Kemal Attaturk, tokoh sekuler Turki yang dengan sombongnya menghilangkan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, melarang haji bahkan dengan bantuan Inggris meruntuhkan Khilafah ‘Ustmaniyyah.
Ketika kekuasaan digenggamnya, berbagai perilaku keji dilakukannya, tarian dansa, pencabulan, pelacuran dengan banyaknya wanita simpanan sebagai pelampiasan syahwatnya, bahkan menurut istrinya ia adalah seorang homoseksual!
Tahukah anda apa balasan yang diterimanya? Allah timpakan adzab lemah syahwat, impoten karena penyakit syphilis. Diharamkan dirinya dari ‘keperkasaan’ lelaki dan nikmat memilki anak. Tak jauh beda dengan akhir yang dialami Ghulam Ahmad yang mengaku sebagai nabi dari Qodiyan. Ia pernah mendoakan Syaikh Tsana’ullah terserang kolera dan binasa. Lantas apa yang terjadi ? Tiga belas bulan sepuluh hari setelah peristiwa tersebut Ghulam Ahmad terserang penyakit kolera, berbagai kotoran najis keluar dari mulutnya, sebagaimana ungkapan-ungkapan keji atas nama Allah, para nabi dan para wali-Nya.
Sementara Syaikh Tsana’ullah tetap hidup kurang lebih empat puluh tahun setelah kematian Dajjal dari India itu. Al jazaa min jinsil ‘amal (balasan sejenis dengan perbuatan)! Ingatlah firman Allah Ta’ala:
وَلَا تَحْسَبَنَّ اللَّهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ
“ Dan janganlah sekali-kali engkau( Muhammad ) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim…..” (Q.S. Ibrohim 42)
Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ’anhu berkata: “Aku tidak meninggalkan sesuatupun yang dulu pernah diamalkan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kecuali aku mengamalkannya, dan sungguh aku takut jika aku meninggalkan sesuatu saja dari peritahnya, maka aku akan menyimpang”.
Dari Salamah bin Al-Akwa’ radhiyallahu ’anhu (dia berkata): “Sesungguhnya seorang laki-laki makan di sisi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dengan tangan kirinya, maka beliau bersabda:
كُلْ بِيَمِيْنِكَ
“Makanlah dengan tangan kananmu!”
Laki-laki itu menjawab, “Aku tidak bisa!” Beliau bersabda, “Engkau tidak akan bisa,” (Perawi mengatakan) tidak ada yang bisa mencegahnya kecuali kesombongan! Berkata Salamah: “Maka dia tidak bisa mengangkat tangan kanannya kemulutnya (setelahitu-ed) “. (Diriwayatkan oleh Muslim hadits no. 2021)
Disebutkan dalam kitab Al-Bidayah Wa Nihayah karya Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah, bahwa seseorang yang bernama A’yun bin Dhubai’ah berusaha untuk melihat sekedup milik Ummul Mukminin Aisyah pada saat perang Jamal. Pria ini ingin mengintip Aisyah. Orang ini memang sering melakukan perbuatan tidak senonoh.
“Menjauhlah engkau dariku, semoga Allah melaknatmu!”, kata ‘Aisyah.
“Demi Allah, tidaklah aku melihat melainkan humaira’ yang merah pipinya!”, jawab lelaki hidung belang itu.
“Semoga Allah membeberkan aibmu, memotong tanganmu dan membuka auratmu!” kata ‘Aisyah lagi.
Tidak lama setelah itu lelaki kurang ajar itu terbunuh di daerah Bushrah. Ia disalib dan tangannya dipotong. Bahkan ia dilempar tombak dalam keadaan telanjang bulat oleh beberapa kabilah Azd.
Memang benar,hukuman itu sesuai perbuatan! Begitu pula perbuatan baik, Allah tidak pernah akan menyia-nyiakannya, tidak saja di dunia, namun di akhirat akan dibalas dengan balasan yang paling baik dan sempurna
—–
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifah
Murojaah: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Referensi :
- 100 Kisah Tragis Orang-Orang Zalim , Hani Al-Hajj, Buana Ilmu Islam, Banyumas, 2013.
- Ta’zhim As-Sunnah ( Terjemahan), Abdul Hayyum bin Muhammad As-Sahaibani, PustakaHaura’, Yogyakarta.
Artikel Muslimah.Or.Id