Allah Ta’ala telah memberikan nikmat iman dan petunjuk ke jalan sunnah kepada hamba-hamba yangdicintai-Nya. Sungguh tak ada ucapan yang paling indah selain memuji-Nya dan bersyukur atas segala limpahan kebaikan yang berbarakah ini. Allah selalu memuliakan kaum mukmin yang selalu mengagungkan-Nya, mentauhidkan-Nya, dan banyak menyebut asma-Nya yang husna. Oleh karena besarnya kedudukan pujian ini, Allah menjadikannya sebagai penutup ucapan di surga. Allah Ta’ala berfirman:
??????? ??????????? ???? ????????? ??????? ????? ?????????????
“Dan penutup doa mereka ialah: Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.” (QS. Yunus : 10)
Memuji Allah adalah amalan besar yang menunjukkan bahwa seorang mukmin sangat berbahagia atas kenikmatan dari-Nya yang tak seorang pun mampu menghitungnya. Demikian pula, saat terlepas dari musibah, disyariatkan untuk mengingat-Nya, bahkan diperintahkan untuk melakukan sujud syukur. Ini bukti bahwa Allah sayang dan amat penyantun padahamba-Nya yang selalu butuh akan Rabbnya. Tak hanya ketika bahagia, namun dalam situasi dan kondisi sulit pun kita harus memuji-Nya, beristigfar, bertaubat,dan memuliakan Allah sebagaimana perintah-Nya dan petunjuk Rasul-Nya.
Sebagian Ayat tentang Pujian kepada Allah
????????? ???????? ??????? ?????? ???? ?????????????
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah kamu di antara orang-orang yang bersujud (shalat)” (Q.S. Al-Hijr 98)
????????? ???????? ??????? ?????? ??????? ????????? ???????? ??????????
“Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya.” (QS. Thaha : 130)
????????? ???????? ??????? ????? ???????
“Dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri.” (QS. Ath-Thur : 48)
????????? ???????? ??????? ??????????????? ? ??????? ????? ?????????
“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS. An-Nashr : 3)
Memuji Allah dengan Sujud Syukur
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk sujud syukur ketika diberitakan kabar gembira.Demikian para sahabat yang mulia segera bersujud syukur ketika memperoleh nikmat atau kabar gembira.
Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhumenuturkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika beliau mendapati hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah Ta’ala.” (HR. Abu Dawud no. 2774. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadis ini shahih).
Kisah Ka’ab bin Malik tentang taubatnya, ia berkata, “Kemudian aku mendengar suara seseorang berteriak dengan lantang dari atas gunung Sal’in: “Wahai Ka’ab bin Malik, bergembiralah!” Ia berkata, “Lalu aku pun sujud.” (HR. Al-Bukhari no. 4418 dan Muslim no. 2769)
Demikianlah, sunnah mulia betapa seseorang yang beriman mengagungkan dan menyanjung-Nya atas kebaikan yang diperoleh. Al-Baghawi rahimahullah berkata dalam Syarh as-Sunnah (III/316): “Sujud syukur hukumnya sunnah ketika mendapat nikmat yang sudah lama dinanti-nantikan, atau terbebas dari masalah yang selama ini diharapkan lenyap.”
An-Nawawi rahimahullah berkata, “Ketahuilah, di-sunnah-kan bagi orang yang memperoleh kenikmatan atau terbebas dari keburukan untuk sujud sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Ta’ala, memuji dan menyanjung-Nya dengan apa yang pantas bagi-Nya.” (Al-Adzkar, hlm. 476, al-Muntaqa min Fatawa al-Fauzan II/172)
Demikianlah, tuntunan indah Islam yang perlu diamalkan agar kita tergolong muttaqin yang selalu mengagungkan syariat Allah. Ketika nikmat disyukuri, Allah akan menebar barakah dalam dirinya dan orang lain. Sebaliknya, tatkala nikmat dikufuri maka bisa jadi berakibat adzab baginya.
Jangan biarkan ujub dan sombongsinggah di hati sehingga menjadi orang yang tidak pandai berterima kasih kepadaAllah Ta’ala. Bahkan, kita di-sunnah-kan untuk mengucapkanselamat kepada orang lain yang tengah memperoleh nikmat. Diriwayatkan olehal-Bukhari no. 4418 dan Muslim no. 2769, dalam kisah taubatnya Ka’ab bin Malik,ia berkata: “Maka Thalhah bin Ubaidillah bangkit dan sedikit berlari ke arahku,lalu menjabat tanganku dan mengucapkan selamat kepadaku ….”
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Referensi:
- Agar Anda Dicintai Nabi, Haifa Abdullah ar-Rasyid, Pustaka at-Tazkia, Jakarta, 2008.
- Mengintip Indahnya Surga, Syaikh Mahir Ahmad asy-Shufi, Darul Furqan, Saudi Arabia, cet. I, Juli 2011.
Artikel Muslimah.or.id