Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Kecintaan dan Kerinduan Seorang Ibu

Isruwanti Ummu Nashifa oleh Isruwanti Ummu Nashifa
30 Juni 2018
di Adab dan Doa
0
Share on FacebookShare on Twitter

Ibu, sosok istimewa yang memiliki kedudukan mulia sehingga Islam menempatkannya secara mengagumkan. Ibu  yang bertaqwa dan shalihah akan selalu mencintai anak-anaknya, merindukannya ketika jarak memisahkan mereka bahkan sering kali ia memiliki harapan besar demi kebahagiaan buah hatinya meski sang anak terkadang membuatnya gundah gulana. Bahkan di dunia hewan pun perasaan kasih sayang pun Allah tumbuhkan sebagaimana hadits berikut.

 عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الشَّيْبَانِيِّ، عَنِ ابْنِ سَعْدٍ، – قَالَ غَيْرُ أَبِي صَالِحٍ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ سَعْدٍ، – عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي سَفَرٍ فَانْطَلَقَ لِحَاجَتِهِ فَرَأَيْنَا حُمَّرَةً مَعَهَا فَرْخَانِ فَأَخَذْنَا فَرْخَيْهَا فَجَاءَتِ الْحُمَّرَةُ فَجَعَلَتْ تَفْرُشُ فَجَاءَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ ‏”‏ مَنْ فَجَعَ هَذِهِ بِوَلَدِهَا رُدُّوا وَلَدَهَا إِلَيْهَا ‏”‏

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu‘anhu, ia menuturkan: “Kami pernah bersama Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan. Di tengah perjalanan, Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam hendak buang hajat. Tiba-tiba kami melihat seekor burung  yang sedang bersama anaknya. Lalu kami mengambil kedua anaknya, induknya kemudian datang sambil membentangkan kedua sayapnya. Mendadak Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam muncul lalu berkata : “Siapa yang membuat burung ini risau karena anaknya diambil?  Kembalikan lagi anak-anak burung itu kepada induknya!” (Sunan Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Secara fitrah pun hubungan ibu dengan anaknya sangat erat, bahkan terkadang ada kontak batin yang sangat kuat seperti ketika seorang ibu merasakan hatinya gelisah atau berbagai perasaan dan suasana hati tertentu tatkala anaknya yang tidak didekatnya tengah sakit atau ada perkara yang tidak mengenakkan.

Sejatinya Allah memberi kelembutan hati dan rasa cinta mendalam seorang ibu. Itulah perasaan keibuan yang akan membuatnya gembira, sabar dalam menghadapi cobaan hidup dan ia menderita tatkala dipisahkan dari anaknya.

Donasi Muslimahorid

 

Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhu bahwa seorang wanita berkata: ”Wahai Rasulullah, sesungguhnya anakku ini akulah yang mengandung, menyusui, dan mengasuhnya, sedangkan ayahnya telah menceraikan aku dan ingin merebutnya dari tanganku”. Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda kepadanya :

آَنْتَ أَحَقُّ بِهِ مَالَمْ تَنْكِحِىْ

“Kamu lebih berhak terhadap anakmu itu selama kamu belum menikah (lagi).” (HR. Abu Daud no. 1991, dishaihkan Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Daud).

Ada sebuah kisah menggetarkan jiwa betapa seorang ibu lembut hatinya dan sangat mencintai seseorang yang mirip sekali dengan anaknya. Syaih At-Thanthawi rahimahullah menyebutkan sebuah kisah nyata seorang temannya yang bekerja sebagai pengacara di sebuah kantor kehakiman besar di India. Ia berkata, ”Temanku itu menceritakan kepadaku, suatu hari aku memasuki sebuah pasar. Aku melihat seorang wanita tua, yang rumahnya berada di dalam pasar tersebut. Wanita tua itu memegang tanganku dan membawaku ke rumahnya. Ia menjamuku sebagai tamu istimewa yang belum pernah aku mendapati sepertinya. Setelah selesai bertamu, maka aku meminta izin untuk pergi, wanita itu berkata : ‘Tak mengapa, wahai Nak, saya mohon jangan segan mengunjungiku setiap engkau pergi ke pasar ini’”.

Temanku itu kembali bercerita. “Aku bertanya kepada wanita tua itu. ‘Wahai Bibi, apa yang telah mendorongmu menjamu dan menghormati seseorang yang antara dirimu dan dirinya tidak saling kenal dan tak ada hubungan apapun?’ Wanita itu menjawab, ‘Wahai Nak, sesungguhnya salah seorang anakku dan belahan jiwaku itu wajahnya seperti wajahmu, warna kulitnya seperti warna kulitmu dan cara berjalannya seperti jalanmu. Ia telah menghilang sejak lama di negeri asing. Saat aku melihatmu maka aku teringat dengan anakku itu. Cinta kasih terhadap anakku yang ada di hati inilah yang telah mendorongku. Aku tak mampu menahan diri hingga aku mengundangmu ke rumahku. Lalu, aku menjamumu seperti yang engkau lihat. Demi Allah wahai nak, jangan segan-segan engkau mengunjungiku untuk kedua kali, ketiga kali dan seterusnya.’ Maka setiap kali aku memasuki pasar itu, akupun mengunjungi wanita tua itu, untuk mengikat hatinya, wanita tua itu begitu menghormatiku. Seperti waktu-waktu sebelumnya” (Dinukil dari buku Tata Busana Para Salaf, Abu Thalhah bin Abdus Sattar, hal 25-26).

 

Ya Rabbi … mudahkanlah langkahku, lunakkan hatiku dan berilah kami kekuatan iman untuk selalu berbakti pada kedua orang tua kami. Tunjukilah kami pada jalan keselamatan agar kami pun mampu mencintai dan mengasihi buah hati kami demi menjalankan perintah Allah. Dan kumpulkanlah kami bersama orang-orang  yang kami cintai di surga-Mu. Amin.

 

 

 

Referensi :

  1. Tata Busana Para Salaf,  Abu Thalhah bin Abdus Sattar, Penerbit Zam Zam, Solo. 2008
  2. Stop!! KDRT, Abu Hamzah ‘Abdul Lathif Al-Ghomidi, Pustaka Imam Asy Syafii. 2010.

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifah

 

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Isruwanti Ummu Nashifa

Isruwanti Ummu Nashifa

Artikel Terkait

Faedah Dzikir (Bagian 3)

oleh Ummu Sa'id
14 April 2012
2

Dzikir itu mengimbangi (pahala) menebaskan pedang dalam perang di jalan Allah ditambah harta yang dikeluarkan serta bekal yang dibawa di...

Adab Memasuki Rumah

Adab Memasuki Rumah (Bag. 2): Kapan Meminta Izin Masuk ke Rumah

oleh Lisa Almira
28 April 2025
0

Pentingnya meminta izin sebelum masuk ke rumah orang lain Meminta izin merupakan suatu adab penting sebelum memasuki rumah orang lain....

Basahi Lisanmu dengan Berdzikir

Basahi Lisanmu dengan Berdzikir (Bag. 3)

oleh Annisa Auraliansa
11 Mei 2025
0

Keutamaan berdzikir (lanjutan) Dzikir mengamankan pelakunya dari sifat nifaq (kemunafikan) Karena seorang yang munafik sangat sedikit mengingat Allah. Sebagaimana firman-Nya...

Artikel Selanjutnya

Ja’far Bin Abi Thalib, Sang Politisi Terkenal

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.