Hidup penuh dengan rasa. Teh (syay kata orang Arab) sebagai contoh memiliki banyak warna dan rasa. Ada teh China, Inggris, Indonesia dengan melatinya, Sri Langka, bahkan Kenya di Afrika sana terkenal dengan tehnya. Warnanya juga berbeda-beda, ada teh hitam, ada teh merah, ada teh hijau dan ada teh putih. Teh putih? Saya pertama kali melihat bungkus teh putih di apotik merasa heran, karena ini pertama kali saya mengetahui ada yang namanya teh putih.
Ibadah juga ternyata macam dan ragamnya seperti jenis dan warna teh, bahkan jauh lebih banyak lagi. Ada puasa, salat, haji, jihad, menuntut ilmu, bersedekah, melerai orang yang berselisih, mencarikan jodoh bagi yang belum mendapatkan jodoh, dan banyak lagi yang lainnya.
Ternyata di antara kita ada yang rajin puasa, ada yang rajin salat malam, ada yang rajin berdakwah di Facebook, rajin menuntut ilmu, rajin membersihkan masjid, rajin mencari uang dan uangnya disedekahkan bagi anak yatim piatu, bekerja keras untuk membuka lapangan kerja agar para pemuda muslim dapat bekerja dan segera menjemput jodoh, melakukan penelitian ilmiah untuk kebaikan umat Islam dan.. ada banyak dan banyak lagi.
Dan kehidupan itu membutuhkan perbedaan, dengannya kita saling bahu-bahu untuk menjadi hamba Allah, dengannya kita saling bantu-membantu untuk membangun kejayaan bagi umat Islam. Kita mengambil bagian darinya sebagai ibadah kita sesuai dengan kemampuan yang diberikan oleh Allah ta’ala.
Juga sesuai dengan pintu kebaikan yang Allah Ta’ala bukakan bagi kita dan ternyata Allah Ta’ala membagi rezeki dalam beribadah seperti rezeki dalam harta. Itu bukan kata saya loh, itu adalah kata ulama berikut ini.
Abdullah bin Abdul Aziz Al-Umari rahimahullah, salah seorang ahli ibadah (ibadah puasa, salat, dan seterusnya, ibadah dalam arti yang lebih khsusus) mengajak Imam Malik bin Anas rahimahullah untuk meninggalkan mengajarkan ilmu dan beribadah seperti dirinya. Imam Malik rahimahullah menjawab,
“Sesungguhnya Allah Ta’ala membagi amalan-amalan di antara hamba-Nya sebagaimana membagi rezeki. Terkadang seorang hamba dibukakan baginya pintu salat, tapi tidak terbuka baginya pintu puasa (maksudnya, memperbanyak puasa yang sunah). Ada yang dibukakan baginya pintu jihad, tapi tidak dalam salat. Ada pula yang dibukakan baginya pintu sedekah, tapi tidak dalam berpuasa. Engkau telah mengetahui bahwa menyebarkan dan mengajarkan ilmu merupakan amalan yang utama, dan aku telah rida terhadap apa yang Allah Ta’ala bukakan pintunya bagiku dan yang Dia bagikan untukku. Dan aku tidak merasa bahwa apa yang aku berada padanya lebih rendah dari apa yang kamu berada padanya dalam ibadahmu. Kita berdua berada di dalam kebaikan, insya Allah.” (Al-Istidzkar, 5: 146)
Ternyata antara ibadah dan teh ada persamaannya, sama-sama banyak jenis dan ragamnya. Yang tidak dapat minum teh putih, teh hijau juga oke…
Semoga saudara dan saudariku selalu dalam kebaikan-Nya… Amiin.
—
Penulis: Ust. Muhammad Sanusin, Lc.
Artikel Muslimah.or.id





ternyata begitu ya min,, yang penting istiqomah, sedikit sedikit namun selalu,, semoga Allah selalu membimbing kami.. Aamiin
aku copy paste ya, buat tugas sekolah. makasih infonya,