Apabila dengan tindakan tersebut di atas puting tetap nyeri, sebaiknya dicari sebab-sebab lain (misalnya moniliasis/sariawan akibat infeksi jamur pada bayi). Puting susu lecet/luka harus segera ditangani dengan baik, karena jika dibiarkan saja akan memudahkan terjadinya infeksi pada payudara (mastitis).
Saluran susu tersumbat (obstructive duct)
Saluran susu tersumbat (obstructive duct) adalah suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh tekanan jari waktu menyusui atau pemakaian bra yang terlalu ketat. Hal ini juga dapat terjadi karena komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang mengakibatkan kumpulan ASI dalam saluran susu tidak segera dikeluarkan sehingga menjadi sumbatan. Sumbatan ini pada wanita yang kurus dapat terlihat dengan jelas sebagai benjolan yang lunak pada perabaannya.
Untuk mengatasi terjadinya saluran susu tersumbat (obstructive duct) ada beberapa hal yang dianjurkan, antara lain:
- Sebaiknya ibu melakukan perawatan payudara setelah melahirkan dengan teratur agar tidak terjadi stasis dalam payudara yang mengakibatkan terjadinya radang payudara (mastitis)
- Gunakan bra dengan desain menopang (menyangga), bukan menekan payudara.
- Keluarkan ASI setiap kali selesai menyusui bila payudara masih terasa penuh.
Sumbatan saluran susu ini harus segera diatasi karena dapat berlanjut menjadi radang payudara (mastitis). Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara dapat diberikan kompres hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui dengan tujuan mempermudah bayi mengisap puting susu dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara.
Radang payudara (mastitis)
Radang payudara (mastitis) adalah infeksi yang menimbulkan reaksi sistemik (seperti demam) pada ibu. Hal ini biasanya terjadi pada 1-3 pekan setelah melahirkan dan sebagai komplikasi saluran susu tersumbat. Keadaan ini biasanya diawali dengan puting susu lecet/luka. Gejala-gejala yang bisa diamati pada radang payudara antara lain kulit nampak lebih merah, payudara lebih keras serta nyeri dan berbenjol-benjol (merongkol).
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, ibu perlu dianjurkan agar tetap menyusui bayinya supaya tidak terjadi stasis dalam payudara yang cepat menyebabkan terjadinya abses. Ibu perlu mendapatkan pengobatan (Antibiotika, antipiretik/penurun panas, dan analgesik/pengurang nyeri) serta banyak minum dan istirahat untuk mengurangi reaksi sistemik (demam). Bilamana mungkin, ibu dianjurkan melakukan senam laktasi (senam menyusui) yaitu menggerakkan lengan secara berputar sehingga persendian bahu ikut bergerak ke arah yang sama. Gerakan demikian ini akan membantu memperlancar peredaran darah dan limfe di daerah payudara sehingga statis dapat dihindari yang berarti mengurangi kemungkinan terjadinya abses payudara.
Abses payudara
Kelanjutan/komplikasi dari radang payudara akan menjadi abses. Hal ini disebabkan oleh meluasnya peradangan dalam payudara tersebut dan menyebabkan ibu tampak lebih parah sakitnya, payudara lebih merah mengkilap, benjolan tidak sekeras seperti pada radang payudara (mastitis), tetapi tampak lebih penuh/bengkak berisi cairan. Bila payudara seperti ini perlu segera diperiksakan ke dokter ahli supaya mendapat tindakan medis yang cepat dan tepat. Mungkin perlu dilakukan tindakan insisi untuk drainase (mengeluarkan nanah), pemberian antibiotik dosis tinggi dan analgesik.
Ibu dianjurkan banyak minum dan istirahat. Bayi dihentikan untuk menyusui sementara waktu pada payudara sakit dan setelah sembuh dapat disusukan kembali. Akan tetapi, bayi tetap bisa menyusui pada payudara yang sehat tanpa dijadwal (sesuka bayi).
bersambung insyaallah
baca artikel bagian 1
***
Artikel muslimah.or.id
Penulis: dr. Avie Andriyani Ummu Shofiyyah
Referensi:
- Cunningham, Mac Donald, Gant. Textbook Williams Obstetry Edisi 18. Bab “Abnormalitas Pada Masa Puerperium”. Tahun 1995. Penerbit EGC, Jakarta.
- Arief Mansjoer (editor) dkk. Buku Kapita Selekta Kedokteran UI Jilid 1. Tahun 1999. Penerbit Media Aesculapius, Universitas Indonesia, Jakarta.
- Heidi Murkoff, dkk. Buku ”Kehamilan, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 2006. Penerbit Arcan, Jakarta.
- Buku Manajemen Laktasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Seorang ibu. Apa sih artinya ibu dalam Islam? Yang saya tau, kasih ibu sepanjang masa. Maksudnya dari ibu mengandung anaknya sampai masa ajal memanggilnya. Tidak mengharapkan pembayaran apapun dari si anak yang dilahirkan dan dibesarkan. Memiliki rasa khawatir, yang kadang tanpa disadarinya berlebih. Sangat manusiawi sekali dan sangat jauh dari semua kriteria duniawi. Maksudnya, seorang ibu pada dasarnya akan memilih menjadi rumah. Dimana rumah adalah tempat suami dan anak-anaknya akan pulang setelah seharian menuntut ilmu dan bekerja. Itu menurut apa yg saya pelajari selama ini loh. Kecuali dalam keadaan penting, dimana ibu juga memiliki kewajiban akan kelangsungan hidup keluarganya. Tapi dalam batas-batas bahwa kodratnya tetap seorang wanita. Dimana saat pemimpin keluarga berbicara, wanita/ibu akan mendengarkan. Kalau 2 kutub sama-sama panas, maka rumah itupun akan bersarang panas. Dan yang menjadi korban nantinya anak-anaknya. Tidak akan ada orang yang betah tinggal di tempat yang panas. Baik ilmu maupun agama pun akan sulit ditegakkan apabila 2 kutub sama-sama panas akan duniawi. Mengalah untuk kemajuan suami dan anak-anaknya. Sosok ibu itu tidak diukur dari berapa banyak kata manis yang keluar dari lisannya. Itu juga dari apa yg saya pelajari. Seorang ibu seringkali terdengar diam, lebih sering menunjukkan dengan perilaku. Karena sekali lagi menurut dari apa yg saya pelajari, kalau 2 kutub sama-sama saling berbicara, lalu siapa yg akan menghiasi rumah dengan hatinya.?. Ibu itu figur yg saya sendiri pun sulit untuk mempelajarinya. Dimana persentase hati lebih banyak dibanding ilmu pasti. Dan sejujurnya, tidak ada seorang istri yg tidak bersyukur akan ketulusan suami saat berdiri di atas kakinya sendiri demi kelangsungan hidup keluarganya.”Rumah selalu menerima apa adanya”.
Dan saat seorang wanita mulai mengerti akan arti, dia akan memilih tidak terlihat dibanding sering muncul. Maksudnya dia akan membiarkan suaminya memimpin di depan. Perubahan arti hidupnya juga mengubah bagaimana cara seorang wanita/ibu memandang hidup, sebuah realita biar bagaimanapun pahitnya akan menggantikan dunia imajinasinya yang di”adore”nya sebelumnya. Sejujurnya siklus ini juga merubah prioritas hidupnya. Dari bermimpi manis menjadi sebuah pengertian. Yang diyakininya hanya agamanya dan komitmen. Ini hanya sebuah refleksi diri, karena pada dasarnya hidup itu akan kembali kepadaNya.
Asalamu’alaikum. artikelnya bagus sekali. jzk
Ummi,
mau menambahkan sedikit
berdasarkan pengalaman pada anak kedua asi ku tidak mau keluar sehingga payudara ku bengkak.
aku ke klinik laktasi dan disana diajarkan bagaimana caranya agar asi ku keluar
yaitu dengan kompres air hangat dan air dingin secara bergantian sebanyak kurang lebih 7 kali
setelah itu di pijit seputar payudara dari pangkal payudara menuju puting dengan gerakan memutar
dilakukan sehari kurang lebih 4 kali
demikian mudah2an bermanfaat
prnah Q ketik karya ilmiah teman, n smpat baca2,..n bagi ibu yg mglami stop asi, bisa juga menggunakan botol…botol di isi dgn air panas kira2 1/4, kmudian lubang botol dimasukan ke puting pyudara n posi2 klien dlm keadaan du2k….
Payudara saya yg sblah kri puttingnya kdalam dan payudaranya lbih besar di banding payudara sblah knan..
Ini sebabnya apa ya,truz bagaimana cra mengatasinya,apakah berbahaya?
#nur khotimah
Beberapa wanita memang ada yang kondisi puting payudaranya
masuk ke dalam. Hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena insyaAllah tetap bisa menyusui. Tentunya perlu persiapan khusus, yaitu dengan melakukan perawatan payudara ketika hamil dan melakukan penarikan puting supaya keluar, baik secara manual (dengan tangan) maupun dengan alat (nipple puller). Sedangkan masalah ukuran payudara yang berbeda antara kanan dan kiri merupakan hal yang biasa terjadi dan insyaAllah tidak berbahaya. Yang penting ketika menyusui, hendaknya menyusukan payudara secara bergantian kanan dan kiri(tidak hanya sebelah saja). (dr. Avie Andriyani)
Semoga bermanfaat untuk seluruh kaum muslimin
ass.. anak ku sudah berumur 16 bulan,dan selama itu hingga kini aku masih menyusui.. insya allah sampai program menyusui 2 tahun. tapi sayang nya aku hanya menyusukan sebelah payudara ku saja,hanya payudara sebelah kiri.. awal menyusui sih kedua payudara disusukan tapi karna aku malas menyusukan yang kanan jadi nya “keenakan” deh menyusui dengan yang kiri. yang ingin di tanyakan adalah apakah akan ada dampak serius yang akan terasa pada payudara kanan yang tidak disusukan? dan apa yang harus aku lakukan untuk mencegah adanya efek buruk yang akan terjadi pada payudara kanan aku? sebelum nya terima kasih untuk jawaban nya.. wass…
#shanty : selama tidak ada keluhan pada payudara kanan seperti nyeri, bengkak, kemerahan dsb, maka insyaallah tdk ada yg perlu dirisaukan. Hanya saja, kami sarankan untuk mencoba melakukan relaktasi payudara kanan, yaitu menyusukannya kembali pada bayi setelah sempat terhenti. Dengan sering disusukan (meski awalnya tidak keluar asi) diharapkan payudara kanan akan menghasilkan asi kembali. Untuk itu, dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan dalam melakukannya. Semoga berhasil
Siang dokter…
Sya melahirkan 5 des yg lalu melalui proses ceasar.
Stlah operasi saya smpat tdk sdrkan diri hmpir 3 jam dn d rwat d ICU.
Jd bayi saya tdk smpat IMD, dn km br ktmu 20jam kmudian.
Slama 3hr ASI saya tdk kluar, jd dia hy minum susu formula.
Alhamdulillah, skrg ASI ny udh mulai lancar. Tp bayi saya menolak di beri ASI bahkan smpai menangis.
Skrg stlah trs brusha dia hanya mau ASI dr payudara sblah kanan. Jd ny skrg payudara kiri sya sring bengkak. Ap ad prbdaan rasa antara payudara kiri dn kanan hingga bayi saya menolak ASI?
Pdhal klo ASI sblah kiri dn kanan sma2 lancar.
#umi : Insyaallah tidak ada perbedaan rasa antara payudara kanan dengan yang kiri. Mungkin saja bayi merasa lebih nyaman ketika disusui di payudara sebelah kanan, terkait dengan posisi ketika menyusui. Perbaiki posisi menyusui dan lakukan tips-tips agar lancar menyusui seperti yang terdapat dalam artikel “Langkah Tepat supaya Lancar Menyusui” di muslimah.or.id. Tetap susui bayi dengan kedua sisi payudara. Keluarkan sedikit ASI pada payudara kiri sebelum disusukan karena kemungkinan mengalir terlalu deras (muncrat) akibat jumlahnya yang banyak/terbendung, sehingga menyebabkan bayi menjadi kurang nyaman. Selain itu, kami sarankan untuk mengurangi frekuensi pemberian susu formula untuk kemudian dihentikan sama sekali sehingga bayi hanya minum ASI saja (eksklusif) sampai 6 bulan.
Semoga artikel ini akan menjadi inspirasi buat para ibu untuk memberikan hak yang terbaik untuk anak-anaknya..