Muslimah.or.id
Donasi muslimah.or.id
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah
No Result
View All Result
Muslimah.or.id
No Result
View All Result
Donasi muslimahorid Donasi muslimahorid

Salah Satu Cara Hikmah Mengikis Bid’ah

Yulian Purnama oleh Yulian Purnama
26 Juni 2014
di Manhaj
0
Share on FacebookShare on Twitter

Daftar Isi

Toggle
  • Rasulullah telah memberi peringatan
  • Bagai memegang bara api
  • Salah satu cara mengikis bid’ah dengan hikmah

Saudariku, sungguh kita ini hidup di akhir zaman, dimana fitnah syahwat dan syubhat merajalela. Diantara fitnah (bencana) yang begitu keras menerpa umat adalah tersebarnya bid’ah di tengah kaum Muslimin. Sampai-sampai perkara bid’ah dianggap biasa bahkan dianggap sebagai bagian dari syariat.

Rasulullah telah memberi peringatan

Sungguh ini telah dikabarkan oleh Rasulullah, bahwa sepeninggal beliau akan banyak muncul berbagai kebid’ahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ، وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ حَبَشِيٌّ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي، وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، تَمَسَّكُوا بِهَا، وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan taat kepada pemimpinو walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata, “Hadis ini hasan shahih.”)

Beliau juga bersabda,

Donasi Muslimahorid

أَنَا فَرَطُكُمْ عَلَى الحَوْضِ، وَلَيُرْفَعَنَّ مَعِي رِجَالٌ مِنْكُمْ ثُمَّ لَيُخْتَلَجُنَّ دُونِي، فَأَقُولُ: يَا رَبِّ أَصْحَابِي، فَيُقَالُ: إِنَّكَ لاَ تَدْرِي مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ

“Aku akan mendahului kalian di al-haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al-haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku.’ Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu.“ (HR. Bukhari no. 6576, 7049)

Bagai memegang bara api

Namun di zaman penuh fitnah ini, menjauhi dan mengingkari kebid’ahan semakin berat. Pelaku bid’ah disenangi, sedangkan yang memperingatkan dari bid’ah akan dimusuhi. Sungguh berat bagaikan memegang bara api. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ الصَّابِرُ فِيهِمْ عَلَى دِينِهِ كَالقَابِضِ عَلَى الجَمْرِ

“Akan tiba suatu zaman bagi manusia, barangsiapa di antara mereka yang bersabar berpegang teguh pada agamanya, ia ibarat menggenggam bara api.” (HR. At-Tirmidzi no. 2260, disahihkan Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi)

Dalam menjelaskan hadis ini, Al-Munawi rahimahullah berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengibaratkan dengan perumpamaan yang bisa cerna secara inderawi. Maksudnya orang yang bersabar dalam berpegang pada hukum Al-Qur’an dan As-Sunnah akan mendapatkan perlakuan keras dan kesulitan-kesulitan dari ahlul bid’ah dan orang-orang menyimpang dianalogikan bagai memegang bara api dengan genggaman tangannya, bahkan lebih dahsyat dari itu.” (Faidhul Qadir, 6: 456)

Namun kita tentu tidak boleh menyerah, karena wasiat kekasih tercinta kita, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, adalah “Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan.” Terlebih lagi orang yang bisa melalui masa sabar itu akan mendapat keutamaan,

 فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ، لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ

“Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari kesabaran, orang yang tetap mengamalkan ajaran agama ketika zaman itu akan mendapatkan pahala amalan 50 orang dari kalian (para sahabat Nabi).” (HR. Abu Daud no. 4341, disahihkan Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 494)

Salah satu cara mengikis bid’ah dengan hikmah

Mengingkari bid’ah secara frontal dan ofensif di masa ini, tentu akan mendapatkan pertentangan. Maka tentu sudah semestinya kita mencari cara yang hikmah dalam mengingkarinya. Bukanlah dakwah itu pada asalnya dengan hikmah dan lemah lembut?

Salah satu cara mengikis bid’ah dengan lembut dan hikmah adalah: dengan menyebarkan sunnah Nabi. Karena kebanyakan kaum Muslimin melakukan bid’ah karena ketidak-tahuan mereka terhadap sunnah Nabi Shallallahu‘alaihi wasallam. Mereka bersemangat untuk mendekatkan diri kepada Allah namun mereka tidak tahu dengan jalan apa? Sebagian ada yang membuat cara-cara sendiri, ada pula yang ikut-ikutan orang lain dalam kebid’ahan. Sehingga akhirnya sunnah Nabi pun mati karenanya.

Hasan bin ‘Athiyyah rahimahullah berkata,

مَا ابْتَدَعَ قَوْمٌ بِدْعَةً فِي دِينِهِمْ، إِلَّا نَزَعَ اللَّهُ مِنْهُمْ سُنَّةً مِنْ سُنَنِهِمْ

“Tidaklah suatu kaum membuat-buat kebid’ahan, melainkan Allah akan mencabut suatu Sunnah yang semisalnya.” (Dinukil dari ‘Ilmu Ushulil Bida’ hal. 288)

Maka mafhumnya, menghidupkan sunnah Nabi akan mematikan bid’ah atau mengikisnya. Bid’ah juga semakin tersebar jika penyeru Sunnah Nabi melemah, enggan menegakkan dan menyebarkan sunnah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Suatu perbuatan bid’ah yang tersebar luas itu awalnya dimulai dari bid’ah yang remeh. Dan setiap para penegak cahaya (sunnah) Nabi melemah, bid’ah semakin kuat.” (Aqidah Tadmuriyyah hal. 194)

Dengan semakin mengetahui Sunnah Nabi, kecenderungan seseorang untuk berbuat bid’ah akan semakin berkurang. Karena sunnah Nabi itu banyak, dalam setiap sendi kehidupan. Andaikan diamalkan semuanya, maka seseorang akan tersibukkan, dan tidak akan menoleh untuk melakukan bid’ah. Oleh karena itulah, Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata,

اتَّبِعُوا وَلَا تَبْتَدِعُوا، فَقَدْ كُفِيتُمْ

“Ikutilah Sunnah Nabi, dan jangan berbuat bid’ah, sesungguhnya kalian telah tercukupi (dengan sunnah Nabi).” (Dibawakan oleh Al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 1: 186; ia berkata, “Semua rijalnya adalah rijal As-Shahih.”)

Maka saudariku, kikislah bid’ah dengan terus menuntut ilmu, dan terus mendakwahkan Sunnah Nabi kepada kaum Muslimin serta bersabar dalam mendakwahkannya. Beri pengajaran dan bimbingan para orang-orang sekitar kita yang masih banyak tenggelam dalam kebid’ahan, jika memang melarang mereka secara frontal akan menimbulkan mudharat. Beri tahu kepada mereka sunnah-sunnah Nabi dari sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Beri tahu kepada mereka sunnah-sunnah Nabi dalam aqidah, manhaj, akhlak. Beri tahu mereka dengan dalil dan cara yang lemah lembut. Semoga hidayah Allah menyapa mereka dengan sebab itu.

Demikian, dengan semakin tersebarnya sunnah, bid’ah semakin terkikis. Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayahnya kepada kita semua. Wabillahit Taufiq.

—

Penulis: Yulian Purnama

Artikel Muslimah.or.id

ShareTweetPin
Muslim AD Muslim AD Muslim AD
Yulian Purnama

Yulian Purnama

Alumni Ma'had Al Ilmi Yogyakarta, kontributor Muslim.or.id dan PengusahaMuslim.com

Artikel Terkait

menolak mafsadat

Kaidah Penting: Menolak Mafsadat Didahulukan daripada Mengambil Manfaat

oleh Redaksi Muslimah.Or.Id
21 Januari 2014
1

Pembahasan kaidah fikih "Menolak Mafsadat Didahulukan daripada Mengambil Manfaat", bagaimana penerapannya?

Taat kepada Pemerintah

Pentingnya Taat kepada Pemerintah dan Larangan untuk Menyelisihinya

oleh Rahmadita Fajri Indra
3 Desember 2024
0

Saudariku yang dirahmati oleh Allah 'Azza wa Jalla, banyak kejadian di zaman sekarang yang kita lihat di berita di TV...

Haruskah Taqlid? (Bag. 2)

oleh Ummu Sa'id
5 Oktober 2011
4

Baca pembahasan sebelumnya: Haruskah Taqlid? (Bag. 1) Para Imam Mazhab telah melarang taqlid Di Indonesia, kita mengenal empat mazhab besar...

Artikel Selanjutnya

Surga Bagi Yang Sabar Dalam Meninggalkan Syahwat

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid Donasi Muslimahorid
Logo Muslimahorid

Kantor Sekretariat Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA).

Pogung Rejo RT 14 RW 51 no. 412
Sinduadi, Mlati, Sleman, D.I Yogyakarta, Indonesia, 55284.

Media Partner

YPIA | Muslim.or.id | Radio Muslim | FKIM

Buletin At Tauhid | MUBK | Mahad Ilmi | FKKA

Kampus Tahfidz | Wisma Muslim | SDIT Yaa Bunayya

Wisma Muslimah | Rumah Tahfidz Ashabul Kahfi

Ikuti Kami

  • Tentang Kami
  • Donasi
  • Pasang Iklan
  • Kontak

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.

Kami Ingin Tahu Pendapat Anda Tentang Website Muslimah.or.id

No Result
View All Result
  • Akidah
  • Manhaj
  • Fikih
  • Akhlak dan Nasihat
  • Keluarga dan Wanita
  • Pendidikan Anak
  • Kisah

© 2025 Muslimah.or.id - Meraih Kebahagiaan Muslimah di Atas Jalan Salaful Ummah.