Saudariku, sungguh kita ini hidup di akhir zaman, dimana fitnah syahwat dan syubhat merajalela. Diantara fitnah (bencana) yang begitu keras menerpa umat adalah tersebarnya bid’ah di tengah kaum Muslimin. Sampai-sampai perkara bid’ah dianggap biasa bahkan dianggap sebagai bagian dari syariat.
Rasulullah telah memberi peringatan
Sungguh ini telah dikabarkan oleh Rasulullah, bahwa sepeninggal beliau akan banyak muncul berbagai kebid’ahan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
?????????? ????????? ??????? ??????????? ???????????? ?????? ??????? ?????????? ????????? ???? ?????? ???????? ??????? ????????? ??????????? ???????? ???????????? ?????????? ????????? ???????????? ??????????????? ????????????? ??????????? ????? ????????? ????????? ?????????????? ???????????? ????????????? ????????? ??????? ????? ?????????? ???????? ??????? ???????? ?????????
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Karena barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada sunnah-ku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk. Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian. Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan karena setiap perkara (agama) yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”)
Beliau juga bersabda:
????? ?????????? ????? ????????? ? ????????????? ??????? ??????? ???????? ?????? ????? ?????????? ?????????????? ??????????? ?????? ????????? ???? ????? ?????????? . ??????? ??? ??????? ??? ?????????? ????????
“Aku akan mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu ditampakkan di hadapanku beberapa orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini adalah umatku’. Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bid’ah) yang mereka ada-adakan sepeninggalmu’“ (HR. Bukhari no. 6576, 7049).
Bagai memegang bara api
Namun di zaman penuh fitnah ini, menjauhi dan mengingkari kebid’ahan semakin berat. Pelaku bid’ah disenangi, sedangkan yang memperingatkan dari bid’ah akan dimusuhi. Sungguh berat bagaikan memegang bara api. Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam bersabda
???????? ????? ???????? ??????? ?????????? ???????? ????? ???????? ???????????? ????? ????????
“Akan tiba suatu zaman bagi manusia, barnagsiapa di antara mereka yang bersabar berpegang teguh pada agamanya, ia ibarat menggenggam bara api” (HR. At Tirmidzi 2260, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Sunan At Tirmidzi).
Al Munawi rahimahullah dalam menjelaskan hadits ini beliau berkata: “Nabi Shallallahu‘alaihi wasallam mengibaratkan dengan perumpamaan yang bisa cerna secara inderawi. Maksudnya orang yang bersabar dalam berpegang pada hukum Al Qur’an dan As Sunnah akan mendapatkan perlakuan keras dan kesulitan-kesulitan dari ahlul bid’ah dan orang-orang menyimpang dianalogikan bagai memegang bara api dengan genggaman tangannya, bahkan lebih dahsyat dari itu” (Faidhul Qadir, 6/456).
Namun kita tentu tidak boleh menyerah, karena wasiat kekasih tercinta kita, Rasulullah Shallallahu‘alaihi wasallam , adalah “jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan“. Terlebih lagi orang yang bisa melalui masa sabar itu akan mendapat keutamaan:
???? ??? ??????? ????? ???????? ? ?????????????? ?????? ?????? ??? ???? ???? ???? ????? ????
“Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari kesabaran, orang yang tetap mengamalkan ajaran agama ketika zaman itu akan mendapatkan pahala amalan 50 orang dari kalian (para sahabat Nabi)” (HR. Abu Daud 4341, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 494).
Salah satu cara mengikis bid’ah dengan hikmah
Mengingkari bid’ah secara frontal dan ofensif di masa ini, tentu akan mendapatkan pertentangan. Maka tentu sudah semestinya kita mencari cara yang hikmah dalam mengingkarinya. Bukanlah dakwah itu pada asalnya dengan hikmah dan lemah lembut?
Salah satu cara mengikis bid’ah dengan lembut dan hikmah adalah: dengan menyebarkan sunnah Nabi. Karena kebanyakan kaum Muslimin melakukan bid’ah karena ketidak-tahuan mereka terhadap sunnah Nabi Shallallahu‘alaihi wasallam. Mereka bersemangat untuk mendekatkan diri kepada Allah namun mereka tidak tahu dengan jalan apa? Sebagian ada yang membuat cara-cara sendiri, ada pula yang ikut-ikutan orang lain dalam kebid’ahan. Sehingga akhirnya sunnah Nabi pun mati karenanya. Hasan bin ‘Athiyyah rahimahullah berkata:
?? ????? ??? ???? ?? ?????? ??? ??? ???? ?? ????? ?????
“tidaklah suatu kaum membuat-buat kebid’ahan, melainkan Allah akan mencabut suatu Sunnah yang semisalnya” (dinukil dari ‘Ilmu Ushulil Bida’ hal.288).
Maka mafhumnya, menghidupkan sunnah Nabi akan mematikan bid’ah atau mengikisnya. Bid’ah juga semakin tersebar jika penyeru Sunnah Nabi melemah, enggan menegakkan dan menyebarkan sunnah. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
???? ????? ?? ?????? ????? ?? ??? ??? ? ????? ??? ?? ???? ???? ?????? ?????? ?????? .
“Suatu perbuatan bid’ah yang tersebar luas itu awalnya dimulai dari bid’ah yang remeh. Dan setiap para penegak cahaya (sunnah) Nabi melemah, bid’ah semakin kuat” (Aqidah Tadmuriyyah hal.194, dinukil dari sini).
Dengan semakin mengetahui Sunnah Nabi, kecenderungan seseorang untuk berbuat bid’ah akan semakin berkurang. Karena sunnah Nabi itu banyak, dalam setiap sendi kehidupan. Andaikan diamalkan semuanya, maka seseorang akan tersibukkan, dan tidak akan menoleh untuk melakukan bid’ah. Oleh karena itulah Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu berkata:
???????? ??? ??????? ??? ???????
“ikutilah Sunnah Nabi, dan jangan berbuat bid’ah, sesungguhnya kalian telah tercukupi (dengan sunnah Nabi)” (dibawakan Al Haitsami dalam Majma Az Zawaid 1/186, ia berkata: “semua rijalnya adalah rijal As Shahih”).
Maka saudariku, kikislah bid’ah dengan terus menuntut ilmu, dan terus mendakwahkan Sunnah Nabi kepada kaum Muslimin serta bersabar dalam mendakwahkannya. Beri pengajaran dan bimbingan para orang-orang sekitar kita yang masih banyak tenggelam dalam kebid’ahan, jika memang melarang mereka secara frontal akan menimbulkan mudharat. Beri tahu kepada mereka sunnah-sunnah Nabi dari sejak bangun tidur hingga tidur kembali. Beri tahu kepada mereka sunnah-sunnah Nabi dalam aqidah, manhaj, akhlak. Beri tahu mereka dengan dalil dan cara yang lemah lembut. Semoga hidayah Allah menyapa mereka dengan sebab itu.
Demikian, dengan semakin tersebarnya sunnah, bid’ah semakin terkikis. Semoga Allah senantiasa melimpahkan hidayahnya kepada kita semua. Wabillahit Taufiq.
—
Penulis: Yulian Purnama
Artikel Muslim.Or.Id